Anda di halaman 1dari 19

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PROJECT CITIZEN

“DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN”

Dosen Pengampu:

Prof. Dr . Ir. H. Syarif Imam Hidayat,MM

Nama : Rafli Maulana Mawardi


NPM : 19024010145
Kelas / Semester : Agribisnis D / Semester 2

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DAMPAK PERUBAHAN
IKLIM TERHADAP PERTANIAN” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang dampak peruahan iklim, bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan
terima kasih kepada Prof. Dr . Ir. H. Syarif Imam Hidayat,MM, selaku dosen pendidikan
kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Krian, 08 Mei 2020


 

Rafli Maulana M.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… I

DAFTAR ISI …………………………………………………………... II

1. BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang …………………………………………………. 1


1.2. Rumusan masalah …………………………………………….. 2
1.3. Tujuan …………………………………………………………... 2

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Ilmiah Perubahan Iklim………………………………. 3

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat …………………………………………….. 5

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian………………………………………………... 6

A. Data Primer……………………………………………………. 6

B. Data Sekunder………………………………………………… 6
4.2. Pembahasan…………………………………………………... 6
A. Hasil Survey Kuisioner……………………………………….. 7
B. Dampak Perubahan Iklim…………………………..……....... 8
C. Adaptasi Perubahan Iklim……………………………………. 10
a D. Dampak Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian..……….. 11
Ad E. Upaya mengahadapi Perubahan Iklim……………………... 12

5. BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ……………………………………………………….. 13


5.2 Saran …………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia pada sejatinya memiliki begitu banyak keanekaragaman hayati


yang telah didukung oleh keadaan dan kondisi geografis yang berupa dataran tinggi dan
juga dataran rendah. Sinar yang berasal dari matahari yang begitu banyak, curah hujan
yang hampir merata di berbagai daearah Indonesia hampir setiap tahunnya, dan juga
Indonesia memiliki keanekaragaman tanah yang terhampar sangat luas yang sangat
memungkinkan untuk pengembangan budidaya aneka ragam tanaman asli dari daerah
tanah tropis. Dan juga komoditasi introduksi dari daerah subtropis yang sebelumnya telah
beradaptasi dengan iklim yang tropis. Swasembada amat penting, mengingat hampir
seluruh masyarakat di Indonesia makan makanan pokok berasal dari beras dan juga
cenderung makanan pokok yang tunggal di beberapa daerah di Indonesia. Namun upaya
untuk berswasembada pada bahan pokok beras dihadapkan kepada beberapa kendala
yang sering terjadi, salah satunya ialah perubahan iklim.
Dampak dari perubahan iklim yang paling ekstrim yaitu kekeringan menempatai
posisi pertama pada kejadian gagal panen. Kondisi ini pun menjadi berimplikasi terhadap
penurunan produksi dan juga kesejahteraan bagi para petani. Selain berefek kepada
penurunan produksi bagi bahan pangan, perubahan iklim juga memiliki pengaruh lainnya,
seperti pengaruh tidak langsung yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas
tanaman pangan dengan adanya peningkatan dari serangan hama dan datangnya penyakit
bagi tanaman tersebut. Pada musim penghujan tiba, biasanya perkembangan penyakit
pada tanaman bermunculan seperti penyakit yang datang pada berbagai macam tanaman.
Perubahan iklim terhadap dan produksi pertanian memiliki hubungan yang sangat erat.
Hubungan dari perubahan iklim dan juga produksi pertanian biasanya bersifat
multidimensional, mulai dari infrastruktur pertanian, sumber daya alam, serta sitem produksi,
dan juga ketahanan pangan, kesejahteraan bagi para petani dan juga masyarakat pada
umumnya.
Penentuan tahun terjadinya peruahan iklim berkiblat pada nilai Southem
Oscillation Index (SOI). Secara meteorologis, kejadian dari El Nino dan La Nina ditunjukkan
oleh SOI dari samudra pasifik (Agung Budi 2015) . Nilai SOI sangat bervariasi menurut dari
bulan atau

1
melalui periode waktu yang lebih singkat. Akibat dari perubahan tekanan udara yang
berbeda. Peristiewa dari La Nina yang ditandai dengan adanya nilai SOI di atas angka 8,
sedangkan untuk peristiwa El Nino ditandai dengan nilai SOI di bawah dari angka -8. Nilai
SOI yang cenderung ekstrem tidak tidak selalu menimpulkan efek serius terhadap curah
hujan dan ketersediaan air bagi para petani. Jika terjadi nilai ekstrem dari SOI hanya akan
berlangsung dalam waktu yang relatif lebih singkat. Misalnya terjadi selama waktu satu
minggu. Namun lain halnya jika SOI ekstrem terjadi lebih dari waktu satu minggu, atau
sampai pada kurun waktu berbulan-bulan dapat dipastikan hal ini dapat menghambat dalam
kegiatan pertanian. Jika hujan jarang trun dan juga curah hujan berkurang hal ini tentu
kabar buruk bagi para petani. Hal ini akan berdampak bagi kelangsungan produksi
pertanian nantinya. Perubahan iklim yang ekstream menyebabkan buruknya hasil panen
bagi para petani, hal ini juga bisa menimbulkan beberapa kasus kegagalan panen bagi para
petani. Adanya perubahan iklim ditimbulkan dari berbagai macam faktor yang terjadi, bisa
dari ulah tangan manusia sendiri ataupun berasal dari alam itu sendiri. Didalam paper ini
akan membahas beberapa faktor dan juga penyebab dari perubahan iklim yang berdampak
pada keberlangsungan lahan pertanian.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa dampak perubahan iklim terhadap pertanian Indonesia, apakah hal tersebut dapat
mempengaruhi pertanian Indonesia?
 Bagaimana upaya mengahadapi perubahan iklim?

1.3 Tujuan

 Mengetahui dampak dan pengaruh perubahan iklim yang terjadi terhadap pertanian di
Indonesia.
 Mengetahui upaya menghadapi perubahan iklim.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Ilmiah Perubahan Iklim

Uraian secara ilmiah terkait dengan perubahan iklim yang sudah diakaui secara resmi di
tingkatan internasional yang sudah dibentuk oleh Intergovermental Panel on Climate Change
(IPCC). Didalam IPCC menyusun laporan yang disampaikan mslalui kajian (Assessment
Reports) yang komprehensif setiap liama tahun yang bercerita sekitaran tentang ilmu ilmiah,
teknis serta aspek social-ekonomi, penyebab, potensi serta dampak dan juga strategi
bagaimana menghadapi dari perubahan iklim. IPCC juga menyajikan laporan khusus yang juga
mengkasi tentang isu-isu tertentu dan juga laporan metodologi, yang memberikan sebuah
panduan praktis untuk menghitung jumlah gas rumah kaca. Laporan dari IPCC menguraikan
bukti yang telah ada bahwa perubahan iklim memang benar ada dan terbukti sudah terjadi.
Suhu di bumi telah mengalami peningkatan sekitar 0,8°C selama dalam abad terakhir ini.
Selama kurang lebih tiga dekade terakhir ini terjadi secara berturut kondisi bumi kita lebih
hangat dari pada keadaan kondisi bumi pada dekade sebelumnya. Jika kita membandingkan
kondisi bumi pada periode pra-.industri pada tahun 1750-an, kenaikan suhu global pada
sekarang ini mengalami kenaikan setara dengan 2.5-4.7°C. hal utama dari proses pemanasan
global ini ialah disebabkan oleh masuknya energy panas ke lautan (sekitar 90% dari total
pemanasan). Dan terdapat bukti bahwa lautan terus mengalami peningkatan panas selama
periode ini.
Disamping penomena peningkatan subhu bumi, terjadi juga peningkatan dari frekuensi
gelombang panas juga peningkatan dari intensitas curah hujan di berbagai wilayah di dunia.
Terdapat bukti-bukti kuat bahwa kondisi suhu semakin ekstrim, termasuk hari-hari yang kita
jalani sekarang ini semakin hari semakin panas dan juga gelombang panas menjadi hal yang
umum sejak tahun 1950. Tren kekeringan yang menghampiri secara global sukar untuk di
identifikasikan. Namun di beberapa daerah sudah jelas menunjukan kekeringan yang mereka
alami dan bahkan lebih parah dan juga lebih sering. Badai tropis yang berskala 4 dan 5
diprediksi akan mengalami peningkatan frekuensi secara global. Jika kita melihat lautan
sekarang sudah mengalami pengasaman, hal ini dikarenakan lautan banyak menyerap karbon
dioksida. Tinggi dari permukaan air laut global sudah mengalami peningkatan dengan jumlah
sebesar 20 cm, ini bermula sejak awal abad lalu dan terus saja mengalami percepatan yang

3
tidak terduga. Selama periode 1901-2010, rata-rata dari permukaan air laut mengalami
kenaikan sebesar 0.19 m. Dan permukaan air laut mengalami kenaikan lebih cepat lagi pada
periode 1993-2010. Laporan yang disamapaikan oleh para ahli secara khusus menyatakan
bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, di beberapa daerah yang ada di Indonesia
mengalami kekurangan curah hujan tahunan. Padahal kenaikan rata-rata dari air laut pada
tahun 1901-2010 hanya sekitar 0.19 mm/ tahun menjadi 3,2mm/ tahunnya pada periode sekitar
tahun 1993-2010.

4
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dampak perubahan iklim bagi pertanian di Indonesia dilakukan selama 2 bulan
dengan mencari data primer dan data sekunder. Data primer berupa kuisioner yang dimuat
pada google form dan data sekunder berasal dari jurnal-jurnal penelitian.

3.2 Data yang diambil

A. Data primer berupa kuisioner yang dimuat pada google form dan disebarkan secara
online.

B. Data sekunder berupa jurnal-jurnal penelitian yang diambil secara online.

3.3 Langkah Penelitian

1. Mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul di bidang pertanian

2. Memilih masalah untuk bahan kajian

3. Mengumpulkan data dan informasi

4. Mengembangkan portofolio kertas

5. Menyajikan portofolio

6. Merefleksi pengalaman belajar

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari hasil kuisioner yang disebarkan secara online

Tabel diatas adalah gambar dari hasil tanggapan para responden mengenai soal-soal yang
berhubungan dengan dampak perubahan iklim terhadap pertanian.

4.1.2 Data Sekunder

Data sekunder berasal dari jurnal-jurnal yang diambil secara online. Jurnal-jurnal tersebut
diambil dari beberapa hasil tulisan dari kampus-kampus dan jurnal penelitian lain yang ada di
Indonesia.

6
4.2 Pembahasan

4.2.1 Hasil Kuisioner

Dari data kuisioner tersebut dapat diambil responden dari mahasiswa, pelajar, seorang
peneliti dan petani ubi jalar serta seorang wiraswasta dan penjual kedelai. Dari respon masing-
masing individu memiliki jawaban yang berbeda-beda. Soal-soal yang ada dalam kuisioner
membahas tentang dampak perubahan iklim yang tak dapat diprediksi oleh para petani. Berikut
adalah soal-soalnya:

1. Bagaimanakah pendapat anda tentang perubahan iklim yang terjadi di indonesia?


Apakah hal tersebut berdampak positif atau negatif terhadap sektor pertanian?
2. Bagaimanakah cara pemerintah indonesia mengendalikan iklim agar tidak merugikan
sektor pertanian di indonesia?
3. Apakah dampak iklim yang tidak dapat diprediksi bagi sektor pertanian di indonesia?

Dari tiga soal diatas saya mengambil kesimpulan jawaban dari tiap individu yang mengisi soal
tersebut. Soalan yang pertama tentang pendapat pribadi masing-masing individu, dapat
diambil kesimpulan perubahan iklim berdampak negative terhadap pertanian di Indonesia.
Perubahan iklim yang tak dapat diprediksi dapat mempengaruhi proses tanam dan hasil
panen dari para petani. Namun ada kemungkinan juga hal ini berdampak positif terganyung
kondisi dan situasi yang ada. Soalan yang kedua yaitu tentang cara pemerintah
mengendalikan perubahan iklim tersebut, dapat disimpulkan pemerintah dapat memberikan
penyuluhan kepada petani untuk cara menanggulangi perubahan iklim makro maupun mikro.
Memberikan saran atau bantuan benih unggul dan tahan sesuai dengan kondisi lahan dan
iklim lahan. Memantau dan memeriksa secara berskala hasil produktivitas tanaman dan
pertumbuhan tanaman setelah dilakukan penyuluhan dan pemberian benih unggul dan tahan.
Soalan yang terakhir membahas tentang dampak iklim terhadap sektor pertanian, dapat
penanaman hingga panen. Iklim yang berubah - ubah dan kurangnya kesiapan antara
pemerintah dan petani dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu dan
merugikan sektor pertanian, dapat disimpulkan perubahan iklim yang tak menentu dapat
berakibat negative pada bidang pertanian.karena perubahan cuaca, curah hujan, kecepatan
angin, kelembapan dan suhu udara serta tanah, dll dapat mempengaruhi proses pertanian di
Indonesia. Sebab iklim salah satu faktor keberhasilan proses penanaman hingga panen.

7
Iklim yang berubah - ubah dan kurangnya kesiapan antara pemerintah dan petani dapat
mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu dan merugikan sektor pertanian.

4.2.2 Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim terlah berdampak bagi kehidupan ekosistem dan juga kehidupan
manusia di seluruh bagian benua dan juga samuder. Perubahan iklim dapat menyebabkan
resiko yang sangat besar bagi kesehatan manusia, pembangunan dari segi ekonomi dan juga
keamanan bagi pangan. Adapun tindakan untuk mengurangi emisi sangatlah penting dan juga
untuk mendesak masyarakat dilakukan agar menghindari dari penomena perubahan iklim.
Adaptasi pun sangat penting untuk dilakukan disini agar bisa menghadapi perubahan iklim.
Adapun tingkatan adaptasi yang dilakukan disini tergantung dengan keberhasilan dari kegiatan
mitigasi. Masyarakat dapat beradaptasi dengan melakukan persiapan untuk menghadapi
beberpa resiko dari perubahan iklim, akan tetapi hal ini saja tentu tidaklah cukup. Oleh sebab itu
kita harus bisa mengurangi efek dari rumah kaca agar membatasi dampak yang terjadi
nantinya.
Adapun resiko dari dampak perubahan iklim pada saat ini akan berkaitan dengan
adaptasi yang harus dilakukan sebelumnya. Peningkatan air permukaan laut akan berdampak
bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan juga bagi masyarakat yang tinggal di daerah
dataran rendah di seluruh muka bumi dengan datangnya bencana banjir, erosi dari pantai dan
juga perendaman, serta menghilangnya pulau-pulau kecil akibat dari pemanasan global
tersebut. Hal ini pun pasti akan sangat berpengaruh bagi Negara berkepulauan. Perubahan
iklim juga akan menimbulkan efek lainnya seperti pergeseran rentan geografis dan pola migrasi
spesies laut dan juga dataran. Beberapa dari spesies tersebut akan mengalami kepunahan.
Pemanasan dan pengasaman air laut akan menggangu kehidupan ekosistem di dalam laut,
terutama pada ekosistem yang berada di daerah kutup dan ekosistem yang ada di terumbu
karang. Indonesia yang dikenal dengan sebutan megabiodiversity country mempunyai
ekosistem yang ada di daratan dan juga lautan yang begitu lengkap. Adaptasi yang berbasis
ekosistem ini menjadi salah satu upaya untuk pengendalian dari perubahan iklim prioritas.
Biasanya perubahan iklim akan menyebabkan sebuah resiko yang signifikan, namun
dengan adanya manajemen resiko yang baik maka dampak terburuk dari perubahan iklim dapat
di hindari. Kombinasi antara mitigasi dan juga adaptasi akan mengurangi dari skala resiko

8
nantinya. Namun ada beberapa resiko yang tidak dapat untuk dihindari kedatangannya, seperti
banjir, kekeringan yang sangat ekstrim, badai, dan juga pemanasan. Dalam hal ini
menunjukkan bahwa kita memang rentan terhadap kejadian cuaca dan iklim. Tindakan yang
dibentuk serta resiko yang kita ambil akan menentukan resiko apa yang nantinya kan kita
hadapi kedepannya. Tindakan dini lebih memungkinkan dan juga cenderung mempunyai
banyak waktu untuk melakukan adaptasi dengan dampak yang kemungkinan nantinya akan
terjadi. Akan tetapi kita juga memiliki batasan-batasan untuk beradaptasi sebelumnya,
beberapa resiko nantinya mungkin akan terjadi dan kita tidak bisa hanya mengandalkan dalam
hal beradaptasi terus menerus. Semua masyarakat yang ada di Indonesia baik yang tinggal di
kota ataupun mereka yang tinggal di daerah pedesaan akan mengalami dampak dari
perubahan iklim.sehingga kita perlu merencanakan serta adaptasi untuk membatasi resiko yang
akan terjadi di waktu yang akan datang. Salah satu kajian iklim yang pernah dilakukan di
daerah Indonesia yaitu kajian resiko dan juga kasian adaptasi, yang bertepatan di daerah
Tarakan, Sumatera Selatan dan juga di Kota Malang (Batu) yang dilaksanakan oleh
kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012. Berdasarkan hasil dari kajian tersebut
menyatakan bahwa untu daerah Tarakan mengalami kenaikan Suhu sebesar 0,63°C selama 25
tahun terakhir, untuk Provinsi Sumatera Selatan sendiri mengalami kenaikan suhu juga sebesar
0,31°C di Palembang dan 0,67°C di rata-rata seluruh daerah Sumatera Selatan. Sedangkan
untuk daerah Kota Malang sendiri tren untuk kenaikan suhu mencapai angka 0,69°C. Namun
pada dasarnya angka yang tertera tersebut memiliki kemungkinan akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang ada, perubahan lokal seperti adanya efek dari pulau panas dari daerah
perkotaan serta dari pergeseran iklim regional itu sendiri.
Kenaikan air laut atau yang biasa dikenal dengan sebutan sea level rise (SLR) terkait
dengan perubahan iklim berlangsung dengan dua mekanisme utama, yaitu dengan ekspansi
terkenal karena dia menghambat dan mengalami pengembangan volume air laut, serta
mencapirnya gletser dan es yang mengakibatkan tertutupnya daratan yang ada di Antartika
serta yang ada di Greenland. Selain dari itu, siklus hidrologi yang ada di daratan mengakibatkan
adanya keanekaragaman iklim serta diikuti dengan timbulnya faktor antropogenik yang
berdampak pula pada naik dan turunya limpasan, hal inipun sangat berpengaruh terhadap
berubahnya permukaan air laut. Berkaitan dengan efek dari perubahan iklim di Indonesia,
Indonesia merupakan salah satu Negara yang rentan terhdapat dampak perubahan iklim.
Dengan jumlah pulau yang ada sekitar 17.000 pulau, sebagian besarnya ibu kota provinsi serta
hamper dari 65% masyarakat Indonesia tinggal di daerah pesisir, wilayah Indonesia sangat
rentan terhadap dampak dari perubahan iklim, terkhusus yang disebabkan oleh naiknya

9
permukaan dari air laut dan terjadinya penggenagan akibat dari banjir di wilayah pesisir.
Kenaikan dari permukaan air laut, selain menimbulkan dampak langsung yaitu berkurangnya
wilayah akibat dari tenggelamnya daratan, juga menyebabkan rusaknya ekosistem daerah
pesisir akibat dari gelombang pasang, adapun efek tidak langsungnya yaitu berubahnya
hilangnya serta berubahnya mata pencaharian masyarakat sekitar, terkhusus kepada
masyarakat yang tinggal di daerah tepi pantai, berkurangnya daerah persawahan dataran
rendah di wilayah pesisir pantai yang nantinya akan berpengaruh kepada ketahanan pangan
masyarakat setempat, gangguan yang timbul akibatnya susahnya transportasi antar pulau, dan
juga rusak atau hilangnya objek wisata yang ada di daerah pantai dan pulau. Selain itu dampak
lain dari perubahan iklim ialah mengakibatkan penurunan dari ketersediaan air, berubahnya
produksi tanaman, serta bisa mengakibatkan hilangnya keberadaan dari keanekaragaman
hayati yang merupakan aset yang tidak ternilai harganya yang sudah dimiliki oleh Indoensia.
Perubahan iklim juga akan mengakibatkan dampak pada kesehatan, kematian, pola dari
migrasi, ketahanan pangan, dan juga ekosistem alami serta kesejahteraan ekonomi, baik itu di
tingkatan lokal ataupun yang ada di tingkatan nasional.

4.2.3 Adaptasi Perubahan Iklim

Perahan iklim sejatinya menjadi sebuah ancaman bagi seluruh umat manusia d muka
bumi ini begitu juga dalam hal pembagunan, tidak terkecuali kepada masyarakat Indonesia.
Yang pastinya akan berdampak kepada ketersediaan kebutuhan oleh masyarakat, yang
mencakup kepada produksi dan distribusi bahan pangan, ketersediaan airdan juga energi.
Untuk mengurangi tingkatan kerentanan terhadap dampak dari perubahan iklim pada saat ini,
perlu dilakukan sebuah upaya guna untuk memperkokoh kapasitas dari adaptasi tersebut
secara menyeluruh dengan cara pembangunan ketahanan social, ekonomi, diversifikasi dari
mata pencaharian bagi masyarakat yang sekiranya tidak sensitive terhadap timbulnya
perubahan iklim. Memperbaiki tata ruang serta managemen dari ekosistem. Sebagaimana yang
telah tertulis dalam Undang-Undang no.32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, rencana dari Pengelolaan Lingkungan Hidup ini harus memuat rencana dari adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim. Selain dari pada itu kajian tentang tingkat kerentaan dan juga
tingkatan dari kapasitas adaptsi dari perubahn iklim adalah salah satu upaya yang sangat perlu
untuk diperhatikan dalam membentuk kajian lingkungan hidup yang strategis guna untuk
memastikan bahwa dari prinsip pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan iklim telah

10
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan kebijakan, serta
rencana dan juga program.
Program serta aksi adapatasi yang diterapkan dan juga di laksanakan di Indonesia harus
memperhatikan tingkatan serta memperhatikan juga resiko terkait dengan iklim dan juga
ancaman yang kemungkinan akan kita hadapi nantinya serta pola dari kecenderungan ataupun
pola dari perubahan tingkat resiko serta ancaman dimasa yang akan datang nantinya. Program
serta aksi adaptasi yang sifatnya akan segera datang, diarahkan kepada daerah yang tingkatan
resiko iklim dan juga pada masa depan resikonya masih terbilang tinggi atau cenderung akan
mengalami peningkatan.

4.2.3 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Dalam bidang pertanian terutama pada subsektor tanaman terkhusus pada bidang
pangan palingan rentan terhadap efek dari perubahan iklim terkait terhadap tiga faktor utama,
yaitu terhadap faktor bio fisik, manajemen dan juga faktor genetik. Hal ini dikarenakan tanaman
pangan ialah tanaman yang merupakan tanaman semusim yang keadaanya relative sangat
sensitif terhadap gangguan, terutama terhadap kekurangan serta kelebihan air. Kerentaan ini
sangat berhubungan kepada sistem pengunaan yang berasal dari lahan dan pengunaan tanah,
teknologi pada pengelolaan tanah, pola pada tanaman, air dan juga tanaman, dan juga
terhadap varietas tanaman. Ada tiga faktor utama yang berkaitan dengan perubahan iklim
global, yaitu, 1) terjadi perubahan terhadap pola hujan 2)meningkatnya kejadian iklim yang
ekstrim ( banjir, longsor, dan kekeringan) 3) terjadinya peningkatan susu udara dan juga
peningkatan permukaan air laut.
Perubahan pada pola hujan sudah terjadi di Indonesia sejak beberapa dekade
belakangan ini, seperti mundurnya musim hujan di beberapa lokasi di beberapa wilayah
Indonesia, dan mengalami kemajuan musim hujan di beberapa wilayah lainnya. Perubahan
pada pola hujan ini pun mengakibatkan menurunya ketersdian air di waduk-waduk, terutama
pada wilayah pulau Jawa. Contohnya seperti, selama sekitar 10 tahun terakhir rata-rata dari
volume alirain air di daerah DAS Citarum yang masuk kedalam waduk mengalami penurunan
dari 5,70 miliar m3/tahunnya menjadi 4,90 miliar m3 /tahun. Kondisi tersebut mengalami
implikasi terhadap menerunnya kemampuan waduk Jatiluhur yang menaliri sawah-sawah di
Pantura Jawa. Kondisi yang lainnya juga di jumpai pada waduk yang berada di Jawa Tengah,
yang bertepatan pada Gajah Mungkur dan Kedung Ombo. Dengan kondisi perubahan terhadap
curah hujan tersebut, dan jika para petani tetap mempertahankan pola bertanamannya seperti

11
biasanya, maka pristiwa seperti gagal panen akan sering terjadi. Dengan terjadinya penurunan
curah hujan dan juga ketersediaan air di waduk, maka para petani juga harus mengubah pola
bertanam, dari padi menjadi tanaman non-padi. Hasil berdasarkan kepada analisis ideks
perubahan iklim, yaitu suatu indeks yang bertugas untuk mengukur kejadian menyimpang
terhadap iklim di masa yang akan datang nantinya dibandingkan dengan apa yang telah terjadi
pada saat ini, yang telah dilakukan oleh baetting et al (2007) yang mengindikasikan bahwa nilai
dari penyimpangan iklim yang ada di Indonesia akan mengalami peningkatan pada masa yang
akan datang dengan jumlah angka sebesar 7 dan 8. Dari nilai tersebut menyatakan bahwa
Indonesia akan mengalami peningkatan sebuah frekuensi kejadian iklim yang eksterim seperti
kejadian bencana banjir dan juga bencana kekeringan pada masa yang akan mendatang.
Dampak dari bencana banjir dan juga kekeringan pada sawah ialah hal yang sangat merugikan
bagi para petani dan juga masyarakat, karena hal itu akan mengganggu ketahanan pangan
masyarakat. Jika hal ini terus terjadi maka sumber pangan masyarakat akan terganggu. Selain
itu dampak dari naiknya permukaan air laut akan menggagu sector pertanian yang berada di
daerah pesisir, dampaknya berupa penciutan lahan pertanian di daerah pesisir.
4.2.4 Upaya untuk Menghadapi Perubahan Iklim
Dampak dari perubahan iklim yang semakin hari semakin besar terjadi, merupakan
sebuah tantangan besar bagi manusia terutama bagi sektor pertanian. Peranan aktif dari
berbagai kalangan sangatlah penting adanya untuk kondisi seperti ini, yaitu dengan cara
mengantisipasi dampak dari perubahan iklim tersebut, bisa dilakukan dengan cara melakukan
mitigasi dan juga dengan adaptasi. Upaya dari antisipasi ini bertujuan untuk mempersiapkan
strategi dari mitigasi dan juga dari adaptasi. Beberapa pengkajian dari dampak perubahan iklim
sudah pernah dilakukan, yang pertama, sumber daya pertanian terhadap pola curah hujan dan
juga musim yang berkaitan dengan sistem hidrologi dan juga dari sumber daya air, yang kedua
terhadap infrastruktur saran dan juga prasarana lahan pertanian, yang ketiga ialah system
produksi pertanian, dan yang keempat adalah aspek dari social-ekonomi dan juga budaya.
Teknologi dari adaptasi bertujuan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap dampak
perubahan iklim yang terjadi serta mengurangi dari resiko gagalnya produksi pertanian.
Teknologi dari adaptasi meliputi dari penyesuaian waktu pada saat menanam tanaman, dan
juga penggunaan dari pupuk unggul yang tahan terhadap kondisi kekeringan apa bila terjadi,
salintis serta rendaman. Dan juga terhadap pengembangan teknologi pengelolaan air. Dengan
melakukan beberapa dari upaya yang telah dilakukan sebelumnya, maka akan ada
kemungkinan untuk mempertahankan hasil yang bagus dari hasil panen para petani. Dengan

12
mengikuti langkah-langkah sedemikain yang telah dipaparkan resiko terjadinya kegagalan
panen cenderung kecil.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perubahan iklim yang terjadi pada saat ini bukan lah sebuah isu ataupun sebuah hal yang
jarang untuk dibicarakan. Tetapi sudah menjadi hal yang nyata adanya dan juga hal yang
lumrah, maka dari itu diperlukan untuk melakukan sebuah tindakan yang nyata secara
bersama pada tingkatan global, regional maupun pada tingkatan nasional. Dalam menyikapi
perubahan iklim tentunya kita sebagai manusia harus bisa menangani masalah ini untuk
kepentingan generasi kita yang akan mendatang. Tentunya kita juga harus memiliki kesiapan
dalam hal tersebut, kementerian pertanian telah menysusun strategi untuk menyikapi dari
fenomena perubahan iklim ini dengan memaparkan tiga aspek utama yaitu, aspek dari mitigasi,
aspek dari antisipasi dan juga aspek dari adaptasi. Strategi dari aspek antisipasi dilakukan
dengan cara melakukan pengkajian kepada perubahan iklim yang terjadin, hal ini dilakukan
agar mengetahui dampak negatif apa yang terjadi terhadap sektor pertanian.

5.2 Saran

Kita tidak selalu bisa memprediksi perubahan iklim secara menentu atau tepat. Oleh karena
itu hal ini dapat menimbulkan banyak hal negative yang menyebabkan lahan pertanian
mengalami penurunan hasil panen dan juga penurunan kinerja. Seperti yang kita tahu
kementrian telah melalkukan berbagai cara yaitu adaptasi, mitigasi, dan antisipasi. Hal tersebut
memang bagus namun melakukan cara tersebut tidak selalu merata atau menyebar ke semua
daerah, alangkah baiknya kementrian meningkatkan kinerja untuk melawan perubahan iklim
yang dapat menimbulkan kerugian terhadap sektor pertanian, antisipasi hal tersebut dapat
dengan melakukan penyuluhan agar petani dapat mengerti dampak dari perubahan iklim
tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

AB Santoso. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 20 (3), 208-212, 2015.

Hairiah, K., Rahayu, S., Suprayogo, D., & Prayogo, C. (2016). Perubahan iklim: sebab dan
dampaknya terhadap kehidupan. Bahan Ajar, 1, 3.

Hidayati, I. N., & Suryanto, S. (2015). Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Pertanian
Dan Strategi Adaptasi Pada Lahan Rawan Kekeringan. Jurnal Ekonomi & Studi
Pembangunan, 16(1), 42-52.
Cahyaningtyas, A., Azizah, N., & Herlina, N. (2019). Evaluasi dampak Perubahan Iklim
Terhadap Produktivitas Padi (Oryza sativa L.) Di Kabupaten Gresik. Jurnal Produksi
Tanaman, 6(9).
Pertumbuhan Sektor Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas
Sebelas Maret).
Iklim, D. J. P. P. (2016). Perubahan Iklim, Perjanjian Paris dan Nationally Determined
Contribution

Maftu’ah, E., Annisa, W., & Noor, M. (2016). Teknologi Pengelolaan Lahan Rawa untuk
Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam Konteks Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim. Jurnal
Sumberdaya Lahan, 10(2).
Muhammad, S. (2016). Adaptasi Sosial Petani Tadah Hujan Terhadap Perubahan Iklim (Studi
Kasus Pada Petani Tadah Hujan di Kecamatan Sibulue, Kabupaten
Bone). PREDESTINASI, 9(2), 100-114.
Susilokarti, D., Arif, S. S., Susanto, S., & Sutiarso, L. (2015). Identifikasi Perubahan Iklim
Berdasarkan Data Curah Hujan di Wilayah Selatan Jatiluhur Kabupaten Subang, Jawa
Barat. Agritech, 35(1), 98-105.
Santoso, A. B., Tiga, C. S. R., & Ambon, M. (2016). Pengaruh perubahan iklim terhadap
produksi tanaman pangan di Provinsi Maluku.
Rahman, A. (2016). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kerentanan Penghidupan Petani dan

14
Ruminta, R., Handoko, H., & Nurmala, T. (2018). Indikasi perubahan iklim dan dampaknya
terhadap produksi padi di Indonesia (studi kasus: Sumatera Selatan dan Malang Raya). Jurnal
Agro, 5(1), 48-60.
Salim, E. (2018). Legislasi dan Perubahan Iklim. Jurnal Legislasi Indonesia, 6(1), 1-14.

Sudarma, I. M., & As-syakur, A. R. (2018). DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP


SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI. SOCA (SOCIO-ECONOMIC OF AGRICULTURRE
AND AGRIBUSINESS), 87-98.

Supriadi, H. (2015). Budidaya tanaman kopi untuk adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim. Perspektif, 13(1), 35-48.
Surmaini, E., lahan Pertanian, B. B. L. S., Runtunuwu, E., & Las, I. (2015). Upaya sektor
pertanian dalam menghadapi perubahan iklim.

Widyati, E. (2011). Kajian optimasi pengelolaan lahan gambut dan isu perubahan iklim. Tekno
Hutan Tanaman, 4(2), 57-68.

WIRATAMA, Y. P., & Kusumasari, B. (2016). Strategi Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di
Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada)

15
16

Anda mungkin juga menyukai