Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH METEOROLOGI LAUT

ANALISIS PENYEBARAN SUHU DI WILAYAH

PERAIRAN SAMUDERA INDONESIA

Dosen Pengampu:
Dr. H. Rudianto, MA
Oleh:
Annisa Nuurul Farhana 195080600111050
Adrian Sakti Gangsar Pinilih 195080607111034
Anggi Andrianah Putri 195080601111035
Annisa Syifa Damarjati 195080600111007
Aprilia Khoirunnisa 195080600111037
Arif Andrian 195080600111003
Arum Kusuma Dewanti 195080601111011
Cahyaning Sekar Wuryanto 195080600111024

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Mata
Kuliah Meteorologi Laut yang berjudul “ANALISIS PENYEBARAN SUHU DI
WILAYAH PERAIRAN SAMUDERA INDONESIA” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusun dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada Mata Kuliah Meteorologi Laut. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang peristiwa penyebaran suhu di
wilayah perairan Samudera Indonesia.
Penyusun makalah ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik sehingga
dapat selesai dengan waktu yang ditentukan. Semoga makalah yang sederhana
ini dapat berguna bagi penulis serta memberi pengetahuan luas bagi yang
membaca.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna baik dari
segi bahasa maupun sistematikanya. Saya sangat terbuka terhadap kritik dan
saran dari para pembaca sekalian. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Malang, 30 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Rentan dan Sebaran Suhu Di Indonesia................................................3
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Berdasarkan Letak Lintang...............4
2.3 Pengaruh Pergerakan Massa Udara Terhadap Suhu Di Indonesia........5
2.4 Intensitas Radiasi Matahari Di Indonesia................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi perairan Indonesia secara geografis terletak antara dua benua
yakni benua Australia dan benua Asia serta terletak antara dua samudera yaitu
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letaknya yang diantara dua benua
mempengaruhi musim di Indonesia, sedangkan letak samudera mempengaruhi
kondisi laut dan atmosfer yang salah satunya adalah penyebaran suhu.
Menurut Supu et al. (2016), suhu merupakan ukuran atau derajat panas
atau dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu di definisikan sebagai suatu
besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau lebih yang berada
dalam kesetimbangan termal. Jika panas dialirkan pada suhu benda, maka suhu
benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas.
Akan tetapi hubungan antara satuan panas dengan satuan suhu bukan suatu
konstanta, karena besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan panas dalam
jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat capacity) yang
dimiliki oleh benda penerima tersebut.
Penyebaran atau distribusi suhu di perairan Indonesia berkisar 26-30 oC.
Variasi suhu terjadi pada setiap waktu yakni tiap musim. Suhu perairan Indonesia
pada musim pancaroba I atau sekitar April-Mei dan musim pancaroba II atau
sekitar November mencapai maksimum. Pada saat itu angina relative lemah
sehingga proses pemanasan lebih kuat. Besarnya intensitas juga ikut
mempengaruhi nilai suhu. Suhu pada musim Barat atau sekitar Desember-
Februari mencapai nilai minimum. Hal ini juga disebabkan karen angina yang
kuat dan curah hujan yang tinggi.
Perubahan suhu ini menjadi parameter bagi kehidupan organisme laut.
Perubahan suhu akan mempengaruhi metabolism, reproduksi, dan distribusi ikan
dilaut. Pengetahuan mengenai persebaran dan perubahan suhu perairan dapat
membantu nelayan dalam mencari ikan. Selain itu dapat juga berguna dalam
mempelajari fenomena alam yang disebabkan oleh suhu antara lain ENSO,
DME, dan fenomena lain. Oleh karena itu, dengan mengetahui faktor persebaran
suhu dapat memaksimalkan penangkapan ikan dan membantu mempelajari
fenomena di laut.
1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana rentang dan sebaran suhu di dunia?


2) Mengapa lintang dapat mempengaruhi suhu?
3) Bagaimana pengaruh pergerakan massa udara terhadap suhu di
Indonesia
4) Bagaimana penyinaran yang terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui rentang dan sebaran suhu di dunia


2) Untuk mengetahui faktor suhu berdasarkan lintang
3) Untuk mengetahui pengaruh pergerakan massa udara terhadap suhu di
Indonesia
4) Untuk mengetahui penyinaran yang terjadi di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rentan dan Sebaran Suhu Di Indonesia


Suhu Permukaan Laut (SPL) merupakan salah satu parameter yang
menentukan kualitas perairan karena dapat mempengaruhi metabolisme dan
perkembangbiakan organisme laut. Penggunaan data penginderaan jauh MODIS
sangat baik untuk pemantauan SPL karena mempunyai resolusi temporal yang
tinggi, sehingga gejala perubahan suhu secara berkala dapat dilihat dan pola
sebarannya dapat dianalisis, contohnya ialah analisis sebaran suhu di perairan
Lombok, secara temporal fluktuasi nilai SPL di perairan Lombok dapat dilihatdari
data analisis yang didapatkan. Nilai SPL selama 5 tahun di perairan Lombok
berkisar 26.0-31.30oC dengan rata-rata 29.0oC. Nilai SPL maksimum di perairan
utara Lombok selama lima tahun terjadi pada bulan April 2010 yaitu 31.30oC
sedangkan nilai SPL minimumnya terjadi pada bulan Agustus 2011. Nilai SPL
maksimum di perairan selatan Lombok selama lima tahun terjadi pada bulan April
2010 yaitu 31.0oC dan nilai minimumnya terjadi pada bulan Juli yaitu 26.0oC.
Rata-rata nilai SPL di perairan utara Lombok adalah 29.50oC dengan nilai variasi
1 dan di perairan selatan Lombok adalah 28.60oC dengan nilai variasi 1.6.
Dengan demikian nilai SPL di perairan utara Lombok lebih seragam
dibandingkan di perairan selatan Lombok.

Berdasarkan analisis deret waktu perairan Lombok bagian utara


mempunyai nilai SPL yang tinggi dibandingkan dengan perairan Lombok bagian
selatan. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh yang tinggi dari musim timur
terhadap perairan di Samudera Hindia yang menurunkan suhu permukaan laut di
kawasan tersebut, terutama di puncak musim timur yaitu pada bulan juni-
september. Penurunan SPL pada musim tersebut kemudian juga mempengaruhi
kondisi SPL di perairan selatan pulau Lombok. Selain itu juga kondisi di perairan
selatan antara pulau jawa dan kepulauan nusa tenggara yang banyak terjadi
fenomena upwelling, menyebabkan turunnya kondisi suhu permukaan laut pada
perairan tersbeut. Sedangkan kondisi perairan pedalaman Indonesia, seperti
Laut Jawa dan Selat Makassar, memiliki nilai suhu permukaan laut yang relatif
lebih hangat sepanjang tahun dibandingkan di perairan samudera, dikarenakan
kondisi perairan yang lebih dangkal dan cukup tertutup oleh pulau-pulau besar.
Hal ini merpresentasikan kondisi perairan wilayah Indonesia.

Sebaran suhu secara spasial dapat dilihat dari perbedaan warna degradasi
suatu wilayah, Nilai SPL dapat dipengaruhi juga oleh fenomena ENSO yang
memiliki dua fase yang berbeda yaitu El Nino dan La Nina.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Berdasarkan Letak Lintang

Faktor yang mempengaruhi suhu di suatu wilayah salah satunya adalah


letak lintang. Letak lintang menentukan intensitas radiasi matahari yang diterima
oleh suatu wilayah (Hasanudin, 1997). Wilayah yang berada di sekitar ekuator
menerima radiasi sinar matahari paling tinggi. Semakin tinggi lintang suatu
wilayah, semakin kecil intensitas penyinaran yang diterima. Hal ini dikarenakan
matahari hanya berosilasi di sekitar ekuator saja (23.5 oLU -23.5oLS). Sehingga
sinar matahari yang jatuh di wilayah ekuator hamper tegak lurus permukaan
bumi. Sedangkan di wilayah yang jauh dari ekuator sinar matahari jatuh miring
atau condong terhadap permukaan bumi. Besar kecilnya radiasi matahari yang
diterima suatu wilayah tidak hanya berpengaruh terhadap suhu tetapi juga
berpengaruh terhadap tekanan udara, pergerakan angin, dan sebagainya.

4
Secara horizontal sebaran suhu didasarkan pada letak lintang. Wilayah
dengan intesitas penyinaran matahari yang lebih banyak ialah wilayah yang
terletak pada lintang 100LU – 100LS. Implikasinya, suhu air laut tertinggi akan
ditemukan di daerah sekitar ekuator. Semakin ke arah kutub, suhu air laut
semakin rendah. Hal ini juga yang menyebabkan kisaran suhu pada daerah
tropis relatif stabil. Banyaknya cahaya matahari yang mengenai daerah ekuator
dari pada kutub adalah cahaya matahari yang merambat melalui atmosfer akan
banyak mengalami kehilangan panas sebelum sampai ke kutub. Selain itu,
cahaya matahari yang jatuh di daerah tropik akan menempuh jarak yang lebih
pendek daripada yang ditempuh di daerah kutub.

2.3 Pengaruh Pergerakan Massa Udara Terhadap Suhu Di Indonesia

Menurut Gaol, et al. (2014). Posisis geografis Indonesia yang terletak


diantara dua samudran mampu mempengaruhi variasi suhu permukaan perairan
Indonesia. Angin Muson, El Nino, dan Indian Ocean Dipole menjadi penyebab
terjadinya variasi suhu di perairan Indonesia. Saat terjadi angin muson barat
suhu permukaan laut Indonesia akan cenderung hangat kecuali pada daerah
timur sumatra. Hal ini disebabkan oleh bergeraknya angin dari asia (utara)
menuju australia (selatan). Arus laut yang lebih dingin di utara dibawa oleh
pergerakan angin menuju selatan sehingga suhu di perairan timur sumatra
memiliki suhu yang rendah. Angin Muson timur akan menyebabkan pergerakan
arus dari selatan Indonesia menuju ke urata sehingga perairan selatan Indonesia
akan memiliki suhu yang rendah.
Fenomena El Nino akan menyebabkan terjadinya penurunan suhu
permukaan laut di Indonesia secara umum. Penurunan suhu ini disebabkan
karena angin bergerak dari pasifik barat ke pasifik timur dan membawa massa air
sehingga terjadi penurunan suhu di perairan pasifik barat termasuk Indonesia.
Fenomena La Nina akan menimbulkan efek sebaliknya dimana perairan
Indonesia akan meningkat suhunya karena angin berhembus ke arah Pasifik
Barat dari Pasifik Timur. Hal ini juga akan meningkatkan curah hujan di
Indonesia.

5
2.4 Intensitas Radiasi Matahari Di Indonesia

Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika yang digunakan untuk


mengukur daya yang dipancarkan oleh sumber cahaya per satuan sudut dalam
arah tertentu dengan satuan SI berupa candela (Cd). Maka intensitas cahaya
matahari dapat didefinisikan sebagai besaran daya yang dipancarkan oleh
matahari per satuan sudut dalam arah tertentu. Matahari merupakan sumber
panas yang utama bagi bumi dan atmosfer. Namun, panas matahari yang
sampai ke permukaan bumi tidaklah sama di setiap tempat sehingga suhu
udaranya pun berbeda-beda. Matahari memancarkan energi tiap menit sebesar
56x1026 kalori. Dari energi ini bumi menerima 2,55x1018 kalori atau hanya ½ x 109
nya. Semakin tinggi intensitas cahaya yang sampai ke permukaan bumi, maka
suhu udara di bumi semakin panas. Sebaliknya, apabila semakin rendah
intensitas cahaya matahari yang sampai ke permukaan bumi, maka suhu udara
di bumi semakin dingin.

Menurut Sandy (2017), Penyinaran matahari merupakan unsur utama


untuk mengetahui iklim dan cuaca di suatu tempat. Lama penyinaran matahari
adalah lamanya matahari bersinar sampai permukaan bumi dalam periode satu
hari yang diukur dalam satuan jam. Prosentase lama penyinaran matahari yang
semakin tinggi terjadi karena tutupan awan sudah jarang terjadi, serta adanya
efek rumah kaca yang mengakibatkan panasnya atmosfer sehingga awan yang
sudah terkumpul kembali terpencar. Prosentase tinggi paparan sinar matahari
dalam waktu yang lama dapat meningkatkan suhu dan kelembapan. Maka dapat
disimpulkan bahwa suhu berbanding lurus dengan intensitas cahaya matahari.
Garis lintang suatu tempat juga menentukan nilai intensitas radiasi
matahari yang diterima. Tempat di sekitar ekuator menerima intensitas radiasi
matahari terbesar. Semakin besar garis lintang suatu tempat (semakin jauh dari
ekuator), semakin rendah intensitas radiasi matahari yang diterimanya. Ini karena
matahari hanya berosilasi di sekitar ekuator (23.5 ° LU - 23.5 ° S), sehingga sinar
matahari yang jatuh di sekitar ekuator hampir tegak lurus dengan permukaan
bumi. Sebaliknya, pada tempat yang berada jauh dari ekuator, sinar matahari
jatuh miring/condong terhadap permukaan bumi. Ditinjau secara geografis,
Samudera Hindia berasa pada selatan dan barat Indonesia, sehingga letaknya
masih di sekitar ekuator.

6
7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini, dapat disimpulkan sebagai


berikut.
1. Rentang dan persebaran suhu di Indonedisa yaitu berkisar antara 26oC-30oC.
Salah satu factor yang dapat mempengaruhi persebaran suhu adalah
fenomena El-Nino dan La-Nina.
2. Salah satu faktor yang mempengaruhi suhu pada suatu wilayah yaitu letak
lintang. Letak lintang menentukan intensitas radiasi matahari yang diterima
pada suatu wilayah. Indonesia memiliki suhu yang tinggi karena berada di
daerah ekuator sehingga sinar yang diperoleh dari matahari tergolong
banyak. Maka dari itu, suhu air laut di daerah ekuator terbilang cukup tinggi
dibandingkan daerah kea rah bagian kutub.
3. Pergerakan massa udara menyebabkan variasi suhu di perairan Indonesia.
Contohnya seperti adanya Angin Muson serta fenomena El Nino, La Nina
dan Indian Ocean Dipole.
4. Intensitas cahaya matahari yang diperoleh Indonesia adalah yang tertinggi
karena berada di daerah ekuator. Penyinaaran matahari dapat
mempengaruhi iklim dan cuaca.

3.2 Saran

Penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah


pengetahuan mengenai persebaran suhu di Samudera Indonesia bagi para
pembaca. Penulis juga sangat menerima segala bentuk kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya menjadi lebih baik

8
DAFTAR PUSTAKA

Gaol, J. L., R. E. Arhatin, dan M. M. Ling, (2014. Pemetaan suhu permukaan laut
dari satelit di perairan Indonesia untuk mendukung “One Map Policy”.
Prosiding Seminar Nasional Penginderaan Jauh. hlm 433-442.

Hasanudin, M. 1997. Pengaruh laut terhadap iklim. Oseana. 22(2): 15-22.

Jauh–LAPAN, P. P. P. (2014). Analisis Multitemporal Sebaran Suhu Permukaan


Laut Di Perairan Lombok Mengunakan Data Penginderaan Jauh Modis.
In Seminar Nasional Penginderaan Jauh (p. 470).

Sandy, D. A. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Perubahan


Suhu, Kelembaban Udara Dan Tekanan Udara. Skripsi. Pendidikan
Fisika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai