PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum Termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Prinsip tersebut
juga dikenal dengan istilah konservasi energi yang berlaku untuk sistem tertutup dan terbuka.
Secangkir kopi panas ditaruh dalam suatu ruangan, maka akan dengan sendirinya kopi
tersebut menjadi dingin. Dalam kasus tersebut Hukum Termodinamika I telah terpenuhi,
karena energi yang dilepaskan kopi sebanding dengan energi yang diterima oleh lingkungan.
Tetapi jika dibalik, secangkir kopi menjadi panas dalam sebuah ruangan yang dingin, tentu
hal tersebut tidak akan terjadi. Salah satu contoh diatas menjelaskan bahwa proses berjalan
dalam suatu arah tertentu, tidak sebaliknya.
Suatu proses yang telah memenuhi Hukum Termodinamika I, belum tentu dapat
berlangsung. Diperlukan suatu prinsip selain Hukum Termodinamika I untuk menyatakan
bahwa suatu proses dapat berlangsung, yaitu Hukum Termodinamika II. Dengan kata lain,
suatu proses dapat berlangsung jika memenuhi Hukum Termodinamika I dan Hukum
Termodinamika II.
Kegunaan Hukum Termodinamika II tidak sebatas hanya pada mengidentifikasi arah
dari suatu proses, tetapi juga bisa untuk mengetahui kualitas energi (Hukum Termodinamika
I berhubungan dengan kuantitas energi dan perubahan bentuk energi); menentukan batas
teoritis unjuk kerja suatu sistem; dan memperkirakan kelangsungan reaksi kimia (degree of
completion of chemical reaction). Sementara itu dalam bahasannya, Hukum Termodinamika
II membahas tentang proses reversibel dan irreversibel, mesin kalor, mesin pendingin dan
pompa kalor, siklus carnot, serta entropi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami
energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul
memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap
molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi
potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau
pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Dua kemustahilan ini tidak
melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika
bukanlah penyimpulan dari hukum pertama termodinamika, tetapi berdiri sendiri sebagai
hukum alam yang terpisah. Hukum pertama termodinamika mengabaikan kemungkinan
penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi
ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak
pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang
lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum
mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan
perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.”
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum kedua
termodinamika.
Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan
pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara.
Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar
pernyataan “pendingin” dari hukum kedua termodinamika, seseorang dapat
menggabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh mesin
kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan melanggar
pernyataan “mesin” dari hukum kedua termodinamika karena selisih efeknya akan menarik
selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya menjadi kerja (W).
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos)
dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses
ireversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan bahwa
proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran
secara spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur
3
dengan sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah
pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel
lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan
serta teknologi manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari
dunia tempat makhluk hidup tumbuh dan berkembang (Sears dan Zemansky, 2000: 561-562).
4
2. Mesin kalor mengkonversi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam dala mbentuk
poros yang berputar)
3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Mengacu pada karakteristik di atas, sebenarnya motor bakar dan turbin gas tidak
memenuhi kategori sebagai sebuah mesin kalor, karena fluida kerja dari motor bakar dan
turbin gas tidak mengalami siklus termodinamika secara lengkap. Sebuah alat produksi kerja
yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air,
yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus termidinamika
yang lengkap.
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih dan input yang
diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja. Kemudian efisiensi termal d ari
sebuah mesin kalor dapat diekspresikan sebagai
output kerjabersih
efisiensi terma l=
total input panas
atau,
Winput Qout
ηth= =1− dimana W =Qin−Qout
Qin Qin
Dalam peralatan- peralatan praktis, seperti mesin kalor, mesin pendingin dan pompa
kalor umumnya dioperasikan antara sebuah media bertemperatur tinggi pada temperatur T H
dan sebuah media bertemperatur rendah pada temperatur T L . Untuk sebuah keseragaman
dalam mesin kalor, mesin pendingin dan pompa kalor perlu pendefinisian dua kuantitas :
QH = besar perpindahan panas antara peralatan siklus dan media bertemeperatur tinggi
pada temperatur TH.
5
QL = besar perpindahan panas antara peralatan siklus dan media berteperatur rendah pada
temperatur TL.
Sehingga efisiensi termal dapat dituliskan sebagai berikut :
Winput QL
ηth = =1− dimana W =Q H −Q L
QH QH
Melihat karakteristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor
yang dapat mengubah semua panas yang diterima dan kemudian mengubahnya semua
menjadi kerja. Keterbatasan tersebut kemudian dibuat sebuah pernyataan oleh Kelvin - Plank
yang berbunyi: “Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat/mesin yang beroperasi dalam
sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi
sejumlah kerja bersih.”
Pernyataan Kelvin-Plank (hanya diperuntuk untuk mesin kalor) diatas dapat juga
diartikan sebagai tidak ada sebuah mesin atau alat yang bekerja dalam sebuah siklus
menerima panas dari reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruh
menjadi kerja bersih. Atau dengan kata lain tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai
efisiensi 100%.
2.5 Mesin Pendingin dan Pompa Kalor (Refrigerator and Heat Pumps)
Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya
disebut dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur
refrigerasi kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup
ekspansi dan evaporator.
6
Refrigerant memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan dikompres ke tekanan
kondensor. Refrigerantmeninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif tinggi dan
kemudian didinginkan dan mengalami kondensasi dikondensor yang membuang panasnya ke
lingkungan. Refrigerant kemudian memasuki tabung kapilar dimana tekanan refrigerantturun
drastis karena efek throttling. Refrigerant bertemperatur rendah kemudian memasuki
evaporator, dimana disini refrigerant menyerap panas dari ruang refrigerasi dan kemudian
refrigerant kembali memasuki kompresor.
7
COP HP=COP P +1
Air conditoner pada dasarnya adalah sebuah mesin pendingin tetapi yang didinginkan
disini bukan ruang refrigerasi melainkan sebuah ruangan/gedung atau yang lain.
Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua pernyataan Kelvin -
Plank, yang diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan Clausius, yang diperuntukkan
untuk mesin pendingin/pompa kalor. Pernyataan Clausius dapat di ungkapkan sebagai
berikut: “Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroperasi dalam sebuah siklus
tanpa adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah ke
media bertemperatur tinggi.”
Telah diketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi ke
media bertemperatur rendah. Pernyataan Clausius tidak mengimplikasikan bahwa membuat
sebuah alat siklus yang dapat memindahkan panas dari media bertemperatur rendah ke media
bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut mungkin terjadi asalkan ada
efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan/diwakili oleh kompresor yang mendapat
energi dari energi listrik misalnya.
8
2. Proses Reversibel (Proses Terbalikkan)
Apabila kita menekan pengisap dengan sangat lambat sehingga tekanan, volume, dan
temperatur gas tersebut pada setiap waktu adalah kuantitas-kuantitas yang dapat didefinisikan
secara tepat. Mula-mula sedikit butiran pasir dijatuhkan pada pengisap dimana kemudian
volume sistem akan direduksi sedikit dan T akan naik serta terjadi penyimpangan terhadap
kesetimbangan yang sangat kecil. Sejumlah kecil kalor akan dipindahkan ke reservoir dan
dalam waktu singkat sistem akan mencapai kesetimbangan baru dengan T adalah sama
dengan T reservoir. Peristiwa ini diulakukan berulang-ulang sampai akhirnya kita mereduksi
volume menjadi setengah kali volume awalnya. Selama keseluruhan proses ini, sistem
tersebut tidak pernah berada dalam sebuah keadaan yang berbeda banyak dari sebuah
keadaan kesetimbangan. Proses inilah yang dinamakan proses reversibel. Proses reversibel
adalah sebuah proses yang dengan suatu perubahan diferensial di dalam lingkungannya
dapat dibuat menelusuri kembali lintasan proses tersebut.
Pada praktiknya semua proses adalah irreversibel tetapi kita dapat
mendekati keterbalikan (reversibel) sedekat mungkin dengan membuat perbaikan- perbaikan
eksperimen yang sesuai. Proses yang betul-betul reversibel adalah suatu abstraksi sederhana
yang berguna dalam hubungannya dengan proses riel adalah serupa seperti hubungan
abstraksi gas ideal dengan gas riel. Pada proses reversibel juga terjadi proses isotermal,
kerena kita menganggap bahwa T gas berbeda pada setiap waktu hanya sebanyak
diferensial dT dari T konstan reservoir dimana silinder berdiam. Volume gas tersebuat
juga dapat direduksi secara adiabatikr dengan memindahkan silinder dari reservoir kalor
dan menaruhnya pada sebuah tempat yang tidak bersifat sebagai penghantar. Dalam proses
adiabatikr tidak ada kalor yang masuk ataupun keluar dari sistem. Proses adiabatikr dapat
merupakan proses reversibel atau irreversibel, dimana proses reversibel kita dapat
menggerakkan pengisap sangat lambat dengan cara pembebanan pasir dan proses yang
irreversibel kita dapat menyodok pengisap dengan sangat cepat ke bawah.
Selama proses kompresi adiabatik temperatur gas akan naik karena dari Hukum
I Termodinamika bila Q = 0 maka besarnya usaha W untuk mendorong pengisap ke bawah
harus muncul sebagai suatu pertambahan energi dalam sebesar ΔU. W akan bernilai berbeda
untuk kecepatan yang berbeda dari pendorongan pengisap tersebut ke bawah yang diberikan
oleh ∫PdV yaitu luas daerah di bawah kurva pada diagram P–V (hanya untuk proses
reversibel untuk P tetap). ΔU dan ΔT tidak akan sama baik untuk proses reversibel ataupun
irreversibel.
9
2.7 Siklus Carnot
Sebelum membahas siklus Carnot terlebih dahulu perlu diketahui istilah reversibel
dan irreversibel. Sebuah proses reversibel didefinisikan sebagai sebuah proses yang dapat
dibalik tanpa meningggal jejak pada lingkungan. Atau dengan kata lain, sebuah proses yang
jika dibalik akan melalui lintasan yang sama--ingat pengertian panas dan kerja sebagai fungsi
lintasan. Proses irreversibel adalah kebalikan dari proses reversibel. Siklus Carnot adalah
sebuah siklus reversibel, yang pertama kali dikemukakan oleh Sadi Carnot pada tahun 1824,
seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan siklus Carnot disebut dengan
Mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot yang dibalik dinamakan dengan siklus Carnot terbalik dan
mesin yang menggunakan siklus carnot terbalik disebut dengan mesin refrigerasi Carnot.
10
2. Efisiensi semua mesin kalor reversibel yang beroperasi antara dua reservoir yang sama
adalah sama.
11
Gambar 2.3 Efisiensi Termal Mesin Kalor
Efisiensi maksimum sebuah pembangkit tenaga listrik yang beroperasi antara
temperatur TH = 750 K dan TL = 300 K adalah 60 persen jika menggunakan rumus efisiensi
mesin reversibel, tetapi aktualnya hanya sekitar 40 persen. Hal ini sebenarnya tidak begitu
buruk dan hal tersebut masih membutuhkan improvisasi untuk mendekati efisiensi mesin
reversibel.
Kualitas Energi
Sebuah mesin kalor Carnot jika menerima panas dari sebuah sumber pada temperatur
925 K dan mengubahnya 67,2 persen menjadi kerja, kemudian membuang sisanya (32,8
persent) ke sink pada 303 K. Sekarang jika dievaluasi bagaimana efisiensi termal jika sumber
temperatur bervairiasi dengan temperatur sink dijaga konstan.
Jika suplai panas dari temperatur sumber 500 K (bandingkan dengan 925 K), maka
efisiensi termal turun drastis menjadi dari 67,2 ke 39,4 persen. Dan jika temperatur sumber
sebesar 350 K, maka fraksi panas yang dikonversi hanya 13,4 persen.
Harga efisiensi menunjukkan bahwa energi mempunyai kualitas sama seperti
mempunyai kunatitas. Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kualitas energi.
Contoh misalnya, jumlah yang besar dari energi matahari, jika disimpan dalam sebuah
benda (body) yang disebut solar pond akan mempunyai temperatur kurang lebih 350 K. Jika
hal ini disuplaikan ke sebuah mesin kalor , maka efisiensinya hanya kurang lebih 5 persen.
Karena rendahnya kualitas energi yang didapat disimpan pada sebuah sumber, maka biaya
konstruksi dan perawatan menjadi semakin mahal. Hal ini menjadi tidak kompetitif meskipun
tersedia dalam jumlah yang banyak.
12
Coefficient of performance mesin pendingin atau pompa kalor reversibel atau
irreversibel adalah :
1 1
COP R= dan COP HP=
QH QL
−1 1−
QL QH
Jika mesinnya adalah reversibel maka :
1 1
COP R , rev= dan COPHP ,rev =
TH TL
−1 1−
TL TH
Perbandingan COP mesin pendingin reversiblel dan irreversibel adalah sebagai
berikut:
COP R <COP R , rev mesin pendingin irreversibel
COP R=COP R , rev mesin pendinginreversibel
COP R >COP R , rev mesin pendingin impossible
COP mesin pendingin dan pompa kalor menurun ketika TL menurun. Berarti hal ini
memerlukan kerja untuk menyerap panas da media bertemepratur rendah. Ketika temperatur
ruang refrigerasi mendekati nol, jumlah kerja yang diperlukan untuk memproduksi jumlah
pendinginan tertentu akan mendekati tak terbatas dan COP-nya akan mendekati nol.
13
kedua disebut dengan mesin gerak abadi tipe kedua (Perpetual-Motion Machines of the
second kind®PMM2).
3.1 Kesimpulan
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan
kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik).
Hukum kedua termodinamika juga memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah
mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum
yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Selain itu, hukum kedua
termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif
derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.
3.2 Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.
14
DAFTAR PUSAKA
Baedoewie, Saifuddin. Ir., Ir. Sudjito, dan Agung Sugeng W., ST., MT. Diktat Bab V:
Hukum Temodinamika II. [online] Availabe at:
http://mesin.ub.ac.id/diktat_ajar/data/02_f_bab5_termo1.pdf [Diakses pada tanggal 8
Mei 2014]
15