Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK

VOLUME 5 NO 1 DESEMBER 2021, pp. 87 – 95


ISSN 2580-8559 (p) / ISNN 2580-8450 (e)
DOI: https://doi.org/10.23960/jasp.v5i2.83

UPAYA FOOD AND AGRICULTURE


ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI
KRISIS PANGAN DI NUSA TENGGARA BARAT
(NTB)
Ega Atika Cahayati
Hubungan Internasional, FISIP, Universitas Singaperbangsa Karawang
Jl. HS Ronggo Waluyo,Puseurjaya, Telukjambe, Karawang, Indonesia
*Korespondensi: 2010631260029@student.unsika.ac.id

Abstract
In time, the food crisis is still a frequently discussed issues because the food crisis is an interesting
one. The issues of this food crisis is also part of a global issues that needs to be quickly solube in
order not to occur constantly. As we know, Indonesia is an agricultural country that can produce
vast amount of food. But the problem of food criis is still common in Indonesia because between
foof needs and production is not balanced. Indonesia has often imported food from other countries
in order to provide food for the country. According to the issues of the food crisis in Western Nusa
(NTB) where there are many poor people in the province. As a result of the food crisis, many people
in NTB are malnourished. With the problem of the food crisis that occurred in NTB, it is not surprise
that Indonesia is asking to the Food And Agriculture Organization for help in managing the food
crisis at NTB. Indonesia joins FAO with an international organization to cope with various problems
related to the food crisis or food security.

Keywords: food crisis, FAO, Indonesian, NTB

Abstrak
Dalam perkembangan waktu, krisis pangan masih menjadi isu yang sering di bahas karena
permasalahan krisis pangan merupakan isu yang menarik. Isu krisis pangan ini juga sudah
termasuk kedalam isu global yang harus secepatnya dicarikan solusinya agar tidak terjadi
secara terus-menerus. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara agraris
yang bisa menghasilkan pangan dalam jumlah yang banyak. Tetapi permasalahan krisis pangan
masih sering terjadi di Indonesia karena antara kebutuhan pangan dengan produksinya tidak
seimbang. Terkadang Indonesia masih sering mengimpor pangan dari negara lain dengan
tujuan untuk memenuhi pangan di negara tersebut. Bisa dilihat dari isu krisis pangan yang
terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dimana banyak terdapat penduduk miskin di provinsi
tersebut. Karena permasalahan krisis pangan tersebut, banyak warga di NTB mengalami gizi
buruk. Dengan adanya masalah krisis pangan yang terjadi di NTB, maka tidak heran lagi bahwa
Indonesia meminta bantuan kepada Food and Agriculture Organization (FAO) untuk mengatasi
krisis pangan di NTB. Indonesia bergabung dalam FAO yang merupakan organisasi
internasional untuk mengatasi berbagai macam masalah yang berkaitan dengan krisis pangan
atau ketahanan pangan.
Kata kunci: krisis pangan, FAO, Indonesia, NTB

PENDAHULUAN yang muncul di Indonesia. Salah satu


Di era modern seperti sekarang permasalahannya yaitu mengenai krisis
ini, semakin banyak permasalahan baru pangan. Isu krisis pangan ini sudah
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
88 VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
ISSN 2580-8559 (p) / ISNN 2580-8450 (e)

menjadi isu yang sering di tinjau oleh orang beresiko mengalami kelaparan.
dunia internasional. Krisis pangan Di negara maju, 2-4% masyarakatnya
merupakan keadaan dimana suatu dapat memproduksi atau mengekspor
wilayah mengalami kelangkaan pangan makanan untuk seluruh penduduk di
yang biasanya disebabkan oleh sana. Sedangkan di negara berkembang,
pendistribusian pangan yang tidak sebanyak 60-80% masyarakatnya tidak
merata, faktor iklim yang berubah-ubah, dapat memenuhi kebutuhan pangan
dampak setelah perang, dan adanya untuk seluruh masyarakat yang ada di
konflik sosial di wilayah tersebut negara tersebut. Masyarakat di
(Undang-Undang Nomor 18 Tahun Indonesia sudah lama merasakan
2012 Tentang Pangan). Dari pengertian ancaman krisis pangan. Kekhawatiran
krisis pangan dapat diambil kesimpulan akan merebaknya krisis pangan kembali
bahwa permasalahan krisis pangan muncul pada seminar Food Security
merupakan masalah besar bagi negara Summit 2012 yang diselenggarakan di
yang berdampak dan harus segera Jakarta. Alasan utamanya jelas, bahwa
ditangani. yang berarti produksi pangan dan
Permasalahan yang berkaitan ketersediaan lahan belum bisa
dengan pangan sudah menyebabkan menyeimbangkan dengan pertumbuhan
permasalahan sosial & politik yang penduduk yang sangat cepat (Berek,
sangat serius dan bisa mengancam 2018). Sebutan lumbung pangan yang
global security. Ketika tahun 1970-an diberikan pada negara tidak menjamin
telah terjadi peristiwa krisis pangan, Indonesia akan bebas dari krisis pangan.
yang dimana permasalahan tersebut NTB merupakan daerah surplus
merupakan sebuah tantangan bagi pangan, tercermin dari nilai tambah
masyarakat global untuk mencari solusi produksi beras dan peningkatan
bersama agar masalah tersebut dapat ketersediaan pangan lainnya. Namun,
terselesaikan. Solusi yang dimiliki oleh data menunjukkan bahwa beberapa
masyarakat global tersebut dengan wilayah di NTB cenderung berada pada
diselenggarakannya Konferensi Pangan risiko mengalami rentan pangan yang
Dunia pertama yang diselenggarakan tinggi dan perlu diprioritaskan untuk
pada tahun 1974 oleh Perserikatan ditangani (Enirawan et al., 2015). Tetapi
Bangsa-Bangsa (PBB). Ketika tahun NTB telah memperlihatkan bahwa
2007, harga pangan di dunia kembali mereka telah mampu mengurangi
meningkat dengan dengan jumlah yang kemiskinan dan meningkatkan Indeks
sangat tinggi, hal tersebut menyebabkan Pembangunan Manusia (IPM). Pada
180 negara bertemu kembali di Roma bulan September 2015, proporsi
untuk menyetujui komitmen bersama masyarakat miskin menurun secara
dalam mengatasi permasalahan signifikan dari 21,55% di tahun 2010
kenaikan harga pangan yang sedang menjadi 16,54%. Keberhasilan ini
terjadi. Negara di dunia merasakan menunjukkan bahwa usaha pemerintah
bahwa permasalahan kenaikan harga daerah NTB untuk mengentaskan
pangan ini merupakan kondisi yang kemiskinan berjalan dengan baik. NTB
sudah sangat serius dan sangat saat ini berada di peringkat 30 dalam
menghawatirkan jika tidak ditangani peringkat IPM (Indeks Pembangunan
sesegera mungkin (Triwahyuni & Putri, Manusia), mengalahkan NTT, Sulawesi,
2015). Papua Barat, dan Papua dibandingkan
Menurut Organisasi Pangan dan sebelumnya NTB berada di peringkat
Pertanian (FAO), sebanyak 1 miliar 33 dalam peringkat IPM dari 34
UPAYA FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI
KRISIS PANGAN DI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) 89
Ega Atika Cahayati

provinsi di Indonesia. Keadaan ini harus (Badan Ketahanan Pangan NTB &
terus dikembangkan dan hanya bisa World Food Programme, 2015).
dicapai dengan komitmen yang kuat dan Dalam penulisan jurnal penelitian
berkesinambungan dari pengelola ini, terdapat beberapa teori yang
daerah & seluruh komponen digunakan. Pertama, Organisasi
masyarakat, yang diwujudkan dengan Internasional, Organisasi Internasional
program unggulan peningkatan kualitas sebagai model kerjasama lintas batas,
sumber daya manusia & penguatan berdasarkan struktur organisasi yang
ekonomi masyarakat. jelas & lengkap yang diharapkan atau
Untuk meningkatkan keamanan direncanakan untuk menjalankan
pangan dan gizi, pemerintah Indonesia fungsinya secara berkelanjutan &
berkolaborasi dengan Organisasi kelembagaan, dalam upaya mencapai
Pangan dan Pertania (FAO) selama 3 tujuan yang dibutuhkan & disepakati
tahun yaitu dari tahun 2014 sampai bersama antar negara (Rudy, 2009).
tahun 2018, yang membahas mengenai Organisasi Internasional juga memiliki
penerapan konsep Pertanian Konservasi peran penting, seperti sebagai perantara
(PK). Dalam kolaborasi tersebut FAO yang digunakan oleh negara-negara
berupaya untuk memperbaiki lahan anggota untuk memperoleh tujuan
pertanian, menaikkan daya produksi tertentu sesuai dengan tujuan kebijakan
jagung, dan mengadaptasi petani luar negeri masing-masing negara,
terhadap pengaruh perubahan iklim sebagai forum pertemuan dimana para
(Suriadi, 2019). Strategi baru ini, yang anggota dapat berdiskusi &
dilaksanakan selama empat tahun , akan mendiskusikan masalah yang sedang
membantu petani mengatasi perubahan terjadi, dan sebagai entitas
iklim, terutama curah hujan, serta independenyang bisa membuat
menaikkan hasil panen & memperbaiki keputusan sendiri tanpa dipengaruhi
kualitas tanah. Pertanian Koservasi dengan kekuatan atau paksaan dari luar
(PK) merupakan bentuk pertanian yang (Berek, 2018).
tujuannya untuk mempromosikan Kedua, Food Security atau krisis
pengendalian tanah agar lebih baik, pangan, Dalam Undang-Undang Nomor
supaya bisa meningkatkan kesubutan 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
tanah di sekitarnya (FAO, 2016). menjelaskan bahwa krisis pangan
Sedangkan di tingkatan nasional, merupakan keadaan dimana suatu
kemitraan membuat Peta Ketahanan dan wilayah mengalami kelangkaan pangan
Kerentanan Pangan (FSVA) pada tahun yang biasanya disebabkan oleh
2005, 2009, & 2015 serta pendistribusian pangan yang tidak
menganalisisnya di tingkat kabupaten. merata, faktor iklim yang berubah-ubah,
Hasilnya FSVA nasional secara dampak setelah perang, dan adanya
langsung berkontribusi pada perubahan konflik sosial di wilayah tersebut.
peraturan yang signifikan, termasuk Sedangkan menurut Organisasi Pangan
integrasi ketahanan pangan dan kegiatan dan Pertanian (FAO), krisis pangan
terkait gizi ke dalam anggaran & alokasi merupakan keadaan di mana seluruh
tahunan pemerintah. FSVA NTB tahun rumah tangga memiliki akses, baik
2015 memantau ketahanan pangan & secara material maupun ekonomi,
gizi di tingkat kecamatan & terhadap pangan bagi semua anggot
memberikan update tepat waktu sebagai rumah tangganya, di mana rumah
acuan program & prioritas ke depan tangga tidak berisiko kehilangan dua
hak akses tersebut.
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
90 VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
ISSN 2580-8559 (p) / ISNN 2580-8450 (e)

Sejak awal, program FAO METODE


Indonesia yaitu mencerminkan transisi Kajian ini menggunakan metode
dinamis Indonesia dari pendapatan analisis tinjauan pustaka atau studi
rendah ke menengah, tujuannya untuk literature. Metode analisis tinjauan
membantu orang-orang yang rentan pustaka atau studi literature merupakan
untuk keluar dari lingkaran kelaparan & kegiatan mereview berbagai literature
kekurangan gizi saat ekonomi negara yang telah diterbitkan sebelumnya oleh
sedang berkembang. Agenda FAO di pra ilmuwan atau peneliti lain yang
Indonesia juga mencerminkan berkaitan dengan pokok bahasan
kedudukan FAO yang berkembang dari penelitian yang sedang diteliti oleh kita.
hubungan operasional langsung hingga Tinjauan pustaka bukan sekedar
pengembangan kemampuan pemerintah referensi yang menggambarkan hasil
& masyarakat untuk mengatasi dari publikasi atau serangkaian studi.
tantangan krisis pangan & gizi. FAO Selain itu tinjauan pustaka harus dapat
membantu pemerintah agar memperkuat memberikan tinjauan kritis terhadap
kapasitas mereka untuk mengatasi pustaka lain untuk memberikan
kerawanan pangan & gizi seta pemantapan & penegasan sifat
mempersiapkan diri untuk menghadapi penelitian yang akan dilakukan.
bencana melalui bantuan teknis, proyek Setelah mendaptkan data
percontohan, & suport kebijakan. penelitian, peneliti mengumpulkan,
Dari tahun 2015, FAO telah menganalisis, derta mensistematisasikan
menyelenggarakan sekolah lapang bagi sumber dari artikel, buku, dan penelitian
petani sebagai bagian dari program sebelumnya tentang penerapan
Pertanian Konservasi (PK) di Provinsi manajemen strategi FAO dalam
Nusa Tenggara Barat. Pertanian menangani krisi pangan di NTB.
Konservasi (PK) yang dipimpin oleh Peneliti kemudian merangkum &
FAO dijalankan dengan harapan dapat menyajikan data manajemen strategis
meningkatkan budaya tanam petani untuk meningkatkan kualitas
NTB agar dapat beradaptasi dengan penelitiannya (Mahanum, 2021).
kondisi lingkungannya, termasuk
dengan perubahan iklim yang tidak bisa HASIL DAN PEMBAHASAN
diprediksi. Melalui perubahan budaya
bertani, FAO berharap dapat Kajian Spesifik Food and Agriculture
menggunakan & memelihara sumber Organization (FAO)
daya air dengan lebih baik lagi untuk FAO merupakan Organisasi
meghindari kelangkaan air. Program ini Pangan dan Pertanian yang dinaungi
juga dapat menambahkan produktivitas, oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang akan mempengaruhi pendapatan (PBB). FAO bertekad untuk
petani & sektor terkait. Dengan meningkatkan gizi & standar hidup,
demikian, melalui gambaran situasi meningkatkan produksi, pemasaran, &
pangan di Provinsi Nusa Tenggara distribusi makanan serta produk
Barat (NTB) & program Pertanian pertanian, mempromosikan
Konservasi, ketahanan pangan di NTB pembangunan pedesaan & membrantas
dapat tercapai atau setidaknya kelaparan. Indonesia resmi menjadi
meningkat. anggotan FAO sejak tahun 1949.
Sebagai anggota, Indonesia sudah
diberikan kepercayaan untuk mengelola
berbagai komite & kelompok kerja
UPAYA FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI
KRISIS PANGAN DI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) 91
Ega Atika Cahayati

penting, termasuk posisi Ketuan NTB bekerja di bidang agraria. Tetapi


Independen Komite FAO, komite jumlah warga NTB yang bekerja di
makanan, komite konstitusional serta bidang agraria menurun dari yang
hukum. Seiring berkembangnya semula sebesar 47,41 % pada lima
hubungan Indonesia dengan FAO, tahun yang lalu. Kemerosotan ini
jumlah program FAO di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor,
meningkat. Karena sebab itu, kantor diantaranya yaitu berganti fungsi yang
FAO yang berada di Jakarta mulai awalnya lahan pertanian sekarang
dibuka pada tahun 1979. menjadi kawasan pemukiman, kawasan
wisata, industri, perkantoran, & bidang
Ketersediaan Pangan di NTB agraria dianggap tidak lagi menarik
NTB adalah daerah penghasil padi dibanding dengan bidang kegiatan
di negara ini. Pada tahun 2014, luas area lainnya dianggap membawa manfaat
persawahan di provinsi NTB adalah ekonomi, dan dianggap bisa lebih
sekitar 256.229 hektar, yang merupakan menghasilkan pendapatan lebih baik
12,84% dari total luas, tersebar di 10 lagi.
kota/kabupaten. Daerah dengan area Beras adalah kelompok makanan
persawahan terluas yaitu Kabupaten utama yang menyediakan energi untuk
Sumbawa yaitu sebesar 56.191 hektar, seluruh warga di NTB. Pada tahun
Kabupaten Lombok Tengah yaitu 2014, luas penuaian padi mencapai
sebesar 54.296 hektar, dan Mataran 433,7 ribu hektar. Produksi beras NTB
yang memiliki luas lahan sebesar 2.063, peningkatan yang signifikan sebesar
dinilai sebagai kota yang memiliki luas 20% antara tahun 2010 & 2014 dari
lahan tersempit. Dari seluruh sawah yang awalnya berjumlah 1,77 juta ton
yang ada, sumber irigasinya dapat menjadi 2,12 juta ton (Badan Pusat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu Statistik NTB, 2018). Buah & sayur
sawah dengan irigasi (teknis,semi juga termasuk kedalam kelompok
teknis,atau sederhana), sawah hujan, sumber utama vitamin & mineral.
atau sawah irigasi pasang surut. Sawah Penghasilan pada sayuran meningkat
Irigasi menempati 205.131 hektar atau 12,95% per tahun dari 179,7 ribu ton
80,06% dari total luas sawah di NTB, & pada tahun 2010 menjadi 272,8 ribu ton
luas sawah di NTB yaitu seluas 51.093 pada tahun 2014. Produksi pada
hektar, dimana 50.545 hektar ditanami kangkung mengalami penurunan
dengan padi, & 548 hektar ditanami signifikan ( - 14,76%). Di sisi lain,
dengan produk selain padi (Bada Pusat produksi buah juga menurun rata-rata
Statistik NTB, 2014). 2,99% per tahun dari 216,5 ribu ton
Bidang agraria, perikanan, pada tahun 2010 menjadi 190,6 ribu ton
peternakan, & kehutanan pada tahun 2014. Peningkatan produksi
mempersembahkan kontribusi hanya terjadi pada mangga yaitu sebesar
terbesarnya terhadap produk domestic 3,29% per tahun.
bruto (PDB) regional di NTB pada
tahun 2014 yaitu sebesar 23,54% Metode Pertanian Konservasi (PK) di
(Badan Ketahanan Pangan NTB & NTB
World Food Programme, 2015). Bidang Organisasi Pangan & Pertanian
agraria juga berpartisipasi dalam (FAO) Indonesia berkomitmen pada
mendukung perekonomian lokal pada berbagai upaya & metode untuk
subjek penyerapan tenaga kerja. Pada mengubah kapasitas produksi,
Februari 2014, sebesar 45,5% warga khususnya pertanian yang
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
92 VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
ISSN 2580-8559 (p) / ISNN 2580-8450 (e)

mengandalkan pupuk & pestisida Implementasi Pertanian Konservasi


anorganik, menjadi penggunaaan bebas (PK) di NTB
dengan kapasistas produksi organik Praktek PK disebabkan oleh
yang dapat digunakan sepenuhnya baik berubahnya iklim yang semakim ekstrim,
di dalam atau di luar lahan usaha tani ketepatan musim hujan & kemarau yang
serta mengubah bahan organik menjadi sudah tidak dapat diprediksi, & kondisi
nutrisi menggunakan teknik Pertanian iklim di NTB yang terkenal dengan
Konservasi (PK). Pemerintah & FAO musim kemarau. Pertanian Konservasi
Indonesia bekerja sama dalam (PK) yang pertama kali di terapkan di
pengembangan PK di Provinsi Nusa Provinsi NTB dengan melalui survei
Tenggara Barat (NTB) melalui lahan terlebih dahulu. Keefektifan
kementrian pertanian. Pertanian Pertanian Konservasi (PK) di beberapa
Konservasi (PK) bertujuan untuk daerah tidak dapat dijamin berhasil bila
menambah produktivitas pertanian dipraktekkan di daerah lain, maka dari itu
dengan mengurangi biaya & diperlukan uji coba terlebih dahulu. FAO
melestarikan sumber daya tanah & air. menjalankan uji coba tersebut bersama
Pertanian Konservasi (PK) memiliki 3 dengan petani, penasihat pertanian,
prinsip dasar, yaitu mengelola tanah peneliti, aktivis pengembang masyarakat,
sedikit-sedikit sampai tidak bisa diolah pemerintah, serta masyarakat.
lagi, menutupi permukaan tanah dengan Setelah itu, pemerintah Indonesia
rapat sepanjang musim, dan perputaran berkolaborasi dengan FAO dalam
tanaman terutama pada tanaman legume mengembangkan Pertanian Konservasi
& non legum. (PK) dengan menjalankan program
Untuk menembangkan Pertanian Training of Trainer (TOT) di beberapa
Konservasi (PK) di NTB, FAO akan wilayah di NTB muali dari tahun 2016
memberikan Training of Trainer (TOT) melalui Kementrian Pertanian.
PK untuk staf peralatan/teknis tingkat Implementasi Pertanian Konservasi
negara bagian & staf penasihat, diikuti (PK) dilakukan dengan pendekatan
oleh staf teknis tingkat provinsi, staf sekolah lapang di areal percontohan
penasihat pertanian tingkat provinsi, & oleh para kelompok tani. Meningkatnya
staf teknis tingkat kabupaten. hasil dari Implementasi tersebut bisa
Pendamping yang sudah di bombing di dilihat melalui skala demplot yang
jenjang kabupaten , diharap bisa diamati dengan kemampuan beradaptasi
mengembangkan Pertanian Konservasi yang jauh lebih baik pada kondisi cuaca
(PK) di tingkat desa, tergantung pada yang cenderung tidak bida di prediksi.
wilayah binaan bersama kelompok tani Sekolah lapang ini dilaksanakan melalui
(Poktan), dengan menerapkan beberapa tahapan, antara lain
Pendekatan Sekolah Lapangan PK mengindentifikasi golongan tani &
(SLPK). SLPK adalah model diseminasi program serta menyusun
pendekatan bagi petani di mana semua persetujuan bersama, kemudian
kegiatan pendidikan & pembelajaran di mengidentifikasi petak kelompok untuk
lapangan dilakukan di lahan bekerja & belajar mengenai PK serta
pemeliharaan alam sehingga sistem melakukan observasi terhadap
lahan pertanian bisa mengikuti agroekosistem, pengolahan tanah,
teknologi konservasi tanah & air secara persiapan & penanaman tanaman,
berkelanjutan atau secara mekanis dan pengamatan tanaman, panen tanaman,
dari sudut pandang vetegasi. pengelolaan sisa tanaman, & persiapan
untuk penanaman selanjutnya, mencatat
UPAYA FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI
KRISIS PANGAN DI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) 93
Ega Atika Cahayati

usaha tani, dan yang terakhir yaitu pendanaan terbesar yang disediakan
evaluasi SLPK. Selain implementasi oleh Badan Pengembangan Bantuan
Pertanian Konservasi (PK) di Provinsi Bencana Luar Negeri AS USAID-
NTB, FAO juga mengunjungi negara OFDA dengan bantuan dana sebanyak
Timor Leste, pada tahun 2016 untuk 1.575.000 USD (FAO, 2017a). Dengan
membandingkan perkembangan melestarikan pertanian, hal ini dicapai
pertanian konservasi di NTB dengan dengan memberikan pendidikan tentang
Timor Leste (Berek, 2018). bagaimana mengelola pertanian &
mendukung pertanian di Provinsi NTB
Permasalahan yang dihadapi Dalam dengan melalui sekolah lapangan.
Implementasi Pertanian Konservasi Menurut laporan tahunan tahun 2016,
(PK) di NTB semakin banyak petani yang
Tantangan yang dihadapi di menggunakan metode Pertanian
bidang Konservasi Pertanian (PK) Konservasi di Provinsi NTB.
dibagi atas dua jenis hambatan, baik Pada tahun 2016, kita dapat
baik internal maupun eksternal. melihat bahwa Pertanian Konservasi
Hambatan internalnya yaitu kurangnya (PK) yang di jalankan oleh FAO
bantuan lapangan dari FAO sendiri, di didampingi oleh departemen pertanian
mana untuk daerah NTB hanya ada dua telah meningkatkan jumlah pertanian
asisten pendamping lapangan. Beberapa dari 264 kelompok pertanian menjadi
tantangan eksternal yang dihadapi 664 kelompok pertanian atau dalam
dalam menerapkan Pertanian persentase sekitar 152%. Di pihak lain,
Konservasi (PK) yaitu bahwa mungkin para petani juga mengalami
sulit bagi masyarakat untuk merangkul pertambahan dari 5.597 menjadi 12.783
PK, karena banyak dari mereka petani (anggota petani (FAO, 2017b).
bertentangan dengan Pertanian Selain ladang-ladang Pertanian
Konservasi ini. Salah satu kendala Konservasi lainnya, sudah ada sejumlah
terbesar adalah meyakinkan masyarakat alat & mesin yang tersedia dalam
bahwa lahan garapan dapat merusak bidang Pertanian Konservasi seperti, li
kesuburan tanah & lingkungan. Jika seeder, mesin penggiling, injector
mereka setuju dengan implementasi planter yang masing-masing berjumlah
Pertanian Konservasi, mereka akan 100 alat. Alat-alat tersebut dibikin &
belajar secara mandiri untung dikembangkan oleh Pusat Penelitian &
mengetahui lebih dalam mengenai Pengembangan Mesin Pertanian
Pertanian Konservasi. Dalam Indonesia (Indonesian Center for
pandangan ini, tidak hanya petani tetapi Agricultural Machinery Research adn
juga peneliti, pekerja, & pemerintah Development / ICEARD).
perlu diubah pola berfikirnya. Pengembangan PK di NTB berjalan
dengan baik dengan adanya sekolah
Keberhasilan Program Pertanian lapangan berdasar pada Training of
Konservasi di NTB Trainer (TOT) yang mampu menarik
Pertanian Konservasi (PK) yang peran serta pemerintah. Sesudah
ada di Provinsi NTB merupakan dilakukan evaluasi pelatihan melalui
program FAO yang telah berhasil pelatihan & pengujian didapatkan
karena jumlah kelompok pertanian & bahwa rata-rata pengetahuan & skill
petani yang telah mengadopsi Pertanian peserta TOT meningkat rata-rata 26,1%.
Konservasi (PK) di setiap wilayah
meningkat. Program ini merupakan
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
94 VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
ISSN 2580-8559 (p) / ISNN 2580-8450 (e)

KESIMPULAN konservasi, dan kondisi alam yang


Keamanan pangan di Provinsi relatif kering.
NTB tetap menjadi perhatian khusus, Setelah diperkenalkannya SLPK
bahkan di Idonesia dan di seluruh dunia, pada tahun 2016 & Pertanian
karena pangan adalah salah satu Konservasi di Provinsi NTB,
keperluan pokok manusia. Akibat perkembangannya sangat menjanjikan
meningkatnya perubahan iklim akibat dalam hal adopsi petani, ketersediaan
pemanasan global & berbagai masalah, alat & peningkatan produksi. Pertanian
hingga terjadi kekeringan di berbagai Konservasi (PK) juga terlihat
wilayah menyebabkan sektor pertanian berdampak signifikan terhadap
menjadi terganggu. Oleh karena itu ketahanan pangan di Provinsi NTB. Di
FAO yang merupakan organisasi Provinsi NTB, PK telah memberikan
internasional di bawah bimbingan PBB, kontribusi yang signifikan dalam
muncul untuk meningkatkan produksi meningkatkan produksi & mempercepat
pertanian di Provinsi NTB, tetapi juga laju produksi pangan di Provinsi NTB,
mendukung program Pertanian khususnya jagung yang merupakan
Konservasi di NTB. Pertanian bahan pangan pokok lokal di Provinsi
Konservasi bergantung sekali pada NTB. Dengan demikian, stok pangan di
iklim yang selalu berubah yang NTB bisa ditingkatkan & setidaknya
membuat musim hujan & kemarau tidak kerawanan pangan di NTB bisa
dapat di prediksi. dikurangi.
Sejak 2013, FAO telah
bekerjasama dengan Depertemen DAFTAR PUSTAKA
Pertanian untuk melakukan studi Badan Ketahanan Pangan NTB, &
lapangan & uji adaptasi lingkungan di World Food Programme. (2015).
NTB untuk menentukan apakah Peta Ketahanan Pangan dan
Pertanian Konservasi sudah sesuai atau Kerentanan Pangan Nusa
belum. Setelah beberapa survei & uji Tenggara Barat 2015.
adaptasi, Sekolah Lapangan Konservasi https://documents.wfp.org/stellent
Pertanian (SLPK) diluncurkan pada /groups/public/documents/ena/wf
tahun 2016 untuk p285133.pdf
mengimplementasikan Training of Berek, R. B. (2018). Peran Food and
Trainer (TOT) untuk membantu Agriculture Organization (Fao)
mengimplementasikan & Dalam Meningkatkan Ketahanan
mensosialisasikan Pertanian Konservasi Pangan Di Provinsi Nusa
(PK) di kalangan petani, ekspansionis, Tenggara Timur Melalui Program
siswa, & guru di berbagai wilayah di Pertanian Konservasi. Global
NTB. Dalam proses pengenalan & Political Studies Journal, 2(2),
implementasi SLPK, FAO & 161–176.
pemerintah daerah menghadapi https://doi.org/10.34010/gpsjourn
sejumlah kendala, termasuk kebiasaan al.v2i2.2029
petani yang awalnya mengolah sebagian Enirawan, Hadi, S., Juanda, B., &
besar lahannya sendiri. Hal ini Rustiadi, E. (2015). Analisis
menyebabkan tanah menjadi rusak. Kinerja Ketahanan Pangan Di
Kendala lainnya seperti, kemampuan Provinsi Nusa Tenggara Barat
tanah dalam menyerap air, sulitnya (Analysis of Food Security
mengubah pola fikir petani dari Performancein West Nusa
pertanian tradisional ke pertanian Tenggara). Sosiohumaniora,
UPAYA FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI
KRISIS PANGAN DI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) 95
Ega Atika Cahayati

17(2), 119. https://ntb.litbang.pertanian.go.id/


https://doi.org/10.24198/sosiohum index.php/berita/1457-lokakarya-
aniora.v17i2.7299 penutupan-proyek-kerjasama-
FAO. (2016). Innovative Rice Farming kementerian-pertanian-dengan-
Systems. 2. fao-di-ntb-dan-ntt-osroins301usa
https://www.fao.org/3/i5784b/i57 Triwahyuni, D., & Putri, S. O. (2015).
84b.pdf SEKURITISASI PANGAN
FAO. (2017a). Programmes and PEMERINTAH PROPINSI
projects. Www.Fao.Org. JAWA BARAT DALAM
https://www.fao.org/indonesia/pro MENGHADAPI ASEAN
grammes-and-projects/en/ ECONOMIC COMMUNITY
FAO. (2017b). Reducing Disaster Risks 2015. Jurnal Ilmu Politik Dan
caused by changing climate in Komunikasi, 5.
Indonesia. Www.Fao.Org. https://repository.unikom.ac.id/30
https://www.fao.org/emergencies/ 707/1/dewi-triwahyuni-sylvia-
fao-in- octa-putri.pdf
action/projects/detail/en/c/180500
/
Mahanum. (2021). Tinjauan
Kepustakaan. ALACRITY :
Journal Of Education, 1(2), 1–12.
NTB, Bada Pusat Statistik. (2014).
NUSA TENGGARA BARAT
DALAM ANGKA 2014 Nusa
Tenggara Barat in Figures 2014
(B. P. S. P. NTB (ed.)). Badan
Pusat Statistik Provinsi NTB.
NTB, Badan Pusat Statistik. (2018).
Indikator Pertanian Provinsi
Nusa Tenggara Barat 2018 (
badan P. S. N. T. Barat (ed.)).
Badan Pusat Statistik Nusa
Tenggara Barat.
Persetujuan Bersama, D. (n.d.).
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA dan
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA.
Rudy, T. M. (2009). Administrasi &
organisasi internasional. In A.
Gunarsa (Ed.), PT Refika Aditama
(Kedua). PT Refika Aditama.
Suriadi, A. (2019). Lokakarya
Penutupan Proyek Kerjasama
Kementerian Pertanian Dengan
FAO di NTB dan NTT
(OSRO/INS/301/USA). BPTP
NTB.

Anda mungkin juga menyukai