Disusun Oleh :
Fatimah Solekhatul Imamah (4442230039)
Dela Rahmalia M. (4442230043)
Davina Aulia Nugraha (4442230051)
Qurrotu Aeni Fadillah (4442230058)
Anggia Salsabila Fauziah (4442230068)
Muhammad Fadhil Ginastiar (4442230069)
Kelompok : 6
Kelas : 1-B
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta
nikmat atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Dampak El Nino terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi
Sawah di Persawahan di Kota Serang” dengan tepat waktu.
Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Prof. Dr. Ir.
Kartina AM, M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah ekologi pertanian, Ibu Erni,
S.P selaku POPT Serang dan Bapak Uloh selaku ketua kelompok tani yang telah
membantu penyusun dalam pelaksanaan kunjungan ke Desa Sukawarna.
Makalah yang berjudul “Dampak El Nino terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Padi Sawah di Persawahan di Kota Serang” disusun oleh kami kelompok
6 (enam) untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Pertanian. Lewat proses
panjang kami pun yang beranggotakan enam orang mampu menyelesaikan tugas
ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun
agar makalah ini dapat lebih disempurnakan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengamatan kali ini adalah untuk mengetahui dampak El
Nino bagi tanaman padi dengan mewawancarai kelompok tani yang berada di desa
Sukawarna kecamatan Serang.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
pertanian akibat kenaikan suhu, berkurangnya ketersediaan air wilayah akibat
kekeringan, meluasnya wilayah beresiko banjir dan longsor, serta kenaikan muka
air laut.
Secara umum, fenomena El Nino (kekeringan) di wilayah Indonesia telah
berdampak terhadap penurunan produksi pertanian khususnya tanaman pangan
akibat berkurangnya ketersediaan air tanah. Utami et al. (2011) menyatakan bahwa
anomali iklim El Nino dapat menurunkan produksi tanaman pangan tetapi tidak
berpengaruh secara ekonomi terhadap penawaran padi dan jagung di Pulau Jawa.
Hasil penelitian Osok et al. (2017) dan Nangimah et al. (2018) pada wilayah
dengan pola hujan moonson di Maluku menunjukkan bahwa fenomena El Nino
berdampak pada penurunan kadar air tanah (defisit air) tahunan dari kondisi
normalnya sebesar 172% di Daerah Waeapo Pulau Buru hingga 244% di Pulau
Wamar, Kabupaten Kepulauan Aru. Di samping itu, realitas di lapangan
menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun belakangan ini kekeringan akibat
fenomena El Nino telah berdampak pada pendeknya musim tanam, gagal tanam,
gagal panen, serta kekeringan yang berkepanjangan hingga kebakaran lahan pada
sebagian besar lokasi di Maluku dan wilayah Indonesia pada umumnya.
3
Secara harfiah, kerentanan (vulnerable) terhadap perubahan iklim adalah kondisi
yang mengurangi kemampuan (manusia, tanaman, dan ternak) beradaptasi dan/atau
menjalankan fungsi fisiologis atau biologis, perkembangan atau fenologi,
pertumbuhan dan produksi serta reproduksi secara optimal (wajar) akibat cekaman
perubahan iklim. Dampak perubahan iklim adalah gangguan atau kondisi kerugian
dan keuntungan, baik secara fisik maupun sosial dan ekonomi yang disebabkan oleh
cekaman perubahan iklim (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011).
Perubahan iklim memiliki dampak bagi kehidupan manusia, khususnya dalam
sector pertaanian, karena hasil produksi pertanian sangat bergantung pada keadaan
iklim (Suprihati, 2015). Penurunan hasil produksi tersebut akan berpengaruh pada
tingkat kerentanan petani dimana harga jual menjadi rendah sehingga pendapatan
petani berkurang, bahkan apabila terjadi iklim ekstrim petani dapat mengalami
gagal panen dan menderita kerugian (Bakti, 2013).
4
Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong masyarakat untuk
melakukan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan
penurunan emisi gas rumah kaca serta memberikan penghargaan terhadap upaya-
upaya adaptasi dan mitigasi program kampung iklim (ProKlim) sebagai upaya
tindak lanjut RAN-GRK dan RAD-GRK merupakan program berbasis masyarakat
dengan lingkup nasional yang dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) perubahan iklim yang telah dilaksanakan di tingkat lokal
sesuai dengan kondisi wilayah.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
BAB IV
PEMBAHASAN
7
padi sudah mencapai 5 bulan yang berarti sudah di tanam sejak bulan juni 2023
lalu. Hal ini disebabkan para petani tidak memanen semua tanaman padi yang tidak
bisa tertolong akibat kekeringan. Para petani belum kembali memulai masa tanam
kedua yang seharusnya dilakukan pada bulan oktober 2023 ini. Mereka tidak bisa
mulai masa tanam karena tanah yang terdampak kekeringan belum bisa di olah
kembali dan kemungkinan turun hujan belum bisa dipastikan.
Dimana kerugiannya bisa membuat pasokan beras berkurang. Padahal
kebutuhan dan permintaan beras akan meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan produksi padi. Provinsi Banten sebagai salah satu produsen padi di
Indonesia harus mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
peningkatan produksi padi. Fluktuasi produksi padi yang tidak stabil merupakan
salah satu masalah dalam menjaga kestabilan stok pangan. Masalah yang tidak
dapat dihindarkan dalam produksi padi yaitu terdapat pengaruh iklim seperti
fenomena salah satunya iala El Nino. Kejadian El Nino merupakan fenomena iklim
diikuti dengan penurunan curah hujan dan peningkatan suhu udara. El Nino yang
digambarkan dengan kekeringan mempunyai pengaruh yang signifikan pada
tingkat kepercayaan 5% (Hidayati et al, 2015).
8
Dalam jangka pendek, risiko akibat iklim ekstrem dapat diatasi dengan
meningkatkan manajemen risiko dan institusi untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca, seperti penggunaan VUB rendah emisi, meningkatkan kemungkinan
penggunaan informasi iklim untuk menyesuaikan model tanaman yang baik
(Andersson - Sköld et al. ., 2015). Untuk mengurangi dampak negatif El Niño
terhadap produksi pangan, langkah-langkah mitigasi harus dilakukan, seperti sistem
manajemen risiko yang inovatif (Baudoin et al., 2017), sistem deteksi peringatan
dini untuk memitigasi risiko iklim (Ewbank et al., 2019; Li et al., 2020; Macherera
dan Chimbari, 2016), dan menyesuaikan irigasi dan waktu tanam (Ismail dan Chan,
2019). Pemerintah harus mendorong petani untuk meningkatkan pengetahuan
mereka tentang dampak iklim ekstrem dan langkah-langkah mitigasinya, serta
mendorong partisipasi dalam Program Asuransi Beras (AUTP) untuk melindungi
budidaya padi dari kerusakan akibat dampak iklim ekstrem.
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan
hasil panen padi di desa sukawana diantaranya adalah pasokan air dari irigasi ke
lahan sawah kurang dan menyebabkan tanah mengalami kekeringan sehingga tanah
sulit untuk di olah kembali untuk musim tanam, selain pasokan air biaya listrik
untuk sumur sebagai pengairan sawah terlalu mahal yaitu Rp. 60 juta per bulan.
Dampaknya petani mengalami kerugian yang tadinya panen 2 kali setahun menjadi
1 kali saja, petani juga merugi karena musim panen kali ini 8 hektar lahan sawah
tidak bisa di panen. Untuk itu para petani dan pemerintah melakukan beberapa
upaya diantarannya dengan cara tanam serempak, penggunaan pestisida organik
dan membangun sumur pada 2019 untuk mengatasi kekeringan.
5.2 Saran
Untuk saran agar menanyai atau mewawancarai narasumbr lebih dalam sesuai
dengan apa yang ingin diketahui. Selain itu sebaiknya sebelum melakukan
kunjungan alangkah baiknya mencari tahu apa topik yang ingin diketahui agar lebih
mempermudah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Andersson-Sköld, Y., Thorsson, S., Rayner, D., Lindberg, F., Janhäll, S., Jonsson,
A., Moback, U., Bergman, R., Granberg, M., 2015. An integrated
method for assessing climate-related risks and adaptation
alternatives in urban areas. Climate Risk Management 7, 31–50.
https://doi.org/10.1016/j.crm.2015.01.003
Bakti, Cipta Hari., Sobirin, Indra Tito Latief. 2013. Kerentanan Wilayah terhadap
Penyimpangan Curah Hujan pada musim kemarau dikabupaten
Temanggung. Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan alam:
Universitas indonesia
Bappenas, 2016. Pedoman Kaji Ulang Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca (RAD GRK). Jakarta : Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Baudoin, M.-A., Vogel, C., Nortje, K., Naik, M., 2017. Living with drought in
South Africa: lessons learnt from the recent El Niño drought period.
International Journal of Disaster Risk Reduction 23, 128–137.
https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2017.05.005
Cahyadi, A., Dipayana, G. A., & Nurjani, E. (2017). ANALISIS TREND
KEJADIAN KEKERINGAN DI SEBAGIAN WILAYAH
PROPINSI DI YOGYAKARTA DAN DAMPAK El-Nino
TERHADAPNYA.
Ewbank, R., Perez, C., Cornish, H., Worku, M., Woldetsadik, S., 2019. Building
resilience to El Niño-related drought: experiences in early warning
and early action from Nicaragua and Ethiopia. Disasters 43, S345–
S367. https://doi.org/10.1111/disa.12340
Hidayati, I.N., Suryanto, 2015. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Produksi
Pertanian dan Strategi Adaptasi pada Lahan Rawan Kekeringan.
Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan 16, 42–52.
Irawan, Bambang. 2006. “Fenomena Anomali Iklim El Nino dan La Nina:
Kecenderungan Jangka Panjang dan Pengaruhnya Terhadap Produksi
Pangan.” Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 24.1, hal. 28-45
11
Kementerian Pertanian. (2011). Pedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor
Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian
12
LAMPIRAN
13