Anda di halaman 1dari 11

BAB II

ISI

2.1 Konsep Esensial


Dengan mengambil mata kuliah Fisika Sekolah ini, mahasiswa mampu memahami pengetahuan
tentang konsep esensial ((mekanika, termodinamika, listrik magnet, gelombang, optik, dan dasar-
dasar fisika modern) dan memahami kmiskonsepsi yang terkait onsep-konsep esensial yang
sering mucul di pembelajaran fisika.
Konsep- konsep Esensial bahan ajar, peta konsep dan mampu menganalisis konsep-konsep
esensial fisika sekolah pada topic termodinamika serta merancang kegiatan belajar siswa beserta
bahan ajar yang diperlukan untuk membelajarkan konsep-konsep tersebut.

 Konsep Esensial Bahan Ajar


Konsep- konsep Esensial materi Termodinamika : Membedakan konsep kalor, suhu, usaha,
dan energi dalam, Mengaitkan hukum pertama termodinamika dengan kompresi adiabatik gas
ideal dan konteks mekanika yang lebih luas, Menginterpretasikan diagram P-V untuk keadaan
termodinamika tertentu, Memahami konsep entropi dalam hukum kedua termodinamika.

 Peta Konsep Termodinamika


 Pendalaman Materi

1. Konsep Kalor, Suhu, Usaha, Dan Energi Dalam


Hukum pertama termodinamika merupakan salah satu contoh hukum kekekalan energi.
Artinya, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat
berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Hukum I termodinamika menyatakan bahwa
untuk setiap proses apabila kalor (Q) diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha
(W), maka akan terjadi perubahan energi dalam ( ∆U).

2. Hukum Pertama Termodinamika Dengan Kompresi Adiabatik Gas Ideal Dan Konteks
Mekanika Yang Lebih Luas
Pada hakikatnya perpindahan kalor adalah perpindahan energi. Jika sejumlah kalor Q
ditambahkan ke dalam sistem dan sistem itu tidak menghasilkan usaha selama proses itu
berlangsung, maka energi dalam sistem itu meningkat setara dengan besar Q. Jadi, perubahan
energi dalam sistem itu sama dengan jumlah kalor yang ditambahkan ΔU = Q.
Jika suatu sistem melakukan usaha dengan berekspansi terhadap lingkungannya dan selama
proses itu tidak ada kalor yang masuk ke dalam sistem, maka kalor akan keluar dari sistem
dan energi dalamnya berkurang. Dengan demikian, jika W positif maka ΔU negatif.
Sebaliknya, jika W negatif maka ΔU positif. Oleh karena itu, ΔU = -W. Jika perpindahan
kalor dan usaha berlangsung bersama-sama, maka perubahan energi dalam sistem itu adalah:
U2 – U1 = ΔU = Q – W
Bila suatu gas dikompresikan maka ini berati ada energi mekanik yang diberikan dari luar kepada gas.
Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperatur akan naik jika tekanan semakin tinggi.
Namun, jika proses ini dikerjakan dengan pendingin untuk mengeluarkan panas yang terjadi,
sehingga temperatur dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan kompresi isotermal
temperatur tetap. Proses isotermal mengikuti hukum boyle, maka persamaan isotermal dari suatu gas
sempurna adalah : Pv = tetap atau P 1 V 1 = P 2 V 2 = tetap P : tekanan absolut kg cm 2 V : volume
spesifik m 3 Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk perhitungan
kompresor tidak banyak kengunaannya.

Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi akan berlangsung
tampa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas, Proses semacam ini disebut
adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah terjadi sempurna karena, isolasi terhadap
silinder tidak pernah dapat sempurna pula. Namun proses adiabatik sering dipakai dalam
pengkajian teoritis proses kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume dalam proses
adiabatik dapat dinyatakan dalam persamaan: P . V K.
3. Menginterpretasikan Diagram P-V Untuk Keadaan Termodinamika Tertentu

Pertemuan kedua garis jenuh tersebut dikenal dengan titik kritis, dan sering dinyatakan
dalam suhu kritis, tekanan kritis, dan volume jenis kritis. Suhu kritis suatu zat murni
adalah suhu tertinggi pada mana fase cair dan gas dapat berada bersama-sama. Titik kritik
berbagai zat diberikan jika permukaan p-v-T diproyeksikan menjadi bidang p-T maka
diperoleh diagram fase, seperti diagram. Pada diagram fase, wilayah dua fase berubah
menjadi garis P-C, P-U, dan C-U. Pertemuan ketiga garis tersebut disebut titik tripel.
Titik tripel air berada pada suhu 273.16 oC dan tekanan 0.6113 kPa. Permukaan p-v-T
dapat pula diproyeksikan menjadi bidang p-v dan T-v untuk keperluan tertentu.

4. Konsep Entropi Dalam Hukum Kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat
azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua
termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, “Untuk suatu mesin
siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor
secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi”.
Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal, dimana
banyaknya molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya semakin besar,
maka kemungkinan sebuah molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V
adalah sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang
untuk menemukan molekul tersebut di dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah
molekul tunggal di dalam V adalah,
W1 = c V
Definisi statistik mengenai entropi, yakni menghubungkan gambaran termodinamika dan
gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum kedua
termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju
entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah
keadaan yang lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan
dimana entropi maksimum secara termodinamika dan keadaan yang paling mungkin
secara statistik. Akan tetapi fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi
kesetimbangan. Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin
besar di dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika
cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di
dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari musim panas yang panas atau suatu
vakum setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu ruangan. Hukum kedua
termodinamika memperlihatkan arah peristiwa-peristiwa yang paling mungkin, bukan
hanya peristiwa-peristiwa yang mungkin.

2.2 Miskonsepsi Materi Termodinamika

1. Miskonsepsi :
Siswa berpikir bahwa karena hukum II termodinamika maka entropi dari suatu sistem
harus meningkat dalam proses apapun.
Kenyataan :
Hanya berlaku untuk sistem tertutup. Terdapat contoh proses dimana entropi
mengalami penurunan suhu dan tekanan yang tetap seperti peristiwa pembekuan cairan,
kondensasi uap perlambatan kompresi gas, beberapa reaksi kimia seperti kombinasi Bati
hidrogen dan oksigen menjadi bentuk cair dalam bahan bakar titik proses penurunan
entropi terjadi karena adanya penurunan total di energi bebas gibbs. Dan entropi pada
sistem dan lingkungan meningkat.
Solusi :
Guru memberikan pemahaman pada siswa bahwa ada 2 buah proses yaitu reversible dan
irreversible yang memiliki kasus yang berbeda.

2. Miskonsepsi :
Siswa mempercayai bahwa efisiensi mesin carnot benar-benar 100%.

Kenyataan :
Efisiensi mesin carnot hanya mendekati 100%.

Solusi :
Guru memberi pemahaman bahwa walaupun di beberapa materi fisika kita menggunakan
istilah lenting sempurna (tumbukan), gas ideal, efisiensi 100% dan lain-lain, itu
sebenarnya tidak benar-benar ada dalam kehidupan sehari-hari titik tetapi fisika
menganggapnya bgitu untuk memudahkan persoalan.
3. Miskonsepsi :
Hukum kedua termodinamika melarang bentuk setiap penurunan entropi dari sebuah
sistem tertutup.

Kenyataan :
Hanya untuk proses irreversible di mana entropi sistem hanya meningkat dan tidak
pernah menurun. Sedangkan perubahan entropi sistem dan lingkungannya pada proses
irreversible adalah tetap.

Solusi :
proses irreversible banyak ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari dan sangat dekat
dengan siswa didik sehingga guru dapat menjelaskannya dengan memberi pendekatan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga konsep termodinamika siswa menjadi lebih kuat
dan tidak terjadi miskonsepsi.

4. Miskonsepsi :
Kalor mengalir secara spontan.

Kenyataan :

Energi menyebar keluar karena materi berinteraksi.

Solusi :
Guru memberikan pemahaman pada siswa bahwa ketika perpindahan kalor terjadi pada
dua buah benda bukan berarti bahwa kalor mengalir secara spontan akan tetapi hal ini
terjadi karena energi menyebar keluar yang disebabkan interaksi materi.

Penyebab Miskonsepsi :

1. Siswa, ketika siswa mencerna dan mendapat simpulan pengetahuan tanpa pembenaran
konsep yang benar dari guru.
2. Guru/Pengajar, guru yang tidak menguasai konsep cenderung mengajarkan konsep yang
salah
3. Buku Teks, komunikasi bahasa yang sulit dipahami dalam buku cenderung menimbulkan
salah tafsir dari pembaca, bagi pembaca khususnya siswa yang sedang belajar dapat juga
menumbuhkan miskonsepsi karena mereka menangkap sebagian atau bahkan tidak mengerti
sama sekali.
4. Konteks, Konteks terdiri dari pengalaman siswa, bahasa sehari-hari yang berbeda, teman
lain atau teman diskusi yang salah, penjelasan orang tua/orang lain yang keliru, yang
kesemuanya itu dapat menyebabkan miskonsepsi.
2.3 Penurunan Rumus

1. Hukum Pertama Termodinamika


Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan energi.
“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah
bentuknya saja”

Terdapat persamaan matematik yang menjelaskan hukum ini, yaitu:

Q = W + ∆U

Dimana Q adalah kalor/panas yang diterima/dilepas (J), W adalah energi/usaha (J),


dan ∆U adalah perubahan energi (J). J adalah satuan internasional untuk energi atau
usaha, yaitu Joule. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang
diterima atau dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan perubahan
energi.

2. Hukum 2 Termodinamika
Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur kalor suatu objek
dengan sistem.
“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor
tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa
dilakukan usaha”.

3. Hukum Termodinamika 3
“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah sama dengan nol,”

Proses-Proses Termodinamika

Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari keadaan


tekanan, volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses tersebut
umumnya digambarkan dalam diagram P-V, yaitu diagram yang menggambarkan
tekanan (P) dan volume (V) saat proses terjadi. Ada dua hal penting yang harus diingat
dari berbagai jenis proses-proses termodinamika, yaitu variabel yang berubah dan
usaha yang dilakukan. Usaha yang terjadi pada suatu proses termodinamika dapat
diketahui dengan menghitung luasan grafik P-V.

 Isobarik
Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem
(\Delta P = 0). Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut :
W= P.∆V
Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar (terjadi
pemuaian) maka usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil (terjadi penyusutan)
maka usaha bernilai negatif.

 Isokhorik
Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem (∆V = 0).
Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun yang terdapat
pada gambar P-V.

 Isotermik
Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem (∆T = 0).

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:


Vf
W= n.R.T.l n ( )
Vi

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta
gas, dan T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan persamaan
usaha di diagram P-V dengan persamaan gas ideal.

 Adibatik
Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem(Q =
0).

Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan
dengan persamaan:
−3
W= .n.R.∆T
2

Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki diagram P-
V yang serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses adiabatik memiliki kemiringan
yang lebih curam dibandingkan proses isotermik seperti contoh grafik berikut.
c

Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram P-V, dapat didapatkan
grafik berikut. Patut diingat bahwa satuan-satuan yang digunakan dalam perhitungan
adalah Satuan Internasional. Sebagai contoh, satuan untuk suhu yang digunakan
adalah Kelvin, satuan untuk volume adalah m3, dan satuan untuk jumlah zat adalah
mol.

Mesin Carnot Dan Mesin Kalor

Mesin Carnot adalah suatu model mesin ideal yang memiliki efisiensi paling tinggi
dari semua mesin yang mungkin diciptakan. Mesin Carnot bekerja berdasarkan suatu
proses termodinamika yang membentuk siklus, disebut juga siklus Carnot.
Pada siklus Carnot, terdapat 4 proses, yaitu pemuaian Isotermal dari A ke B, pemuaian
adiabatic dari B ke C, pemampatan isothermal dari C ke D, dan pemampatan adiabatic
dari D ke A. Selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Qh dari reservoir
bersuhu tinggi Th dan melepas kalor Qc ke reservoir bersuhu rendah Tc.

Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot dapat dinyatakan dengan mengaplikasikan
Hukum Termodinamika 1.

Q= ∆ U +W
Q h-Q c = 0+W
W =Qh-Q c

Sedangkan, untuk mengukur efisiensi mesin dapat digunakan persamaan-persamaan


berikut.
W
µ= .100
Qh
Qh=¿

Qc T c
Dikarenakan pada siklus Carnot berlaku = efisiensi mesin Carnot juga dapat
Qh T h
dinyatakan dengan:
Tc
µ = (1- ).100
Th

Jika dilihat pada rumus efisiensi tersebut, nilai efisiensi 100% dapat diperoleh jika
Tc = 0K. Hal ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada sistem di dunia nyata yang mampu mencapai efisiensi 100%.
DAFTAR PUSTAKA

Fatiah Alatas, dan Ai Nurlela. 2015.Termodinamika I. Jakarta : UIN Press

Ainie K.R.S .2010. Termodinamika. Yogyarkarta : Graha Ilmu

Harun Nasrudin, Muslimin Ibrahim. 2014. Pola Pergeseran Konsepsi Mahasiswa


Pada Pembelajaran Hukum Termodinamika ke Nol dan Hukum Termodinamika
ke I”. Prosiding Seminar Nasional Kimia UNS. Surabaya.

Suharsimi Arikunto. 2011. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai