Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Perspektif Global yang diampu oleh:
Disusun oleh:
Kelas:
B (Reguler)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Krisis Pangan Sebagai
Salah Satu Isu Global yang Terjadi di Indonesia dan Dunia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir yang
diberikan oleh Bapak Prof. Dr. Arifin Maksum, M. Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Perspektif Global Berwawasan Ke-SD-an. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang isu-isu global salah satunya yaitu kemiskinan bagi para pembaca
juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Arifin Maksum, M. Pd. yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin sempitnya dunia membuat kita mudah menemukan lokasi tertentu,
mudah mengetahui peristiwa yang terjadi di wilayah tertentu, dan mudahnya peristiwa
yang tersebut berpengaruh terhadap wilayah yang lain. Teknologi telah mempersempit
jarak dan waktu sehingga seolah semua hal terhubung satu sama lain. Globalisasi telah
merubah wajah dunia menjadi lebih terang dan terbuka. Sebagai proses perubahan
tatanan dunia, globalisasi memaksa suatu peristiwa yang terjadi pada wilayah tertentu
mempengaruhi wilayah lainnya, dan sebaliknya.
Isu global adalah setiap peristiwa atau wacana yang mampu menyita perhatian
masyarakat global. Tentang bagaimana masyarakat merespon isu tersebut salah satunya
ditentukan oleh kuatnya pengaruh yang ditimbulkan dari isu tersebut. Isu global juga
dapat diartikan sebagai persoalan lintas budaya dan bangsa yang sedang hangat
dibicarakan pada masa sekarang ini oleh masyarakat di dunia. Isu ini tidak hanya
dihadapi oleh satu negara saja, melainkan dihadapi oleh berbagai negara di belahan
dunia.
Isu global yang berkembang di dunia saat ini meliputi isu tentang lingkungan
dan isu tentang kemanusiaan. Isu tentang lingkungan mencakup krisis pangan,
kekurangan sumber air bersih, polusi, dan perubahan iklim. Sedangkan isu tentang
kemanusiaan mencakup kemiskinan, konflik atau perang, dan wabah penyakit. Pada
makalah ini saya akan membahas tentang salah satu isu global yang sudah disebutkan
sebelumnya yaitu krisis pangan. Pangan dan ketahanan pangan merupakan hal yang
sangat penting bagi ketahanan nasional suatu bangsa. Krisis pangan dunia merupakan
salah satu ancaman bagi semua negara. Melihat kondisi sekarang, dunia pasti akan
mengalami krisis pangan yang disebabkan ketersediaan lahan dan produksi pangan
tidak mampu mengimbangi pesatnya pertambahan penduduk. Ancaman krisis pangan
dunia harus segera diantisispasi dan diwaspadai terutama bagi negara yang tingkat
impor pangannya tinggi, seperti Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dibuat suatu
rumusan sebagai berikut:
1
1. Apa itu isu-isu global?
2. Apa itu krisis pangan?
3. Bagaimana keadaan ketahanan pangan di Indonesia?
4. Bagaimana hubungan penimbunan pangan dengan krisis pangan yang terjadi di
Indonesia?
5. Apa dampak dari krisis pangan yang terjadi di Indonesia?
6. Bagaimana perkembangan pangan di Indonesia dan Dunia?
7. Bagaimana upaya untuk mengatasi krisis pangan?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuannya antara lain:
1. Mengetahui apa itu isu-isu global.
2. Mengetahui apa itu krisis pangan.
3. Mengetahui bagaimana keadaan pangan di Indonesia.
4. Mengetahui hubungan penimbunan pangan dengan krisis pangan yang terjadi di
Indonesia.
5. Mengetahui dampak dari krisis pangan yang terjadi di Indonesia.
6. Mengetahui perkembangan pangan di Indonesia dan Dunia.
7. Mengetahui bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis pangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isu-isu Global
Isu global adalah setiap peristiwa atau wacana yang mampu menyita perhatian
masyarakat global. Tentang bagaimana masyarakat merespon isu tersebut salah satunya
ditentukan oleh kuatnya pengaruh yang ditimbulkan dari isu tersebut. Isu global juga
dapat diartikan sebagai persoalan lintas budaya dan bangsa yang sedang hangat
dibicarakan pada masa sekarang ini oleh masyarakat di dunia. Isu ini tidak hanya
dihadapi oleh satu negara saja, melainkan dihadapi oleh berbagai negara di belahan
dunia.
Isu global yang berkembang di dunia saat ini meliputi:
1. Isu tentang lingkungan
a. Krisis pangan
b. Kekurangan sumber air bersih
c. Polusi
d. Perubahan Iklim
2. Isu tentang kemanusiaan
a. Kemiskinan
b. Konflik atau perang
c. Wabah penyakit
B. Krisis Pangan
Menurut UU No. 18 Tahun 2012 Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan
Pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh,
antara lain, kesulitan distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan
lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang. Krisis pangan dunia merupakan
ancaman bagi semua negara, termasuk Indonesia. Semakin bertambahnya populasi
penduduk dunia otomatis kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Menjadikan
setiap Negara harus mampu menjaga ketersediaan pangan yang dimilikinya, agar
terhindar dari ancaman kelaparan yang akan menimpa penduduknya.
Bertambahnya populasi tidak diiringi oleh bertambahnya lahan untuk
kebutuhan pangan. Lahan untuk kebutuhan pangan semakin berkurang karena terus
digarap untuk dijadikan infrastruktur baik perumahan maupun industri kedepannya.
3
Selain itu, untuk mendapatkan hasil pangan yang lebih baik juga harus memperhatikan
kualitas tanah, sedangkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa lahan
yang ada khususnya di Indonesia mengalami degradasi lahan sehingga menurunkan
produktifitas pangan.
Permasalahan pangan global yang dihadapi negara di dunia ini antara lain:
1. Kenaikan harga minyak bumi yang sangat fluktuatif yang sangat berpengaruh pada
pola permintaan komoditas pangan untuk food, feed, fuel,
2. Fenomena perubahan iklim global yang semakin nyata, akan secara nyata
mempengaruhi kemampuan produksi dan stok pangan global,
3. Permintaan pangan global meningkat, karena jumlah penduduk dunia terus
bertambah, terutama dari negara-negara miskin Asia dan Afrika, dan
4. Pergerakan harga pangan di pasar internasional yang fluktuatif ditambah dengan
adanya krisis finansial dan ekonomi global berdampak pada pasar dan harga pangan
dalam negeri
Hal lain yang menjadi pemicu terjadinya krisis pangan di dunia, antara lain:
1. Jumlah penduduk.
Pertambahan jumlah penduduk ini tentunya akan mempengaruhi pola konsumsi
yang juga kian meningkat.
2. Pengalihan fungsi lahan
Pengalihan fungsi lahan yang tadinya hanya di peruntukkan untuk mengelola
sumber daya alam termasuk pertanian dan perkebunan, kini dialih fungsikan untuk
membangun infrastruktur berupa perumahan, industri, dan jalan raya.
3. Stabilitas Harga
Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan hasil produk pangan,
atau dengan kata lain jumlah penduduk yang semakin bertambah, sementara
produksi pangan dirasa kurang akibat laju pertumbuhan penduduk tersebut. Hal ini
tentu akan memperngaruhi stabilitas harga.
4. Bencana
Terjadinya pemanasan global (global warming) beberapa tahun terakhir ini menjadi
bencana besar di muka bumi. Pemanasan global yang menjadi salah satu terjadinya
perubahan iklim tersebut akan mempengaruhi turunnya produktifitas pangan. Hal
ini juga akan menimbulkan penyakit yang menyebabkan terjadinya gagal panen.
4
C. Keadaan Ketahanan Pangan di Indonesia
Gambar 1
Indeks Ketahanan Pangan Indonesia menurut Global Food Security Index (2012-
2021)
Sumber: The Economist, 2021
Ketahanan pangan bagi suatu negara merupakan hal yang sangat penting,
terutama bagi negara yang mempunyai penduduk sangat banyak seperti Indonesia.
Menurut data Global Food Security Index (GFSI), ketahanan pangan Indonesia pada
2021 memang melemah dibanding tahun sebelumnya. GFSI mencatat skor indeks
ketahanan pangan Indonesia pada 2020 mencapai level 61,4. Namun, pada 2021
indeksnya turun menjadi 59,2.
5
kebijakan politik yang kuat, serta rentan terpapar bencana terkait perubahan iklim,
cuaca ekstrem, dan pencemaran lingkungan.
Lalu upaya apa yang dapat dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan di
Indonesia? Karena salah satu penyebab melemahnya ketahanan pangan di Indonesia
adalah infrastruktur pertanian pangan di Indonesia yang masih di bawah rata-rata
global, maka kita dapat melakukan pembangunan infrastruktur transportasi sebagai
upaya untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
6
hasil pertanian dan bahan pangan lainnya bisa berjalan dengan efektif dan efisien dari
segi waktu maupun biaya.
7
a. Dampak Penimbunan Pangan
Dampak penimbunan pangan secara umum adalah terjadinya kelangkaan
pangan. Kelangkaan pangan berarti supply lebih sedikit dibandingkan demand
atau produksi lebih rendah daripada konsumsi. Hukum permintaan dan
penawaran dipastikan berlaku dalam kondisi seperti ini, yaitu kenaikan harga
pangan yang tidak terkendali. Sebagai alat negara, pemerintah akan berusaha
untuk mengendalikan harga ini melalui berbagai kebijakan, salah satu
diantaranya melalui operasi pasar dengan tujuan untuk menekan harga agar
tidak membebani masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Namun, langkah yang ditempuh pemerintah ini terkadang tidak efektif.
Masih banyak kita jumpai hargaharga kebutuhan pokok masyarakat masih
membumbung tinggi. Pemerintah hanya melaksanakan kebijakannya secara
parsial tidak dengan perencanaan dan pengawasan yang baik.
b. Potensi Risiko Fiskal Penimbunan Pangan
Kelangkaan pangan yang terjadi karena adanya penimbunan pangan ini,
menjadikan masyarakat sulit memenuhi kebutuhan pangannya. Penimbunan
pangan ini akan menyebabkan kelangkaan pasokan kebutuhan pokok,
sedangkan permintaan dari konsumen melebihi pasokan yang tersedia. Untuk
memenuhi permintaan yang melebihi pasokan yang ada, pemerintah biasanya
menempuh kebijakan berupa impor pangan. Kebijakan ini otomatis akan
semakin mengurangi penerimaan negara jika pemerintah mempermudah
masuknya impor pangan ini dengan kebijakan fiskal yang berupa penurunan bea
masuk.
Di sisi lain, kebijakan impor ini akan semakin membuat neraca
perdagangan internasional Indonesia menjadi defisit. Defisit dalam neraca
pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi negara. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun
mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk meningkat kan produksi
terhadap hasil pangan. Penurunan produksi pangan ini bisa memicu kelangkaan
pangan sehingga mengakibatkan persediaan pangan dalam negeri pun semakin
sedikit.
Dibukanya kesempatan impor pangan yang seluas-luasnya oleh
pemerintah ini akan mengakibatkan produsen pangan dalam negeri tidak
mampu bersaing dengan produkproduk impor. Rendahnya daya saing ini
8
mengakibatkan ketidakpercayaan swasta asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Akibatnya banyak modal asing yang lari ke luar negeri sehingga semakin
memperparah kondisi perekonomian nasional karena rendahnya nilai investasi.
Selain itu, akibat dari impor yang lebih besar dari ekspor akan
menjadikan penerimaan negara berkurang sehingga APBN pun mengalami
defisit yang cukup besar. Biasanya solusi pemerintah untuk mengatasinya agar
anggaran negara menjadi berimbang adalah dengan menambah utang. Sekali
lagi beban fiskal pemerintah semakin berat karena harus menanggung beban
utang yang semakin besar. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, utang
adalah variabel yang bisa saja mendorong perekonomian sekaligus menghambat
pertumbuhan ekonomi. Mendorong perekonomian maksudnya jika utang
tersebut digunakan untuk membuka lapangan kerja dan investasi yang pada
akhirnya dapat mendorong kegiatan perekonomian. Sedangkan menghambat
pertumbuhan maksudnya apabila utang tersebut tidak dipergunakan secara
maksimal karena masih kurangnya fungsi pengawasan dan integritas atas
penanggung jawab utang tersebut.
9
e. Biaya jaminan Kesehatan yang harus ditanggung pemerintah meningkat karena
banyak masyarakat yang terkena penyakit akibat gizi buruk dan mal nutrisi.
f. Jika krisis pangan terjadi berlarut-larut akan berdampak terhadap kestabilan
ekonomi, politik, dan hankam negara.
Berikut kurva volume dari impor beras Indonesia pada tahun 2015 sampai 2021:
Gambar 2
10
Volume dan Impor Beras Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia seberat
114,45 ribu ton senilai US$ 51,76 juta periode September-Desember 2021. Nilai
tersebut meningkat 24,4% dibading triwulan sebelumnya hanya 92 ribu ton dengan nilai
US$ 40,38 juta.
11
Gambar 3
Pravelensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan Nasional (2017-2020)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Global Food Security Index (GFSI) 2020 yang mengukur ketahanan
pangan di beberapa negara, menempatkan Indonesia di peringkat 65 dari 113 negara.
Peringkat Indonesia masih di bawah negara ASEAN lain seperti Singapura (peringkat
19), Malaysia (peringkat 43), Thailand (peringkat 51), dan Vietnam (peringkat 63).
Afganistan berada di posisi kedua karena ada 4,3 juta orang atau 14% dari total
populasi yang mengalami darurat krisis pangan. Yaman di urutan ketiga dengan 3,6 juta
12
penduduk atau 12% dari total populasi mengalami darurat krisis pangan. Sebanyak 16,5
ribu penduduk Yaman bahkan dalam tahap bencana krisis pangan.
Sudan berada di urutan keempat dengan penduduk yang darurat krisis pangan
sebanyak 2,2 juta atau 5% dari total populasi. Sementara, Sudan Selatan berada di
bawahnya dengan jumlah 1,7 juta penduduk atau 15% dari total populasi. Berikut kurva
yang menggambarkan negara-negara dengan krisis pangan tertinggi di dunia pada tahun
2020.
Gambar 4
8 Negara dengan Kondisi Darurat Krisis Pangan (2020)
13
Kategori darurat krisis pangan salah satunya ditandai dengan kesenjangan
konsumsi pangan antarpenduduk yang besar. Indikasi lainnya adalah jumlah penduduk
yang mengalami malnutrisi akut sangat tinggi. Selain itu, tingkat kematian akibat
malnutrisi tinggi. Konflik yang terus menerus terjadi dan menciptakan ketidakstabilan
politik dan ekonomi menjadi penyebab terjadinya krisis pangan di dunia. Krisis pangan
juga disebabkan guncangan ekonomi akibat pandemi virus corona Covid-19 dan cuaca
ekstrim yang menghancurkan rumah, lahan pertanian, serta peternakan.
14
tersebut harus ditingkatkan guna menjaga ketersediaan kebutuhan pangan dalam
negeri.
2. Kestabilan dan keterjangkauan harga terhadap pangan oleh masyarakat Indonesia
harus diperhatikan oleh pemerintah.
3. Perluasan wilayah atau tanah garapan khususnya bidang pertanian yang tadinya
semakin terbatas menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk menunjang
peningkatan produksi pangan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isu global adalah setiap peristiwa atau wacana yang mampu menyita perhatian
masyarakat global. Isu global yang berkembang di dunia saat ini meliputi isu tentang
lingkungan dan isu tentang kemanusiaan. Isu tentang lingkungan mencakup krisis
pangan, kekurangan sumber air bersih, polusi, dan perubahan iklim. Krisis Pangan
adalah kondisi kelangkaan Pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu
wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan distribusi Pangan, dampak
perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat
perang. Krisis pangan dikatakan sebagai isu global karena tidak hanya terjadi di
Indonesia saja, akan tetapi terjadi di beberapa bagian dunia. Ada 8 negara yang masuk
kedalam kategori negara dengan krisis pangan tertinggi, Republik Kongo menempati
posisi paling pertama. Krisis pangan di Indonesia sempat melonjak pada tahun 2020
jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Faktor utama yang mendorong
terjadinya hal tersebut adalah adanya pandemi Covid-19. Dampak dari krisis pangan
Indonesia yang tinggi adalah kelaparan dan ketergantungan tinggi terhadap impor.
Namun krisis pangan di Indonesia belum mencapai titik yang sangat parah. Karena
Indonesia tidak termasuk kedalam 8 negara dengan krisis pangan di dunia yang sudah
disebutkan sebelumnya.
B. Saran
Sebaiknya pemerintah segera membuat kebijakan pencegahan, mulai dari perbaikan
data, optimalisasi produksi, hingga distribusinya. Kementrian Pertanian seharusnya
sesegera mungkin memperbaiki data stok pangan dan lahan yang berproduksi. Selain
itu, proses produksi harus dioptimalkan dengan menjamin ketersediaan kebutuhan
dasar pertanian dan juga menerapkan strategi baru, Terakhir, distribusi yang harus
dioptimalkan penyebarannya. Distribusi pangan tidak seharusnya berpusat pada suatu
wilayah saja, melainkan harus menyebar ke seluruh sudut wilayah yang ada di
Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, G. P., & Ginting, A. M. (2012). Antisipasi krisis pangan melalui kebijakan diversifikasi
pangan. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 3(1), 97-118.
Muis, S., Rahmatulah, R., & Ashar, A. (2021). Edukasi Masyarakat dalam Meningkatkan
Ketahanan Pangan Keluarga di Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Solma, 10(1), 165-172.
17