Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

HUKUM TERMODINAMIKA KEDUA

DOSEN PENGAMPU :
Dra. WILDA SYAHRI,M.Pd
Prof.Dr.M.RUSDI ,S.Pd,M.Sc

OLEH :
KELOMPOK IX
SHINTIA PUTRI AMALIA ( A1C112031 )
RIYATUN

( A1C112018 )

HUSNA

( A1C112037 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Tuhan YME ,Kami menyajikan materi kimia fisik ini dalam
bentuk makalah,yang telah kami rinci dari berbagai sumber sehingga terbentuknya
makalah kami yang berisi tentang HUKUM TERMODINAMIKA KEDUA .
Semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkannya serta
menambah wawasan bagi yang mempelajarinya.
Tentu makalah ini lebih banyak kekurangan dari pada kelebihannya,maka dari
itu kami mengharapkan partisipasinya. semoga makalah ini bermanfaat

Jambi, Desember 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul.1
Kata pengantar 2
Daftar isi .....3
BAB I PENDAHULUAN..4
1.1 Latar belakang...4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan penulisan.. 4
1.4 Metode penulisan. 5
BAB II PEMBAHASAN.. 6
2.1 Hukum kedua termodinamika..6
2.2 pernyataan Kelvin-planck dan Rudolf clausius tentang
hukum kedua termodinamika 9
2.3 mesin kalor...10
2.4 mesin pendingin dan pompa kalor .11

2.5 siklus carnot..13


2.6 prinsip carnot14
2.7 reversible dan irreversible.14
2.8 entropi...15
2.9 aplikasi hukum kedua termodinamika..17
BAB III PENUTUP...24
3.1 kesimpulan24
DAFTAR PUSTAKA
CONTOH SOAL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Termodinamika adalah nama yang diberikan untuk studi proses di mana
energi ditransfer sebagai kalor dan sebagai kerja. Dalam termodinamika terdapat
beberapa hukum yang meliputinya. Hukum termodinamika pertama menyatakan
bahwa energi adalah kekal. Sebagai contoh, ketika sebuah benda yang panas diletakkan
bersentuhan dengan benda yang dingin, kalor mengalir dari yang panas ke yang dingin,
tidak pernah sebaliknya secara spontan. Jika kalor meninggalkan benda yang dingin
dan masuk ke yang panas, energi akan tetap bisa kekal. Tetapi ini tidak berlangsung
secara spontan.
Ada banyak contoh lain dari proses yang terjadi di alam tetapi kebalikannya
tidak pernah terjadi. Misal, cangkir kopi dan gelas akan pecah seketika jika Anda
menjatuhkannya. Tetapi pecahannya tidak akan bersatu kembali seketika.
Hukum termodinamika pertama, kekekalan energi, tidak akan dilanggar jika
proses-proses ini terjadi dengan sebaliknya. Untuk menjelaskan tidak adanya
reversibilitas (bisa balik) para ilmuwan di paruh kedua abad sembilanbelas
merumuskan prinsip baru yang dikenal dengan hukum termodinamika kedua. Hukum
ini merupakan pernyataan mengenai proses yang terjadi di alam dan yang tidak.
Hukum ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara, semuanya sama.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bunyi hukum termodinamika kedua?
2. Bagaimana pernyataan Kelvin-Planck dan Clausius tentang hokum
termodinamika kedua?
3. aplikasi hukum kedua termodinamika ?
4. Bagaimana Prinsip kerja dari beberapa mesin menurut hukum 2 Termodinamika?
5. Apa itu proses reversibel dan ireversibel?
6. Apa itu entropi?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan bunyi hukum termodinamika kedua.
2. Menjelaskan pernyataan
termodinamika kedua.

Kelvin-Planck

dan

Clausius

tentang

hukum

3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai cara kerja dari, mesin


kalor, mesin pendingin, dan pompa panas.
4. Menjelaskan proses reversibel dan ireversibel.

5. Menjelaskan apa itu entropi.


1.4 METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini melalui prosedur studi pustaka, baik media buku maupun
internet. Semua informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, kami
gabungkan menjadi satu kesatuan dan menyeluruh, untuk menjelaskan makalah kami
tentang hukum termodinamika kedua, sehingga kami dapat menarik kesimpulan dari
intisari pembahasan makalah ini.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')
adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum kedua

termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak
semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua
termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi
panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu keduanya sama.
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah.
Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik).
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan
dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam
secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai
suhu keduanya sama.
Hubungan Hukum Termodinamika I dan II
Pada Hukum Termodinamika I, pada sistem tertutup perubahan energi dalam
setara dengan panas yang diberikan pada sistem (q) dan kerja yang dilakukan terhadap
sistem (w):
dU = dq + dw atau U = q + w (1)
dimana kerja yang dilakukan sistem:
dw = - P. dV (2)
Pada Hukum Termodinamika II, besarnya entropi setara dengan kalor dan
berbanding terbalik dengan suhu:
atau

dq = T . dS . (3)

dari persamaan (1), (2), dan (3) didapatkan hubungan sebagai berikut:
dU = dq + dw
dU = T . dS P . dV
Persamaan tersebut berlaku pada segala perubahan reversibel dan irreversibel dari
sistem tertutup. Penggabungan Hukum Termodinamika I dan II disebut Persamaan
Fundamental.
(Marthen Kanginan, 2007: 246 dan 250)
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses
mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua
termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran
sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah
Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak
mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi
sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.

Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah


mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan
minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Maka hukum
kedua secara langsung menjadi relevan pada banyak soal praktis yang penting. Hukum
kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran
kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat
sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin
dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan
hukum kedua termodinamika sebagai berikut :
Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana
sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas
seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama
seperti keadaan awalnya.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan mesin dari hukum kedua
termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat
alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak,
molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi
dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi
kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi
dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau
pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak
melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua
termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri
sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan
penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika
membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin,
tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke
benda yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau
kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan
perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan pendingin dari hukum
kedua termodinamika.
Pernyataan pendingin ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat
dengan pernyataan mesin. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya
setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang
melanggar pernyataan pendingin dari hukum kedua, seseorang dapat
mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh

mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan
melanggar pernyataan mesin dari hukum kedua, karena selisih efeknya akan menarik
selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental
(viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah
suatu proses ireversibel. Pernyataan mesin dan pendingin dari hukum kedua
menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu
mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila
dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum
kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat searah dari prosesproses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek
utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka
hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup
tumbuh dan berkembang.
(Sears dan Zemansky, 2000: 561-562)
Hukum pertama termodinamika mengarah ke pengenalan tentang energy dalam
U. ini merupakan fungsi keadaan yang memungkinkan kita mengkaji apakah suatu
perubahan diperbolehkan: perubahan yang bias terjadi hanya yang energy dalam system
terisolasinya tetap sama . hukum yang memberi petunjuk tentang perubahan spontan
,yaitu hukum kedua termodinamika,dinytakan dalam fungsi keadaan lain,yaitu entropi
, S. kita akan melihat bahwa entropi memungkinkan kita mengkaji apakah satu
keadaan bias didapat dari keadaan lain dengan adanya suatu perubahan spontan. Pada
hukum pertama ,energy dalam digunakan untuk mengenali perubahan yang
diperbolehkan ( perubahan yang mengekalkan energy ) ; pada hukum kedua entropi
digunakan mengenali perubahan spontan diantara perubahan perubahan yang
diperbolehkan ini.:
Hukum kedua : entropi suatu system yang terisolasi bertambah selama ada perubahan
spontan .
S>0
Dengan S tot menyatakan entropi total semua bagian sistem terisolasi.
Proses tak reversible ( seperti pendinginan higga mencapai temperature yang
sama dengan temperature lingkungan dan pemuaian bebas dari gas ) adalah
prosesspontan, sehingga prose situ di sertai dengan kenaikan entropi. Kita dpat
menyatakan bahwa proses takreposibel menghasilkan entropi, sedangkan proses
reversible adalah perubahan yang sangat seimbang, dengan system dalam keseimbangan
dengan lingkunganya pada setiap tahap. Setiap langkah yang sangat kecil disepanjang
jalannya bersifat revesible, dan terjadi tampa menyebarkan energy secara kacau,
sehingga juga tampa kenaikan entropi: proses revosiel tidak menghasilkan entropi,

melainkan hanya memindahkan entropi dari suatu bagian system terisolasi kebagian
lainnya.
( Atskin,1990 : 93-94)
2.2

PERNYATAAN KELVIN-PLANCK DAN RUDOLF CLAUSIUS TENTANG


HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA

Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami
konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh
Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat
dinyatakan sebagai berikut :
1.
Formulasi Kelvin-Planck
Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck
menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan
menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut,
misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki
nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik
yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.
Dimana W= Q1 Q2, sehingga

2.

Formulasi Clausius
Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus
yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda
panas. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin
(suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa
memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha.
(Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan.
Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan
lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama
maka perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua
termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian :
Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor
dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha
Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :

Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari
reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang
bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain. Memindahkan kalor dari
temperatur rendah ke temperatur tinggi kalau terus-menerus, akan membuat reservoir
dingin menjadi lebih dingin lagi, dan reservoir panas menjadi lebih panas lagi. Adapun
proses yang terjadi pada pesawat pendingin seperti lemari es adalah sebagai berikut :
a. Zat cair pada tekanan tinggi harus melalui saluran yang sempit, menuju ke ruang
yang lapang. Proses ini disebut proses Joule-Kelvin.
b. Tiba diruang yang lapang itu (evaporator) zat cair berkurang tekanan dan
temperaturnya, serta menguap pula. Untuk menguap, zat cair itu memerlukan kalor yang
diserapnya dari reservoir T2. (Benda yang akan didinginkan itulah yang menjadi
reservoir dingin).
c. Uap pada tekanan rendah ini masuk kompresor, dimampatkan, sehingga tekanan
dan temperaturnya naik. Temperatur uap ini lebih tinggi dari pada temperatur reservoir
T1 (dan T1T2).
d. Tiba di kondensor uap ini memberikan kalor pada reservoir T1. Selaku reservoir T1
dapat digunakan udara dalam kamar, ataupun air.
Zat yang sering digunakan pada pesawat pendingin adalah freon atau amoniak. Proses
yang sebenarnya berlangsung amat rumit.
(Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 203-206)
2.3 Mesin Kalor (Heat Engines)
Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas
menjadi energi mekanik.
Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:
1.
mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari,
bahan bakar, reaktor nuklir, dll)
2.
mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk
poros yang berputar)
3.
mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4.
Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor
adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana
fluida kerja mengalami siklus termodinamika yang lengkap.
Efisiensi termal (thermal efficiencies)

10

Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja dari suatu
mesin kalor, yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah menjadi output kerja
bersih.
Unjuk kerja = Output yang diinginkan
Input yang diperlukan
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih. Dan input yang
diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja.
Pernyataan kelvin-plank
Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor
yang dapat mengubah semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua
menjadi kerja. Pernyataan tersebut dimuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang
berbunyi;
Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam
sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi
sejumlah kerja bersih.
Pernyataan diatas hanya diperuntukkan pada mesin kalor, dapat diartikan sebagai
tidak ada sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas dari
reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruhnya menjadi kerja
bersih. Atau dengan kata lain tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi
100%.
2.4 Mesin Pendingin dan Pompa kalor
a. Mesin Pendingin
Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida
kerjanya disebut dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan
adalah daur refrigerasi kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor,
kondensor, katup ekspansi dan evaporator
Refrigerant memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan di kompres ketekanan
kondensor. Refrugerant meninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif tinggi
dan kemudian didinginkan dan mengalami kondensasi di kondensor yng membuang
panasnya ke lingkungan. Refrigent kemudian memasuki tabung kapilar dimana tekanan
refrigerant turun drastis karena efek throttling. Refrigerant bertemperatur rendah
kemudian memasuki evaporator, dimana disini refrigent menyerap panas dari ruang
refrigerasi dan kemudian refriferant kembali memasuki kompresor. Efisiensi refrigerator
disebut dengan istilah coefficient of performance (COP), dinotasikan dengan COPR.
Perlu dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena
jumlah panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input

11

kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari satu. Salah
satu alasan penggunaan istilahcoefficient of performance-lebih disukai untuk
menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi, karena COP dari mesin pendingin lebih
besar dari satu.
b. Pompa Kalor
Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau
sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi
pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke
lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer,
pendingin ruangan, dan sebagainya. Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga
ruang refrigerasi tetap dingin dengan meyerap panas dari ruang tersebut. Tujuan pompa
kalor adalah menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas
ruangan tersebut disertai dengan menyerap panas dari sumber bertemperatur rendah.
Perbandingan antara COPR dan COPHP adalah sebagai berikut :
Mesin kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke lokasi
yang lebih dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya,
pompa kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang
lebih dingin ke lokasi yang lebih panas.
Air condtioner pada dasarnya adalah sebuah mesin pendingin tetapi yang
didinginkan disini bukan ruang refrigerasi melainkan sebuah ruangan/gedung atau yang
lain.
Hukum Termodinamika II Pernyataan Clausius
Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvinplank yang diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang
diperuntukkan untuk mesin pendingin/pompa kalor. Pernyataan clausis dapat
diungkapkan sebagai berikut:
Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroprasi dalam sebuah siklus
tanpa adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah
kemedia bertemperatur tinggi.
Telah kita ketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi
kemedia bertemperatur rendah. Pernyataan clausis tidak mengimplikasikan bahwa
membuat sebuah alat siklus yang dapat memindahkan panas dari terperatur rendah ke
media bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut dapat terjadi
asalkan ada efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan kompresor yang mendapat
energi dari energi listrik.
(Halliday,1998:86 )

12

2.5 SIKLUS CARNOT


Sebelum membahas siklus Carnot terlebih dahulu perlu diketahui istilah
reversibel dan irreversibel. Sebuah proses reversibel didefinisikan sebagai sebuah
proses yang dapat dibalik tanpa meningggal jejak pada lingkungan. Atau dengan kata lain,
sebuah proses yang jika dibalik akan melalui lintasan yang sama--ingat pengertian panas
dan kerja sebagai fungsi lintasan. Proses irreversibel adalah kebalikan dari proses
reversibel.
Siklus Carnot adalah sebuah siklus reversibel, yang pertama kali dikemukakan
oleh Sadi Carnot pada tahun 1824, seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang
menggunakan siklus Carnot disebut dengan Mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot yang
dibalik dinamakan dengan siklus Carnot terbalik dan mesin yang menggunakan siklus
carnot terbalik disebut dengan Mesin refrigerasi Carnot.

Urutan proses pada siklus Carnot adalah sebagai berikut :


1. Ekspansi isotermal reversibel.
2. Ekspansi adiabatis reversibel
3. Kompresi isotermal reversibel
4. Kompresi adiabatis reversibel
2.6 PRINSIP CARNOT
Hukum termo kedua meletakkan pembatasan pada operasi peralatan siklus
seperti yang diekspresikan oleh Kelvin-Plank dan Clausius. Sebuah mesin kalor tidak
dapat beroperasi dengan menukarkan panas hanya dengan reservoir tunggal, dan
refrigerator tidak dapat beroperasi tanpa adanya input kerja dari sebuah sumber luar.
Dari pernyataan diatas kita dapat mengambil kesimpulan yang berhubungan
dengan efisiensi termal dari proses reversibel
dan irreversibel (Gb. 5-3):
1. E f i s ie n s i

13

sebuah

mesin

k al or

irreversibel selalu lebih kecil dari mesin kalor reversibel yang beroperasi
antara dua reservoir yang sama.
2. Efisiensi
semua
mesin
kalor
reversibel yang beroperasi antara dua reservoir yang sama adalah sam a.

2.7 REVERSIBEL DAN IREVERSIBEL


Proses yang tidak menyalahi hukum kedua, dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu reversibel dan ireversibel (terbalikkan dan tak terbalikkan). Marilah kita tinjau
suatu sistem terisolasi. Hukum kedua mengatakan bahwa tidaklah mungkin terjadi
suatu proses yang akan mengurangi entropi. Andaikan sistem itu mengalami suatu
proses dengan arah yang kita sebut saja ke depan. Jika proses itu terjadi dengan
kenaikan entropi, maka andaikan terjadi proses sebaliknya (ke belakang) pastilah akan
disertai penurunan entropi dan ini tak mungkin. Maka dikatakan bahwa proses yang
terjadi ke arah depan itu disebut ireversibel.
Bila ada proses ke depan itu tidak terjadi perubahan entropi maka pada proses
sebaliknya juga tidak akan terjadi perubahan entropi. Dengan demikian maka proses
dapat berlangsung ke arah manapun tanpa menyalahi hukum kedua. Proses reversibel
adalah proses yang tak menghasilkan entropi.
Kebanyakan proses yang nyata adalah ireversibel, namun banyak pula yang
dapat diidealkan sebagai proses reversibel. Beberapa proses demikian misalnya adalah
prosesproses berikut.
1)
Untai listrik dengan kapasitor dan induktor, tanpa resistor.
2)
Kotak beroda pada rel licin (tanpa gesekan) yang dihubungkan dengan satu ujung
pegas, ujung lain terikat pada dinding.
3)
Gas dalam bejana tertutup piston yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan;
piston dihubungkan dengan satu ujung pegas dan ujung pegas yang lain terikat pada
dinding.
(Dimsiki Hadi, 1993: 192-193)
Misalkan sebuah sistem mengalami suatu proses, berubah dari keadaan A ke
keadaan B. jika, sesudah proses itu selesai, sistem dan lingkungannya dapat
dikembalikan ke keadaan semula, sehingga pada hasil akhirnya tiada kalor yang
berpindah dan tiada usaha yang dilakukan, maka proses tersebut disebut proses
reversibel. Proses yang tidak memenuhi syarat ini disebut proses ireversibel.
Tinjaulah lagi proses perpindahan kalor dari benda A (yang bertemperatur TA) ke benda
B (yang bertemperatur TB < TA), bila kedua buah benda itu bersentuhan. Setelah keduaduanya bertemperatur sama, T dapatkah masing-masing di kembalikan kekeadaan
semula? Dapat! Yang diperlukan hanyalah dua buah reservoir: yang sebuah
bertemperatur TA dan yang lain TB. Kemudian benda A dibiarkan bersentuhan dengan

14

reservoir TA, benda B bersentuhan dengan reservoir TB. Maka pada akhirnya benda A
bertemperatur TA dan benda B bertemperatur TB, seperti sebelum proses. Tetapi terjadi
pula perubahan lain di lingkungannya: reservoir TA kehilangan kalor sebesar Q, sedang
reservoir TB menerima kalor sebesar Q. Dapatkah kalor Q dipindahkan dari reservoir
TB ke reservoir TA tanpa perubahan lain? Jelas tidak dapat! Karena itulah proses
tersebut dikatakan ireversibel.
Agar suatu proses reversibel haruslah dalam proses itu tidak ada gesekan dan tidak
ada pula ketidakseimbangan. Proses seideal itu tidak mungkin ada. Kalau proses itu
quasistatik dan di dalamnya gesekan dapat diabaikan, cukuplah sudah proses itu
dianggap reversibel.
(Sutrisno dan Tan Ik Gie, 1983: 208)

2.8 ENTROPI
Apakah Yang Dimaksud Dengan Entropi?
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah
menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami proses reversibel sama
dengan kalor yang diserap sistem dan lingkungannya dibagi suhu mutlak sistem tersebut
(T). Entropi adalah fungsi keadaan, nilainya pada suatu keadaan setimbang dapat
dinyatakan dalam variabel-variabel yang menentukan keadaan sistem. Asas kenaikan
entropi dapat dinyatakan bahwa entropi selalu naik pada tiap proses ireversibel. Karena
itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi sempurna selalu naik tiap
proses ireversibel.
Dalam proses adiabatik, dQ = 0, dan dalam proses adaibatik ireversibel dQ r =
0. Oleh karena itu dalam proses adibatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi
S tetap. Proses demikian ini disebut pula sebagai proses insentropik. Jadi:
dQr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi

Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan


sebuah reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir masuk kedalam
sistem, maka Qr positif dan entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem Q r
negatif dan entropi sistem turun.

15

Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada tekanan tetap.
Arus panas yang masuk kedalam sistem per satuan massa atau per mol sama dengan
panas transformasi 1, sehingga perubahan entropi jenisnya menjadi :

Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan
lingkungannya secara reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu
lingkungan adalah sama. Besar arus panas ini yang masuk kedalam sistem atau yang
masuk kedalam lingkungan disetiap titik adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang
berlawanan. Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar tapi berlawanan tanda
dengan perubahan entropi sistem dan jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem bersama
dengan lingkungannya membentuk dunia, maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia
adalah tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini berlaku untuk proses reversibel
saja.
Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan ekspansi reversibel.
Dalam ekspansi semacam ini usaha luar haus dilakukan. Karena tenaga dakhil sistem
tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya
dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas dal proses reversibel ini naik dan
kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya yang irreversibel, yaitu
ekspansi bebas.
Bagaimanakah Asas Kenaikkan Entropi?
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi menyatakan bahwa Panas tidak bisa
mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah
tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin,
dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah.
Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.
Dalam pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu, didapatkan
bahwa entropi dunia (unuiverse) selalu naik. Hal ini juga benar untuk semua proses
ireversibel yang sudah dapat dianalisa. Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan
entropi dan dianggap sebagai bagian dari hukum kedua termodinamika. Asas ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Entropi dunia selalu naik pada setiap proses ireversibel
Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam suatu proses di lingkungi dengan
bidang adiabatik yang tegar, maka semua itu membentuk sistem yang terisolasi
sempurna dan membentuk dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi
dari suatu sistem yang terisolasi sempurna selalu naik dalam proes ireversibel yang

16

terjdai dalam sistem itu. Sementara itu entropi tetap tidak berubah dalam sistem yang
terisolasi jika sistem itu mengalami proses reversibel.
(Sulistiati.2010: 120)

2.9 APLIKASI HUKUM KEDUA THERMODINAMIKA PADA AC


a. Bagian-bagian dari Air Conditioner
Compressor AC
Compressor AC adalah power unit dari sistem AC. Ketika AC dijalankan,
compressor AC mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang
bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi
kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor AC
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah gas yang
bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi yang
kemudian akan dialirkan ke orifice tube. Kondensor merupakan bagian yang
panas dari air conditioner. Kondensor bisa disebut heat exchange yang bisa
memindahkan panas ke udara atau ke intermediate fluid (semacam air larutan
yang mengandung ethylene glycol), untuk membawa panas ke orifice tube.

Orifice Tube
Orifice tube merupakan tempat di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan
tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam
beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup
ekspansi.

Katup Ekspansi
Katup ekspansi merupakan komponen penting dalam sistem air conditioner.
Katup ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup
orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin
meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin.

17

Evaporator AC
Refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan
kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam
evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih
mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke
akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua
bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni,
sebelum melalui compressor AC untuk memperoleh tekanan dan beredar
dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi
untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Thermostat
Thermostat pada air conditioner beroperasi dengan menggunakan lempeng
bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat
dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika
temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng
membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan
motor AC aktif.

b. Cara kerja Air Conditioner


Sistem dan mekanisme AC banyak dikembangkan oleh para ahli, dan
setiap perusahaan produsennya menawarkan berbagai keunggulan dalam
setiap sistem yang dipakai. Keunggulan yang ditawarkan biasanya dalam hal
pengoperasian dan energi yang digunakan baik sistem yang di luar ruangan
(outdoor) juga sistem di dalam ruang (indoor). Secara garis besar prinsip
kerja air conditioner adalah sebagai berikut:
1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam
evaporator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan
refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara sehingga
udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam
penampung uap.
2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju
kondensor, selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap
refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.

18

3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi


digunakan katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk
dalam evaporator.
4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant
memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun
pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh
kipas propeller.
5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu
adanya thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan
keinginan.
6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab
udara di dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada
evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill evaporator
yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini terjadi perpindahan
panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari sebelumnya.
7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara
yang di dalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan
dengan evaporator, serta dibantu dengan komponen AC lainnya, kemudian
udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor. Dalam hal ini
udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan masuknya
udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan
mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap
refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam condensor sehingga
mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air
atau udara tersebut menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap
refrigerant yang sudah menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke dalam pipa
evaporator melalui katup ekspansi. Kejadian ini akan berulang kembali
seperti di atas.
Pada Air Conditioner pada dasarnya menggunakan prinsip bahwa pada waktu
menguap diperlukan kalor yang biasanya ada pada pelajaran Fisika.
Alat pada AC itu terdiri dari pompa compressor, evaporator, penukar panas,
dan katup pemuaian dan prinsip kerja siklus pendinginan udara dapat dilihat
pada gambar.

19

Gambar
1
:
Gambaran
sederhana
siklus
1: kondensor, 2: katup ekspansi, 3: evaporator, 4: kompresor.

dingin.

Gambar 2 : Gambaran Komplek dari Gambar 1.


Dan sebagai cairan yang bersifat sebagai penghantar dari kalor yang terdapat
pada udara adalah freon (diantaranya CCl2F2). Pada gambar diatas di sebelah
kiri mengandung freon yang bersuhu rendah dan tekanan rendah sedangkan
sisi kanan mengandung suhu yang tinggi dan tekanan tinggi.
Pompa dijalan oleh oleh motor listrik pada kompressor sehingga menarik uap
freon yang keluar dari pembeku, memampatkannya (menaikkan tekanan) dan
meneruskannya ke penukar pasa pada tekanan tinggi. Sekarang suhu uap
freon menjadi lebih besar dari pada suhu udara di sekitar penukar panas,
sehingga uap freon akan melepaskan kalornya ke udara sekitarnya dan uap

20

freon mengembun menjadi cair. Bukti dari pelepasan kalor ke udara


sekitarnya adanya tangan anda merasa panas ketika mendekatkan tangan ke
sirip-sirip penukar panas pada bagian belakang AC. Freon cair yang keluar
dari kondensor menuju ke katup pemuaian. Disini, freon cair memuai dan
kelajuan pemuaiannya diatur oleh katup pemuaian. Akibat pemuaian, freon
cair akan menyerap kalor dari udara yang ada di dalam AC, sehingga udara
tersebut mendingin, sedangkan freon cair menguap. Uap freon yang keluar
dari pembeku kemudian ditarik oleh pompa kompressor untuk mengulangi
siklus berikutnya.

Gambar 3 : Siklus Pendinginan pada AC


Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu siklus
yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor
dari udara dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.
c. Macam-macam Air Conditioner
1. AC Inverter
Pada air conditioner, teknologi inverter terintegrasi di dalam unit outdoor.
Compressor AC didalam unit outdoor mengubah tingkat kompresi refrigerant,
maka dalam proses tersebut dimungkinkanlah pengaturan suhu. Pada
kenyataanya, pengaturan ini diperoleh dari pengubahan kecepatan motor
didalam compressor AC. Karena kecepatan motor dapat dikontrol dengan
halus pada berbagai tingkat, inverter control memungkinkan air conditioner
tidak hanya hemat listrik, namun juga mampu melakukan pengaturan suhu
yang lebih baik. Fungsi kunci dari inverter ini terletak pada komponen yang
disebut microcontroller.
Beberapa keuntungan yang Anda dapatkan pada AC inverter:

21

Waktu yang lebih cepat untuk mencapai suhu ruangan yang kita
inginkan.
Tarikan" pertama pada listrik 1/3 lebih rendah dibandingkan AC yang
tidak menggunakan teknologi inverter.
Lebih hemat energi dan uang karena teknologi ini menggunakan
sumber daya yang 30% lebih kecil dibandingkan AC biasa. Beberapa
merk air conditioner bahkan mengklaim dapat menghemat listrik
hingga 60% dibanding AC tanpa inverter.
Dapat menghindari beban yang berlebihan pada saat AC dijalankan.
Fluktuasi temperatur hampir tidak terjadi (lihat gambar).

2. AC Split
AC split memiliki desain yang terdiri dari eksternal unit outdoor yang
didalamnya terdapat compressor AC dan indoor unit. Prinsip kerja AC split
kurang lebih sama dengan AC central namun dengan duct yang lebih kecil
membuat AC split lebih murah dan lebih mudah dipasang. Pada AC split,
refrigerant dipompa ke koil pendingin melalui duct (saluran). Biasanya
digunakan pipa conduit berdiameter 3 inch yang dipasang menembus tembok,
menghubungkan unit indoor dan outdoor. Pipa conduit ini berisi saluran
suction dan refrigerant, saluran drainase dan kabel listrik.
Kelebihan AC Split
Selain bentuknya yang lebih kecil dan pemasangan AC lebih mudah
dibanding AC central, kelebihan utama AC split adalah zoning dimana kita
dapat mendinginkan ruang-ruang tersendiri hal ini tentu saja menghemat
listrik.
Berbagai pilihan AC split memiliki unit indoor yang didesain agar sesuai
dengan dekorasi rumah kita. Instalasinya mudah dan pada beberapa merk AC,
satu unit outdoor dapat digunakan pada sampai dengan empat unit indoor.
Karena pipa conduit dibeli terpisah dan di pasaran tersedia pada berbagai

22

ukuran panjang maka kita dapat mengatur penempatan unit indoor dan unit
outdoor terpisah pada jarak tertentu dalam kisaran yang masih
direkomendasikan.
Berbagai pilihan unit indoor, apakah berupa AC split wall mounted, model
ceiling mounted atau AC floor standing. Sepertinya semua pabrikan AC split
telah melengkapi produknya dengan remote control sehingga ini membantu
kita untuk mengoperasikannya.
Refrigerant yang digunakan pada hampir semua model AC split adalah Freon.
Spesifikasi refrigerant ini biasanya tercantum dalam user manual.
Biasanya satu unit indoor sudah cukup untuk mendinginkan suatu ruangan
namun ini tergantung juga pada iinsulasi, cahaya matahari yang diterima
ruangan tersebut, penggunaan peralatan listrik dan jumlah orang didalam
ruangan. Jika kebutuhan BTU ternyata besar, maka ada pilihan untuk
menggunakan lebih dari satu unit untuk satu ruangan. Karena compressor AC
terletak di unit outdoor sehingga AC split relatif tidak menimbulkan suara
didalam ruangan.
Konsumsi listrik adalah hal penting yang harus dipertimbangkan. Pilihlah AC
yang memiliki efisiensi energi (listrik) yang paling baik namun tetap
memperhatikan fitur.
http://baiuanggara.wordpress.com/2009/01/06/prinsip-kerja-air-conditioner-ac/

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
Hukum termodinamika kedua dapat dinyatakan dalam beberapa cara yang
ekivalen:
1. Kalor mengalir secara spontan dari benda yang panas ke yang dingin, tetapi tidak
sebaliknya;

23

2. Tidak akan ada 100 persen efisiensi mesin kalor--- artinya yang merubah sejumlah
kalor seluruhnya menjadi kerja;
3. Proses alami cenderung menuju ketidak teraturan yang lebih besar atau entropi yang
lebih besar.
Pernyataan (3) merupakan pernyataan yang paling umum dari hukum
termodinamika kedua dan dapat dinyatakan kembali sebagai: entropi total, S, dari sistem
manapun ditambah entropi lingkungannya bertambah sebagai akibat dari proses alami:
S > 0.
Entropi merupakan ukuran kuantitatif ketidakteraturan sistem. Dengan berlalunya
waktu, energi menurun menjadi bentuk yang lebih tidak berguna---yaitu lebih tidak
memadai untuk melakukan kerja yang berguna.
Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang
dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum
kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, Untuk suatu
mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari
menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur
yang lebih tinggi
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses
terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik,
pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral
sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka
kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya
merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut
dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut
keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan
awal dan keadaan akhir sistem tersebut.
Bagian-bagian dari Air Conditioner
Compressor AC
Kondensor AC
Orifice Tube
Katup Ekspans
Evaporator AC
Thermostat
Pada Air Conditioner pada dasarnya menggunakan prinsip bahwa pada waktu
menguap diperlukan kalor yang biasanya ada pada pelajaran Fisika.
Alat pada AC itu terdiri dari pompa compressor, evaporator, penukar panas, dan
katup pemuaian dan prinsip kerja siklus pendinginan udara dapat dilihat pada
gambar. Dan sebagai cairan yang bersifat sebagai penghantar dari kalor yang terdapat
pada udara adalah freon (diantaranya CCl2F2). Pada gambar diatas di sebelah kiri

24

mengandung freon yang bersuhu rendah dan tekanan rendah sedangkan sisi kanan
mengandung suhu yang tinggi dan tekanan tinggi.
Pompa dijalan oleh oleh motor listrik pada kompressor sehingga menarik uap freon
yang keluar dari pembeku, memampatkannya (menaikkan tekanan) dan
meneruskannya ke penukar pasa pada tekanan tinggi. Sekarang suhu uap freon
menjadi lebih besar dari pada suhu udara di sekitar penukar panas, sehingga uap
freon akan melepaskan kalornya ke udara sekitarnya dan uap freon mengembun
menjadi cair. Bukti dari pelepasan kalor ke udara sekitarnya adanya tangan anda
merasa panas ketika mendekatkan tangan ke sirip-sirip penukar panas pada bagian
belakang AC. Freon cair yang keluar dari kondensor menuju ke katup pemuaian.
Disini, freon cair memuai dan kelajuan pemuaiannya diatur oleh katup pemuaian.
Akibat pemuaian, freon cair akan menyerap kalor dari udara yang ada di dalam AC,
sehingga udara tersebut mendingin, sedangkan freon cair menguap. Uap freon yang
keluar dari pembeku kemudian ditarik oleh pompa kompressor untuk mengulangi
siklus berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ainie Khuriati Riza Sulistiati. 2010. Termodinamika. Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Atkins ,P.W.1999.Kimia fisika Jilid 1 Edisi Keempat .Jakarta: Erlangga
Hadi, Dimsiki. 1993. Termodinamika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Halliday dkk. 2010. Dasar-Dasar Fisika Versi Diperluas. Tanggerang: Binapura Aksara.
Jamal, M. Arifuddin. --. Handout Fisika Dasar I. Belum dipublikasikan.

25

Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1983. Seri Fisika Dasar (Listrik, Magnet dan Termofisika
Listrik). Bandung: ITB.
Zemansky, Sears. 2000. Fisika untuk Universitas I. Jakarta: Erlangga.
http://baiuanggara.wordpress.com/2009/01/06/prinsip-kerja-air-conditioner-ac/

Contoh soal:
1. Mula-mula sebuah wadah berisi 0,3m3 gas nitrogen (anggap sebagai gas ideal)
bertekanan 10 kPa dan suhu 250C dimampatkan sampai tekanan jadi dua kalinya dan
volumenya menjadi 0,2m3. Tentukan perubahan entropi jenisnya!
Diketahui:
Keadaan awal : V1 = 0,3 m3, p1= 10 kPa= 104 Pa, T1= 250C = 298 K
Keadaan akhir : V2 = 0,2 m3, p2 = 20 kPa = 2 x 104 Pa
cp = 1,0416 KJ/kg
cv = 0,7448 KJ/kg
R= 296,93 joule/kgm-mol K
Ditanya: Perubahan entropi jenisnya (s2 - s1)?

26

Penyelesaian:
Untuk menghitung perubahan entropi, pertama-tama harus dihitung suhu pada keadaan
akhir:

Perubahan entropi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

2. Sepotong logam berat 1 kg dan pada suhu 250oC ditempatkan dalam 2 kg air pada
150 K. Kapasitas panas air 4,184 J / g K dan kapasitas panas logam 22 J / g K.
Tentukan perubahan entropi yang terjadi!
Jawab:
Diketahui:
m logam = 1 kg
T logam = 250oC = 523 K
m air = 2 kg
T air = 150 K
C air = 4,184 J / g K
C logam = 22 J / g K
Ditanya:
S = ?
Maka:
Q lepas
m logam . C logam (T logam Tc)
1 kg . 22 J / g K . (523 K Tc)
22 . (523 K - Tc)
11506 K 22 Tc
11506 K + 1255,2 K
12761,2 K
q logam

27

= Q serap
= m air . C air . (Tc T air)
= 2 kg . 4,184 J / g K . (Tc 150 K)
= 8,368 . (Tc 150 K)
= 8,368 Tc 1255,2 K
= 8,368 Tc + 22 Tc
= 30,368 Tc

= m logam . C logam . T

= 1000 g . 22 J / g K . (523 K 420,22 K)


= 1000 g . 22 J / g K . 102,78 K
= 2261160 J
= 2261,160 kJ
q air

= m air . C air . T
= 2000 g . 4,184 J / g K . (420,22 K 150 K)
= 2000 g . 4,184 J / g K . 270,22 K
= 2261200,96 J
= 2261,20096 kJ

3. Tentukan perubahan entropi suatu gas Argon pada temperatur 25oC dan tekanan 1
atm dalam wadah dengan volume 500 cm3 yang dimampatkan hingga 50 cm3 dan
didinginkan sampai -25oC!
Jawab:
Diketahui:
Ti = 25oC = 298 K
P = 1 atm
Vi = 500 cm3 = 500 . 10-3 L
Vf = 50 cm3 = 50 . 10-3 L
Tf = -25oC = 248 K
Ditanya:
S gas argon = ?
Jawab:
P.V
=n.R.T
1 atm . 0,5 L = n . 8,206 . 10-2 L atm K-1 mol-1 . 298 K
0,5
= 24,45 n mol-1
n
n

= 0,0204 mol

28

S total

29

= S1 + S2
= -0,39 J K-1 + (-0,047 J K-1)
= -0,437 J K-1

Anda mungkin juga menyukai