Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 2

1. Latar belakang 2
2. Tujuan 3
3. Rumusan Masalah 3
4. Manfaat 3

BAB II ISI 4

2.1. Teori Ecological 4

2.2 Peran Teori Ecological 7

2.3 Teori Ethologycal 8

2.4 Peran Teori Etologycal 16

BAB III 17

3.1 . Kesimpulan 17

BAB IV 18

4.1 Daftar Pustaka 18

Page
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan pada perubahan-


perubahan dan perkembangan stuktur jasmani ( biologis), perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga
menjelang kematiannya. Mempelajari teori-teori perkembangan tidak hanya
berguna bagi orang tua dan guru dalam memberikan pelayanan dan pendidikan
kepada anak sesuai dengan tahap perkembangannya, melainkan juga berguna
dalam memahami diri kita sendiri dengan cara pendekatan biologis, lingkungan
dan suasana serta interaksi. Teori perkembangan akan memberikan wawasan dan
pemahaman tentang sejarah perjalanan hidup kita sendiri ( sebagai bayi, kanak-
kanak, remaja, dewasa atau usia lanjut ). Lebih dari itu Teori perkembangan juga
sangat berguna bagi pengambilan kebijaksanaan dalam merumuskan program dan
bantuan bagi anak-anak dan remaja. Seiring dengan perkembangan masyarakat
temporer yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam
berbagai dimensi kehidupan individu, teori perkembangan semakin dirasakan
kegunaannya oleh masyarakat. Masyarakat makin menyadari betapa individu
anak-anak, remaja, dan bahkan orang dewasa ) yang hidup pada era modern
sekarang ini berada pada masa-masa yang sulit. Menghadapi individu yang
berada dalam masa-masa sulit demilkian, jelas membutuhkan pemahaman tentang
teori perkembangan. Oleh sebab itu kami dari kelompok 2 ( dua ) megangkat tema
tentang Ecologycal theory dan Ethological theory ( lorenz,bowly,hinde

Page
2
2.TUJUAN

1. Memahami apa pengertian perkembangan.


2. Memahami apa saja macam-macam teori perkembangan serta peranya.
3. Mengetahui para tokoh tokoh teori perkembangan.

3.RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perkembangan Theory Ecologycal ?


2. Apa peran Theory Ecologycal terhapa perkembangan peserta didik?
3. Bagaimana perkembangan Theory Ethological?
4. Apa peran Theory Ethological terhadap perkembangan peserta didik?

4.MANFAAT

Dapat mengetahui apa Theory Ecologycal dan Theory Ethological dan perana
dalam perkembangan peserta didik.dan kita dapat mengetahui apa perbedaan dari
teori-teori tersebut,serta kita juga dapat mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh
pencetus teori dalam materi tentang ekologi dan etologi perkembangan peserta
didik.

BAB II
ISI

Page
3
2.1 THEORY ECOLOGYCAL

Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang


fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang
yang memengaruhi perkembangan anak.

Urie bronfenbrenner menyatakan perkembangan anak dipengaruhi oleh


orang-orang yang berada disekitarnya atau dilingkungannya dimana anak tersebut
tinggal. Beliau membagi lima keadaan(sistem) lingkungan yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak tersebut, yaitu :

1. Mikrosistem

Maksud dari mikrosistem adalah Bagaimana dan dimana anak tersebut


mengahabiskan banyak waktu luang. Sistem ini adalah anak yang lebih
berinteraksi kepada semua orang termasuk keluarga, teman sebaya, sekolah, dan
tetangga. Sehingga pada sisitem ini adalah anak yang bukan sebagai penerima
pasif melainkan anak tersebut menimbal balik apa yang dikatakan orang lain.

2. Mesosistem

Maksud dari mesosistem adalah hubungan antar-mikrosistem. Sebagai


contoh adalah bagaimana anak tersebut mandapatkan pengalaman dalam keluarga
dengan diluar keluarga seperti pengalaman yang didapat dari sekolah. Sehingga
membuat anak masih duduk dikelas 8 SMP tetapi pola pikirnya seperti anak yang
sudah duduk dikelas 9 SMP ke awal SMA (Epstein, 1983). sehingga dengan
pandainya anak tersebut mempunyai kesempatan lebih banyak dalam
berkomunikasi dan mengambil keputusan. Sistem ini yang akan menghasilkan
generasi-generasi yang sangat kritis dalam suatu keputusan atau aturan yang
sudah ada. Namun dalam sistem ini juga mempunyai sisi negatif karena dalam
sistem ini mempunyai 2 tingkatan yaitu lingkungan yang menengah keatas dan
menengah kebawah. Untuk menengah kebawah adalah bagian dari permasalahan
untuk saat ini karena dalam lingkungan menengah kebawah pada saat ini sangat
buruk. Sehingga banyak anak dalam sitem yang bersisi negatif ini memandang
sekolah dan lingkungan mereka sebagai konteks di mana mereka diperkirakan

Page
4
akan gagal dalam studi, menjadi hamil dan keluar dari sekolah, atau berperilaku
nakal. Sistem ini memberi murid harapan dan tujuan moral untuk melakukan
sesuatu yang baik bagi masyarakat anda, seperti bekerja di komunitas dan
mengajak saudara untuk bersekolah.

3.Ekosistem

Dalam sistem ini dimana anak tidak berperan aktif karena terhambat
sesuatu hal yang tidak jelas. Seperti halnya pengadaan tempat membaca oleh
humas di kampung namun karena harus memakai persetujuan dari kepala daerah
sehingga untuk pengalaman anak sedikit terhambat karena suatu hal tersebut.

4. Makrosistem

Dalam sistem ini adalah kultur atau budaya atau adat istiadat suatu
lingkungan yang mempengaruhi suatu perkembangan anak. Seperti halnya untuk
anak yang tinggal di suatu lingkungan yang baik sehingga membimbing atau
mempengaruhi anak tersebut kejalan kebenaran. Jika anak tersebut tinggal di
lingkungan yang buruk maka anak tersebut akan terpengaruhi berbuat keburukan.

5. Kronosistem

Dalam sistem ini adalah kondisi sosio historis dari perkembangan anak.
Kejadian yang mempengaruhi cara mengelola kegiatan yang dilakukan nantinya
dan keuangan. Kejadian tersebut akan terolah dengan baik jika anak tersebut lahir
pada lingkungan yang mendukungnya seperti halnya anak tersebut sebagai
generasi pertama pada lingkungan tersebut maka titik penentuan suatu lingkungan
atau adat (budaya) yang baik atau buruk dari generasi tersebut.

Dari teori Urie Bronfenbrenner tentang sistem lingkungan yang


mempengaruhi perkembangan anak. Saya dapat menyimpulkan bahwasannya jika
saya menjadi guru. Saya akan memerlukan teori yang telah di observasi oleh
beliau bahwasannya saya harus :

Page
5
1. Mendidik siswa untuk berinsteraksi langsung secara timbal balik dengan
oranglain

2. Membimbing siswa lebih banyak berkomunikasi dan mengambil


keputusan

3. Membimbing siswa untuk berperan aktif dalam berkegiatan sosial atau


pendidikan yang membawa generasi-generasi ke hasil yang baik (jalan baik)

4. Memberi contoh dan membimbing kultur atau adat(budaya) yang baik

5. Menciptakan generasi yang merata (menciptakan lingkungan yang baik)

2.2 PERANA THEORY ECOLOGYCAL

Teori ini untuk membangun potensi anak didik dan mencptakan generasi yang
berkualitas maka pendidik perlu memperhatian berbagai faktor dari lingungan di

Page
6
mana peseta didik tersebut menjalani prosesdi tubuh.Oleh sebab itu perlu adanya
kerja sama dari segala pihak atau lingkungan sehari-hari berinteraksi sosial
dengan anak,agar proses perkembangan sosiemosional anak cendrung kearah yang
positif.

2.3 THEORY ETHOLOGICAL

Etologi berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan dan
logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Ethos bisa pula berarti etis atau etika

Page
7
dapat juga berarti karakter. Jadi secara etimologi, etologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang kebiasaan atau karakter. Namun etologi lebih dahulu
dikenalkan sebagai ilmu perilaku hewan.
Etologi adalah suatu cabang ilmu zoology yang mempelajari perilaku atau
tingkah laku hewan, mekanisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Ilmu yang mempelajari perilaku atau karakter hewan tersebut digunakan di dalam
pendekatan ilmu psikologi perkembangan. Teori ini mencoba menjelaskan
perilaku manusia. Sehingga di dalam ilmu psikologi, etologi berarti ilmu yang
mempelajari perilaku manusia di dalam pengaturan yang alami. Semua perilaku
manusia adalah bentuk reaksi dari apa yang terjadi di lingkungan alaminya. Teori
Etologi memahami bahwa perilaku manusia mempunyai relevansi dengan
perilaku binatang. Sifat-sifat yang menonjol dari setiap binatang diantaranya
adalah sifat mempertahankan wilayahnya, bertindak agresif, dan perasaan ingin
menguasai sesuatu. Sifat-sifat ini ditemukan pula pada diri manusia. Karena hal
tersebut, maka para etolog memandang bahwa insting merupakan sifat dasar
hewan dan aspek penting dalam memahami perilaku manusia.

Etologi muncul sebagai kontributor penting terhadap teori perkembangan


manusia karena ahli ilmu hewan Eropa, terutama Konrad Lorenz (1903-1989)
lebih sering bekerja dengan angsa Eurasia, Lorenz mempelajari pola perilaku yang
pada awalnya dianggap telah terprogram dalam gen burung. Pengamatannya
mengenai seekor anak angsa yang baru lahir sepertinya dilahirkan dengan insting
untuk mengikuti ibunya. Pengamatan menunjukkan bahwa anak angsa tersebut
langsung mengikuti induknya segera setelah menetas. Apakah perilaku ini
diprogram kedalam anak angsa tersebut? Dari pertanyaan inilah Lorenz
melakukan sebuah eksperimen yang mengagumkan, Lorenz membuktikan bahwa
kesenjangan yang diwariskan ini merupakan penjelasan yang terlalu sederhana
bagi perilaku si anak angsa. Lorenz memisahkan telur-telur yang ditetsakan oleh
seekor angsa ke dalam dua kelompok. Salah satu kelompok ia kembalikan pada si
ibu angsa untuk ditetaskan. Kelompok yang lain ditetaskan di dalam inkubator.
Anak angsa dalam kelompok pertama mengikuti ibunya segera setelah ditetaskan.

Page
8
Di sisi lain, anak angsa di kelompok kedua yang langsung melihat Lorenz
ketika mereka menetas, mengikutinya kemanapun ia pergi, seolah ia adalah ibu
mereka. Lorenz menandai anak angsa tersebut dan menempatkan kedua kelompok
kedalam sebuah kotak. Ibu angsa dan Ibu Lorenz berdiri berdampingan saat
kotak tersebut diangkat. Tiap kelompokk anak angsa langsung melihat kearah
ibunya. Lorenz menyebut proses ini imprinting: pembelajaran yang cepat dan
alami periode kritis yang terbatas yang menghasilkan kelekatan pada benda
bergerak pertama yang terlihat.

B. Teori Perkembangan Etologi


Teori Etologi dari perkembangan memandang bahwa perilaku sangat
dipengaruhi oleh biologi dan evolusi (Hinde,1992; Rosenzweig,2000). Teori
etologi merupakan sebuah studi mengenai tingkah laku, khususnya tingkah laku
hewan.
Teori ini juga menekankan bahwa kepekaan kita terhadap jenis pengalaman
yang beragam berubah sepanjang rentang kehidupan, Dengan kata lain, ada
periode kritis atau sensitif bagi beberapa pengalaman. Jika kita gagal mendapat
pengalaman selama periode kritis tersebut, teori etologi menyatakan bahwa
perkembangan kita tidak mungkin dapat optimal. Penamaan (imprinting) dan
periode penting (critical period) merupakan konsep kunci. Teori ini di tegakkan
berdasarkan penelitian yang cermat terhadap perilaku binatang dalam keadaan
nyata.
Pandangan etologi dari Lorenz dan ahli ilmu hewan Eropa lain membuat
psikologi perkembangan Amerika mengetahui pentingnya dasar biologis dari
perilaku. Meskipun demikian, penelitian dan pemaknaan teori etologi masih
kekurangan bahan-bahan yang akan meningkatkan teori tersebut hingga ke tingkat
sejajar dengan lain. Secara khusus, hanya sedikit atau bahkan tidak ada dalam
pandangan etologi klasik yang membahas mengenai karakteristik hubungan sosial
sepanjang rentang kehidupan manusia, sesuatu yang harus dijelaskan oleh teori
perkembangan manapun. Teori etolog klasik lemah dalam mensimulasikan studi
dengan manusia.

Page
9
Perluasan pandangan etologi akhir-akhirnya ini telah meningkatkan
statusnya sebagai perspektif perkembangan yang berharga. Satu perubahan
penting yaitu daripada menekankan pada periode kritis yang kaku dan sempit, kini
teori etologi menawarkan periode sensitif yang lebih panjang. Salah satu dari
beberapa penerapan penting teori etologi pada perkembangan manusia meliputi
teori kelekatan John Bowlby (1969,1989). Bowlby menyatakan bahwa kelekatan
pada pengasuh selama satu tahun pertama kehidupan memiliki konsekuensi
penting sepanjang hidup. Dalam pandangannya, jika kelekatan ini positif dan
aman, seseorang mempunyai dasar untuk berkembang menjadi individu yang
kompeten yang memiliki hubungan sosial positif dan menjadi matang secara
emosional. Jika hubungan kelekatannya negatif dan tidak aman, menurut Bowlby
saat si anak tumbuh ia akan mungkin menghadapi kesulitan dalam hubungan
sosial serta dalam menangani emosi.
Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi,
terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka. Konsep
periode penting (critical period), adalah suatu periode tertentu yang sangat dini
dalam perkembangan yang memunculkan perilaku tertentu secara optimal. Para
Etolog adalah para pengamat perilaku yang teliti, dan mereka yakin bahwa
laboratorium bukanlah setting yang baik untuk mengamati perilaku. Mereka
mengamati perilaku secara teliti dalam lingkungan alamiahnya seperti : di rumah,
taman bermain, tetangga, sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
Pendekatan Metodologis dalam etologi (Pendekatan yang memahami tingkah laku
dengan setting yang alamiah) Langkahlangkahnya :
1. Mengetahui informasi tentang spesies tersebut sebanyak mungkin,
2. Mengamati tingkah laku khasnya,
3. Membandingkan dengan tingkah laku spesies yang lain.

C. Tokoh- tokoh dalam teori Etologi


Etologi Modern :

Page
10
a

2. Nikolas Tinbergen ( Den Haag, 1907 1988 )


Seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi penghargaan nobel
dalam fisiologi atau kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan
Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. Tinbergen terkenal
dengan empat pertanyaan yang dipercayainya yang harus ditanyakan berkenaan
dengan berbagai perilaku binatang. Selain itu, dengan metodenya ia
menerapkannya untuk menangani gejala autisme pada anak.
Kerjasama Lorenz dan Tinbergen, mengemukakan bahwa etologi selalu
memperhatikan empat jenis penjelasan setiap perilaku:
1. Fungsi: Bagaimana perilaku berpengaruh kuat pada kesempatan hewan untuk
kelangsungan hidup dan reproduksi?
2. Penyebab: Apakah stimuli yang mendapatkan tanggapan itu, dan bagaimana
telah diubah oleh pembelajaran terkini?
3. Pengembangan: Bagaimana perilaku berubah dengan umur, dan apakah
pengalaman awal yang perlu untuk perilaku dapat diperlihatkan?
4. Sejarah evolusioner: Bagaimana perilaku jika dibandingkan dengan perilaku
bersama dalam spesies yang terkait, dan bagaimana mungkin telah timbul melalui
proses filogeni?
Lorenz membuat Tinbergen terkenal sebagai tanggapan naluriah yang akan
terjadi dan dapat dipercaya dalam kehadiran stimuli yang dapat dikenali (disebut
stimuli tanda atau stimuli pembebasan). Pola aksi ini kemudian dapat
dibandingkan melintasi spesies bebek dan angsa, serta persamaan dan perbedaan
antara perilaku yang dibandingkan dengan persamaan dan perbedaan dalam
morfologi.
Para etolog mencatat bahwa stimuli yang membebaskan pola aksi tertentu
umumnya menonjolkan kemunculan atau perilaku lain pada anggota spesies
mereka sendiri, dan mereka dapat menunjukkan bagaimana bentuk penting
komunikasi hewan dapat ditengahi dengan pola aksi tertentu yang sedikit
sederhana.

Page
11
Tinbergen melakukan percobaan dengan menggunakan sarang tawon yang
ditempatkan di tengah lingkaran bunga pinus, kemudian lingkaran bunga pinus
dipindahkan disamping sarangnya. Ternyata tawon tersebut kembali ketengah
lingkaran, tidak ke sarang. Demikian pula setelah lingkaran bunga pinus diganti
dengan lingkaran baru tanpa sarang, dan disebelahnya dibentuk segitiga dari
bunga pinus dengan sarang di tengahnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tawon
kembali ke lingkaran baru, bukan ke sarang di tengah segitiga bunga pinus. Hasil
tersebut menyatakan bahwa tawon dapat menggunakan suatu bentuk di tanah dan
terus menjaga lingkaran tersebut dengan belajar untuk mangenal sesuatu..

3.JohnBowlby(1907-1990)
Seorang psikiater dan psikoanalis, terkenal karena minatnya dalam
perkembangan anak. Bowlby lahir di London. Teori Bowlby (Teori Kelekatan)
dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan. Menurut
teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku sangat lekat pada anak sehingga
diprogram secara evolusioner dan instinktif. Sebenarnya tingkah laku kelekatan
tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara
biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku. Bowlby (Hetherington dan
Parke,1999) percaya bahwa perilaku awal sudah diprogam secara biologis. Reaksi
bayi berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu
dan perlindungan atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan
ibu dan anak. Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan
perhatian yang diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini
adalah anak dan ibu akan mengembangkan hubungan kelekatan yang saling
menguntungkan (mutuality attachment).
Teori etologi juga menggunakan istilah psychological bonding yaitu hubungan
atau ikatan psikologis antara ibu dan anak, yang bertahan lama sepanjang rentang
hidup dan berhubungan dengan kehidupan sosial (Bowley dalam Hadiyanti,1992).
Bowlby menyatakan bahwa kita dapat memahami tingkah laku manusia dengan
mengamati lingkungan yang diadaptasinya yaitu : lingkungan dasar tempat
berkembang. Dalam kehidupannya seringkali manusia menghadapi ancaman
untuk mendapat perlindungan, anak-anak memerlukan mekanisme untuk menjaga

Page
12
mereka dan dekat dengan orangtuanya dengan kata lain mereka harus
mengembangkan tingkah laku kelekatan (attachment).
Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, kucing suka bermain-main
dengan obyek yang bisa bergerak-gerak yang membuatnya sangat menarik. Sama
halnya dengan manusia pada saat masa anak-anak, mereka suka bermain.

D. Fase-fase Kelekatan dalam Teori Etologi


Fase pertama Merespon kepada seseorang. Fase ini akan terjadi pada bayi lahir
sampai berusia 3 bulan.
Fokus hanya terhadap orang-orang yang dikenalnya. Fase ini terjadi pada bayi
berusia 3 sampai 6 bulan. Hal ini terjadi karena adanya intensitas aktivitas antara
bayi dan orang-orang yang sering berinteraksi dengannya, sehingga bayi mulai
dapat membedakan antara orang yang dikenal dan yang tidak.
Kelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif terhadap orang-orang
sekitarnya. Fase ini terjadi saat bayi berusia 6 bulan sampai 3 tahun.
Menunjukkan tingkah laku persahabatan. Pada fase ini anak mulai menunjukkan
sikap kelekatan dan ketertarikan terhadap teman sebayanya dan orang-orang yang
baru ditemuinya. Fase ini terjadi pada usia 3 tahun sampai akhir masa kanak-
kanak.
Kelekatan seorang anak mengikuti arah yang serupa dengan proses
pencetakan (imprinting) pada hewan. Imprinting adalah proses dimana hewan
belajar stimuli pemicu untuk melepaskan insting-insting sosial mereka.
Pada manusia, kita dapat mengamati proses serupa, meskipun berkembang
sangat lambat. Selama minggu-minggu pertama hidupnya bayi tidak bisa secara
aktif mengikuti objek lewat keinginan mereka sendiri melainkan hanya melakukan
respon sosial langsung kepada orang-orang. Namun, sejak usia 3 bulan mereka
mulai mempersempit kemelekatan mereka hanya kepada beberapa orang, dan
akhirnya pada satu orang saja.

E. Mekanisme Perkembangan

Page
13
1. Etologi menekankan pada proses biologis yang berinteraksi dengan pengalaman.
Kematangan fisik, termasuk perubahan hormonal, perkembangan lokomotor, dan
peningkatan efisiensi sistem saraf menandai pentingnya periode sensitif.
2. Sebagai tambahan dari perubahan biologis sepanjang rentang kehidupan,
terdapat kemampuan belajar yang innate (yang umum & spesifik). Kemampuan
ini terkait dengan tingkah laku insting, yaitu tingkah laku yang tidak pernah
dipelajari dan muncul karena stimulus eksternal tertentu. Contohnya: tindakan
penyelamatan diri anak ayam oleh induknya karena dapat merespon kapanpun jika
anak-anaknya berada dalam bahaya.
3. Kemampuan belajar yang dibangun sampai sistem saraf inilah yang
memungkinkan organisme dapat belajar dari pengalamannya.
4. Etologis juga mempelajari perilaku yang dipelajari (learned behavior) yang
ditujukan untuk adaptasi.
Kritik Terhadap Teori Etologi yaitu :
1. Konsep periode kritis dan periode sensitive masih terlalu kaku.
2. Terlalu menekankan pada dasar biologis.
3. Perhatian terhadap kognisi kurang memadai.
4. Teori tersebut lebih baik dalam menghasilkan penelitian-penelitian dengan
hewan daripada dengan manusia.

Page
14
This theory also emphasizes that our sensitivity to the diverse types of
experiences that change throughout the life span, in other words, there is a
period of critical or sensitive for some experience. If we fail to gain
experience during this critical period, ethology theory states that our
development may not be optimal. Naming (imprinting) and the critical
period (critical period) is a key concept. This theory is enforced based on
careful study of the behavior of animals in a real state.

2.4 PERANA THEORY ETHOLOGICAL

Teori ini memberikan dasar bagi pemahaman periode kritis perkembangan dan
prilaku yang melekat pada anak segera setelah di lahirkan.Kepekaan terhadap
jenis pengalaman yang berbeda berubah sepanjang siklus kehidupan.Adanya atau
tidak adanya pengalaman-pengalaman tertentu pada waktu tertentu sselama masa
hidup mempengaruhi individu dengan baik di luar waktu pengalam pengalam itu
terjadi.

Page
15
This theory provides a basis for understanding the critical period of
development and behavior attached to the child shortly after
lahirkan.Kepekaan against different types of experiences that change
throughout the cycle kehidupan.Adanya or not their experiences at a certain
time sselama lifetimes affect individual well experince outside experince time
it happened.

BAB III

KESIMPULAN

Page
16
1. Theory Ecologycal adalah teori yang dikembangkan oleh Urie
Bronfenbrenner (1917) yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial
di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan
anak.

2. Theory Ethological adalah Etologi berasal dari bahasa yunani yaitu ethos
yang berarti kebiasaan dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan.
Ethos bisa pula berarti etis atau etika dapat juga berarti karakter. Jadi
secara etimologi, etologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kebiasaan
atau karakter.

3. Teori Etologi ini memberikan dasar bagi pemahaman periode kritis


perkembangan dan prilaku yang melekat pada anak segera setelah di
lahirkan.Kepekaan terhadap jenis pengalaman yang berbeda berubah
sepanjang siklus kehidupan.Adanya atau tidak adanya pengalaman-
pengalaman tertentu pada waktu tertentu sselama masa hidup
mempengaruhi individu dengan baik di luar waktu pengalam pengalam itu
terjadi.

4. Teori Ecologi ini untuk membangun potensi anak didik dan mencptakan
generasi yang berkualitas maka pendidik perlu memperhatian berbagai
faktor dari lingungan di mana peseta didik tersebut menjalani prosesdi
tubuh.Oleh sebab itu perlu adanya kerja sama dari segala pihak atau
lingkungan sehari-hari berinteraksi sosial dengan anak,agar proses
perkembangan sosiemosional anak cendrung kearah yang positif.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Page
17
1. Strawberry ( 27 Febuari 2014 ) perkembangan Peserta Didik.
http://Strawberry06.blogspot.com/2014/02/Perkembangan-peserta-didik
2. Weloveblitar 27 April 2013 ) Teori Ethologycal.
http://Weloveblitar.blogspt.com/2013/04/Teori-Ethologycal

3. Herryfebrianto ( 18 juni 2012 ) Teori Echological

http://Herryfebrianto.blogspot.com/2012/06/Teori-Ecological

Page
18

Anda mungkin juga menyukai