Anda di halaman 1dari 8

Paper Mata Kuliah Klimatologi Medan, November 2021

PERUBAHAN IKLIM
Dosen Penanggung Jawab:
Afifuddin Dalimunthe SP.MP.

Disusun oleh:
Theonesco B Ginting
171201166
HUT 3 B

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya . Adapun paper ini berjudul
“Perubahan Iklim” merupakan salah satu komponen penilaian dalam mata kuliah
Klimatologi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Afifuddin Dalimunthe
SP.MP selaku dosen penanggungjawab yang telah membantu dan membimbing
kami dalam terwujudnya paper ini.
Dalam penulisan paper ini, saya menyadari bahwa paper ini belum
sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan paper ini. Akhir kata, sya mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian paper
ini. Semoga paper ini dapat menjadi sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.

Medan, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 5
PENDAHULUAN

Perubahan iklim adalah perubahan pola dan intensitas


unsur iklim dalam periode waktu yang sangat lama. Bentuk perubahan berkaitan dengan
perubahan kebiasaan cuaca atau perubahan persebaran kejadian cuaca. Penyebab utama
terjadinya perubahan iklim yaitu pemanasan global. Percepatan pemanasan global
merupakan akibat dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer Bumi yang
mengubah peran dari efek rumah kaca. Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi,
dan saat ini mendorong perubahan iklim melalui pemanasan global. Tidak ada kesepakatan
umum dalam dokumen ilmiah, media, atau kebijakan mengenai istilah yang tepat untuk
digunakan merujuk pada antropogenik perubahan yang dipaksakan; baik "pemanasan global"
atau "perubahan iklim" dapat digunakan. Perubahan iklim akan berdampak kepada
peningkatan tinggi permukaan air laut, meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran
rentang geografis, dan kerusakan ekosistem (Harmoni, 2005).
Dampak perubahan iklim akan dirasakan oleh manusia, hewan, tumbuhan,
maupun mikro organisme. Perumbahan iklim akan memberi dampak di lautan, daratan
maupun di lapisan udara. Perubahan iklim terjadi melalui interaksi antarunsur iklim selama
puluhan hingga jutaan tahun. Masing-masing unsur iklim memberikan pengaruh terhadap
kondisi iklim dengan tingkat pengaruh yang berubah-ubah. Pengaruh perubahan iklim dapat
dimulai dalam skala kawasan perkotaan atau kabupaten hingga kawasan benua. Perubahan
iklim dapat terjadi karena pengaruh dari luar berupa radiasi Matahari maupun pengaruh dari
dalam Bumi berupa peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer.Istilah ini bisa juga
berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata,
contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan
iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi. Dalam
penggunaannya saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan iklim merujuk
pada perubahan iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai perubahan
iklim antropogenik atau lebih umumnya dikenal sebagai pemanasan global atau pemanasan
global antropogenik (Laras, 2002).
Perubahan iklim terjadi ketika perubahan dalam sistem iklim bumi menghasilkan
pola cuaca baru yang bertahan selama setidaknya beberapa dekade, dan mungkin selama
jutaan tahun. Sistem iklim terdiri dari lima bagian yang saling
berinteraksi, atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (es dan permafrost), biosfer (makhluk
hidup), dan litosfer (kerak bumi dan mantel atas). Sistem iklim menerima hampir semua
energinya dari matahari, dengan jumlah yang relatif kecil dari interior bumi. Sistem iklim
juga memberikan energi ke luar angkasa. Keseimbangan energi yang masuk dan keluar, dan
perjalanan energi melalui sistem iklim, menentukan anggaran energi Bumi. Ketika energy
yang masuk lebih besar dari energi yang keluar, anggaran energi bumi positif dan system
iklim memanas. Jika lebih banyak energi keluar, anggaran energi negatif dan bumi
mengalami pendinginan (Sumampouw dan Oksfriani Jufri, 2019).
Saat energi ini bergerak melalui sistem iklim Bumi, ia menciptakan cuaca Bumi dan
rata-rata cuaca jangka panjang disebut "iklim". Perubahan rata-rata jangka panjang disebut
"perubahan iklim". Perubahan seperti itu bisa merupakan hasil dari "variabilitas internal",
ketika proses alami yang melekat pada berbagai bagian dari sistem iklim mengubah anggaran
energi Bumi. Contohnya termasuk pola siklus laut seperti El Nino Southern Oscillation yang
terkenal dan kurang dikenal Osilasi decadal Pasifik dan osilasi multidecadal Atlantik.
Perubahan iklim juga dapat dihasilkan dari "pemaksaan eksternal", ketika peristiwa di luar
lima bagian sistem iklim tetap menghasilkan perubahan dalam sistem. Contohnya termasuk
perubahan output matahari dan vulkanisme. Bidang klimatologi menggabungkan banyak
bidang penelitian yang berbeda. Untuk periode perubahan iklim kuno, para peneliti
mengandalkan bukti yang disimpan dalam proksi iklim, seperti inti es. Cincin pohon purba,
catatan geologis perubahan permukaan laut, dan geologi glasial. Bukti fisik dari perubahan
iklim saat ini mencakup banyak bukti independen, beberapa di antaranya adalah catatan
suhu, hilangnya es, dan peristiwa cuaca ekstrem (Ilahude dan Nontji, 1999).
PEMBAHASAN

Perubahan iklim merupakan akibat adanya pemanasan global yang memberikan


dampak negatif pada aktivitas kehidupan masyarakat. Persepsi dan pengetahuan
masyarakat terhadap perubahan iklim akan berpengaruh pada adaptasi yang dilakukan
masyarakat untuk menghadapi adanya perubahan iklim. Persepsi masyarakat terhadap
perubahan iklim masih rendah, namun masyarakat mengaku bahwa telah merasakan
dampak adanya perubahan iklim. Pengetahuan masyarakat terhadap perubahan iklim ini
mempengaruhi strategi adaptasi yang dilakukan. Berdasarkan studi litaratur, strategi
masyarakat khususnya petani dalam menghadapi perubahan iklim yaitu dengan merubah
pola tanam. Selain itu, kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat juga diyakini lebih
berperan dalam upaya adaptasi masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim (Diana et
al, 2020).
Perubahan iklim merupakan akibat adanya pemanasan global yang memberikan
dampak negatif pada aktivitas kehidupan masyarakat. Dampak negatif perubahan iklim
antara lain kenaikan suhu permukaan air laut, intensitas cuaca ekstrim, perubahan
polacurah hujan dan gelombang besar. Dampak negatif tersebut membawa dampak
berkelanjutan dalam pola kehidupan masyarakat nelayan dalam pemenuhan kebutuhan
hidup. Pemenuhan kebutuhan hidup terkait kehidupan sosial ekonominya yang
bergantung pada mata pencarian yang sangat erat dengan kondisi alam yang tidak
menentu dan sulit ditebak (Ulfa, 2018).
Perubahan iklim juga berdampak pada potensi bencana alam yang terjadi.
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap database bencana alam intenasional
(International Disaster Database) banyak bencana alam yang masuk ke dalam kategori
bencana global sebanyak 345 bencana. Sekitar 60% dari bencana alam tersebut ialah
bencana alam akibat kejadian iklim ekstrim seperti banjir, kekeringan, kebakaran hutan,
angin kencang/badai, tanah longsor, gelombang pasang tinggi dan meledaknya penyaki
(Efendi et al, 2012).
Masyarakat selama ini dinilai belum terlalu paham dengan perubahan iklim,
namun disisi lain mereka sadar dengan adanya dampak yang diakibatkan oleh perubahan
iklim. Masyarakat yang paling merasakan dampak perubahan iklim yaitu masyarakat
yang menganggantungkan hidupnya pada kondisi alam seperti petani. Penelitian yang
dilakukan oleh Touch dkk. (2017), yang dilakukan di Kamboja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat telah merasakan perubahan dalam pola curah
hujan, kemudian mulai dari musim hujan, penurunan curah hujan tahunan, meningkatnya
frekuensi kekeringan dan kering mantra, dan suhu lebih hangat. Hal tersebut
mengakibatkan pada penurunan hasil panen sebesar 16-27%. Petani menganggap bahwa
perubahan iklim memiliki potensi dampak buruk terhadap produksi tanaman mereka.
Sementara mayoritas petani tidak begitu paham untuk mengambil tindakan dalam
mengatasi dampak buruk dari perubahan iklim, beberapa telah menyarankan langkah
menyesuaikan musim tanam.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shrestha dkk. (2017), menunjukkan bahwa
perubahan utama yang dirasakan oleh para petani adalah peningkatan suhu dan
gelombang panas, yang dapat meningkatkan frekuensi kekeringan di musim panas,
meningkatkan variabilitas curah hujan di musim hujan, dan periode pertumbuhan lebih
pendek. dibandingkan dengan masa lalu, dengan durasi curah hujan lebih pendek dan
ketidakpastian tinggi. Dampak perubahan iklim yang bersifat langsung dan tidak
langsung terlihat pada pertanian dataran tinggi . Adanya perubahan iklim memiliki
dampak besar pada penurunan hasil padi, sedangkan peningkatan suhu mempengaruhi
tanaman buah, seperti ceri dan leci. Penurunan hasil panen, kesuburan tanah dan
ketersediaan air adalah dampak lainnya dirasakan oleh responden. Dampak ini telah
menyebabkan petani membutuhkan adaptasi otonom kondisi yang berubah. Di sisi lain,
ada beberapa masyarakat yang memahami bahwa perubahan iklim yang terjadi selama
beberapa dekade belakangan ini diakibatkan oleh aktivitas manusia. Tingkat persepsi dan
pengetahuan masyakat inilah yang nantinya akan mempengaruhi strategi yang akan
dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi dampak negatif adanya perubahan iklim.
Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Ahmed dan Haq (2019), yang
dilakukuan di Bangladesh khususnya pada masyarajat yang menggantungkan hidupnya
pada sumberdaya hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim masih
belum menjadi konsep yang akrab bagi semua responden di kedua masyarakat adat
masyarakat, tetapi mereka melaporkan berbagai pengalaman. Responden mendengar
tentang iklim perubahan dari televisi, surat kabar, radio, dan peneliti tamu. Responden
dari telah mengamati perubahan terbaru dalam suhu dan pola curah hujan (meningkat dan
menurun secara bertahap), namun respondenmenunjukkan tingkat kepedulian yang
berbeda tentang masalah perubahan iklim dan kepercayaan tentang pengelolaan sumber
daya hutan. Masyarakat setempat berusaha mengatasi dampak buruk perubahan iklim
dengan mengandalkan pengetahuan tradisional mereka sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, M. N. Q., dan S. M. A. Haq. 2019. Indigenous people’s perceptions about climate
change, forest resource management, and coping strategies: a comparative study in Bangladesh.
Environ Dev Sustain, 21(1): 679-708.

Efendi, M., H. N. Sunoko, W. Sulistya. 2012. Analisis Kriteria Dan Indikator Kerentanan
Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim Berbasis Das (Studi Kasus Sub Das Garang Hulu).
Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Semarang, 11
September 2012.

Harmoni, A. (2005, August). Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim. In Proceeding, Seminar
Nasional PESAT 2005. Universitas Gunadarma.

Ilahude, A. G., & Nontji, A. (1999). Oseanografi indonesia dan perubahan iklim global (el nino
dan la nina). Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta, 1-13.

Nurhayati, D., Dhokhikah, Y., & Mandala, M. (2020). Persepsi dan Strategi Adaptasi Masyarakat
Terhadap Perubahan Iklim di Kawasan Asia Tenggara. PROTEKSI: Jurnal Lingkungan
Berkelanjutan, 1(1), 39-44.

Shrestha, R. P.m N. Chaweewan., dan S, Arunyawat. 2017. Adaptation to Climate Change by


Rural Ethnic Communities of Northern Thailand. Climate, 5(57): 1-16.

Sumampouw, O. J. (2019). Perubahan Iklim Dan Kesehatan Masyarakat. Deepublish.

Touch, Van, R. J. Martin, F. Scott, A. Cowie, dan D. L. Liu. 2017. Climate change impacts on
rainfed cropping production systems in the tropics and the case of smallholder farms in North-
west Cambodia. Environ Dev Sustain, 19(1): 1631-1647.

Tursilowati, L. (2002). Urban heat island dan kontribusinya pada perubahan iklim dan
hubungannya dengan perubahan lahan. In Seminar Nasional Pemanasan Global dan Perubahan
Global. Fakta, mitigasi, dan adaptasi. Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN,
ISBN (pp. 978-979).

Ulfa, Mariam. 2018. Persepsi Masyarakat Nelayan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ditinjau
Dalam Aspek Sosial Ekonomi). Pendidikan Geografi, 23(1):41-49.

Anda mungkin juga menyukai