Anda di halaman 1dari 14

Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari

kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk


perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini
berbunyi:

Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan


jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan
kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.

Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat
dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850:
"Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan
jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik
Hukum pertama termodinamika menyatakan tentang kekalnya energi (conservation of
energy). Dalam kenyataannya, tidak serta merta sebuah proses yang memenuhi hukum
pertama termodinamika mesti bisa terjadi di alam nyata. Untuk bisa benar-benar terjadi di
alam nyata, sebuah proses tidak cukup hanya memenuhi hukum pertama termodinamika,
tetapi juga harus memenuhi hukum kedua termodinamika. Bagaimana hukum kedua
termodinamika?
Hukum I Termodinamika merupakan materi Fisika SMA Kelas XI semester genap yang
cukup sulit untuk dipahami, jadi perlu perhatian khusus pada materi ini.
1. Hukum I Termodinamika

Apa yang kalian perkirakan akan terjadi jika sejumlah gas dalam suatu ruang tertutup
dipanaskan? Keadaan yang langsung bisa dilihat suhunya naik dan mungkin volumenya
bertambah. Kejadian inilah yang dijelaskan pada hukum I Termodinamika.
Pada saat gas dalam ruang tertutup diberi kalor maka kalor tersebut akan dimanfaatkan
untuk melakukan usaha dan merubah energi dalamnya.
Hubungan di atas dapat dinamakan kekekalan energi dan dituliskan sebagai berikut.

Dengan :
= perubahan kalor sistem
= usaha sistem
= perubahan energi dalam

untuk gas ideal monoatomik berlaku persamaan berikut.

atau

2. Proses-proses termodinamika

Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, yaitu tekanan, volume dan suhunya.
Perubahan ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan energi dalamnya.
Proses-proses yang memiliki sifat-sifat khusus ada empat contoh seperti berikut.
a. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P V proses
isobarik dapat digambarkan seperti pada berikut.

Proses Isobarik

Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah grafik P V.

b. Proses Isotermis
Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap. Perhatikan grafikk pada
Gambar berikut.

Proses Isotermis

Pada proses ini berlaku hukum Boyle.

Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini tidak terjadi perubahan energi dalam
. Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva, besarnya seperti
berikut.

c. Proses Isokhoris
Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada grafik P.V dapat
digambarkan seperti pada Gambar berikut.

Proses Isokhoris

Karena volumenya tetap berarti usaha pada gas ini nol, W = 0.


d. Adiabatis
Pada proses isotermis sudah kalian ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris, W = 0.
Bagaiaman jika terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0 ?

Proses adiabatis

Proses yang inilah yang dinamakan proses adiabatis. Berdasarkan hukum I Termodinamika
maka proses adiabatis memiliki sifat dibawah.

e. Proses lain dan gabungan proses

Proses-proses selain 4 proses ideal diatas dapat terjadi. Untuk memudahkan penyelesaian
dapat digambarkan grafik P V prosesnya. Dari grafik tersebut dapat ditentukan usaha proses
sama dengan luas kurva dan perubahan energi dalamnya
. Sedangkan
gabungan proses adalah gabungan dua proses adiabatis yang berkelanjutan. Pada
gabungan proses ini berlaku hukum I termodinamika secara menyeluruh.
Q=W+U
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan untuk hukum I Termodinamika. Bunyi hukum I
Termodinamika adalah Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan
hanya bisa diubah bentuknya saja. Berdasarkan uraian tersebut terbukti bahwa kalor (Q) yg
diserap sistem tidak hilang. Oleh sistem, kalor ini akan diubah menjadi usaha luar (W) dan
atau penambahan energi dalam.
Hukum II Termodinamika
Hukum I termodinamika menyatakan bahwa energi adalah kekal, tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Berdasarkan teori ini, Anda dapat mengubah energi kalor ke bentuk lain sesuka Anda asalkan
memenuhi hukum kekekalan energi. Namun, kenyataannya tidak demikian. Energi tidak
dapat diubah sekehendak Anda. Misalnya, Anda menjatuhkan sebuah bola besi dari suatu
ketinggian tertentu. Pada saat bola besi jatuh, energi potensialnya berubah menjadi energi
kinetik. Saat bola besi menumbuk tanah, sebagian besar energi kinetiknya berubah menjadi
energi panas dan sebagian kecil berubah menjadi energi bunyi. Sekarang, jika prosesnya
Anda balik, yaitu bola besi Anda panaskan sehingga memiliki energi panas sebesar energi
panas ketika bola besi menumbuk tanah, mungkinkah energy ini akan berubah menjadi energi
kinetik, dan kemudian berubah menjadi energi potensial sehingga bola besi dapat naik?
Peristiwa ini tidak mungkin terjadi walau bola besi Anda panaskan sampai meleleh sekalipun.
Hal ini menunjukkan proses perubahan bentuk energi di atas hanya dapat berlangsung dalam
satu arah dan tidak dapat dibalik. Proses yg tidak dapat dibalik arahnya dinamakan proses
irreversibel. Proses yg dapat dibalik arahnya dinamakan proses reversibel. Peristiwa di atas
mengilhami terbentuknya hukum II termidinamika. Hukum II termodinamika membatasi
perubahan energi mana yg dapat terjadi dan yg tidak dapat terjadi. Pembatasan ini dapat
dinyatakan dgn berbagai cara, antara lain, bunyi hukum II termodinamika dalam pernyataan

aliran kalor: Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya; hukum II
termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor. Tidak mungkin membuat suatu mesin
kalor yg bekerja dalam suatu siklus yg semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar; hukum II termodinamika dalam pernyataan
entropi: Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah
ketika proses ireversibel terjadi.

Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk
energi ke bentuk energi yang lain.
Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses kimia dan
fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.
*.Contoh perubahan energi :
1. Energi radiasi diubah menjadi energi panas.
2. Energi potensial diubah menjadi energi listrik.
3. Energi kimia menjadi energi listrik.
2). Sistem dan Lingkungan *.Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi pusat
perhatian langsung dalam suatu percobaan tertentu.
*.Lingkungan adalah bagian lain dari alam semesta yang terdapat di luar sistem.
*.Secara umum terdapat 3 jenis sistem :
a. Sistem terbuka.
Suatu sistem dimana dapat terjadi perpindahan materi dan energi dengan lingkungannya.
Contoh : kopi panas dalam gelas terbuka, akan melepaskan panas dan uap air ke
lingkungannya.
b. Sistem tertutup.
Suatu sistem dimana hanya dapat terjadi perpindahan energi ke lingkungannya tetapi tidak
dapat terjadi perpindahan materi. Contoh : kopi panas dalam gelas tertutup, dapat melepaskan
panas / kalor ke lingkungannya tetapi tidak ada uap air yang hilang.
c. Sistem terisolasi.
Suatu sistem dimana tidak dapat terjadi perpindahan materi maupun energi ke lingkungannya.
Contoh : kopi panas dalam suatu termos.

Hukum kedua termodinamika berpusat pada masalah entropi. Hukum kedua termodinamika
bisa dinyatakan sebagai berikut: Entropi dapat diciptakan tetapi tidak dapat dimusnahkan.
Berdasarkan postulat ini, entropi yang ada pada sebuah proses bisa tetap tidak berubah dan
bisa pula naik, namun tidak mungkin berkurang. Entropi hanya bisa tetap tidak berubah pada
sebuah proses reversible (s1 = s2). Contoh sebuah proses reversible adalah ayunan bandul
teoritis, dimana sama sekali tidak ada friksi yang menghambat ayunan. Dengan demikian,

jika bandul diayunkan ke arah kanan sejauh x maka bandul akan kembali ke sebelah kiri
sejauh x pula. Namun dalam kenyataannya, proses semacam ini sangat sulit ditemui karena
friksi meski hanya sedikit pasti akan ada. Dalam kenyataannya, hampir semua proses
yang terjadi di alam adalah irreversible. Dalam sebuah proses irreversible, pasti akan terjadi
kenaikan entropi (s2 > s1).
Dengan kata lain, dalam sebuah proses reversible, tidak ada perubahan entropi. Adapun
dalam sebuah proses irreversible, perubahan entropi tidaklah nol dan pasti bernilai positif.
Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan
bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh
dari suatu reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah;
dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat
dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas
salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh
beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor
dari salju tersebut untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran
energi kalor memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari
hukum kedua adalah studi tentang mesin kalor

Hukum Gay-Lussac 1802


Pada 1802, Gay-Lussac menemukan bahwa
Tekanan dari sejumlah tetap gas pada volum yang tetap berbanding lurus dengan
temperaturnya dalam kelvin
Secara matematis dapat dinyatakan

atau

dimana:
P adalah tekanan gas.
T adalah temperatur gas (dalam Kelvin).
k adalah sebuah konstanta.
Hukum ini dapat dibuktikan melalui teori kinetik gas, karena temperatur adalah ukuran ratarata energi kinetik, dimana jika energi kinetik gas meningkat, maka partikel-partikel gas akan
bertumbukan dengan dinding/wadah lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan.

Hukum Gay-Lussac dapat dituliskan sebagai perbandingan dua gas

Hukum Gay-Lussac 1809


Hukum ini disebut juga hukum gabungan volum, yang ditemukan pada 1809
Perbandingan volum antara gas-gas dalam suatu reaksi kimia adalah perbandingan
bilangan bulat sederhana[1]
Misalnya perbandingan volum hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari penguraian air
adalah 2:1. Hukum ini merupakan salah satu dasar dari stoikiometri gas modern, dan
hipotesis Avogadro pada 1811 berasal dari hukum ini.
Hukum Avogadro (Hipotes Avogadro, atau Prinsip Avogadro) adalah hukum gas yang
diberi nama sesuai dengan ilmuwan Italia Amedeo Avogadro, yang pada 1811 mengajukan
hipotesis bahwa:
Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan tekanan yang sama,
memiliki jumlah partikel yang sama pula.
Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak tergantung kepada ukuran
atau massa dari molekul gas. Sebagai contoh, 1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan
mengandung jumlah molekul yang sama, selama suhu dan tekanannya sama. Aspek ini dapat
dinyatakan secara matematis,
.

dimana:
V adalah volum gas.
n adalah jumlah mol dalam gas tersebut.
k adalah tetapan kesebandingan.
Akibat paling penting dari hukum Avogadro adalah bahwa Konstanta gas ideal memiliki
nilai yang sama bagi semua gas. Artinya, konstanta

dimana:
p adalah tekanan gas
T adalah temperatur

memiliki nilai yang sama untuk semua gas, tidak tergantung pada ukuran atau massa molekul
gas. Hipotesis Avogadro dibuktikan melalui teori kinetika gas.
Satu mol gas ideal memiliki volum 22.4 liter pada kondisi standar (STP), dan angka ini sering
disebut volum molar gas ideal. Gas-gas nyata (non-ideal) memiliki nilai yang berbeda.
Hukum Boyle (atau sering direferensikan sebagai Hukum Boyle-Mariotte) adalah salah
satu dari banyak hukum kimia dan merupakan kasus khusus dari hukum kimia ideal. Hukum
Boyle mendeskripsikan kebalikan hubungan proporsi antara tekanan absolut dan volume
udara, jika suhu tetap konstan dalam sistem tertutup.[1][2] Hukum ini dinamakan setelah
kimiawan dan fisikawan Robert Boyle, yang menerbitkan hukum aslinya pada tahun 1662.[3]
Hukumnya sendiri berbunyi:
Untuk jumlah tetap gas ideal tetap di suhu yang sama, P [tekanan] dan V [volume]
merupakan proporsional terbalik (dimana yang satu ganda, yang satunya setengahnya).
Hubungan antara tekanan dan volume pertama kali dicatat oleh ilmuwan amatir, Richard
Towneley dan Henry Power. Boyle mengkonfirmasi penelitian dan eksperimen mereka dan
menerbitkan hasilnya. Berdasarkan keterangan dari Robert Gunther dan otoritas lain, saat itu
adalah asisten Boyle, Robert Hooke, yang membuat peralatan eksperimen. Hukum Boyle
adalah berdasarkan dari eksperimen dengan udara, dimana ia mempertimbangkan adanya
partikel fluida di tengah mata air yang tidak terlihat. Saat itu, udara masih terlihat sebagai
satu dari empat elemen, tetapi Boyle tidak setuju. Minat Boyle kemungkinan adalah untuk
mengerti bahwa udara adalah bagian penting dalam hidup;[4] ia mempublikasikan sebagai
contoh pertumbuhan tumbuhan tanpa udara.[5] Fisikawan Perancis, Edme Mariotte (16201684) juga menemukan hukum yang sama secara terpisah dengan Boyle tahun 1676, tetapi
Boyle telah mempublikasikan hukum tersebut tahun 1662. Jadi, hukum ini, kemungkinan,
secara tidak tepat, direferensikan juga merupakan hukum Mariotte, atau Hukum BoyleMariotte. Kemudian, pada tahun 1687, di Philosophi Naturalis Principia Mathematica,
Newton, menunjukkan, secara matematis, jika fluida elastis berisi sisa partikel, di tengah
kekuatan repulsif dengan proporsional terbalik kepada jaraknya, kepadatannya secara
proporsional langsung kepada tekanan,[6] tetapi risalah matematisnya bukan penjelasan secara
fisika terhadap hubungan pengamatan. Daripada teori statis, teori kinetis dibutuhkan, dimana
ditemukan oleh Maxwell dan Boltzmann.
Definisi
Hubungan dengan teori kinetis dan udara ideal

Hukum Boyle menyatakan bahwa "dalam suhu tetap" untuk massa yang sama, tekanan
absolut dan volume udara terbalik secara proporsional. Hukum ini juga bisa dinyatakan
sebagai: secara agak berbeda, produk dari tekanan absolut dan volume selalu konstan.
Kebanyakan udara berjalan seperti udara ideal saat tekanan dan suhu cukup. Teknologi pada
abad ke-17 tidak dapat memproduksi tekanan tinggi atau suhu rendah. Tetapi, hukum tidak
mungkin memiliki penyimpangan pada saat publikasi. Sebagai kemajuan dalam teknologi
membolehkan tekanan lebih tinggi dan suhu lebih rendah, penyimpangan dari sifat udara

ideal bisa tercatat, dan hubungan antara tekanan dan volume hanya bisa akurat, dijelaskan
sebagai teori udara sesungguhnya.[7] Penyimpangan ini disebut sebagai faktor kompresibilitas.
Robert Boyle (dan Edme Mariotte) menyatakan bahwa hukum tersebut berasal dari
eksperimen yang mereka lakukan. Hukum ini juga bisa berasal secara teori, berdasarkan
anggapan bahwa atom dan molekul dan asumsi tentang gerakan dan elastis sempurna (lihat
teori kinetis udara). Asumsi tersebut ditemukan dengan resisten hebat dalam komunitas
ilmiah positif saat itu, tetapi, saat mereka terlihat, merupakan konstruksi teoretis murni yang
tidak ada sedikit pun bukti pengamatan.
Pada tahun 1738, Daniel Bernoulli, mengembangkan teori Boyle menggunakan Hukum
Newton dengan aplikasi tingkat molekul. Ini tetap tidak digubris sampai kira-kira tahun 1845,
dimana John Waterston menerbitkan bangunan kertas dengan persepsi utama adalah teori
kinetis; tetap tidak digubris oleh Royal Society of England. Kemudian, James Prescott Joule,
Rudolf Clausius, dan Ludwig Boltzmann menerbitkan teori kinetis udara, dan menarik
perhatian teori Bernoulli dan Waterston.[8]
Debat antara proponen energetika dan atomisme mengantar Boltzmann untuk menulis buku
pada tahun 1898, dimana membuahkan kritik dan mengakibatkan ia bunuh diri pada tahun
1906.[8] Albert Einstein, pada tahun 1905, memperlihatkan bagaimana teori kinetis berlaku
kepada Gerakan Brown dengan partikel yang berisi fluida, dikonfirmasi tahun 1908 oleh Jean
Perrin.[8]
Persamaan

Persamaan matematis untuk Hukum Boyle adalah:

dimana:
p berarti sistem tekanan.
V berarti volume udara.
k adalah jumlah konstan tekanan dan volume dari sistem tersebut.

Selama suhu tetap konstan, jumlah energi yang sama memberikan sistem persis selama
operasi dan, secara teoritis, jumlah k akan tetap konstan. Akan tetapi, karena penyimpangan
tegak lurus diterapkanm, kemungkinan kekuatan probabilistik dari tabrakan dengan partikel
lain, seperti teori tabrakan, aplikasi kekuatan permukaan tidak mungkin konstan secara tak
terbatas, seperti jumlah k, tetapi akan mempunyai batas dimana perbedaan jumlah tersebut
terhadap a.

Kekuatan volume v dari kuantitas tetap udara naik, menetapkan udara dari suhu yang telah
diukur, tekanan p harus turun secara proporsional. Jika dikonversikan, menurunkan volume
udara sama dengan meninggikan tekanan.
Hukum Boyle biasa digunakan untuk memprediksi hasil pengenalan perubahan, dalam
volume dan tekanan saja, kepada keadaan yang sama dengan keadaan tetap udara. Sebelum
dan setelah volume dan tekanan tetap merupakan jumlah dari udara, dimana sebelum dan
sesudah suhu tetap (memanas dan mendingin bisa dibutuhkan untuk kondisi ini), memiliki
hubungan dengan persamaan:

Hukum Boyle, Hukum Charles, dan Hukum Gay-Lusaac menghasilkan hukum kombinasi
udara. Tiga hukum udara tersebut berkombinasi dengan Hukum Avogadro dan disamaratakan
dengan hukum udara ideal.
Contoh penggunaan
1. Pergantian tekanan dalam penyuntik
2. Meniup balon
3. Peningkatan ukuran gelembung saat mereka naik ke permukaan.
4. Kematian makhluk laut dalam karena perubahan tekanan.
5. Masalah pada telinga di ketinggian tinggi.

6. Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada
tekanan tetap yang menyatakan bahwa
7. pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).
8. Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:
9.
10. dengan
11. V: volume gas (m3),
12. T: temperatur gas (K), dan
13. k: konstanta.
14. Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun
1802, namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques Charles
dari sekitar tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut
dinamai hukum Charles. Hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac
merupakan hukum gas gabungan. Ketiga hukum gas tersebut bersama dengan hukum
Avogadro dapat digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.
15. Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada
tekanan tetap yang menyatakan bahwa

16. pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).
17. Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:
18.
19. dengan
20. V: volume gas (m3),
21. T: temperatur gas (K), dan
22. k: konstanta.
23. Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun
1802, namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques Charles
dari sekitar tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut
dinamai hukum Charles. Hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac
merupakan hukum gas gabungan. Ketiga hukum gas tersebut bersama dengan hukum
Avogadro dapat digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.

Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada tekanan
tetap yang menyatakan bahwa
pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).
Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:

dengan
V: volume gas (m3),
T: temperatur gas (K), dan
k: konstanta.
Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun 1802,
namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques Charles dari sekitar
tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut dinamai hukum
Charles. Hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac merupakan hukum gas
gabungan. Ketiga hukum gas tersebut bersama dengan hukum Avogadro dapat
digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.

Dalam termodinamika dan kimia fisik, hukum Charles adalah hukum gas ideal pada tekanan
tetap yang menyatakan bahwa
pada tekanan tetap, volume gas ideal bermassa tertentu berbanding lurus terhadap
temperaturnya (dalam Kelvin).

Secara matematis, hukum Charles dapat ditulis sebagai:

dengan
V: volume gas (m3),
T: temperatur gas (K), dan
k: konstanta.
Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh Joseph Louis Gay-Lussac pada tahun 1802,
namun dalam publikasi tersebut Gay-Lussac mengutip karya Jacques Charles dari sekitar
tahun 1787 yang tidak dipublikasikan. Hal ini membuat hukum tersebut dinamai hukum
Charles. Hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay-Lussac merupakan hukum gas
gabungan. Ketiga hukum gas tersebut bersama dengan hukum Avogadro dapat
digeneralisasikan oleh hukum gas ideal.
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang meliputi
energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama dalam termodinamika.
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi
energi)". G
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari 1 bentuk
energi ke bentuk energi yang lain.
Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses kimia dan
fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.
*.Contoh perubahan energi :
1. Energi radiasi diubah menjadi energi panas.
2. Energi potensial diubah menjadi energi listrik.
3. Energi kimia menjadi energi listrik.
2). Sistem dan Lingkungan *.Sistem adalah bagian dari alam semesta yang menjadi pusat
perhatian langsung dalam suatu percobaan tertentu.
*.Lingkungan adalah bagian lain dari alam semesta yang terdapat di luar sistem.
*.Secara umum terdapat 3 jenis sistem :
a. Sistem terbuka.
Suatu sistem dimana dapat terjadi perpindahan materi dan energi dengan lingkungannya.
Contoh : kopi panas dalam gelas terbuka, akan melepaskan panas dan uap air ke
lingkungannya.
b. Sistem tertutup.
Suatu sistem dimana hanya dapat terjadi perpindahan energi ke lingkungannya tetapi tidak
dapat terjadi perpindahan materi. Contoh : kopi panas dalam gelas tertutup, dapat melepaskan
panas / kalor ke lingkungannya tetapi tidak ada uap air yang hilang.

c. Sistem terisolasi.
Suatu sistem dimana tidak dapat terjadi perpindahan materi maupun energi ke lingkungannya.
Contoh : kopi panas dalam suatu termos.
1. HukumKekekalanEnergi
2. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk lainnya Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya
3. Hukum ini diciptakan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika Inggris yang
namanya diabadikan menjadi satuan energi. hukum yang menyatakan bahwa Energi itu tetap
dan tidak mungkin diciptakan atau dimusnahkan. Energi di alam itu tidak mungkin
bertambah atau berkurang. Jumlah keseluruhan Energi di alam (energi pikiran manusia,
energi nuklir, energi matahari, energi tumbuhan, energi otot, kalor, energi gerak, energi
potensial, energi listrik, energi elektromagnetik, foton, dan sebagainya), ), dari dahulu sampai
sekarang dan yang akan datang adalah tetap d berubah jumla
4. Hukum kekekalan energi adalah : Em = Ep + Ek keterangan : Em = energi mekanik Ep
= energi kinetik Ek = energi kinetik
5. a. Energi gerak diubah menjadi bunyi. b. Energi listrik diubah menjadi panas. c. Energi
kimia diubah menjadi panas. Contoh perubahan energi :
6. a. Energi gerak diubah menjadi bunyi. b. Energi listrik diubah menjadi panas. c. Energi
kimia diubah menjadi panas.

Anda mungkin juga menyukai