Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Termodinamika adalah nama yang diberikan untuk studi proses di mana energi ditransfer
sebagai kalor dan sebagai kerja. Dalam termodinamika terdapat beberapa hukum yang
meliputinya. Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi adalah kekal. Sebagai
contoh, ketika sebuah benda yang panas diletakkan bersentuhan dengan benda yang dingin, kalor
mengalir dari yang panas ke yang dingin, tidak pernah sebaliknya secara spontan. Jika kalor
meninggalkan benda yang dingin dan masuk ke yang panas, energi akan tetap bisa kekal. Tetapi
ini tidak berlangsung secara spontan.
Ada banyak contoh lain dari proses yang terjadi di alam tetapi kebalikannya tidak pernah
terjadi. Misal, cangkir kopi dan gelas akan pecah seketika jika Anda menjatuhkannya. Tetapi
pecahannya tidak akan bersatu kembali seketika.
Hukum termodinamika pertama, kekekalan energi, tidak akan dilanggar jika proses-proses
ini terjadi dengan sebaliknya. Untuk menjelaskan tidak adanya reversibilitas (bisa balik) para
ilmuwan di paruh kedua abad sembilanbelas merumuskan prinsip baru yang dikenal dengan
hukum termodinamika kedua. Hukum ini merupakan pernyataan mengenai proses yang terjadi di
alam dan yang tidak. Hukum ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, semuanya sama.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bunyi hukum termodinamika kedua?
2. Bagaimana pernyataan Kelvin-Planck dan Clausius tentang hukum termodinamika kedua?
3. Bagaimana kesetaraan perumusan Kelvin-Planck dan Clausius?
4. Apa itu proses reversibel dan ireversibel?
5. Apa itu entropi?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan bunyi hukum termodinamika kedua.
2. Menjelaskan pernyataan Kelvin-Planck dan Clausius tentang hukum termodinamika kedua.
3. Menjelaskan dan menyatakan kesetaraan perumusan Kelvin-Planck dan Clausius.
4. Menjelaskan proses reversibel dan ireversibel.
5. Menjelaskan apa itu entropi.
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini melalui prosedur studi pustaka, baik media buku maupun internet.
Semua informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, kami gabungkan menjadi
satu kesatuan dan menyeluruh, untuk menjelaskan makalah kami tentang hukum termodinamika
kedua, sehingga kami dapat menarik kesimpulan dari intisari pembahasan makalah ini.

BAB II
ISI
A. HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata
lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua
termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan
mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu keduanya sama.
(Marthen Kanginan, 2007: 246 dan 250)
Gambar dibawah ini memperlihatkan dua sistem yang berbeda dan masing-masing
dilingkupi oleh dinding adiabatik. Pada gambar (a) sebuah benda yang suhunya T 1 bersinggungan
dengan benda lain (reservoir) yang suhunya T2. Jika suhu T2 lebih tinggi dari pada T1 maka
sejumlah bahang akan mengalir dari reservoir masuk ke dalam benda pertama sampai akhirnya
dicapai keadaan seimbang. Dalam keadaaan seimbang ini, suhu benda pertama berubah menjadi
T2 sama dengan suhu reservoir. Proses ini terjadi secara spontan. Seperti yang diketahui,
reservoir adalah benda yang karena ukurannya besar atau karena sejumlah bahang mengalir
keluar masuk ke dalamnya, suhunya tidak berubah.
Gambar 1. Dua sistem berbeda oleh dinding adiabatik
Pada gambar (b) dilukiskan suatu bejana yang terbagi dua oleh diafragma. Bagian kiri
berisi sejumlah gas dan bagian kanan hampa. Jika diafragma dirobek, maka sejumlah molekul
gas dari bagian kiri akan bergerak memasuki bagian kanan sampai akhirnya dicapai keadaan
seimbang dengan kedua bagian mempunyai tekanan yang sama. Proses inipun tak dapat
berlangsung ke arah sebaliknya. Dari keadaan seimbang dengan molekul-molekul gas
menempati kedua bagian dengan tekanan yang sama kemudian sejumlah molekul bergerak ke
kiri sampai akhirnya bagian kanan menjadi hampa. Dari varian di atas dapat disimpulkan bahwa
tampaknya hukum pertama tidak sensitif terhadap arah proses.
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin
terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua termodinamika
yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan
fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut
entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin
terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut
selalu naik atau tetap tidak berubah.
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin atau
pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Maka hukum kedua secara langsung
menjadi relevan pada banyak soal praktis yang penting. Hukum kedua termodinamika juga dapat
dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau
keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah
mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal
100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai
berikut :

Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana sistem
menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi
kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan mesin dari hukum kedua
termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami energi
dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan
acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang
sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan
dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit
daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum
pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan
dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama
mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua
termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah
sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas,
tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai
pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan
perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan pendingin dari hukum kedua
termodinamika.
Pernyataan pendingin ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan
pernyataan mesin. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai
contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan
pendingin dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor,
memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali.
Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan mesin dari hukum kedua, karena selisih
efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya
menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos) dan
aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses
ireversibel. Pernyataan mesin dan pendingin dari hukum kedua menyatakan bahwa proses
ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan
melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan
cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan
bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat
searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi
adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka
hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh
dan berkembang.
Gambar 2. Diagram aliran energi untuk bentuk-bentuk yang ekuivalen dari hukum kedua. (a) Sebuah pendingin
tanpa kerja (kiri), jika ada, dapat dikombinasikan dengan mesin kalor biasa (kanan) untuk membentuk sebuah
perangkat gabungan yang berfungsi sebagai mesin dengan efisiensi 100%, mengubah panas seutuhnya menjadi
kerja. (b) Sebuah mesin dengan efisiensi 100% (kiri), jika ada dapat dikombinasikan dengan pendingin biasa (kanan)

untuk membentuk sebuah pendingin tanpa kerja, memindahkan panas QC dari reservoir dingin ke reservoir panas
tanpa selisih masukan kerja. Karena keduanya adalah mustahil, maka yang satunya pun akan mustahil.

(Sears dan Zemansky, 2000: 561-562)


B.

PERNYATAAN KELVIN-PLANCK DAN RUDOLF CLAUSIUS TENTANG HUKUM


KEDUA TERMODINAMIKA

Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami konversi
energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan
Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Formulasi Kelvin-Planck
Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu
seluruhnya menjadi usaha mekanik. Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan
bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini
untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh
karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan
nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari
sumber suhu tinggi.
(4-1)
Dimana W= Q1 Q2, sehingga
(4-2)
1
2. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah)
dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada
pompa untuk melakukan usaha.
(Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin
mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain. Karena pada
hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung
dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini
diungkapkan demikian :
Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari
sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha
Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :
Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir
bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa
disertai perubahan lain. Memindahkan kalor dari temperatur rendah ke temperatur tinggi kalau
terus-menerus, akan membuat reservoir dingin menjadi lebih dingin lagi, dan reservoir panas
menjadi lebih panas lagi. Adapun proses yang terjadi pada pesawat pendingin seperti lemari es
adalah sebagai berikut :
a. Zat cair pada tekanan tinggi harus melalui saluran yang sempit, menuju ke ruang yang lapang.
Proses ini disebut proses Joule-Kelvin.
b. Tiba diruang yang lapang itu (evaporator) zat cair berkurang tekanan dan temperaturnya, serta
menguap pula. Untuk menguap, zat cair itu memerlukan kalor yang diserapnya dari reservoir T 2.
(Benda yang akan didinginkan itulah yang menjadi reservoir dingin).

c.

Uap pada tekanan rendah ini masuk kompresor, dimampatkan, sehingga tekanan dan
temperaturnya naik. Temperatur uap ini lebih tinggi dari pada temperatur reservoir T1 (dan
T1T2).

d. Tiba di kondensor uap ini memberikan kalor pada reservoir T1. Selaku reservoir T1 dapat
digunakan udara dalam kamar, ataupun air.
Zat yang sering digunakan pada pesawat pendingin adalah freon atau amoniak. Proses yang
sebenarnya berlangsung amat rumit. Dengan mengabaikan banyak hal dapatlah dilukiskan siklus
yang mirip (gambar). Siklus ini terdiri atas:
a.
Gambar 4. Siklus pesawat pendingin
Gambar 3. Bagan pesawat pendingin

proses Joule-Kelvin. Selama proses ini keadaan sistem bukanlah keadaan seimbang, karena itu
tidak diketahui harga p dan V dari saat yang satu ke saat yang lain. Hanya keadaan awal
(keadaan 1) dan keadaan akhir (keadaan 2) yang merupakan keadaan seimbang dengan harga p
dan V yang tertentu. Karena itulah keadaan sistem selama proses itu tidak dapat dilukiskan
sebenarnya. Dalam gambar 3, proses ini dinyatakan oleh titik .
b. penguapan terjadi pada tekanan dan temperature tetap, dengan penyerapan kalor sebesar Q2.
c. pemampatan secara adiabatik, sampai temperatur uap melebihi harga T1.
d. pendinginan pada tekanan tetap sampai temperatur uap mencapai harga T 1, dilanjutkan dengan
pengembunan pada tekanan tetap dan temperatur tetap.
Azas kerja pesawat pendingin ini tidak menentang perumusan Clausius karena pada
pesawat ini harus dilakukan usaha dari luar sebesar W yang dinyatakan oleh luas bagian yang
dibatasi 12341. Dari hukum pertama termodinamika diketahui,
(4-3)
Jadi, selain pemindahan kalor dari reservoir dingin (T 2) ke reservoir panas (T1), terjadi pula
perubahan usaha menjadi kalor yang ikut dibuang di .
(Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 203-206)
Pernyataan Clausius tentang hukum kedua termodinamika adalah sebagai berikut:
Suatu poses tidak mungkin terjadi, bila satu-satunya hasil adalah sejumlah arus bahang
yang mengalir keluar dari suatu sistem dengan suhu tertentu dan semuanya masuk kedalam
sistem lain pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:
T2 > T 1
Andaikan proses tersebut dapat berlangsung, seperti yang dilukiskan pada gambar 7-5.
Perubahan entropi sistem (reservoir) A dan B adalah
(4-4)
Gambar 5. Proses perpindahan kalor ke suatu sistem

Kedua sistem itu bersama-sama merupakan sebuah dunia semesta. Perubahan entropi semesta ini
adalah
(4-5)
Perubahan entropi total ini negatif karena T2 > T1 sehingga suku pertama yang negatif pada ruas
kanan lebih besar dari pada suku kedua. Ini berarti bahwa dalam proses ini entropi menurun,
sehingga menurut hukum kedua proses tersebut tidak mungkin terjadi.
Pada mesin pendingin (refrigerator) memang arus bahang mengalir dari reservoir dengan
suhu yang lebih rendah ke reservoir yang suhunya lebih tinggi, tetapi arus bahang ini tidak sama

besar. Disamping itu arus bahang bukanlah satu-satunya hasil dalam proses tersebut, sebab masih
ada uasaha yang dilakukan pada mesin.
Pernyataan Kelvin-Planck tentang hukum kedua termodinamika adalah sebagia berikut:
Suatu proses siklik tidak mungkin terjadi bila satu-satunya hasil adalah arus panas Q
yang mengalir keluar dari suatu reservoir pada suhu tertentu dan seluruhnya dapat diubah
menjadi usaha mekanik.
Proses semacam ini andaikata dapat berlangsung tidak bertentangan dengan hukum
pertama termodinamika, namun akan kenyataan bertentangan dengan hukum kedua
termodinamika. Pada gambar 6, dilukiskan proses tersebut jika dapat berlangsung.
Gambar 6. Arus panas yang mengalir keluar

Reservoir mengalami perubahan entropi sebesar dan tak ada kompensasi kenaikan entropi pada
sistem lain. Oleh karena itu proses tersebut tidak mungkin terjadi. Pada mesin pemanas besar
kerja itu tidak sama dengan seluruh arus bahang, disamping itu ada sejumlah bahang yang masuk
kedalam sistem (reservoir) kedua.
Pernyataan Clausius tentang hukum kedua termodinamika menunjukkan bahwa efisiensi
termal sesuatu mesin pemanas atau koefisien penampilan mesin pendingin mempunyai batas
atas. Pada gambar 7 (a) dilukiskan sebuah mesin bahang yang beroperasi antara dua reservoir
dengan suhu T1 dan T2, (T2 > T1). Sedangkan pada gambar (b) dilukiskan sebuah refrigerator
yang juga beroperasi antara T1 dan T2.
Gambar (a) yaitu sebuah mesin bahang yang beroperasi antara sepasang reservoir dengan
suhu T1dan T2. Menurut asas entropi, maka perubahan asas entropinya adalah
(4-6)
Atau
(4-7)
Atau
(4-8)
Atau
(4-9)
Gambar 7. (a) Mesin bahang; (b) Refrigerator

Ruas kanan pada persamaan diatas adalah efisiensi termal mesin Carnot. Karena itu dapat
disimpulkan bahwa efisiensi termal maksimum suatu mesin yang beroperasi antara dua reservoir
sama dengan efisiensi termal mesin Carnot yang beroperasi antara dua reservoir yang suhusuhunya sama.
Gambar (b) melukiskan sebuah refrigerator yang beroperasi antara dua reservoir dengan
suhu T1 dan T2. Andaikan sejumlah massa air yang suhunya T 1didinginkan agar menjadi es.
Setelah menempuh sejumlah siklus sejumlah bahang Q1 telah dipindahkan dari air, sejumlah
kerja telah diberikan kepada refrigerator dan sejumlah bahang Q2 = Q1+ W telah dilepaskan ke
dalam reservoir T2. Perubahan entropi :
1) Untuk massa air
(4-10)
2) Untuk refrigeran
(4-11)
3) Untuk reservoir
(4-12)
Jika diterapkan asas entropi :

(4-13)
Atau
(4-14)
Atau
(4-15)
(Dimsiki Hadi, 1993: 201-205)
Wmin dapat digunakan untuk memperkirakan biaya minimum bagi refrigerator.
C. Kesetaraan Perumusan Kelvin-Planck dan Clausius
Gambar 8. (a) Motor bakar; (b) Pesawat pendingin

Jika ditinjau sepintas, seakan-akan kedua perumusan itu tidak kena mengena. Tetapi
dapat ditunjukkan bahwa sebenarnya kedua perumusan itu setara, dalam arti kalau perumusan
Clausius tidak benar, perumusan Kelvin-Planck pun tidak benar pula. Demikian juga sebaliknya.
Secara simbolik, sebuah motor bakar dinyatakan seperti terlukis dalam gambar 8 (a) dan pesawat
pendingin seperti gambar 8 (b).
1. Misalkan perumusan Clausius tidak benar.
Jika demikian halnya, dapatlah dibuat pesawat pendingin yang dapat memindahkan kalor
dari reservoir dingin ke reservoir panas tanpa usaha dari luar yang digunakan serempak dengan
motor bakar biasa. Dalam hal ini, diusahakan agar pesawat dingin itu mampu menyerap seluruh
kalor yang oleh motor bakar diberikan kepada reservoir dingin sehingga diperoleh gabungan
yang terlukis seperti gambar berikut ini :
Gambar 9. Gabungan antara pendingin yang menentang Clausius dengan motor-bakar biasa T1
Gambar 10. Hasil akhir gabungan

Adapun hasil gabungan ini adalah :


Reservoir T2 menerima kalorQ2dari motor bakar, tetapi kalor sebesar ini pula diambil
oleh pesawat pendingin. Jadi netto, reservoir T2 ini mendapat maupun kehilangan kalor.Ini berarti
reservoir T2 tidak diperlukan.
Gambar 11. Gabungan antara pesawat yang menentang Kelvin Planck dengan pesawat pendingin biasa.

Reservoir T1 menerima kalor sebanyak Q2 dari pesawat pendingin, tetapi memberikan kalor
Q1 > Q2 kepada motor bakar.Jadi netto, reservoir itu kehilangan kalor sebanyak Q1Q2. Tetapi motor bakar itupun melakukan usaha sebanyak Q1- Q2. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa reservoir T1 memberikan kalor Q1- Q2 kepada gabungan itu, dan
gabungan itu melakukan usaha sebanyak W = Q1-Q2. Jika demikian halnya, gabungan ini
merupakan pesawat yang menentang persamaan Kelvin-Planck. Jadi, Kalau perumusan Clausius
tidak benar, maka perumusan Kelvin-Planck pun tidak benar pula.

2. Misalkan perumusan Kelvin-Planck tidak benar.


Dalam hal ini, seseorang dapat membuat pesawat yang menyerap kalor dari sebuah
reservoir dan mengubah kalor itu menjadi usaha.Usaha dapat digunakan untuk menjalankan
pesawat pendingin biasa (gambar 11).
Alhasil reservoir T1 itu menerima kalor sebanyak
Q2 + W-Q1= Q2+Q1-Q1=Q2

Sedangkan dari reservoir T2 diambil kalor sebanyak Q2 juga. Jadi, gabungan itu
memindahkan kalor Q2 dari reservoir dingin (T2) ke reservoir panas (T1) tanpa perubahan lain
apapun. Gabungan ini bertentangan dengan perumusan Clausius. Dengan demikian, perumusan
Clausius setara dengan perumusan Kelvin-Planck.
(Sutrisno dan Tan Ik Gie,
1983: 206-207)
D. REVERSIBEL DAN IREVERSIBEL
Proses yang tidak menyalahi hukum kedua, dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
reversibel dan ireversibel (terbalikkan dan tak terbalikkan). Marilah kita tinjau suatu sistem
terisolasi. Hukum kedua mengatakan bahwa tidaklah mungkin terjadi suatu proses yang akan
mengurangi entropi. Andaikan sistem itu mengalami suatu proses dengan arah yang kita sebut
saja ke depan. Jika proses itu terjadi dengan kenaikan entropi, maka andaikan terjadi proses
sebaliknya (ke belakang) pastilah akan disertai penurunan entropi dan ini tak mungkin. Maka
dikatakan bahwa proses yang terjadi ke arah depan itu disebut ireversibel.
Bila ada proses ke depan itu tidak terjadi perubahan entropi maka pada proses sebaliknya
juga tidak akan terjadi perubahan entropi. Dengan demikian maka proses dapat berlangsung ke
arah manapun tanpa menyalahi hukum kedua. Proses reversibel adalah proses yang tak
menghasilkan entropi.
Kebanyakan proses yang nyata adalah ireversibel, namun banyak pula yang dapat
diidealkan sebagai proses reversibel. Beberapa proses demikian misalnya adalah prosesproses
berikut.
1) Untai listrik dengan kapasitor dan induktor, tanpa resistor.
2) Kotak beroda pada rel licin (tanpa gesekan) yang dihubungkan dengan satu ujung pegas, ujung
lain terikat pada dinding.
3) Gas dalam bejana tertutup piston yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan; piston dihubungkan
dengan satu ujung pegas dan ujung pegas yang lain terikat pada dinding.
(Dimsiki Hadi, 1993: 192-193)
Misalkan sebuah sistem mengalami suatu proses, berubah dari keadaan A ke keadaan B.
jika, sesudah proses itu selesai, sistem dan lingkungannya dapat dikembalikan ke keadaan
semula, sehingga pada hasil akhirnya tiada kalor yang berpindah dan tiada usaha yang dilakukan,
maka proses tersebut disebut proses reversibel. Proses yang tidak memenuhi syarat ini disebut
proses ireversibel.
Tinjaulah lagi proses perpindahan kalor dari benda A (yang bertemperatur TA) ke benda B
(yang bertemperatur TB < TA), bila kedua buah benda itu bersentuhan. Setelah kedua-duanya
bertemperatur sama, T dapatkah masing-masing di kembalikan kekeadaan semula? Dapat! Yang
diperlukan hanyalah dua buah reservoir: yang sebuah bertemperatur TA dan yang lain TB.
Kemudian benda A dibiarkan bersentuhan dengan reservoir TA, benda B bersentuhan dengan
reservoir TB. Maka pada akhirnya benda A bertemperatur TA dan benda B bertemperatur TB,
seperti sebelum proses. Tetapi terjadi pula perubahan lain di lingkungannya: reservoir TA
kehilangan kalor sebesar Q, sedang reservoir TB menerima kalor sebesar Q. Dapatkah kalor Q
dipindahkan dari reservoir TB ke reservoir TA tanpa perubahan lain? Jelas tidak dapat! Karena
itulah proses tersebut dikatakan ireversibel.
Agar suatu proses reversibel haruslah dalam proses itu tidak ada gesekan dan tidak ada
pula ketidakseimbangan. Proses seideal itu tidak mungkin ada. Kalau proses itu quasistatik dan
di dalamnya gesekan dapat diabaikan, cukuplah sudah proses itu dianggap reversibel.
(Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 208)
E. Entropi

1. Konsep entropi
Dalam suatu sistem dengan sejulah koordinat termodinamik sebarang, semua kedadaan
yang dapat dicapai dari suatu keadaan mul tertentu melalui porses adiabatik terbalikan, terletak
ada suatu permukaan (atau hiperpermukaan) (t, X, X,) = tetap. Seluruh ruang t, X,X ,
dapat dianggap dipotong oleh sejumlah permukaan yng tak berpotongan sejenis ini, masingmasing dengan harga yang berbeda. Dalam proses nonadiabat terbalikkan yng menyankut
pemindahan kalor Q, suatu sistem dalam keadaan yang dinyatakan oleh titik yang terletak pada
permukaan akan berubah hingga titik keadaanya terletak pada permukaan lain + d . Telah kita
lihat bahwa
(4-16)
dengan 1/ menyatakan faktor integrasi dari Q, yang bias dinyatakan melalui
= (t) f ( )
(4-17)
Sehingga Q = (t) f ( ) .
(4-18)
Karena tempertur Kelvin T didefinisikan sedemikian sehingga T/T = Q/ Q, dengan sama
untuk kedua pemindahan kalor itu, maka
T = k (t),
(4-19)
Dengan kenyatakan tetapan sembarang. Jadi,
(4-20)
Karena merupakan fungsi sebenarnya dari t,X,X,., maka ruas kanan merupakan diferensial
saksama yang akan diberi lambing dS, sehinga

dS = ,
(4-21)
Tikalas R ditulis untuk menekankan bahwa Q harus dipindahkan secara terbalikkan. Kuantitas S
disebut entropi sistem, dan dS menyatakan perubahan entropi infinitesimal dari sistem. Dalam
perubahan keadaan yang berhingga dari I ke f, perubahan entropinya ialah - , dengan

- =
(4-22)
(Zemansky Dittman, hal: 201-202)
Dalam siklus Carnot disebutkan bahwa adalah bahang yang masuk ke dalam sistem dan
bahang yang keluar dari sistem. Apabila masing-masing diberi tanda yang berbeda. Bahang yang
masuk kedalam sistem yaitu diberi tanda positif dan bahang yang keluar dari sistem diberi tanda
negatif karena itu untuk siklus Carnot.
(4-23)
Atau
0
(4-24)
Gambar 12. Proses siklis reversibel dapat didekati dengan sejumlah besar siklus Carnot.

Selanjutnya ditinjau suatu proses siklik reversibel sebarang seperti yang terlukis pada
gambar 12, berupa satu kurva tertutup. Proses semacam ini dapat didekati sedekat-dekatnya oleh
sejumah besar siklus carnot kecil-kecil dengan arah yang sama. Bagian-bagian adiabatik siklussiklus itu dilalui dua kali dengan arah yang berlawanan, sehingga saling melenyapkan. Hasil
keseluruhannya menjadi suatu garis bergerigi yang tertutup. Jika siklus-siklus itu dibuat tak
terhingga kecil, maka bagian-bagian adiabatik seluruhnya saling melenyapkan, sementara
bagian-bagian isotermal tidak.

Jika suatu siklus kecil beroperasi antara suhu dan dengan aliran bahang yang berkaitan dan ,
untuk maka untuk siklus itu berlaku persamaan
(4-25)
Jika dijumlahkan untuk semua siklus, diperoleh
(4-26)
Indeks r digunakan untuk menunjukkan bahwa proses itu reversible. Dalam keadaan limit,
jika siklus siklus itu dibuat tak terhingga kecil, maka proses yang terbentuk seperti gigi gergaji
itu menjadi sangat dekat dengan proses siklik aslinya. Tanda sigma di atas boleh diganti dengan
tanda integral tertutup. Jadi
(4-27)
Besaran Q seperti sudah dijelaskan, bukanlah fungsi keadaan, sehingga bukan differensial
eksak. Tetapi / T adalah differensial eksak yang untuk selanjutnya akan diberi lambang dS.
Besaran S inilah yang disebut entropi dan merupakan fungsi keadaan. Jadi
(4-28)
Persamaan (4-27) dapat ditulis menjadi
(4-29)
Satuan S dalam sistem SI atau MKS adalah . Entropi adalah besaran ekstentif yang bila
dibagi dengan jumlah massa m atau jumlah mol n menjadi entropi jenis s.
atau
Satuan entropi jenis s menjadi J . atau J . dalam sistem SI dan J . dalam satuan MKS.
(Dimsiki Hadi, 1993: 193-195)
Gambar 13. Proses reversibel sebarang (garis penuh dan mulus), di tumpangi oleh sederet siklus Carnot (garis putusputus).

Dalam Gambar 13 terlukis proses reversible sebarang (garis penuh dan mulus), diumpangi oleh
sederet siklus carnot (garis putus putus). Jika siklus itu dibuat makin halus dan makin banyak,
maka sederet siklus itu hasilnya makin mendekati siklus semula. Dalam limitnya bolehlah
dikatakan siklus semula itu digantikan oleh sederet siklus Carnot.
Untuk sebuah siklus Carnot yang menerima kalor pada temperetur dan memberikan kalor
pada temperatur berlakulah
(4-30)
Karena = - (sebab < 0), maka
(4-31)
Atau + = 0.
(4-32)
Untuk sederet siklus Carnot diperoleh = 0
Jika siklus Carnot diperhalus dan diperbanyak, maka dan penjumlahan dapat diganti oleh
integrasi:
(4-33)
Dalam ungkapan ini menyatakan bahwa integrasi dilakukan dalam siklus (ialah siklus
semula). Siklus itu dapat dianggap terjadi dari dua bagian: dan
mengikuti arah anak panah
terlukis. Dengan demikian integral itu juga dapat dianggap terjadi dari dua bagian:
(4-34)
Karena
Kita peroleh
(4-35)
Gambar 15. Berbagai proses reversibel antara keadaan 1 dan 2.
Gambar 14. Integral dalam siklus

Atau . (4-36)

Bagian B pada siklus B dapat diganti oleh proses lain, misalnya C, asalkan C ini reversibel
pula (gambar 15). Dengan penalaran yang sama kita peroleh
=.
(4-37)
Penalaran ini dapat diteruskan, sehingga kita peroleh
= =
(4-38)
Maka dapatlah kita simpulkan bahwa harga , hanya bergantung pada titik awal (keadaan 1) dan
titik akhir (keadaan 2) tidak pada proses khusus, asalkan proses reversibel. Dengan demikian
dapat dituliskan
= S (2) S (1).
(4-39)
R menyatakan proses reversibel sebarang. Karena = S (2) S (1).
Dapat dituliskan pula = dS.
(4-40)
Besaran S merupakan fungsi keadaan, disebut entropi; dS merupakan diferensial eksak.
Dalam matematika dikatakan 1/T sebagai faktor integrasi, ialah faktor yang membuat diferensial
tidak eksak ( ) menjadi diferensial eksak (dS). Perlu ditekankan lagi bahwa hal ini berlaku hanya
untuk proses reversibel. Untuk proses irevesibel, berlaku
.
(4-41)
Contoh: Kita tinjau sistem yang bertemperatur T- dT bersentuhan dengan reservoir yang
bertemperatur T. maka sistem menerima kalor Q secara reversible, entropinya berubah dengan =
Q/T. Reservoir kehilangan kalor , berarti menerima Q, entropinya berubah dengan d = - Q/T.
Dalam proses ini dalam alam terjadi perubahan entropi
= + = - =0
(4-42)
Bagaimana halnya jika beda temperatur antara sistem dan reservoir itu finit? misalkan temperatur
reservoir , temperatur sistem mula-mula > . Misalkan pula sistem mempunyai kapasitas termal C
(tetap). Maka sistem menerima kalor sebesar
Q= =C( - .
(4-43)
Reservoir menerima kalor sebesar Q = - C ( - ). Karena reservoir itu mempunyai sifat
temperatur tetap, walaupun menerima kalor (berarti kapasitas termalnya besar sekali) maka
proses dalam reservoir itu reversibel (sebab quastitatik dan tidak ada gesekan).
Perubahan entropi reservoir:
= - = -C
(4-44)
Untuk menghitung perubahan entropi sistem, haruslah dibayangkan suatu proses reversibel
yang mengubah temperatur sistem dari menjadi . Hal ini dilakukan misalnya dengan sederet
reservoir (Gb.3.10), sebab dalam proses ireversibel kita tidak dapat menghitung entropi, tetapi
bahwa keadaan awal dan akhir sistem itu seimbang telah diketahui. Maka
= =C .
(4-45)
Dalam alam terjadi perubahan entropi
= + =C.
(4-46)
Dapat dituliskan = = 1 + .
Kalau / kecil, dapat dituliskan pula
/ ) / .
Maka
C ( - + ) > 0 sebab >
(4-47)
Demikian pula jika < , < 0, > 0 juga.
(kalau / tidak kecil, lebih besar lagi!)

Dari contoh ini tampak bahwa bila terjadi pross ireversibel, entropi dalam alam ini bertambah.
Kalau proses yang terjadi itu benar-benar reversibel, misalnya sederet reservoir itu dan
= + = - C +- C = 0.
(4-48)
Jadi dalam perjalanan proses reversible ini, dalam alam tidak terjadi perubahan entropi.
Dapat ditunjukkan (tetapi tidak disini) bahwa tiap proses yang terjadi dalam alam timbul
perubahan entropi S 0.
Tanda = dalam ungkapan ini berlaku untuk proses reversibel, dan tanda > untuk proses
ireversibel. Ini disebut azas entrop , azas ini merupakan perumusan Hukum II Termodinamika
pula.
Untuk sistem yang dilingkupi oleh dinding adiabatik, lingkupan sistem tidak terpengaruh
oleh proses yang terjadi dalam sistem.
Untuk proses dalam sistem itu
=
Gambar 16. Benda berbeda temperatur, bersentuhan dan terisolasi

Jika dalam sistem yang tertutup ini mula-mula terdapat ketidakseimbangan, maka terjadilah
proses yang menuju keseimbangan. Selama proses ini terjadi, sebab proses ini ireversibel.
Setelah keseimbangan tercapai, proses itu berhenti dan tiada perubahan entropi lagi, ini
berarti bahwa dalam proses menuju keseimbangan itu entropi sistem menuju ke harga
maksimumnya. Untuk latihan dapatlah kita menghitung perubahan entropi yang terjadi bila dua
buah benda yang semula berbeda temperaturnya bersentuhan. Lingkupi kedua benda itu dengan
dinding adiabatik (gambar 17) walaupun secara keseluruhan Q = 0.
(Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 213-217)
2. Perubahan Entropi
Gambar 17. Pemuaian bebas dari suatu gas ideal. (a) Gas tersebut dibatasi ke sebelah kiri dar wadah yang diisolasi
oleh keran tertutup. (b) Pada saat keran dibuka, gas berdesakan mengisi seluruh wadah. Proses ini disebut ireversibel
yaitu tidak terjadi dalam arah sebaliknya. Gas mengumpul secara spontan di sebelah kiri dari wadah.

Gambar 17 (a) menunjukkan gas dalam keadaan setimbang awalnya i dibatasi oleh keran
tertutup disebelah kiri dari wadah yang terisolasi secara termal. Apabila kita membuka keran
tersebut, gas akan berdesakan untuk mengisi seluruh wadah, pada akhirnya mencapai keadaan
kesetimbangan akhir f seperti yang di tunjukkan digambar 17 (b). Hal ini adalah sebuah proses
ireversibel.
Kurva p-V dari proses dalam gambar 18 menunjukkan tekanan dan volume dari suatu gas
dalam keadaan awalnya i dan keadaan akhir f. Tekanan dan volume adalah sifat keadaan, sifat
yang bergantung hanya pada kondisi gas dan tidak pada bagaimana gas mencapai kondisi itu.
Sifat keadaan yang lain adalah suhu dan energi. Sekarang kita menganggap bahwa gas masih
memilki sifat keadaan yang lain entropinya. Lebih dari itu, kita definisikan perubahan dalam
entropi dari suatu sistem selama suatu proses yang membuat sistem dari keadaan awal i ke
keadaan akhir f sebagai
= - =
(4-49)
Gambar 18. Diagram p V menunjukkan keaadan awal i keadaan akhir f dari pemuaian bebas dari Gambar 17.
Keadaan intermediat dari gas tidak dapat ditunjukkan karena gas-gas tersebut tidk berada dalam keaadan setimbang.

Disini Q adalah energi yang dipindahkan sebagai kalor ke atau dari sistem dalam satuan Kelvin.
Jadi, perubahan entropi tidak bergantung hanya pada perindahan kalor, tetapi juga pada suhu

dimana perpindahan terjadi. Karena T selalu bernilai positif, tanda sama seperti Q. kita lihat dari
pers. (4-49) bahwa satuan SI untuk entropi dan perubahan entropi adalah joule per Kelvin.
Namun terdapat masalah dalam menerapkan pers. (4-49) untuk pemuaian bebas dari
gambar 17. Pada saat gas berdesakan untuk mengisi seluruh wadah, maka tekanan, suhu, dan
volume dari gas akan berfluktuasi tanpa dapat diduga. Artinya, gas-gas itu tidak memiliki urutan
nilai kesetimbangan yang didefinisikan dengan baik selama keadaan intermediate dari perubahan
dari keadaan kesetimbangan awal i ke keadaan kesetimbangan akhir f. Jadi, kita tidak dapat
mengikuti lintasan tekanan volume untuk pemuaian bebas pada kurva p- V dari gambar 18 dan
lebih penting lagi, kita tidak dapat menemukan hubungan antara Q dan T yang memungkinkan
kita untuk mengintegrasikan sebagai pers (4-49) yang diperlukan.
Namun, apabila entropi sungguh-sungguh suatu sifat keadaan, perbedaan dalam entropi
antara keadaan i dan f harus bergantung hanya pada keadaan itu dan bukan pada semua cara
sistem berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Misalnya, kita mengganti pemuaian
bebas ireversibel dari gambar 17 dengan proses reversible yang menghubungkan keadaan i dan f.
dengan proses reversible, kita dapat mengikuti lintasan tekanan volume pada kurva p-V dan
kita dapat menemukan hubungan antara Q dan T yang membuat kita dapat menggunakan pers 17
untuk mendapatkkan perubahan entropi.
Telah diketahui bahwa suhu dari suatu gas ideal tidak berubah selama pemuaian bebas; =
= T. jadi, titik i dan f dalam gambar 18 harus berada pada isotermal yang sama. Proses
penempatan yang sesuai dengan keadaan i ke keadaan f, yang sebenarnya berjalan sepanjang
isotermal tersebut. Selanjutnya, karena T adalah konstan diseluruh pemuaian isotermal
reversibel, integral dari Pers. (4-49) adalah penyederhanaan yang sangat baik.
Gambar 19 menunjukkan bagaimana menghasilkan pemuaian isotermal reversibel seperti
demikian. Kita membatasi gas pada suatu tabung terisolasi yang diam pada reservoir termal yang
dijaga pada suhu T. Kita mulai dengan menempakan peluru timah secukupnya pada piston
penggerak sehingga tekanan dan volume dari gas berada dalam keadaan awal i dari gambar 17
(a). Kemudian kita menggerakkan peluru secara perlahan (sepasang demi sepasang) hingga
tekanan dan volume gas berada pada keadaan akhir f dari gambar 17 (b). Suhu dari gas tidak
berubah, karena gas masih dalam kontak termal dengan reservoir sepanjang proses tersebut.
Gambar 19. Pemuaian isotermal dari gas ideal dilakukan dalam cara reversibel. Gas tersebut memiliki keadaan awal
i yang sama dan keadaan akhir f yang sama seperti di dalam proses ireversibel dari Gambar 17 dan 18.

Pemuaian isotermal reversibel dari gambar 19 sangat berbeda secara fisik dari pemuaian bebas
ireversibel dari gambar 17. Bagaimanapun, kedua proses ini memiliki keadaan awal yang sama
dan keadaan akhir yang sama maka harus memiliki perubahan entropi yang sama. Karena kita
memindahkan peluru timah secar perlahan, keadaan intermediate dari gas merupakan keadaan
kesetimbangan. Jadi, kita dapat memplotkan pada diagram p-V
Untuk menerapkan persamaan (4-49) pada pemuaian isotermal, kita mengambi suhu
konstan T di luar integral sehingga diperoleh
=
Karena = Q. dengan Q adalah energi total yang dipindahkan sebagai kalor selama proses, kita
memiliki
= - =
(4-50)
Untuk mempertahankan suhu T dari gas konstan selama pemuaian isotermal dari gambar
19, kalor Q harus sudah dipindahkan dari reservoir ke gas. Jadi, Q bernilai positif dan entropi
dari gas betambah selama proses isotermal dan selama pemuaian bebas dari Gambar 17.

Apabila perubahan suhu dari suatu sistem relatif kecil untuk suhu (dalam Kelvin) sebelum
dan sesudah proses, perubahan entropi dapat dihampirkan sebagai:
= Dengan adalah suhu rata-rata dari sistem selama proses.
(Halliday Resnick, 2010: 35-37)

(4-51)

3. Asas kenaikan entropi


Dari pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu, didapatkan bahwa
entropi semesta (universe) selalu naik. Hal ini juga benar untuk semua proses ireversibel yang
sudah dapat dianalisis. Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan entropi dan dianggap
sebagai bagian dari Hukum Kedua Termodinamika. Asas ini dapat dirumuskan sbb.
Entropi semesta selalu naik pada tiap proses ireversibel.
Jika semua system berinteraksi di dalam suatu proses dilingkungi dengan bidang adiabatik
yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan membentuk
dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi
sempurna selalu naik dalam tiap proses ireversibel yang terjadi dalam sistem itu. Sementara itu
entropi tetap tidak berubah dalam sistem yang terisolasi jika sistem itu menjalani proses
reversibel. Karena itu secara lengkap Hukum Kedua Termodinamika dapat dirumuskan sbb.
Pada setiap proses yang terjadi di dalam sistem yang terisolasi, entropi sistem tsb, selalu naik
atau tetap tidak berubah.
(Dimsiki Hadi, 1993: 200-201)
4. Menghitung perubahan entropi dalam proses reversibel
Dalam proses adiabatik, 6Q = 0, dan dalam proses adiabatik reversibel = 0. Oleh karena
itu dalam setiap program adiabatik reversibel dS = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap.
Proses demikian ini disebut pula sebagai proses isentropik. Jadi
= 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi
- = = =
(4-52)
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan sebuah
reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus bahang mengalir masuk ke dalam sistem, maka positif
dan entropi sistem naik. Jika arus bahang keluar dari sistem, negatif dan entropi sistem turun.
Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap. Arus bahang
yang masuk kedalam per satuan massa atau per mol sama dengan bahang transformasi 1,
sehingga perubahan entropi jenisnya menjadi
- =
(4-53)
Dalam kebanyakan proses suatu arus bahang yang masuk kedalam sistem secara reversibel
umumnya disertai oleh perubahan suhu, sehingga perhitungan perubahan entropi dari pers. (452) suhu T tidak boleh dikeluarkan dari tanda integral. Jika proses terjadi pada volume tetap,
maka 6q = dT, sehingga
- =
(4-54)
Jika proses terjadi pada tekanan tetap, 6q = dT dan
- =
(4-55)
Pada umumnya dan berubah dengan suhu sehingga tak boleh dikeluarkan dari tanda
integral dalam pers. (4-54) dan (4-55). Untuk menghitung integral tersebut. Harus diketahui dan
sebagai fungsi suhu. Jika dan boleh dianggap tetap, maka hasil integral itu menjadi
=
(4-56)

(4-57)
Jika dalam proses terdapat arus bahang antara sistem dengan lingkungannya secara
reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suuhu lingkungan adalah sama. Besar arus
bahang ini yang masuk kedalam lingkungan yang disetiap titik adalah sama, tetapi harus diberi
tanda yang berlawanan. Karena itu perubahan entropi lingkupan sama besar tetapi berlawanan
tanda dengan perubahan entropi sistem dan jumlahnya menjadi nol. Karena sistem bersama
dengan lingkungannya membentuk dunia, maka boleh dikatakan bahwa entropi dunia adalah
tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini hanya berlaku untuk proses reversibel saja.
(Dimsiki Hadi, 1993; 195-197)
Entropi berbeda dengan energi, yaitu tidak mematuhi hukum kekekalan. Energi dari suatu
sistem tertutup adalah kekal; energi selalu tetap. Untuk proses ireversibel, entropi dari suatu
sistem tertutup selalu bertambah. Karena sifatnya ini, perubahan entropi kadang-kadang disebut
panah waktu.

a.
b.

Terdapat dua cara yang ekuivalen untuk mendifinisikan perubahan entropi pada suatu
sistem.
Dalam istilah dari suhu sistem dan energi, perubahan entropi akan mendapat atau kehilangan
kalor.
Dengan menghitung cara atom atau molekul yang membentuk sistem dapat disusun ulang.

5. Entropi merupakan ukuran dari ketidakteraturan


Entropi dapat dianggap sebagai ukuran dari ketidakteraturan. Jika dikaitkan dengan
pernyataan umum hukum kedua termodinamika, bisa dikatakan bahwa pada proses ireversibel,
ketidakteraturan cenderung bertambah. Dengan kata lain, setiap proses ireversibel pada
dasarnya menuju ke keadaan yang tidak teratur.
Perlu diketahui bahwa konsep entropi pada mulanya hanya dihubungkan dengan proses
ireversibel yang berkaitan dengan perubahan bentuk energi dan perpindahan energi. Setelah
terlepas dari tangkainya dan jatuh bebas hingga mencium tanah, buah mangga tidak pernah
meluncur ke atas lagi. Buku yang kita dorong lalu berhenti tidak pernah bergerak kembali ke
arah kita. Ini adalah beberapa contoh proses ireversibel yang berkaitan dengan perubahan bentuk
energi dan perpindahan energi dari satu benda ke benda yang lain. Proses tersebut hanya
berlangsung pada satu arah saja, tetapi tidak pernah berlangsung pada arah sebaliknya. Buah
mangga tidak pernah meluncur ke atas dengan sendirinya karena energi dalam berubah menjadi
energi kinetik.Buku tidak pernah meluncur ke arah kita karena kalor atau panas yang timbul
akibat gesekan berubah menjadi energi kinetik.
Proses ireversibel yang terjadi di alam semesta ternyata tidak hanya berkaitan dengan
perubahan bentuk energi dan perpindahan energi. Setelah dilahirkan, kita bertumbuh menjadi
bayi, anak-anak, remaja, dewasa lalu menjadi tua lapuk dan akhirnya mati dimakan cacing.
Apakah kamu pernah melihat seorang tua berubah menjadi bayi? Tidak pernah. Handphone
yang kita pakai lama kelamaan menjadi kusam dan rusak, mobil baru yang pada mulanya licin
dan bertenaga menjadi kurang licin dan lemas tak bertenaga setelah dirimu pakai selama
beberapa tahun. Apakah dirimu pernah lihat mobil tua tiba-tiba saja menjadi baru lagi? Atau
Handphone kesayanganmu setiap hari semakin licin dan bagus? Tidak pernah. Setelah dipakai,
handphone menjadi kusam dan rusak, begitu juga mobil. Ini adalah beberapa contoh proses
ireversibel yang tidak ada hubungannya dengan perubahan bentuk energi dan perpindahan
energi. Setelah menyadari bahwa semua proses alamiah yang terjadi di alam semesta bersifat

ireversibel maka konsep entropi menjadi meluas. Pembahasannya tidak hanya meliputi proses
termodinamika saja tetapi mencakup banyak proses ireversibel lainnya di alam semesta.
Sekarang mari kita bahas beberapa proses ireversibel yang terjadi dalam kehidupan seharihari. Terlebih dahulu kita tinjau sebuah proses ireversibel sederhana berikut. Ini hanya pengantar
saja, biar dirimu paham dengan konsep entropi serta kaitannya dengan proses ireversibel. Lihat
gambar berikut
Gambar 21. Proses ireversibel sederhana

Terdapat sejumlah kelereng berwarna merah dan biru. Kelereng tersebut dimasukkan ke
dalam sebuah wadah. Kelereng yang berwarna biru disusun secara rapi di bagian dasar,
sedangkan kelereng berwarna merah disusun secara rapi di bagian atas (gambar kiri).Susunan
kelerengmu dalam wadah tampak sangat teratur Sebelah bawahnya biru semua, sebelah
atasnya merah semua. Selanjutnya mengocok atau mengguncangkan wadah naik turun. Karena
wadah digerakkan naik turun maka susunan kelereng yang pada mulanya sangat teratur berubah
menjadi tidak teratur lagi (gambar kanan). Kelereng berwarna merah dan biru campur aduk
menjadi satu Semakin diguncang, susunan kelereng menjadi semakin tak teratur. Mungkin-kah
setelah diguncang-guncang, susunan kelereng menjadi teratur seperti semula? Kelereng tidak
mungkin menjadi teratur seperti semula. Ini merupakan sebuah contoh proses ireversibel atau
tidak dapat balik. Setelah mengalami proses ireversibel, susunan kelereng yang pada mulanya
sangat teratur berubah menjadi tidak teratur. Keteraturan telah berubah menjadi ketidakteraturan.
Hal yang sama terjadi pada proses ireversibel lainnya. Ketika kita menyentuhkan benda
panas dan benda dingin, kalor akan mengalir dengan sendirinya dari benda panas menuju benda
dingin. Kalor berhenti mengalir setelah kedua benda yang bersentuhan mencapai suhu yang
sama. Proses ini bersifat ireversibel. Pada mulanya kita mempunyai dua susunan molekul, yakni
molekul yang mempunyai energi kinetik rata-rata yang besar (molekul-molekul penyusun benda
panas) dan molekul yang mempunyai energi kinetik rata-rata yang kecil (molekul-molekul
penyusun benda dingin). Setelah benda panas dan benda dingin mencapai suhu yang sama
(molekul-molekul telah mempunyai energi kinetik rata-rata yang sama), dua susunan molekul
tadi tidak bisa kita bedakan lagi. Susunan molekul-molekul yang pada mulanya teratur berubah
menjadi tidak teratur. Mirip seperti susunan kelereng di atas, setelah kedua benda mencapai suhu
yang sama, keteraturan susunan molekul berubah menjadi ketidakteraturan (ketidakteraturan
bertambah akibat adanya perpindahan kalor yang bersifat ireversibel).
Lebih jauh lagi, aliran kalor dari benda panas menuju benda dingin bisa dianggap seperti
aliran kalor dari daerah bersuhu tinggi menuju daerah bersuhu rendah pada mesin kalor. Adanya
aliran kalor dari daerah bersuhu tinggi menuju daerah bersuhu rendah membuat mesin kalor bisa
melakukan kerja. Mesin kalor tidak bisa melakukan kerja apabila tidak ada aliran kalor. Dengan
demikian, kita bisa membuat hubungan antara ukuran ketidakteraturan dengan kemampuan
melakukan kerja. Setelah mencapai suhu yang sama, tidak ada lagi aliran kalor dari benda panas
menuju benda dingin (ketidakteraturan bertambah). Karena tidak ada aliran kalor membuat
mesin kalor tidak bekerja maka kita bisa mengatakan bahwa sistem yang tidak bisa melakukan
kerja memiliki ketidakteraturan yang tinggi, sebaliknya sistem yang bisa melakukan kerja
memiliki ketidakteraturan yang rendah.
Dari hasil ini, kita bisa membuat kesimpulan mengenai hubungan antara bentuk energi
dengan ukuran ketidakteraturan. Pada dasarnya bentuk energi yang bisa digunakan untuk
melakukan kerja adalah energi potensial.Energi potensial gravitasi air bisa digunakan untuk
menggerakan turbin.Energi potensial kimia pada minyak bisa digunakan untuk menggerakan

kendaraan. Energi potensial kimia dalam tubuh bisa kita gunakan untuk melakukan kerja, jalanjalan, belajar. Energi potensial gravitasi buah mangga bisa digunakan untuk membocorkan atap
rumah. Karena bentuk energi yang berguna bisa digunakan untuk melakukan kerja maka kita
bisa mengatakan bahwa bentuk energi yang berguna tersebut lebih teratur, sebaliknya bentuk
energi yang tidak berguna lebih tidak teratur. Bentuk energi yang tidak berguna adalah energi
dalam dan kalor alias panas. Setelah mencium tanah, buah mangga tidak pernah meluncur ke atas
lagi karena energi dalam berubah menjadi energi kinetik. Setelah kita mendorong buku, buku
tersebut bergerak. Adanya gaya gesekan membuat buku berhenti bergerak. Untuk kasus ini,
energi kinetik buku telah berubah menjadi kalor alias panas (panas timbul akibat adanya
gesekan). Dalam kenyataannya buku yang sedang diam tidak meluncur kembali ke arah kita
karena kalor alias panas berubah menjadi energi kinetik. Dua contoh ini menunjukkan bahwa
kalor alias panas merupakan dua bentuk energi yang tidak berguna. Bentuk energi yang tidak
berguna tidak bisa digunakan untuk melakukan kerja. Dengan demikian kita bisa mengatakan
bahwa kalor alias panas dan energi dalam memiliki ketidakteraturan yang tinggi.
Pada dasarnya proses perubahan bentuk energi, dari bentuk energi yang berguna menjadi
bentuk energi yang tidak berguna selalu menaikkan ketidakteraturan. Lebih mudahnya, entropi
selalu bertambah selama proses perubahan bentuk energi, karena entropi selalu bertambah
seiring berlalunya waktu maka semua bentuk energi yang berguna tersebut akan berubah bentuk
menjadi tidak berguna. Energi akan selalu kekal dalam proses perubahan bentuk energi, tetapi
bentuk energi yang teratur dan bisa digunakan untuk melakukan kerja berubah bentuk menjadi
tidak teratur dan tidak bisa digunakan untuk melakukan kerja.
Entropi = panah waktu
Entropi disebut juga sebagai panah waktu, karena bisa mengatakan kepada kita mengenai
arah berjalannya waktu. Arah proses pada setiap proses alami adalah menuju ke keadaan yang
tidak teratur. Apabila kita melihat kejadian yang sebaliknya, yakni keadaan tidak teratur dengan
sendirinya berubah menjadi teratur, kita bisa mengatakan bahwa kejadiannya terbalik. Jika kita
melihat serpihan-serpihan gelas yang tercecer di lantai mengumpul lagi dan membentuk gelas
hingga utuh seperti semula, kita bisa mengatakan bahwa peristiwa tersebut terbalik. Hal tersebut
tidak pernah terjadi dalam kehidupan kita setiap hari dan jika terjadi maka itu melangggar hukum
kedua termodinamika.Dalam hal ini, waktu tidak pernah berjalan mundur dan ketidakteraturan
tidak pernah berubah dengan sendirinya menjadi keteraturan. Hal yang paling mungkin terjadi
dan selalu terjadi dalam kehidupan kita adalah keteraturan selalu bergerak menuju
ketidakteraturan, waktu selalu berjalan maju, tidak mundur. Jika seorang tua berubah menjadi
bayi, hal tersebut kita anggap tidak normal dan melanggar hukum kedua termodinamika. Atau
tiba-tiba saja seseorang mengatakan bahwa ia datang dari tahun 2036 (Jhon Titor) adalah sesuatu
yang aneh dan melanggar arah proses alami.
F. Mesin Carnot
Gambar 22. Siklus dalam mesin Carnot

Tinjauan gas ideal (2 isotermal, 2 adiabatik)


a b = isotermal (T = konstan) = 0
= pV = nRT (gas ideal)
= - dV = =
= - nRT
= -nR
= - W = nR
(kalor masuk)
b c = adiabatik Q = 0

(4-58)

dU = W dU = dT
U = dT = ( - )
= ( - )
c d = isotermal
= +nR
==
= - nRT
d a = adiabatik = = + ( - )
= ( -)
= + + +
= -nR + ( - ) + nR - ( - )
= nR - nR
Efisiensi mesin =
=
=
=
efisiensi Carnot
Atau
= = =1-=
= 1 - = atau

(4-59)
(4-60)

(4-61)

(4-62)

dan

=
(4-63)
Siklus Carnot = reversibel, karena proses isotermal kuasistatik dan karena proses adiabatik
kuasistatik mengakut usaha.
Jadi semua siklus reversibel berefisiensi sama jika berharga antara tandon yang tertentu.
(HUKUM II)
Dari siklus Carnot diperoleh hubungan:
= - =
+ = 0 atau
= 0 artinya :
Siklus reversibel = siklus Carnot
= 0 (HUKUM II)
Perluasan konsep :
< - >
+ <0
0

Makna :

=0

(a) + = 0
(a) - = 0
tidak bergantung pada jenis lintasan , asalkan reversibel

fungsi (1),fungsi (2),fungsi keadaan disebut entropi = suatu fungsi keadaan yang bergantung
pada jumlah kalor yang masuk dan keluar
= atau
Q = T dS
perluasan :
<0
sembarang
reversibel
+ <0
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hukum termodinamika kedua dapat dinyatakan dalam beberapa cara yang ekivalen:
1. Kalor mengalir secara spontan dari benda yang panas ke yang dingin, tetapi tidak sebaliknya;
2. Tidak akan ada 100 persen efisiensi mesin kalor--- artinya yang merubah sejumlah kalor
seluruhnya menjadi kerja;
3. Proses alami cenderung menuju ketidak teraturan yang lebih besar atau entropi yang lebih besar.
Pernyataan (3) merupakan pernyataan yang paling umum dari hukum termodinamika
kedua dan dapat dinyatakan kembali sebagai: entropi total, S, dari sistem manapun ditambah
entropi lingkungannya bertambah sebagai akibat dari proses alami:
S > 0.
Entropi merupakan ukuran kuantitatif ketidakteraturan sistem. Dengan berlalunya waktu,
energi menurun menjadi bentuk yang lebih tidak berguna---yaitu lebih tidak memadai untuk
melakukan kerja yang berguna.

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Dimsiki. 1993. Termodinamika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Halliday dkk. 2010. Dasar-Dasar Fisika Versi Diperluas. Tanggerang: Binapura Aksara.
Jamal, M. Arifuddin. --. Handout Fisika Dasar I. Belum dipublikasikan.
Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1983. Seri Fisika Dasar (Listrik, Magnet dan Termofisika Listrik). Bandung:
ITB.
Zemansky, Sears. 2000. Fisika untuk Universitas I. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai