Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“ KLASIFIKASI IKLIM ”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi Dan Antariksa

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Derlina, M.Si

Oleh:

Kelompok 1 (Satu)

Dewi Melia Gultom (4193321017)


Eva Rolita Harianja (4193321020)

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan kondisi sehat
pada masa pandemi saat ini. Sehingga penulis dapat mampu menyelesaikan tugas makalah
“Klasifikasi Iklim”.
Makalah ini di tulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan
Bumi Dan Antariksa dengan dosen pengampunya Ibu Prof. Dr. Derlina, M.Si yang sudah
banyak memberikan bimbingan atas tugas ini. Kami juga sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan
tugas ini tepat pada waktu pengumpulannya.
Dan kami kira makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian tugas ini. Dengan harapan dapat diterima oleh ibu dan dapat
dijadikan sebagai acauan dalam proses pembelajaran. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.

Medan, 04 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................................... 3

ISI.................................................................................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Iklim ............................................................................................................................... 3

2.2 Klasifikasi Iklim................................................................................................................................ 4

2.3 Sifat – Sifat Iklim ................................................................................................................................ 7

2.4 Unsur – Unsur Iklim .......................................................................................................................... 7

2.5 Perubahan Iklim Global .................................................................................................................. 10

BAB III ......................................................................................................................................................... 15

PENUTUP .................................................................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 15

3.2 Saran .................................................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklim adalah jalannya suatu keadaan cuaca atau keseluruhan dari gejala-
gejala cuaca di daerah tertentu sepanjang tahun dan dari tahun ke tahun
(Daldjoeni, 1986). Di Bumi, tidak ada tempat yang memiliki karakteristik yang
sama persis tentang cuaca dan iklim. Iklim suatu wilayah atau daerah dapat
ditentukan oleh lima faktor utama, yaitu garis lintang, angin utama, massa
daratan atau benua, arus samudra, serta topografi. Berdasarkan faktor-faktor
iklim diatas, maka para ahli iklim mengklasifikasikan iklim di Bumi menjadi
beberapa tipe seperti iklim matahari, iklim menurut Koppen, iklim menurut
Schmidt-Ferguson, iklim menurut Oldeman.

Unsur iklim adalah suatu proses terjadinya cuaca dan iklim yang merupakan
kombinasi atau gabungan dari variabel-variabel atmosfer yang sama. Unsur-
unsur iklim terdiri dari suhu, kelembapan udara, curah hujan, tekanan udara,
angin, embun, kabut, dan perawanan (Tjasyono, 1999).

Iklim sangat penting, karena terdapat beberapa peristiwa alam yang tela h
menimbulkan banyaknya bencana seperti, banjir, longsorlahan, gelombang laut
yang tinggi, dan gejala el-nino serta la-nina yang dinilai sangat menakutkan bagi
perasaan manusia. Selain itu, iklim juga sangat bermanfaat dalam proses
perencanaan rancang bangunan, dimana dalam proses tersebut termasuk pada
pemilihan jenis bahan bangunan yang digunakan, perencanaan bahan desain
pakaian, perencanaan pertanian maupun non pertanian, peternakan, transportasi
udara maupun laut terutama pada penjadwalan keberangkatan pesawat atau
kapal (kecepatan angin, arah angin, adanya kabut dan lain sebagainya) (Yuli
Priyana, 2018).

Pada metode klasifikasi iklim menurut Oldeman ini tergolong masih baru di
Indonesia (1974) dan masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria
yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup
berguna khususnya dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di
Indonesia (Yuli Priyana, 2018).

1
1.2 Rumusan Masalah
• Apa pengertian iklim?
• Apa saja klasifikasi iklim?
• Apa saja sifat – sifat iklim?
• Apa saja unsur – unsur iklim?
• Apa saja perubahan iklim global?

1.3 Tujuan
• Mengetahui pengertian iklim
• Mengetahui klasifikasi iklim
• Mengetahui sifat – sifat iklim
• Mengetahui unsur – unsur iklim
• Mengetahui perubahan iklim global

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iklim

Iklim merupakan peluang statistik berbagai keadaan atmosfer anatara lain suhu, tekanan,
angin, kelembaban yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang dengan
penyelidikan dalam waktu yang lama minimalnya 30 tahun dan meliputi wilayah yang luas.

Iklim merupakan kelanjutan dari hasil pencatatan unsur cuaca dari hari ke hari dalam
waktu yang lama, sehingga disebut sebagai rata-rata dari unsur cuaca secara umum. Iklim
bersifat stabil bila dibandingkan dengan cuaca. Perubahan iklim berlangsung dalam periode
yang lama dan meliputi area yang sangat luas. Matahari merupakan kendali utama sistem iklim.

Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa iklim tidak selamanya stabil. Beberapa factor yang
mempengaruhi iklim jika bergeser sedikit saja akan mempengaruhi ketepatan waktu Iklim itu
sendiri. Tidak hanya ketepatan waktu, juga efek dari iklim yang tidak seharusnya terjadi akan
berdampak buruk bagi makhluk hidup di daerah yang terkena perubahan iklim. Perubahan
iklim yang ekstrem bahkan banyak terjadi sekarang ini.

Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi keseimbangan atmosfer, maka factor


tersebut secara bertahap mempengaruhi pergerakan iklim yang awalnya normal menjadi
ekstrem.

Dikutip dari NASA, perubahan iklim berarti tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam jangka panjang, yang lebih lama dari cuaca harian. Kakek nenek di Amerika Serikat
(AS) bisa bercerita soal salju yang menumpuk hingga pinggang saat musim dingin. Pada zaman
sekarang, anak-anak sekolah belum tentu mengalami musim salju yang sama. Perubahan salju
musim dingin ini mengindikasikan iklim telah berubah. Jika musim panas tampak lebih panas
belakangan ini, maka iklim saat ini mungkin telah berubah. Di berbagai belahan dunia, musim
semi datang lebih awal daripada 30 tahun yang lalu. Musim semi yang berubah ini merupakan
indikasi kemungkinan perubahan iklim.

3
2.2 Klasifikasi Iklim

Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan perbedaan


iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa,
garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki kekhasan iklim.
Klasifikasi iklim biasanya terkait dengan bioma atau provinsi floristik karena iklim
mempengaruhi vegetasi asli yang tumbuh di suatu kawasan.
Klasifikasi Tipe Iklim

1. Iklim Matahari

Iklim Matahari merupakan klasifikasi iklim yang didasarkan oleh panas matahari
yang diterima bumi. Menurut Iklim Matahari, iklim di bumi dibagi menjadi 4, yaitu tropis,
subtropis, sedang, dan dingin.

2. Iklim Koppen

Iklim Koppen merupakan pengelompokkan iklim berdasarkan pada rata-rata curah


hujan dan temperatur. Klasifikasi iklim ini dibagi menjadi 5 tipe, dan masing-masing tipe
menggunakan huruf sebagai simbolnya. Berikut adalah klasifikasi iklim Koppen:

4
3. Iklim Junghuhn

Iklim Junghuhn merupakan klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian dan vegetasi di


kawasan tertentu. Pada klasifikasi ini, iklim dibagi menjadi 4 macam, yaitu:

4. Iklim Schmidt-Ferguson

Iklim Schmidt-Ferguson merupakan klasifikasi iklim berdasarkan curah hujan. Pada


klasifikasi ini, iklim dibagi menjadi 8 tipe, yaitu:

5
Untuk mencari Q rumus yang digunakan adalah rata-rata bulan kering/rata-rata
bulan basah x 100. Cara untuk mengetahui sebuah bulan disebut bulan basah atau kering
adalah melalui curah hujan di bulan tersebut ya, gais. Kalo menurut Schmidt-Ferguson
kriterianya adalah sebagai berikut:

o Bulan Basah = Curah hujan >100mm


o Bulan Lembap = Curah hujan antara 60 - 100m
o Bulan Kering = Curah hujan < 60mm

5. Iklim Oldeman

Terakhir ada iklim Oldeman, yaitu klasifikasi iklim yang menggunakan curah hujan
juga sebagai acuannya. Perbedaannya dengan iklim Schmidt-Ferguson adalah pada kriteria
bulan basah dan cara menghitungnya. Berikut adalah klasifikasi iklim Oldeman:

6
Pada iklim Oldeman, untuk menentukan tipe iklimnya kamu gak perlu menggunakan
rumus seperti iklim Schmidt-Ferguson, ya. Kamu hanya perlu menentukan bulan basah dalam
satu tahun berdasarkan curah hujannya. Berikut adalah kriteria bulan basah pada iklim
Oldeman:

o Bulan basah = curah hujan >200mm


o Bulan lembap = curah hujan 100 - 200mm
o Bulan kering = curah hujan < 100mm

2.3 Sifat – Sifat Iklim

Secara garis besar Indonesia memiliki iklim laut musim tropis, sifat - sifat dari iklim ini yaitu:

1. Rata- rata curah hujan tahunan tinggi dan mengalami panas sepanjang tahun dengan
amplitudo suhu yang kecil baik harian, bulanan maupun tahunannya. Suhu yang tinggi
disebebkan karena Indonesia berada pada garis katulistiwa yang memanjang dari timur-
barat.

2. Mempunyai pergantian musim yang tepat sepanjang tahun, yaitu musim hujan dan musim
kemarau sekiar enam bulan lamanya. Perganitian musim di Indonesia disebabkan
pergerakan wilayah terhadap matahari dan dampak dari terapitnya dua benua dan dua
samudera sehingga hembusan angin membawa jumlah uap air berbeda.

3. Udara yang lembap serta banyaknya hujan merupakan sifat iklim laut. Kelembapan
tertinggi hingga 80% dikarenakan wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan.

4. Suhu yang relatif tinggi sekitar 26 derajat C menyebabkan penguapan cukup tinggi, namun
kelembapan masih mencapai 70%-80 % didaerah terkering sekalipun

2.4 Unsur – Unsur Iklim

Iklim memegang peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Ini
karena iklim dapat mempengaruhi berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pertanian, hingga
budaya. Iklim sendiri merupakan keadaan cuaca di suatu wilayah berdasarkan periode waktu
yang cukup panjang. Iklim terbagi menjadi beberapa jenis, yakni iklim tropis, subtropis, sedang
dan dingin.

Ada beberapa unsur yang membentuk aktivitas iklim yaitu :

7
1. Matahari

Matahari memberi pengaruh besar bagi iklim di bumi. Sinar matahari dipengaruhi oleh
kondisi awal dan perbedaan sudut datang dari sinar matahari.

2. Suhu

Suhu merupakan keadaan dari suatu udara. Suhu dapat menentukan panas atau dinginnya
suatu wilayah. Keadaan suhu sejatinya ditentukan oleh radiasi matahari. Semakin banyak
matahari, suatu daerah akan semakin panas. Semakin sedikit matahari, suatu daerah akan terasa
dingin.

3. Angin

Angin merupakan pergerakan udara yang terjadi di permukaan bumi. Angin terjadi
karena adanya perbedaan tekanan udara. Unsur ini bergerak dari daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah.

8
4. Kelembapan Udara

Kelembapan udara adalah kandungan uap air yang terkandung dalam udara. Kelembapan
udara terbagi menjadi dua, yaitu kelembapan mutlak atau absolut dan kelembapan nisbi atau
relatif.

5. Tekanan Udara

Tekanan udara diartikan sebagai berat massa udara di suatu daerah tertentu. Tekanan
udara terbagi menajdi dua jenis, yakni sebaran tekanan udara vertikal dan sebaran tekanan
udara horizontal.

9
6. Awan

Awan adalah kumpulan uap air yang mendingin dan membentuk kristal es kecil di dalam
udara. Awan terbentuk dari proses kondensasi dari uap air di udara.

2.5 Perubahan Iklim Global

Perubahan iklim merupakan suatu perubahan jangka panjang dalam pola cuaca tertentu
di suatu wilayah. Perubahan iklim ini sendiri sering dikaitkan dengan pemanasan global.
Pemanasan global adalah kenaikan pada suhu Bumi yang kemudian berlangsung selama satu
dekade atau lebih dimana salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri mengungkapkan perubahan iklim


disebabkan oleh aktivitas manusia baik itu secara langsung maupun tidak langsung hingga
kemudian mengubah variabilitas iklim alami dan komposisi dari atmosfer global pada suatu
periode waktu yang dapat diperbandingkan.

Komposisi atmosfer global ini diantaranya komposisi material atmosfer bumi berupa Gas
Rumah Kaca (GRK) yang terdiri dari atas Nitrogen, Karbon Dioksida, Metana, dan lain
sebagainya.

Pada dasarnya, Gas Rumah Kaca sendiri dibutuhkan untuk menjaga suhu bumi tetap
dalam keadaan stabil. Meski demikian konsentrasi Gas Rumah kaca sendiri kemudian kian
meningkat dan membuat lapisan atmosfer menjadi semakin tebal. Penebalan pada lapisan
atmosfer ini kemudian menyebabkan sejumlah panas bumi menjadi terperangkap di atmosfer
dan menumpuk hingga akhir.

Penyebab Perubahan Iklim


1. Efek Rumah Kaca
Gas Rumah Kaca sebagai penyebab perubahan iklim pertama dan berasal dari gas-gas
rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi sendiri turut berperan dalam hal ini, misalnya pada

10
kaca di rumah yang memerangkap panas matahari kemudian menghentikannya agar tidak
bocor kembali ke angkasa.

Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami, meski berbagai aktivitas manusia
disekitarnya meningkatkan konsentrasinya di atmosfer, khususnya pada metana, karbon
dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2 dan dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang
paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64% pemanasan
global buatan manusia.

Konsentrasinya di atmosfer saat ini adalah 40% lebih tinggi jika dibandingkan saat
industrialisasi dimulai dahulu, Gas rumah kaca lainnya sendiri dipancarkan dalam jumlah yang
lebih kecil, tetapi mereka memerangkap panas jauh lebih efektif dibanding CO2, serta dalam
beberapa kasus ribuan kali lebih kuat. Metana ini bertanggung jawab atas nitro oksida sebesar
6% dan 17% pemanasan global buatan manusia.

2. Peningkatan Emisi
Penyebab perubahan iklim yang kedua berasal dari peningkatan emisi yang diakibatkan
oleh ulah manusia, misalnya saja pada Pembakaran minyak, batu bara, dan gas yang akan
menghasilkan dinitrogen oksida dan karbon dioksida. Ha ini juga disebabkan oleh deforestasi
atau penebangan hutan. Pohon sendiri membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari
atmosfer. Karenanya saat terjadi penebangan, efek menguntungkan kemudian hilang dan
karbon yang tersimpan di pohon akan dilepaskan ke atmosfer, dan menambah efek rumah kaca
di bumi. Selain itu peningkatan emisi juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah peternakan,
khususnya pada Sapi dan domba, dimana keduanya menghasilkan metana dalam jumlah besar
saat mencerna makanan.

Tak hanya itu pupuk yang mengandung nitrogen juga menghasilkan emisi nitro oksida,
Gas-gas ini berfluorinasi hingga kemudian menghasilkan efek pemanasan yang sangat kuat,
yaitu hingga 23.000 kali lebih besar dibanding CO2.

3. Pemanasan Global
Penyebab perubahan iklim lainnya berasal dari aktivitas pemanasan global. Pembangkit
listrik dan instalasi industri lainnya ialah penghasil CO2 utama. Suhu rata-rata global saat ini
sendiri adalah 0,85ºC lebih tinggi jika dibandingkan dengan akhir abad ke-19.
Masing-masing dari tiga dekade terakhir ini sendiri telah lebih hangat dibandingkan
dekade sebelumnya sejak pencatatan mulai dilakukan yaitu pada tahun 1850an. Para ilmuwan

11
iklim terkemuka mengemukakan pendapatnya mengenai penyebab pemanasan global adalah
aktivitas manusia.
Hal ini sendiri telah diamati sejak pertengahan abad ke-20. Peningkatan 2°C dibanding
suhu pada masa pra-industri ini dinilai para ilmuwan sebagai ambang batas. Di mana kemudian
terdapat risiko yang jauh lebih tinggi bahwa perubahan yang berbahaya serta berbagai bencana
di lingkungan global kemungkinan akan terjadi. Karenanya hingga saat ini banyak diantara
negara lain telah menanamkan kepada warganya tentang pentingnya menjaga pemanasan
dibawah 2°C.
4. Perubahan Orbit Bumi
Penyebab terjadinya perubahan iklim selanjutnya berasal dari orbit bumi yang
mengalami perubahan. Dalam 800.000 tahun terakhir, terdapat siklus alami dalam iklim Bumi
di antara zaman es serta periode interglasial yang lebih hangat. Usai zaman es terakhir di 20.000
tahun yang lalu, suhu global kemudian naik rata-rata sekitar 3°C – 8°C dalam kurun waktu
10.000 tahun terakhir.
Peneliti juga menghubungkan kenaikan suhu dalam 200 tahun terakhir ini dengan
kenaikan level CO2 di atmosfer. Tingkat gas rumah kaca ini sendiri kini telah berada jauh di
atas siklus alami dalam kurun waktu 800.000 tahun terakhir. Orbit bumi yang berada di sekitar
matahari adalah lingkaran bukannya elips.
Kadang ia hampir melingkar dimana jarak Bumi berada kira-kira sama dari Matahari saat
ia bergerak mengelilingi orbitnya. Pada waktu lainnya elips lebih menonjol hingga Bumi
bergerak lebih dekat dan jauh dari matahari saat mengorbit. Saat Bumi lebih dekat ke matahari
sendiri, iklim kemudian akan menjadi lebih hangat.

Dampak Perubahan Iklim

Pola cuaca merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan yang akan mempengaruhi
tanaman, dan pangan, air yang kita konsumsi, tempat tinggal, serta berbagai aktivitas dan
kesehatan manusia. Karenanya perubahan iklim benar-benar akan berdampak serius terhadap
kehidupan seseorang. Tentu saja perubahan iklim ini kemudian akan menimbulkan berbagai
dampak negatif. Berikut beberapa diantaranya yang perlu diketahui:

o Kepunahan ekosistem
o Pangan dan hasil hutan
o Pesisir dan dataran rendah
o Sumber dan manajemen air tawar

12
o Industri, permukiman dan masyarakat
o Kesehatan

Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Menanggulangi Perubahan Iklim


Meski tingkat emisi GRK terus meningkat, namun terdapat juga banyak peluang untuk
menguranginya. Salah satunya adalah dengan melalui perubahan pola konsumsi dan gaya
hidup. Berikut ini beberapa rekomendasi kebijakan dan instrumen yang dapat dilakukan untuk
menurunkan emisi GRK di bumi, seperti diantaranya:
1. Sektor Energi
Pada sektor energi yang bisa dilakukan adalah mengurangi subsidi bahan bakar fosil,
Pajak karbon yang digunakan untuk bahan bakar fosil, serta menggalakan kebiasaan
menggunakan energi terbarukan, tak lupa penetapan harga listrik bagi energi terbarukan, juga
subsidi bagi para produsen.

2. Sektor Transportasi
Pada suatu sektor transportasi adalah dengan menggalakan penggunaan biofuel,
mewajibkan penggunaan bahan bakar dengan standar CO2 untuk alat-alat transportasi di jalan
raya, STNK, Pajak unstuck plebeian endbrain, tarif penggunaan jalan serta parker. Tak lupa
juga merancang suatu kebutuhan transportasi dengan sebelumnya melalui regulasi penggunaan
lahan dan perencanaan infrastruktur yang baik, terakhir adalah berupaya lebih memilih
menggunakan transportasi tak bermotor serta menggunakan fasilitas angkutan umum.

3. Sektor Gedung
Menerapkan standar dan label terhadap berbagai peralatan, regulasi gedung dan
sertifikasi termasuk diantaranya dalam percontohan pemerintah pada pengadaan, insentif yang
diberikan kepada perusahan di bidang energi.
Apalagi sekitar 70% penggunaan energi, berasal dari konstruksi dan bangunan yang
menyumbang 39% dari emisi karbon dioksida, selain itu dalam kurun waktu 15 tahun
mendatang infrastruktur perkotaan ini akan dibangun, seiring dengan semakin cepatnya proses
migrasi dari desa ke kota (atau sebaliknya).
Selain itu yang sama pentingnya adalah memperbaiki bagaimana kualitas bangunan yang
didirikan, meningkatkan standar bangunan, serta memikirkan kembali perencanaan kota seperti
misalnya saja memberikan insentif untuk mini-grid solutions. Tak hanya itu sama pentingnya

13
mengatasi CF11, emisi metana, dan nitrooksida yang diinduksi oleh manusia hingga kemudian
menemukan solusi yang lebih cerdas untuk pemanasan, pendinginan, dan pengelolaan limbah.

4. Sektor Industri
Memberlakukan standar pada subsidi, pajak untuk kredit juga perjanjian sukarela. Pada
sektor pertanian sendiri sebaiknya diberikan Insentif finansial serta regulasi-regulasi yang akan
memudahkan dalam memperbaiki manajemen lahan, irigasi yang efisien, penggunaan pupuk
serta mempertahankan kandungan karbon dalam tanah.

5. Sektor Kehutanan
Insentif finansial dalam hal internasional juga nasional memiliki berbagai tujuan
diantaranya mempertahankan lahan hutan, manajemen hutan, memperluas area kehutanan,
hingga mengurangi deforestasi atau penebangan liar yang kerap terjadi. Regulasi pemanfaatan
lahan serta penegakan regulasi tersebut.
Melindungi dan memulihkan hutan tropis. Tanam triliunan pohon untuk meningkatkan
ketahanan pangan, menyelamatkan keanekaragaman hayati, membantu mengurangi CO2,
membuka mata pencaharian serta menolong ekonomi pedesaan.
Dalam melakukan hal ini, sangat perlu peningkatan investasi yang gunanya mengurangi
separuh pembabatan hutan tropis pada tahun 2020, menghentikan deforestasi secara global
pada tahun 2030 serta mengumpulkan sekitar US$ 50 miliar per tahun dalam kebutuhannya
mencapai target 350 juta hektar hutan serta restorasi bentang alam di tahun 2030 sejalan dengan
berlangsungnya Bonn Challenge. Hingga saat ini, 168 juta hektar restorasi kemudian telah
dijanjikan oleh 47 negara. Sangat perlu menanam lebih banyak pohon di padang rumput juga
lahan tanah pertanian tak lupa pentingnya pemulihan lahan gambut.

6. Sektor Pertanian dan Makanan


Menurut Emissions Gap Report 2018 dari UN Environment, sistem pangan dari produksi
hingga konsumsi berpotensi mengurangi hingga 6,7 gigaton CO2. Pangan menduduki urutan
kedua setelah sektor energi.

Manusia membutuhkan transformasi pangan global dalam 12 tahun ke depan, di mana


limbah makanan dikurangi, serta menjalankan diet dan pola hidup sehat melalui penurunan
asupan protein hewani, menurut badan PBB ini.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Iklim adalah jalannya suatu keadaan cuaca atau keseluruhan dari gejala-
gejala cuaca di daerah tertentu sepanjang tahun dan dari tahun ke tahun. Tetapi tidak bisa
dipungkiri bahwa iklim tidak selamanya stabil. Beberapa factor yang mempengaruhi iklim jika
bergeser sedikit saja akan mempengaruhi ketepatan waktu Iklim itu sendiri. Tidak hanya
ketepatan waktu, juga efek dari iklim yang tidak seharusnya terjadi akan berdampak buruk bagi
makhluk hidup di daerah yang terkena perubahan iklim. Perubahan iklim yang ekstrem bahkan
banyak terjadi sekarang ini.

Iklim memegang peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Ini
karena iklim dapat mempengaruhi berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pertanian, hingga
budaya. Iklim sendiri merupakan keadaan cuaca di suatu wilayah berdasarkan periode waktu
yang cukup panjang.

Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan perbedaan


iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa,
garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki kekhasan iklim.

Perubahan iklim merupakan suatu perubahan jangka panjang dalam pola cuaca tertentu
di suatu wilayah. Perubahan iklim ini sendiri sering dikaitkan dengan pemanasan global.
Pemanasan global adalah kenaikan pada suhu Bumi yang kemudian berlangsung selama satu
dekade atau lebih dimana salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim

3.2 Saran

Saran kepada pembaca semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan dengan
membaca makalah ini semoga kita semakin mengerti tentang klasifikasi iklim. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari pembaca untuk perbaikan makalah kami
berikutnya

15
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Priyana, Yuli. 1998. Pengantar Meteorologi & Klimatologi. Surakarta: Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Geografis: Konsep -Konsep Dasar (Perspektif Geodesi &
Geomatika). Bandung: Informatika Bandung.

Tjasyono, Bayong. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB.

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

16

Anda mungkin juga menyukai