Anda di halaman 1dari 20

KRISIS PANGAN DAN DAMPAKNYA

BAGI INDONESIA

Dosen Pengampu;
Prof. Dr.Naswan Suharsono, M.Pd

DISUSUN OLEH;
JENECA ANGGRAINI HUTAJULU
(220413608418)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puja dan puji syukur atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa
yang sudah melimpahkan karunia serta rahmatnya. Sehingga saya bisa
menyusun tugas makalah yang berjudul “Krisis pangan dan dampaknya
bagi Indonesia” dengan selesai tepat waktu. Indonesia adalah negara
yang kaya akan SDM dan SDA yang melimpah, Indonesia dikenal
sebagai negara agraris. Tapi mengapa setiap tahun nya selalu mengalami
krisis pangan, Padahal negara Indonesia kebanyakan di setiap wilayah
adalah daerah pertanian, perkebunan dan laut(pantai). Disini saya akan
membahas permasalahan dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya krisis pangan pada negara kita ini. dan solusi-solusi apa saja
yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk membasmi atau
menyelesaikan "Krisis pangan" ini.
Oleh sebab itu lah saya memilih judul" Krisis pangan dan dampak
nya bagi Indonesia" untuk menyelesaikan atau melengkapi tugas saya.
Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada diri saya yang sudah
berhasil menyelasaikan tugas makalah ini dengan baik. Jikalau ada
kesalahan dalam penulisan ini mohon berikan saran dan kritik yang
membangun kepada penulis.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Malang, 5 Oktober 2022


Penulis

Jeneca Anggraini Hutajulu


DAFTAR ISI

KRISIS PANGAN DAN DAMPAKNYA...............................................................................................1


BAGI INDONESIA.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
ABSTRAKSI...........................................................................................................................................4
BAB I......................................................................................................................................................6
BAB II....................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................18
DAFTAR REFERENSI.............................................................................................................................19
ABSTRAKSI
Dalam perkembangan dunia saat ini, masalah pangan telah menjadi
sebuah isu menarik yang terus di bahas saat ini. Betapa tidak hal ini
merupakan kebutuhan primer bagi jutaan jiwa penduduk yang ada di
dunia, sebab dari asupan panganlah mereka mampu mempertahankan
hidup. Maka tidak heran persoalan pangan mencuat menjadi isu global
yang harus dicarikan solusinya. Terlebih ketika pangan telah mengalami
ancaman berupa krisis pangan yang telah menjalar ke beberapa Negara
khususnya bagi Negara berkembang termasuk Indonesia.
Krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami
sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh,
antara lain, kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan lingkungan
iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat
perang. FAO menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan kondisi
ketika bahaya pangan akut dan malnutrisi menjaring meningkat tajam.
Dampaknya mulai dari skala nasional hingga pada tingkat internasional.
Krisis pangan telah benar-benar terjadi diberbagai belahan dunia.

Key Words; Krisis pangan, FAO, Internasional, Indonesia.


BAB I
A. LATAR BELAKANG
Krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami
sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh,
antara lain, kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan lingkungan
iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat
perang. FAO merupakan sebuah organisasi khusus yang dibentuk oleh
PBB yang memiliki tujuan untuk meningkatkan standar nutrisi dan taraf
hidup, meningkatkan proses produksi, serta pemasaran produk berbentuk
pangan dan pertanian, dan juga bertujuan untuk memberantas tingkat
kelaparan,dan melaksanakan pembangunan sektor pertanian bagi negara-
negara yang menjadi anggota FAO.
FAO menjelaskan bahwa krisis pangan merupakan kondisi ketika
bahaya pangan akut dan malnutrisi menjaring meningkat tajam.
Dampaknya mulai dari skala nasional hingga pada tingkat internasional.
Krisis pangan telah benar-benar terjadi diberbagai belahan dunia. Hal ini
ditandai dengan melonjaknya harga-harga pangan dunia seperti makanan
pokok berupa gandum, kedelai, beras, dan jagung. Semakin
bertambahnya populasi penduduk dunia otomatis kebutuhan akan
pangan juga semakin meningkat. Menjadikan setiap Negara harus
mampu menjaga ketersediaan pangan yang dimilikinya, agar terhindar
dari ancaman kelaparan yang akan menimpa penduduknya.
Perkembangan yang ada saat ini, krisis pangan dan bahaya kelaparan
sedang membayangi dunia.
Penyebab terjadinya krisis pangan;
1. Harga pupuk lebih tinggi menaikkan harga pangan.
2. Pandemi Covid-19 yang belum selesai dan varian baru covid-19.
3. perubahan iklim.
4. perlambatan produksi pangan akibat konflik perang Rusia-Ukraina
yang berdampak pada perdagangan dunia.
Tanda-tanda suatu negara mengalami krisis pangan;
1. Iklim yang tidak menentu
2. Jumlah penduduk naik terus
3. Jumlah pangan tidak seimbang dengan kenaikan penduduk.
4. Minimnya alokasi APBN untuk sektor pangan.
5. Minimnya teknologi pertanian dan belum meratanya pelaksanaan
program kedaulatan pangan. (web umsu)

B. TUJUAN
Maksud dan tujuan dibuat makalah ini adalah agar permasalahan
krisis pangan di Indonesia tidak hanya di Indonesia saja melainkan
di seluruh dunia, dapat diatasi dengan mencari solusi dan
mengetahui apa saja yang menjadi penyebab – penyebab
permasalahan tersebut.
C. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini saya akan membahas masalah terjadinya krisis
pangan dan dampaknya untuk kesejahteraan masyarakat di
indonesia dan di seluruh dunia.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan dalam makalah ini berasal dari berbagai
sumber, data yang dihasilkan sangat bervariasi dan menghasilkan
informasi yang sedikit berbeda dan juga berisi pendapat dari pakar
dibidangnya yang akan menghasilakan solusi untuk mengatasi
terjadi krisis pangan yang terjadi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
IKLIM
Pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim secara
ekstrim terlanjur dituduh sebagai masalah dari krisis pangan. Iklim dan
cuaca yang sudah tidak mampu lagi diprediksi keberadaannya
menjadikan sebagian besar lahan pertanian produktif tidak lagi mampu
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Banjir, kekeringan, tanah
longsor, angin topan, gempa dan tsunami telah menghadirkan kegagalan
panen. Secara global, laporan dari Intergovermental Panel on Climate
Change (IPPC) juga menyebutkan, perubahan suhu rata-rata yang terjadi
belakangan ini berdampak pada menurunnya produksi pangan. Salah
satu penyebab krisis pangan dunia disebabkan oleh situasi iklim dan
cuaca. Akibatnya, hasil panen yang ditanam akan menjadi menurun.

Di saat bersamaan harga pangan pun akan meningkat tajam.


Beragam hal mampu mengakibatkan kualitas tanaman menurun, bahkan
menjadi rusak. Berikut adalah faktor-faktor dari perubahan iklim pada
tanaman: faktor pertama adalah peningkatan suhu di suatu tempat.
Beberapa daerah mungkin memiliki tingkat pemananasan yang ideal.
Sebaliknya, jika suatu daerah memiliki suhu yang sangat tinggi, maka
hasilnya pun ikut menurun. Faktor lainnya adalah tingkat
karbondioksida yang sangat tinggi. Umumnya, karbondioksida mampu
mendukung tanaman untuk tumbuh. Namun, faktor seperti perubahan
suhu, nutrisi, dan ozon menghambat potensi pertumbuhan. Lalu,
karbondioksida juga dinilai kurang baik bagi tanaman karena
mengurangi konsentrasi protein dan mineral penting. Misalnya pada
tanaman gandum, kedelai, dan beras. Suhu dan curah hujan yang ekstrim
pun menjadi faktor yang membuat tanaman susah tumbuh. Apalagi
ketika cuaca ekstrim menyebabkan banjir di kawasan tempat panen yang
terakumulasi bisa berujung ke krisis pangan.

AKIBAT COVID-19

Food and Agriculture Organization (FAO) yang menyebutkan


pandemi corona berpotensi menyebabkan krisis pangan dunia. FAO
menggelar pertemuan tak terjadwal bersama menteri-menteri pertanian
negara G20, pada Selasa (21/4). Pertemuan itu juga dihadiri perwakilan
Bank Dunia, dan Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian
(International Fund for Agricultural Development/ IFAD). Direktur
Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFD), David
Beasley, bahkan menyebut 265 juta penduduk dunia terancam kelaparan
sebagai dampak dari pandemi virus corona.

Merespon hal tersebut, Presiden Joko Widodo, meminta para


menteri menjaga ketersediaan bahan pokok di dalam negeri di tengah
penyebaran wabah virus corona. Pandemi Covid-19 ini bisa berdampak
pada kelangkaan pangan dunia atau krisis pangan dunia," kata Jokowi
saat membuka rapat terbatas melalui video conference dari Istana
Merdeka, Jakarta, Senin (13/4). Presiden meminta Menteri Dalam
Negeri Tito Karnavian mengingatkan para kepala daerah untuk membuat
perkiraan atas ketersediaan bahan pokok ke depannya.Perkiraan tersebut
tak hanya melihat dari produksi pangan saat ini saja. "Mungkin panen
yang ini baik, tapi panen pada penanaman bulan Agustus dan September
nanti harus dilihat secara detail, sehingga tidak mengganggu produksi
rantai pasok maupun distribusi dari bahan pangan yang ada. Beberapa
ahli dan pemerhati pangan di Indonesia menguraikan pendapat mereka
berkaitan dengan krisis pangan tersebut yaitu:
• Ada enam pangan yang harus diperhatikan pemerintah Indonesia
dari kelangkaan yakni beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging
[Sapi, kerbau, kambing], dan ayam.

• Upaya jangka pendek yang harus dilakukan pemerintah. Hentikan


pangan sebagai bisnis; BULOG siaga nasional menyangga pangan;
penyiapan pangan untuk wilayah ditutup dengan maksimal; stabilitas
harga pangan.

Strategi pemerintah (Kementrian PPN/Bappenas) dalam


menghadapi krisis pangan akibat Covid-19;

o Meningkatkan penambahan nutrisi pangan.

o Meningkatkan ketersediaan bahan pangan dengan harga yang


stabil dan keberlanjutan.

o Peningkatan sumber daya manusia untuk meningkatkan


produktifitas pertanian dan kemudahan akses pasar.

o Peningkatan sumber daya alam disektor pertanian.

o Memperbaiki sistem pangan.

AKIBAT PERANG RUSIA-UKRAINA

Dalam laporan PBB berjudul Hunger Hotspot terbaru yang dikutip


dari situs resmi FAO, perang Rusia Ukraina bisa mendorong jumlah
orang yang rawan pangan akut dibekap krisis pangan sebanyak 47 juta di
berbagai negara. Sementara menurut simulasi dari Organisasi Pangan
Dunia (FAO), peningkatan masyarakat yang kekurangan gizi akan
meningkat antara 7,6 dan 13,1 juta orang pada tahun 2022 sampai 2023
akibat konflik itu.

Ukraina dan Rusia dikenal sebagai produsen utama gandum.


Menurut International Food Policy Research Institute (IFPRI), sebanyak
sepertiga gandum yang diperdagangkan di pasar global, dan sekitar
seperempat gandum dunia. Selain itu, perang di Ukraina tersebut
berpotensi membahayakan pasokan biji-bijian dan minyak nabati.
Misalnya minyak bunga matahari dan jagung untuk pakan ternak di
berbagai negara di dunia. Dampak invasi Rusia ke Ukraina mulai terasa,
terutama inflasi.

Akibat pasokan dan distribusi bahan pangan yang terganggu


sehingga ketahanan pangan sejumlah negara menjadi rentan. Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan akan naik
tiga kali lipat, meski sudah dibantah oleh produsen mie. Sebab, bahan
dasar mie instan adalah gandum. Sebanyak 24% gandum Indonesia
berasal dari Ukraina. Perang Ukraina membuat pasokan gandum
tersendat. Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan agar kita bersiap
menghadapi krisis pangan dengan mencari substitusi bahan pangan yang
ada di Indonesia.

Gandum mi instan, Jokowi mencontohkan, bisa diganti dengan


singkong. Juga pemerataan distribusi. Selama ini Jawa menjadi pusat
pangan Indonesia karena faktor infrastruktur dan kesuburan lahan.
“Harus ada mitigasi mencegah kelangkaan pangan dari sisi demand dan
supply,” kata Ernan Rustiadi, Kepala Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. Menurut
Ernan, di luar soal dampak perang Rusia-Ukraina, mitigasi pangan
penting karena produksinya acap tak seimbang dengan kebutuhannya.
Rusia dan Ukraina merupakan pemasok utama bahan pangan global
seperti bunga matahari, barley, gandum dan jagung. Rusia berkontribusi
pada 23,4% pasokan pupuk global, input produksi pertanian.
Akibatnya akan terjadi penurunan produksi, kenaikan harga pangan,
kenaikan biaya produksi, gangguan distribusi pangan dan restriksi
ekspor negara lain.

Contoh krisis pangan pada;

KEDELAI

Badan Pangan Nasional (BPN) atau Nasional Food Agency


(NFA) mewaspadai kondisi ketahanan pangan dalam negeri,
khususnya pada komoditas kedelai yang stoknya terbatas. Ketua
Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih, mengatakan,
krisis kedelai yang tengah terjadi di Indonesia merupakan dampak
dari murahnya harga kedelai impor. Hal ini membuat petani
menjadi enggan untuk menanam komoditas tersebut karena
menyebabkan kerugian. Menurutnya, untuk meyikapi hal ini
pemerintah harus menetapkan harga yang adil dan menguntungkan
petani kedelai nasional.
    Dikatakan Henry, krisis kedelai yang saat ini sedang menimpa
Indonesia sudah sampai tahap yang mengkhawatirkan. Krisis
kedelai saat ini adalah perwujudan salah arahnya kebijakan
ekonomi dan pertanian, serta pangan di Indonesia.
            Menurutnya, salah arahnya kebijakan pertanian Indonesia
ini dimulai tahun 1995 ketika Indonesia ikut meratifikasi WTO.
Kemudian dilanjutkan dengan ditandatanganinya letter of intent
dengan IMF di tahun 1998 yang semakin memasifkan liberalisasi
pada sektor pertanian dan pangan di Indonesia.
            Dalam kasus kedelai, penghapusan bea masuk kedelai
impor mempengaruhi turunnya produksi kedelai dalam negeri,
bahkan selama 10 tahun terakhir produksi kedelai nasional tak
pernah lebih dari satu juta ton. Sejak 2002 hingga 2011, produksi
kedelai nasional tertinggi hanya sebesar 974.512 ton pada tahun
2010, sementara kebutuhan nasional sudah mencapai tiga juta ton
per tahun.
            Berdasarkan data BPS, di tahun 1990, pada saat Indonesia
belum ikut WTO dan IMF, impor kedelai kita pernah hanya
sebesar 541 ton. Bandingkan dengan impor kedelai dalam tahun ini
(Januari – Juli 2013) kita sudah impor 1,1 juta ton atau senilai 670
juta Dollar AS (Rp 6,7 triliun). Langkah strategis yang perlu segera
dilakukan adalah menggenjot peningkatan produksi lokal.
Berproduksi kedelai harus ditingkatkan kembali dengan
memastikan insentif bagi petani yang menanam kedelai.
Meningkatkan luas lahan produksi dan memberikan pelatihan serta
dukungan input bagi para petani kedelai. Hal ini harus ditopang
dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, irigasi dan
jembatan.yang disertai benih berkualitas, teknologi pertanian dan
jaminan harga pantas bagi produsen kecil/petani.

Alternatif kacang koro sebagai pengganti kedelai.

Kacang koro pedang yang sangat berpotensi menggantikan kedelai.


Kacang koro pedang memiliki kandungan protein yang mendekati
kedelai, di samping tingkat produktifitasnya yang tinggi. Tinggal
memerlukan dukungan pemerintah dan lembaga penelitian untuk
menghasilkan kacang koro pedang terbaik, meningkatkan
produktifitasnya dan kualitasnya.

GANDUM
Setelah pecahnya perang Ukraina di awal tahun 2022, seluruh
dunia dibayang-bayangi ketakutan akan krisis pangan global yang telah
diprediksi oleh FAO (Food & Agriculture Organization) dan WFP (The
World Food Programme) sejak 2020. Pasalnya, Rusia telah
memberlakukan larangan ekspor pada komoditas lokalnya, seperti
gandum maupun minyak kedelai hingga akhir Juni 2022. Hal tersebut,
membuat kacau rantai pasok dan kenaikan harga pangan yang signifikan
di pasar global. Faktanya, Ukraina dan Rusia memegang kunci penting
dalam kestabilan pasar bahan pokok seluruh dunia, bahkan Rusia dan
Ukraina secara kolektif menyumbang sekitar 64% dari ekspor minyak
bunga matahari global, 30% dari ekspor gandum, 20% dari ekspor
jagung serta barley selama tiga tahun terakhir. Terlebih data yang
dilaporkan USDA (United States Department of Agriculture)menyebut
pasokan gandum global pada tahun 2022/2023 diperkirakan anjlok ke
angka 1,1 juta ton.

Dampaknya bagi indonesia

Walaupun Indonesia tidak termasuk negara – negara rentan yang


dilaporkan oleh FAO dalam rilisan “Global Report on Food Crises:
acute food insecurity hits new highs”, namun tidak bisa dipungkiri
bahwasannya Indonesia juga tidak dalam kondisi yang aman. Pasalnya,
hampir 100% pasokan gandum Indonesia mengandalkan impor.
Akibatnya, harga makanan olahan berbahan gandum seperti roti dan mi
akan mengalami lonjakan harga yang serius.

Sorgum sebagai alternatif pengganti gandum

Sorgum bicolor (L.) Moench merupakan komoditi pangan terbesar ke-


5 setelah padi, jagung, gandum dan barley. Spesies ini termasuk dalam
famili Poaceae yang mampu hidup dalam rentang iklim yang luas.
Sorgum masuk ke Indonesia diperkirakan melalui 2 jalur yaitu melalui
Philipina dan masuk ke kepulauan Timor Indonesia atau melalui
Thailand kemudian masuk ke Pulau Sumatera, Jawa dan selanjutnya
menyebar ke sebagian besar wilayah Indonesia. Berdasarkan bukti
linguistic record nama lokal sorgum, diperoleh data bahwa hampir
semua kepulauan di Indonesia mengenal sorgum kecuali Pulau
Kalimantan dan Papua. Sorgum mampu beradaptasi pada kisaran kondisi
lingkungan yang luas. Daerah budidaya sorgum dikenal dengan
karakteristik kering, miskin unsur hara dan curah hujan rendah. Hasil
optimum panen sorgum akan diperoleh jika curah hujan tergolong
sedang sepanjang masa tanam. Kebutuhan air selama masa penanaman
sorgum sendiri hanya sepertiga dari tebu dan setengah dari jagung.
Umumnya, sorgum dipanen sekitar 100 – 110 hari setelah tanaman
sehingga dalam setahun dapat dilakukan dua sampai tiga kali panen.
Namun, semakin tinggi dataran tempat tumbuh sorgum akan berkorelasi
dengan semakin panjangnya masa vegetatif sehingga rentang waktu
panen semakin panjang.

Diversifikasi pangan merupakan proses pemilihan makanan secara bijak


agar tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan pokok seperti
beras, tetapi juga pada opsi bahan makan lokal lainnya. Proses ini
meliputi proses produksi, distribusi, hingga pengolahan di tingkat
konsumen. Konsep diversifikasi pangan pernah sangat popular di
Indonesia pada tahun 1970-an dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden
No.: 20/1979 yang berisi petunjuk pelaksanaan perbaikan menu makan
rakyat. Salah satu instruksinya adalah dengan program
penganekaragaman jenis makanan. Namun kampanye ini pada akhirnya
tidak menimbulkan dampak yang signifikan karena bertentangan dengan
program swasembada beras yang juga populer saat itu. Kunci
diversifikasi pangan dimulai dari proses eksplorasi mencari alternatif
pangan sebagai sumber karbohidrat yang paling umum. Indonesia
sebagai negara kepulauan yang kaya akan komoditas agrarisnya, maka
penting dalam penggunaan bahan pakan lokalnya seperti sagu, sorgum,
singkong dan talas.

Kajian Teori-teori;
Thomas Robert Malthus Dalam teorinya, Malthus menggambarkan
bahwa pertambahan penduduk akan mengikuti deret ukur dan
pertambahan bahan makanan mengikuti deret hitung. Artinya,
pertambahan penduduk jauh lebih cepat dari pertambahan bahan
makanan.

Kebijakan pemerintah 5 tahun terakhir (2018 – 2022) terkait masalah


ekonomi di atas dan kebijakan yang telah diambil sebagai solusinya;

Strategi pemerintah dalam menangani krisis pangan di Indonesia;

1. Meningkatkan ketahan pangan negara


2. Pengembangan pertanian modern melalui smart farming, screen
house, food estate, korporasi petani dan startup/petani milenial.
3. Peningkatan kapasitas produksi melalui pengembangan lahan rawa
dan perluasan area tanaman baru.
4. Himbau masyarakat ikut bercocok tanam.
5. Menanam/menyiapkan sumber pangan alternatif. (jagung, sagu,
sorgum, pisang, singkong, ubi)
6. Amankan suplai diversifikasi, dan efisiensi.

Menemukan alternatif lain sebagai solusinya (berdasarkan pemikiran


dan mahasiswa sendiri dan referensi hasil kajian teori yang ditemukan.
Saya sangat setuju dengan strategi/solusi pemerintah dalam menangani
krisis pangan di indonesia. Saya hanya akan menambahkan sedikit solusi
yakni, kita sebegai anak muda harus punya inisiatif atau mau melakukan
bercocok tanam dan mengembangkan teknologi pertanian yang modern.

Rekomendasi/saran kepada keempat RT (konsumsi, produksi,


penerintah, negara mitra)
1. Negara dalam hal ini pemerintah, harus memperhatikan produksi
dalam negeri. Bukan hanya produksi dari sektor pertanian, tetapi
juga harus memperhatikan sektor perkebunan dan peternakan.
Perhatian pemerintah terhadap ketiga sektor tersebut harus
ditingkatkan guna menjaga ketersediaan kebutuhan pangan dalam
negeri.
2. Dalam menghadapi pasar bebas 2015, Indonesia harus menjadi
basis produksi pangan khsususnya di kawasan ASEAN.
3. Kestabilan dan keterjangkauan harga terhadap pangan oleh
masyarakat Indonesia harus diperhatikan oleh pemerintah.
4. Perluasan wilayah atau tanah garapan khususnya bidang pertanian
yang tadinya semakin terbatas menjadi pekerjaan rumah
pemerintah untuk menunjang peningkatan produksi pangan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Krisis pangan akhir-akhir ini menjadi permasalahan global yang
sangat penting. Krisis pangan terjadi akibat Iklim, Covid-19, dan perang
Rusia-Ukraina yang berdampak pada krisis energi dan krisis pangan.
Dan hal itu sangatlah berdampak kepada negara indonesia mengingatkan
negara indonesia adalah negara agraris karena iklim (kekeringan,
bencana alam) yang tidak menentu sehingga indonesia mengalami gagal
panen, dan hal tersebut dapat mengakibatkan krisis pangan dan
kelonjakan harga (inflasi).
Pandemi Covid-19, dalam masa pandemi seluruh negara
memberikan kebijakan lokcdown atau mengurangi aktifitas di luar
ruangan sehingga hal tersebut sangatlah berpengaruh dalam masalah
krisis pangan karena banyak nya orang kehilangan pekerjaan dan
aktifitas untuk para petani sangatlah sedikit dan hal ini juga akan
berpengaruh terhadap harga barang pokok atau kebutuhan lainnya.
Dalam hal ini, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan BULOG
untuk menangani permasalahan krisis pangan yang di akibatkan oleh
virus corona.
Dampak perang Rusia-Ukraina berdampak kepada seluruh dunia.
Dalam laporan PBB “berjudul Hunger Hotspot” terbaru yang dikutip
dari situs resmi FAO, perkiraan pada tahun 2022 sampai 2023
peningkatan masyarakat yang kekurangan gizi akan meningkat antara
7,6 dan 13,1 juta orang. Karena Ukraina dan Rusia adalah negara
produsen utama gandum, sepertiga gandum yang diperdagangkan di
pasar global. Ukraina adalah negara produsen biji-bijian, minyak bunga
matahari, dan jagung hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap harga
pupuk dan juga untuk pakan ternak di berbagai negara di dunia.
Pemerintah Indonesia harus segera menjalankan program diversifikasi
makanan seperti kedelai dan gandum harus diganti oleh kacang koro
pedang dan sorghum, tidak hanya gandum dan kedelai saja beras pun
juga harus diganti dengan singkong, dan umbi-umbian.

DAFTAR REFERENSI

FAI. (2022). Krisis Pangan, Pengertian Penyebab dan Penangan. umsu.ac.id.

Fathur Rachman, D. A. (2022). Perubahan Iklim Mempengaruhi Krisis Pangan Dunia. tempo.co.

Jehan, N. (n.d.). Bumi Makin Panas, Krisis Pangan Meluas . ylki.or.id.

TAUFIK, Y. (2022). Pandemi Covid-19 Akankah Indonesia Krisis Pangan? popmasepi.com.

Wijaya, T. (2020). Pandemi Corona, Akankah Terjadi Krisis Pangan di Indonesia? Palembang:
mongabay.co.id.

Bappenas. (2020). Bappenas Paparkan Strategi Atasi Krisis, Pangan dan Pertanian Akibat Covid-19.
bappenas.go.id.

Maulana, R. (2022). Dampak Invasi Rusia ke Ukraina dalam Ketahanan Pangan Indonesia.
forestdigest.com.
Rachman, F., & Arjanto, D. (2022). Krisis Pangan, 3 Negara yang paling Menderita Efek Perang Rusia
Ukraina. tempo.co .

TIMUR, D. K. (2013). KRISIS KEDELAI DAMPAK DARI HARGA KEDELAI IMPOR MURAH.
kominfo.jatimprov.go.id.

Uly, Y. A. (2022). Badan Pangan Nasional Waspada, Stok Kedelai Terbatas . KOMPAS.com.

Daryono, B. S. (2022). Krisis Pangan dan Upaya Mengurai Ketergantungan Gandum. gatra.com.

Anda mungkin juga menyukai