Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Variabilitas Perubahan
Iklim
Nama Penyusun:
TANGERANG SELATAN
2021
ANALISIS PERUBAHAN IKLIM DI PERAIRAN SELATAN JAWA PERIODE
TAHUN 1988-2017
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Variabilitas Perubahan
Iklim
Nama Penyusun:
TANGERANG SELATAN
2021
i
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kami kesehatan, sehingga kami yang berada di daerah yang berbeda-
beda, dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul “Analisis
Perubahan Iklim Di Perairan Selatan Jawa Periode Tahun 1988-2017”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Variabilitas dan Perubahan Iklim yang diberikan oleh Bapak Dr. Yosafat Donni
Haryanto, SP, M.Si. Makalah ini membahas tentang bagaimana pengaruh
perubahan iklim terhadap perairan, utamanya parameter suhu muka laut dan
evaporasi serta korelasinya terhadap curah hujan.
Dengan segala kerendahan hati, kritik, dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Data dan Metode.......................................................................................5
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Perubahan Iklim........................................................................................5
2.2 Indikasi Terjadinya Pemanasan Global di Indonesia................................7
2.2.1 Peningkatan Paras Muka Laut...................................................................7
2.3 Samudera Hindia.......................................................................................8
2.4 Analisis Profil Rata-rata dan Tren Suhu Muka Laut di Perairan Samudera
Hindia Selatan Jawa 1988-2017...........................................................................9
2.5 Analisis Profil Rata-rata Evaporasi Perairan Samudera Hindia Selatan
Jawa 1988-201....................................................................................................10
2.6 Analisis Profil Curah Hujan Perairan Samudera Hindia Selatan Jawa
1988-2017...........................................................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Simpulan.......................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dapat ditulis sebagai
berikut:
1. Apakah pengertian Perubahan Iklim?
2. Bagaimana Indikasi Terjadinya Pemanasan Global di Indonesia?
3. Bagaimana karakteristik Samudera Hindia?
4. Bagaimana Profil Rata-rata dan Tren Suhu Muka Laut di Perairan
Samudera Hindia Selatan Jawa 1988-2017?
5. Bagaimana Profil Rata-rata Evaporasi Perairan Samudera Hindia Selatan
Jawa 1988-2017?
6. Bagaimana Profil Curah Hujan Perairan Samudera Hindia Selatan Jawa
1988-2017?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Perubahan Iklim.
2. Untuk mengetahui Indikasi Terjadinya Pemanasan Global di Indonesia.
3. Untuk mengetahui karakteristik Samudera Hindia.
4. Untuk mengetahui Profil Rata-rata dan Tren Suhu Muka Laut di Perairan
Samudera Hindia Selatan Jawa 1988-2017.
5. Untuk mengetahui Profil Rata-rata Evaporasi Perairan Samudera Hindia
Selatan Jawa 1988-2017.
6. Untuk mengetahui Profil Curah Hujan Perairan Samudera Hindia Selatan
Jawa 1988-2017.
1.4 Data dan Metode
Penelitian pada makalah ini berdasarkan data renalisis model dari
ECMWF pada pranala https://cds.climate.copernicus.eu/, dengan data yang
diolah selama 30 tahun periode 1988-2017. Lokasi penelitian adalah Perairan
Samudera Hindia di selatan Jawa pada koordinat 7-9 LS dan 105-115 BT.
Data diolah menggunakan software GrADS, Microsoft Excel, dan WPS
Office, yang kemudian dianalisis secara deskriptif.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Peristiwa ekstrem menyebabkan berubahnya besaran statistik rata-rata
iklim yang pada akhirnya menggeser atau mengubah iklim pada
umumnya. Dengan demikian, pemantauan perubahan iklim dapat
dilakukan dengan memantau kondisi iklim ekstrem. Sebagai contoh pola
peningkatan suhu Bumi ditandai dengan berbagai rekor baru suhu
maksimum secara terus-menerus, sedangkan pola musim berubah dengan
adanya pergeseran awal musim.
6
2.2 Indikasi Terjadinya Pemanasan Global di Indonesia
Pemanasan global telah terjadi dalam skala luas, termasuk di
Indonesia yang ditandai dengan berbagai indikator. Ada empat Indikator
utama terjadinya pemanasan global, yakni peningkatan konsentrasi gas
rumah kaca (GRK), peningkatan suhu muka Bumi, peningkatan paras
muka laut, dan berkurangnya tutupan salju di daratan.
Semua indikator tersebut bisa ditemukan di Indonesia meskipun ada
yang sangat pasti (seperti kenaikan konsentrasi GRK) dan yang sangat
tidak pasti (peningkatan paras muka laut).
2.2.1 Peningkatan Paras Muka Laut
Kenaikan suhu muka Bumi membawa konsekuensi pada naiknya
paras muka air laut. Kenaikan muka air laut dipicu oleh dua sebab utama.
Pertama, memuainya molekul air di laut akibat suhu yang lebih tinggi di
permukaan. Kedua, penambahan air dari lelehan salju di daratan.
Sebaliknya, lelehan es di lautan tidak akan memberikan kontribusi
terhadap tambahan paras muka laut.
Penyebab kedua adalah yang paling dikhawatirkan banyak pihak
karena volume cadangan es di daratan sangat besar. Seperti diketahui, di
Bumi ini banyak terdapat tutupan salju abadi dan yang paling besar adalah
di daratan Pulau Greenland dan Benua Kutub Selatan. Bisa dibayangkan
kalau lapisan es di dua daratan tersebut mencair dalam jumlah besar.
Praktis, volume air di laut bakal naik dan dapat menyebabkan pulau-pulau
kecil tenggelam. Negara kepulauan seperti Maladewa (Maldives)
misalnya, tidak tertutup kemungkinan bakal tenggelam karena semua
wilayahnya terdiri dari pulau-pulau kecil.
Gambar 2.3 Rata-rata level muka laut global yang cenderung naik.
Perhitungan ini didasarkkan alat pengukur pasang laut (warna biru) yang
7
dilakukan sejak tahun 1950 sampai 1992. Lalu pada tahun 1992 diukur
dengan menggunakan satelit penginderaan jauh (warna hitam). Sementara
itu, sebelum tahun 1950 merupakan angka dugaan (warna merah). Satuan
yang digunakan adalah milimeter (mm) relatif terhadap rata-rata tahun
1961 – 1990.
8
Samudra ini berlokasi di antara sejumlah benua yakni Afrika, Asia, Laut
Selatan, dan juga Australia.
Para ahli berpendapat bahwa Samudera Hindia mempunyai peran yang
penting dalam iklim dunia. Samudera Hindia yang terletak di antara benua
Asia dan Australia diketahui memiliki fluktuasi inter-seasonal, seasonal,
dan juga inter-annual. Para ahli mulai banyak meneliti Samudera Hindia
setelah pada akhir tahun 1997 hingga awal tahun 1998 terjadi bencana
banjir dan kekeringan. Indonesia pun merasakan dampaknya yaitu pada
waktu yang sama terjadi kekeringan yang hebat (Schott et al., 2008).
2.4 Analisis Profil Rata-rata dan Tren Suhu Muka Laut di Perairan
Samudera Hindia Selatan Jawa 1988-2017
Perairan Samudera Hindia di selatan Jawa, memiliki rata-rata suhu
yang bervariatif dan relatif tidak sehangat perairan Indonesia lainnya,
berkisar antara 27-28,5℃. Selama periode 1988-2017, Samudera Hindia
memiliki rata-rata suhu sebesar 28,13℃. Samudera Hindia menghangat
lebih cepat daripada lautan lainnya, menyimpan lebih dari 70% dari semua
panas yang diserap oleh permukaan laut sejak tahun 2003 (The
Conversation, 2021). Kenaikan suhu ini cukup terlihat pada Grafik 2.1
Gambar 2.4 Profil Rata-rata Suhu Muka Laut Indonesia tahun 1988-2017
9
Grafik 2.1 Profil Rata-rata Suhu Muka Laut Tahunan Perairan Selatan
Jawa tahun 1988-2017
Dari Grafik 2.1 didapat fluktuasi rata-rata suhu muka laut tahunan di
Perairan Selatan Jawa, terlihat adanya tren naik sebesar 0,13℃ dalam
kurun waktu 30 tahun. Suhu muka laut cukup tinggi terjadi pada tahun
1998 dengan nilai 29,376℃, tahun 2010 dengan nilai 29,013℃, dan tahun
2016 dengan nilai 29,305℃. Sedangkan suhu muka laut cukup rendah
terjadi pada tahun 1994 dengan nilai 27,171℃ dan tahun 1997 dengan
nilai 26,904 ℃.
10
Grafik 2.2 Profil Rata-rata Evaporasi Perairan Selatan Jawa tahun 1988-
2017
2.6 Analisis Profil Curah Hujan Perairan Samudera Hindia Selatan Jawa
1988-2017
11
Dari Grafik 2.4 didapat fluktuasi rata-rata curah hujan tahunan di
Perairan Selatan Jawa dalam kurun waktu 30 tahun. Curah hujan tertinggi
terjadi pada tahun 2010 dengan nilai 9,26 mm dan terrendah pada tahun
1997 dengan nilai 3,9 mm.
Grafik 2.5 Korelasi Suhu Permukaan Laut dengan Curah Hujan Perairan
Selatan Jawa Tahun 1988-2017
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian hasil dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Perairan di selatan Jawa relatif lebih dingin daripada perairan di Indonesia.
Perubahan iklim terlihat dengan adanya tren naik untuk periode tahun 1988-2017.
Sedangkan untuk parameter penguapan belum didapat kenaikan/penurunan yang
signifikan. Tipe curah hujan di Perairan selatan Jawa adalah tipe monsun dengan
puncak sekitar bulan Februari. Suhu muka laut dan curah hujan berkorelasi
sedang.
3.2 Saran
Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya seperti:
13
DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E., Mimin Karmini dan Budiman (2011). Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Ikim di Indonesia. Jakarta: Badan Meteorologi dan Geofisika.
https://theconversation.com/menjelajahi-samudra-hindia-arsip-sejarah-yang-kaya-
di-permukaan-dan-di-dalam-laut-152690 (diakses pada 16 Januari 2021)
Schott, F.A., S.P Xie dan J.P. McCreary. (2009). Indian Ocean Circulation and
Climate Variability. Rev. Geophys. 47 : 1-46.
14