Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH OSEANOGRAFI FISIKA

“Pengaruh El-Nino dan La-Nina terhadap Wilayah Indonesia”


Dosen Pengampu : Baharuddin, S.Kel, M.Si., Ira Puspita Dewi, S.Kel, M.Si,
dan Ulil Amri, S.Pi, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Ade Dwi Kurniawan (1910716110002)


Alan Zikirramdlan (1910716210012)
Fatuah Aulia (1810716310002)
Ihsan (1710716210007)
Indri Malinda Raihan (1910716320003)
Muhammad Jihad Akbar (1810716310018)
Moch. Rizky Pratama (1910716110004)
Rania Yunida (1910716220016)
Rini Luthfia Wulandari (1910716120003)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengaruh El-Nino dan La-Nina terhadap Wilayah Indonesia” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen mata kuliah Oseanografi Fisika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan kami sekaligus pembaca mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan El-Nino dan La-Nina di wilayah Indonesia.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Baharuddin, S.Kel, M.Si., Ibu
Ira Puspita Dewi, S.Kel, M.Si, dan Bapak Ulil Amri, S.Pi, M.Si. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagikan
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Kami selaku penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah Oseanografi Fisika kami yang berjudul “Pengaruh El-Nino dan
La-Nina terhadap Wilayah Indonesia” ini dapat memberi manfaat bagi semua
pihak, khususnya pembaca pada umumnya. Demikian yang dapat kami
sampaikan, sekali lagi, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Maret 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 1
1.3. Tujuan dan Manfaat........................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN....................................................................... 3
2.1. Pengertian El-Nino dan La-Nina........................................ 3
2.2. Pengertian Sirkulasi Walker............................................... 4
2.3. Faktor Penyebab dan Proses El-Nina dan La-Nino............ 6
2.4. Dampak El-Nino dan La-Nina terhadap Wilayah
Indonesia............................................................................ 8
BAB 3. PENUTUP................................................................................. 11
3.1. Kesimpulan........................................................................ 11
3.2. Saran................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Sirkulasi Zonal Ekuatorial dalam Tahun-Tahun non El-Nino....... 4
2.2. Sirkulasi Zonal Ekuatorial dalam Tahun-Tahun El Nino............... 5
2.3. Bagan Sirkulasi Dasar dalam Tahun El Nino................................. 6
2.4. Proses Terjadinya El Nino (1).......................................................... 7
2.5. Proses Terjadinya El Nino (2).......................................................... 8
2.6. Proses Terjadinya La-Nina............................................................... 8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dampak dari globalisasi menyebabkan banyak terjadi masalah dimuka


bumi, baik masalah sosial maupun masalah keseimbangan alam. Penyimpangan
iklim merupakan salah satu masalah alam yang tak bisa dihindari oleh manusia
akibat ulahnya sendiri. Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi perubahan
iklim yang sangat terasa di bumi. Hal ini sangat berpengaruh pada alam dan
aktivitas manusia. Salah satunya adalah terdapat penyimpangan suhu yang
mencolok, yang mengakibatkan banyak terjadinya fenomena alam seperti
pemanasan global dan peristiwa El Nino dan La Nina. Peristiwa El Nino dan La
Nina merupakan gejala alam yang tak bisa dihilangkan tetapi hanya bisa dihindari.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, telah terjadi perubahan iklim yang
sangat terasa di bumi. Hal ini sangat berpengaruh pada alam dan aktivitas
manusia. Salah satunya adalah terdapat anomali suhu yang mencolok, yang
mengakibatkan banyak terjadinya fenomena alam seperti pemanasan global dan
peristiwa El Nino dan La Nina.
El Nino dan La Nina merupakan dinamika atmosfer dan laut yang
mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk
penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu
permukaan laut di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan El Nino dan La Nina?
2. Apa yang dimaksud dengan Sirkulasi Walker?
3. Apa faktor penyebabnya dan bagaimana proses El Nino dan La Nina?
4. Bagaimana dampak El Nino dan La Nina terhadap wilayah Indonesia?

1
2

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan serta manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian El Nino dan La Nina.
2. Untuk mengetahui pengertian Sirkulasi Walker.
3. Untuk mengetahui faktor penyebab dan proses El Nino dan La Nina.
4. Untuk mengetahui dampak El Nino dan La Nina terhadap wilayah Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertia El-Nino dan Lan-Nina


El-Nino sering disebut dengan fase panas atau Warm Event di Samudra
Pasifik Ekuatorial bagian Tengah dan Timur. El-Nino diindikasikan dengan beda
tekanan atmosfer antara Tahiti dan Darwin atau yang disebut Osilasi Selatan.
Osilasi Selatan merupakan sistem imbangan tekanan udara yang ditunjukkan
oleh tinggi (rendah) tekanan udara di Indonesia (Pasifik Ekuator Barat) dan
Pasifik Ekuator timur serta kuat/lemahnya Sirkulasi Walker (Hacker dan
Hastenrath, 1985; Prabowo, 2002). El-Nino di tandai dengan Indeks Osilasi atau
Southern Oscillation Index (SOI) negatif, artinya tekanan atmosfer Tahiti lebih
rendah dari pada tekanan diatas Darwin. Indikator terjadinya El-Nino ditunjukkan
oleh nilai indeks osilasi selatan atau biasa disebut Southern Oscillation Index
(SOI). Apabila terjadi El-Nino maka nilai indeks osilasi selatan akan berada pada
nilai minus dalam jangka waktu minimal 3 bulan dan sebaliknya untuk La-Nina.
Nilai SOI di kawasan Asia Tenggara berkorelasi kuat dengan curah hujan, karena
itu nilai SOI merupakan indikator yang baik terhadap curah hujan di kawasan
tersebut (Podbury, 1998).
El Nino dan La Nina merupakan peristiwa penyimpangan suhu yang
terjadi sebagai dampak dari pemanasan global dan terganggunya keseimbangan
iklim.Beberapa faktor penyebab terjadinya El Nino dan La Nina diantaranya
anomali suhu yang mencolok diperairan samudera pasifik, melemahnya angin
pasat (trade winds) diselatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin jauh
dari normal,kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh
pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada
saat musim panas, serta adanya perbedaan arus laut diperairan samudera pasifik.
(Tjasyono, 2002).
El-Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki (Yesus)”,
karena munculnya El Nino di sekitar hari natal (Akhir Desember).Kemudian para
ahli juga mengemukakan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu
permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu
permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini

3
selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak
perempuan”(Ahrens,C.Donald,

3
4

1982). El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai
barat Peru-Equador (Amerika Selatan), yang mengakibatkan gangguan iklim
secara global. Biasanya suhu air permuakaan laut didaerah dingin, karena adanya
”upwelling” arus dari dasar laut menuju permukaan.
La Nina merupakan kebalikan El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk
lokal (Amerika Latin) berarti bayi perempuan. Peristiwa ini dimulai ketika El
Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru-Equador kembali
begerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula
(dingin), dan up-welling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal
kembali. Dengan kata lain La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali
setelah terjadinya El Nino.

2.2. Pengertian Sirkulasi Walker

Sirkulasi Walker adalah sirkulasi zonal (timur - barat) sepanjang ekuator.


Pada tahun normal, sirkulasi ini ditandai oleh kenaikan udara di Samudera
Pasifik bagian barat dekat benua maritim Indonesia dan penurunan udara di
Samudera Pasifik bagian timur lepas pantai Amerika Selatan (lihat Gambar 2.1).
Sirkulasi ini dinamakan Sirkulasi Walker sebagai penghargaan bagi Sir Gilbert
Walker yang pada tahun 1920-an telah mengetahui adanya variasi tekanan
atmosfer timur-barat sepanjang Samudera Pasifik. Tekanan jungkat-jungkit (see-
saw) Walker disebut Osilasi Selatan untuk membedakannya dari osilasi tekanan
serupa seperti Osilasi Atlantik Utara dan Osilasi Pasifik Utara (Tjasyono HK,
2009).

Gambar 2.1. Sirkulasi Zonal Ekuatorial dalam Tahun-Tahun non El-Nino


(Sumber: Tjasyono HK, 2009)
5

Intensitas sirkulasi Walker dikendalikan oleh variasi temperatur


permukaan laut (TPL) di Samudera Pasifik bagian timur dan bagian barat.
Perubahan dalam TPL dan karenanya kadar panas osean kemudian dialihkan
kedalam atmosfer dalam bentuk perubahan tekanan atmosfer. Berdasarkan
pengamatan ini diketahui bahwa ada kopel (perangkai) yang kuat antara osean
dan atmosfer. Peristiwa ikatan osean dan atmosfer demikian disebut peristiwa
ENSO (El Nino—Southern Oscillation). Dalam tahun-tahun El Nino terjadi
subsidensi di atas benua maritim Indonesia dan awan-awan konvektif bergerak
ke Pasifik bagian tengah, sehingga sebagian besar wilayah Indonesia mengalami
kekeringan atau musim kemarau panjang. ENSO dapat dikaji dari sistem
sirkulasi pada paras (level) 850 mb dan 200 mb (Tjasyono HK, 2009)bisa dilihat
dilihat Gambar 2.2.
Model dasar interaksi osean adalah kenaikan temperatur Samudera Pasifik
Ekuatorial. Di atas pusat anomali temperatur ini akan terjadi banyak penguapan
dan konveksi kuat. Akibat gerak vertikal ini maka angin pasat di sebelah barat
pusat anomali temperatur akan melemah dan angin pasat di sebelah timur pusat
ini akan menguat (Tjasyono HK, 2009) dan bisa dilihat pada lihat Gambar 2.3.

Gambar 2.2. Sirkulasi Zonal Ekuatorial dalam Tahun-Tahun El Nino


(Sumber: Tjasyono HK, 2009)
6

Gambar 2.3. Bagan Sirkulasi Dasar dalam Tahun El Nino


(Sumber: Tjasyono HK, 2009)

Peristiwa El Nino ditandai oleh indeks osilasi selatan (IOS) negatif. IOS
dihitung dari beda tekanan atmosfer di atas Tahiti dan di atas Darwin. keduanya
terletak di belahan bumi selatan. IOS bernilai negatif artinya tekanan atmosfer di
atas Darwin (Australia) lebih besar dibandingkan tekanan atmosfer di atas Tahiti.
ENSO menyebabkan variasi iklim tahunan. Ketika terjadi peristiwa ENSO,
sirkulasi zonal di atas Indonesia menyebar, sehingga terjadi subsidensi udara atas
yang lebih kering. Divergensi massa udara mengakibatkan awan-awan yang
terbentuk bergeser ke Pasifik bagian tengah dan timur, sehingga di atas wilayah
Indonesia terjadi defisiensi curah hujan bahkan dapat terjadi bencana alam
kekeringan. Keterlambatan musim tanam padi terjadi pada tahun-tahun ENSO
dibandingkan dalam kondisi normal. Tanpa bantuan irigasi maka produksi
pangan akan turun. Tahun ENSO juga mengakibatkan musim kemarau panjang
atau musim hujan pendek (Tjasyono HK, 2009).

2.3. Faktor Penyebab dan Proses El-Nino dan La-Nina

Adapun secara umum, faktor penyebab terjadinya El-Nino dan Lan-Nina


adalah sebagai berikut :

1. Anomali suhu yang mencolok di perairan Samudra Pasifik (ENSO).


2. Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan Pasifik yang menyebabkan
pergerakan angin jauh dari normal.
3. Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan
dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan Peru pada saat
musim panas.
7

4. Adanya perbedaan arus laut di perairan Samudra Pasifik.


5. Kenaikan suhu global yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas
buang dan radiasi balik dari bumi, serta penyimpangan-penyimpangan
kondisi cuaca rata-rata harian, bulanan, hingga tahunan.
Pada saat normal angin passat bertiup dari tekanan tinggi Sub Tropis (dari
arah timur) menuju tekanan rendah ekuator (barat). Sehingga air hangat
Samudera Pasifik berkumpul di pantai Utara Australia dan pantai Indonesia. Hal
inilah yang mengakibatkan hujan di Australia dan Indonesia. Namun pada dua
tahun sampai tujuh tahun sekali Angin Passat tersebut berubah arah. yang semula
dari arah timur ke barat berubah menjadi arah barat ke arah timur. Hal ini
mengakibatkan El Nino yaitu di Samudera Pasifik dan Indonesia berkurang curah
hujan dari biasanya. Kemudian untuk La Nina terjadi karena angin passat bertiup
dengan kencang dan terus menerus melewati Samudera Pasifik menuju Australia.
Angin Passat ini akan mendorong lebih banyak air hangat di Samudera Pasifik
menuju Australia Utara sehingga hujan hanyak turun di Samudera Pasifik Barat,
Australia Utara dan Indonesia.

Gambar 2.4. Proses Terjadinya El-Nino (1)

El-Nino (Gambar 2.4) akan terjadi apabila perairan yang lebih panas
di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada
atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya
pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar
Kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat
7

sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan


bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa
8

wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal (Gambar
2.5).

Gambar 2.5. Proses Terjadinya El-Nino (2)

Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih


tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak selalu.
Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina (Gambar
2.6). Tekanan udara di kawasan ekuator Pasifik barat menurun, lebih ke
barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih
dan hujan lebat di daerah sekitarnya.

Gambar 2.6. Proses Terjadinya La-Nina

2.4. Dampak El-Nino dan La-Nina terhadap Wilayah Indonesia

Ketika El-Nino berlangsun di Indonesia, musim kemarau menjadi


sangat kering serta permulaan musim hujan yang terlambat. Sedangkan
ketika La-Nina,
9

musim penghujan akan tiba lebih awal dari biasanya. Naiknya tekanan udara di
pasifik tengah dan timur saat El-Nino, menyebabkan pembentukan awan yang
intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan pasifik
tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi
kekeringan yang jauh dari normal.
Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La-Nina,
menjadi hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami
kekeringan. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat curah hujan
sangat tinggi. Hal ini menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.
Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan ,
mengakibatkan perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya.
Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan di perairan.
Selama El-Nino dicatat telah terjadi korban meninggal dunia
karena sesak nafas akibat kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap
berkepanjangan bahkan ancaman kabut asap iyu sampai ke Negara
tetangga,,adanya perjangkitan terbatas penyakit kolera diseluruh wilayah
indonesia akibat pengaruh kekeringan terhadap ketersediaan air bersih.
Fenomena El-Nino menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di
bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya
terjad musim hujan yang berkepanjangani pada saat fenomena La-nina
berlangsung, yang mendakibatkan terjadinya ancaman banjir dan longsor.
Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan
dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.
El-Nino menyebabkan hujan Sulit diprediksi Menurut beberapa
ahli telah terjadi perubahan iklim yang salah satu indikasinya adalah
perubahan pola hujan. Indonesia sebagai rangkaian kepulauan di
khatulistiwa yang diapit oleh dua benua dan dua lautan, memiliki cuaca
dan iklim yang dapat dikatakan sebagai superposisi dari berbagai macam
sirkulasi atmosfer di atasnya yang disebabkan oleh letak geografis
tersebut. Gangguan pada salah satu sistem sirkulasi ini akan memberi
dampak terhadap cuaca dan musim di Indonesia terutama terhadap curah
hujan yang merupakan elemen cuaca dominan. Evaluasi yang dilakukan
9

oleh Badan Meteorologi dan Geofisika terhadap curah hujan menyatakan


bahwa El-Nino mempunyai dampak yang paling buruk terhadap
kehidupan masyarakat Indobesia.
10

Sedangkan bila El-Nino kembali menjadi La-Nina pada musim kemarau


Indonesia akan mengalami kemarau besar dan pada musim hujan terjadi hujan
diatas normal yang sering disertai oleh bencana banjir dan longsor.
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. El-Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat
Peru-Equador (Amerika Selatan), yang mengakibatkan gangguan iklim secara
global. Biasanya suhu air permuakaan laut didaerah dingin, karena adanya
”upwelling” arus dari dasar laut menuju permukaan. La-Nina merupakan
kebalikan El Nino Peristiwa ini dimulai ketika El-Nino mulai melemah, dan
air laut yang panas di pantai Peru-Equador kembali begerak ke arah barat, air
laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), da up-welling
muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali.
2. Sirkulasi atmosfer dalam bentuk sirkulasi Walker menandai adanya gerak
massa udara pada arah zonal barat-timur. Pemicu gerak ini adalah tekanan
udara di sekitar ekuator di atas wilayah Indonesia yang relatif hangat sehingga
densitasnya rendah. Hal ini menyebabkan mengalirnya massa udara dari arah
timur dan barat ekuator yang merupakan lautan dengan densitas udara lebih
tinggi. Dampaknya  menyebabkan pertumbuhan awan dan hujan yang lebih
besar. Sirkulasi walker ini sering dikaitkan dengan aktivitas El-Nino dan La-
Nina.
3. Faktor penyebab terjadinya El-Nino dan La-Nina adalah anomali suhu yang
mencolok di perairan Samudera Pasifik, melemahnya angin passat (trade
winds) di selatan Pasifik, kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang
disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas dibawahnya, adanya
perbedaan arus laut di perairan Samudra Pasifik, dan kenaikan suhu global
yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas buang dan radiasi balik dari
bumi, serta penyimpangan-penyimpangan kondisi cuaca rata-rata harian,
bulanan, hingga tahunan. Adapun prosesnya dimulai dari adanya peningkatan
suhu di perairan pasifik bagian timur dan tengah yang menyebabkan
peningkatan suhu kelembabab pada atmosfer yang berada di atas perairan
yang menyebabkan pembentukan awan dan peningkatan curah hujan.

11
Akibatnya bagian barat samudera pasifik mengalami
..peningkatan .tekanan .udara .yang .menyebabkan

11
12

terhambatnya pertumbuhan awan di laut Indonesia bagian timur, sehingga


menurunnya curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia.
4. Ketika El nino berlangsun di Indonesia, musim kemarau menjadi sangat
kering serta permulaan musim hujan yang terlambat. Sedangkan ketika La-
Nina, musim penghujan akan tiba lebih awal dari biasanya. El-Nino
menyebabkan hujan Sulit diprediksi. Sedangkan bila El-Nino kembali menjadi
La-Nina pada musim kemarau Indonesia akan mengalami kemarau besar dan
pada musim hujan terjadi hujan diatas normal yang sering disertai oleh
bencana banjir dan longsor

3.2. Saran
Kejadian El-Nino dan La-Nino memperngaruhi pola iklim yang ada di di
dunia, termasuk di wilayah Indonesia. Akibatnya, pada musim-musim terjadimya
El-Nino dan La-Nina wilayah Indonesia menjadi sangat rwan oleh bencana alam
dan kekeringan. Oleh karena itu, ada baiknya pihak BMKG mampu memprediksi
dan membuat mitigasi bencana untuk menyikapi dampak buruk dari terjadinya El-
Nino dan La-Nina di wilayah Indonesia dan mengedukasi masyarakat, khususnya
masyarakat pesisir untuk waspada mengenai pemasalahan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ahrens, C. Donald, 1982. Meterology Today : An Introduction to Weather,


Climate and The Environment New York : West Publishing Company

Isna Uswatun Khasanah, Ahmad Ridho Sastra. Pengaruh Fenomena El-Nino dan
La-Nina terhadap Perairan Sumatera Barat (The Effect of El-Nino and
La-Nina Phenomenon towards The Waters Bodies of West Sumatera).
Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun 2017

Safitri Sani, 2015. El Nino, La Nina dan Dampaknya terhadap Kehidupan Di


Indonesia. Jurnal Criksetra 4(8).

Tjasyono HK, Bayong. 2009. Meteorologi Indonesia I: Karakteristik dan


Sirkulasi Atmosfer. Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika.

Wikipedia. 2021. El Niño–Osilasi Selatan. Di akses tanggal 21 Maret 2021 pada


laman https://id.wikipedia.org/wiki/El_Niño–Osilasi_Selatan

Anda mungkin juga menyukai