Abstract
In time, the food crisis is still a frequently discussed issues because the food crisis is an interesting
one. The issues of this food crisis is also part of a global issues that needs to be quickly solube in
order not to occur constantly. As we know, Indonesia is an agricultural country that can produce
vast amount of food. But the problem of food criis is still common in Indonesia because between
foof needs and production is not balanced. Indonesia has often imported food from other countries
in order to provide food for the country. According to the issues of the food crisis in Western Nusa
(NTB) where there are many poor people in the province. As a result of the food crisis, many people
in NTB are malnourished. With the problem of the food crisis that occurred in NTB, it is not surprise
that Indonesia is asking to the Food And Agriculture Organization for help in managing the food
crisis at NTB. Indonesia joins FAO with an international organization to cope with various problems
related to the food crisis or food security.
Abstrak
Dalam perkembangan waktu, krisis pangan masih menjadi isu yang sering di bahas karena
permasalahan krisis pangan merupakan isu yang menarik. Isu krisis pangan ini juga sudah
termasuk kedalam isu global yang harus secepatnya dicarikan solusinya agar tidak terjadi
secara terus-menerus. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara agraris
yang bisa menghasilkan pangan dalam jumlah yang banyak. Tetapi permasalahan krisis pangan
masih sering terjadi di Indonesia karena antara kebutuhan pangan dengan produksinya tidak
seimbang. Terkadang Indonesia masih sering mengimpor pangan dari negara lain dengan
tujuan untuk memenuhi pangan di negara tersebut. Bisa dilihat dari isu krisis pangan yang
terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dimana banyak terdapat penduduk miskin di provinsi
tersebut. Karena permasalahan krisis pangan tersebut, banyak warga di NTB mengalami gizi
buruk. Dengan adanya masalah krisis pangan yang terjadi di NTB, maka tidak heran lagi bahwa
Indonesia meminta bantuan kepada Food and Agriculture Organization (FAO) untuk mengatasi
krisis pangan di NTB. Indonesia bergabung dalam FAO yang merupakan organisasi
internasional untuk mengatasi berbagai macam masalah yang berkaitan dengan krisis pangan
atau ketahanan pangan.
Kata kunci: krisis pangan, FAO, Indonesia, NTB
menjadi isu yang sering di tinjau oleh orang beresiko mengalami kelaparan.
dunia internasional. Krisis pangan Di negara maju, 2-4% masyarakatnya
merupakan keadaan dimana suatu dapat memproduksi atau mengekspor
wilayah mengalami kelangkaan pangan makanan untuk seluruh penduduk di
yang biasanya disebabkan oleh sana. Sedangkan di negara berkembang,
pendistribusian pangan yang tidak sebanyak 60-80% masyarakatnya tidak
merata, faktor iklim yang berubah-ubah, dapat memenuhi kebutuhan pangan
dampak setelah perang, dan adanya untuk seluruh masyarakat yang ada di
konflik sosial di wilayah tersebut negara tersebut. Masyarakat di
(Undang-Undang Nomor 18 Tahun Indonesia sudah lama merasakan
2012 Tentang Pangan). Dari pengertian ancaman krisis pangan. Kekhawatiran
krisis pangan dapat diambil kesimpulan akan merebaknya krisis pangan kembali
bahwa permasalahan krisis pangan muncul pada seminar Food Security
merupakan masalah besar bagi negara Summit 2012 yang diselenggarakan di
yang berdampak dan harus segera Jakarta. Alasan utamanya jelas, bahwa
ditangani. yang berarti produksi pangan dan
Permasalahan yang berkaitan ketersediaan lahan belum bisa
dengan pangan sudah menyebabkan menyeimbangkan dengan pertumbuhan
permasalahan sosial & politik yang penduduk yang sangat cepat (Berek,
sangat serius dan bisa mengancam 2018). Sebutan lumbung pangan yang
global security. Ketika tahun 1970-an diberikan pada negara tidak menjamin
telah terjadi peristiwa krisis pangan, Indonesia akan bebas dari krisis pangan.
yang dimana permasalahan tersebut NTB merupakan daerah surplus
merupakan sebuah tantangan bagi pangan, tercermin dari nilai tambah
masyarakat global untuk mencari solusi produksi beras dan peningkatan
bersama agar masalah tersebut dapat ketersediaan pangan lainnya. Namun,
terselesaikan. Solusi yang dimiliki oleh data menunjukkan bahwa beberapa
masyarakat global tersebut dengan wilayah di NTB cenderung berada pada
diselenggarakannya Konferensi Pangan risiko mengalami rentan pangan yang
Dunia pertama yang diselenggarakan tinggi dan perlu diprioritaskan untuk
pada tahun 1974 oleh Perserikatan ditangani (Enirawan et al., 2015). Tetapi
Bangsa-Bangsa (PBB). Ketika tahun NTB telah memperlihatkan bahwa
2007, harga pangan di dunia kembali mereka telah mampu mengurangi
meningkat dengan dengan jumlah yang kemiskinan dan meningkatkan Indeks
sangat tinggi, hal tersebut menyebabkan Pembangunan Manusia (IPM). Pada
180 negara bertemu kembali di Roma bulan September 2015, proporsi
untuk menyetujui komitmen bersama masyarakat miskin menurun secara
dalam mengatasi permasalahan signifikan dari 21,55% di tahun 2010
kenaikan harga pangan yang sedang menjadi 16,54%. Keberhasilan ini
terjadi. Negara di dunia merasakan menunjukkan bahwa usaha pemerintah
bahwa permasalahan kenaikan harga daerah NTB untuk mengentaskan
pangan ini merupakan kondisi yang kemiskinan berjalan dengan baik. NTB
sudah sangat serius dan sangat saat ini berada di peringkat 30 dalam
menghawatirkan jika tidak ditangani peringkat IPM (Indeks Pembangunan
sesegera mungkin (Triwahyuni & Putri, Manusia), mengalahkan NTT, Sulawesi,
2015). Papua Barat, dan Papua dibandingkan
Menurut Organisasi Pangan dan sebelumnya NTB berada di peringkat
Pertanian (FAO), sebanyak 1 miliar 33 dalam peringkat IPM dari 34
UPAYA FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO) DALAM MENANGANI
KRISIS PANGAN DI NUSA TENGGARA BARAT (NTB) 89
Ega Atika Cahayati
provinsi di Indonesia. Keadaan ini harus (Badan Ketahanan Pangan NTB &
terus dikembangkan dan hanya bisa World Food Programme, 2015).
dicapai dengan komitmen yang kuat dan Dalam penulisan jurnal penelitian
berkesinambungan dari pengelola ini, terdapat beberapa teori yang
daerah & seluruh komponen digunakan. Pertama, Organisasi
masyarakat, yang diwujudkan dengan Internasional, Organisasi Internasional
program unggulan peningkatan kualitas sebagai model kerjasama lintas batas,
sumber daya manusia & penguatan berdasarkan struktur organisasi yang
ekonomi masyarakat. jelas & lengkap yang diharapkan atau
Untuk meningkatkan keamanan direncanakan untuk menjalankan
pangan dan gizi, pemerintah Indonesia fungsinya secara berkelanjutan &
berkolaborasi dengan Organisasi kelembagaan, dalam upaya mencapai
Pangan dan Pertania (FAO) selama 3 tujuan yang dibutuhkan & disepakati
tahun yaitu dari tahun 2014 sampai bersama antar negara (Rudy, 2009).
tahun 2018, yang membahas mengenai Organisasi Internasional juga memiliki
penerapan konsep Pertanian Konservasi peran penting, seperti sebagai perantara
(PK). Dalam kolaborasi tersebut FAO yang digunakan oleh negara-negara
berupaya untuk memperbaiki lahan anggota untuk memperoleh tujuan
pertanian, menaikkan daya produksi tertentu sesuai dengan tujuan kebijakan
jagung, dan mengadaptasi petani luar negeri masing-masing negara,
terhadap pengaruh perubahan iklim sebagai forum pertemuan dimana para
(Suriadi, 2019). Strategi baru ini, yang anggota dapat berdiskusi &
dilaksanakan selama empat tahun , akan mendiskusikan masalah yang sedang
membantu petani mengatasi perubahan terjadi, dan sebagai entitas
iklim, terutama curah hujan, serta independenyang bisa membuat
menaikkan hasil panen & memperbaiki keputusan sendiri tanpa dipengaruhi
kualitas tanah. Pertanian Koservasi dengan kekuatan atau paksaan dari luar
(PK) merupakan bentuk pertanian yang (Berek, 2018).
tujuannya untuk mempromosikan Kedua, Food Security atau krisis
pengendalian tanah agar lebih baik, pangan, Dalam Undang-Undang Nomor
supaya bisa meningkatkan kesubutan 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
tanah di sekitarnya (FAO, 2016). menjelaskan bahwa krisis pangan
Sedangkan di tingkatan nasional, merupakan keadaan dimana suatu
kemitraan membuat Peta Ketahanan dan wilayah mengalami kelangkaan pangan
Kerentanan Pangan (FSVA) pada tahun yang biasanya disebabkan oleh
2005, 2009, & 2015 serta pendistribusian pangan yang tidak
menganalisisnya di tingkat kabupaten. merata, faktor iklim yang berubah-ubah,
Hasilnya FSVA nasional secara dampak setelah perang, dan adanya
langsung berkontribusi pada perubahan konflik sosial di wilayah tersebut.
peraturan yang signifikan, termasuk Sedangkan menurut Organisasi Pangan
integrasi ketahanan pangan dan kegiatan dan Pertanian (FAO), krisis pangan
terkait gizi ke dalam anggaran & alokasi merupakan keadaan di mana seluruh
tahunan pemerintah. FSVA NTB tahun rumah tangga memiliki akses, baik
2015 memantau ketahanan pangan & secara material maupun ekonomi,
gizi di tingkat kecamatan & terhadap pangan bagi semua anggot
memberikan update tepat waktu sebagai rumah tangganya, di mana rumah
acuan program & prioritas ke depan tangga tidak berisiko kehilangan dua
hak akses tersebut.
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
90 VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
ISSN 2580-8559 (p) / ISNN 2580-8450 (e)
usaha tani, dan yang terakhir yaitu pendanaan terbesar yang disediakan
evaluasi SLPK. Selain implementasi oleh Badan Pengembangan Bantuan
Pertanian Konservasi (PK) di Provinsi Bencana Luar Negeri AS USAID-
NTB, FAO juga mengunjungi negara OFDA dengan bantuan dana sebanyak
Timor Leste, pada tahun 2016 untuk 1.575.000 USD (FAO, 2017a). Dengan
membandingkan perkembangan melestarikan pertanian, hal ini dicapai
pertanian konservasi di NTB dengan dengan memberikan pendidikan tentang
Timor Leste (Berek, 2018). bagaimana mengelola pertanian &
mendukung pertanian di Provinsi NTB
Permasalahan yang dihadapi Dalam dengan melalui sekolah lapangan.
Implementasi Pertanian Konservasi Menurut laporan tahunan tahun 2016,
(PK) di NTB semakin banyak petani yang
Tantangan yang dihadapi di menggunakan metode Pertanian
bidang Konservasi Pertanian (PK) Konservasi di Provinsi NTB.
dibagi atas dua jenis hambatan, baik Pada tahun 2016, kita dapat
baik internal maupun eksternal. melihat bahwa Pertanian Konservasi
Hambatan internalnya yaitu kurangnya (PK) yang di jalankan oleh FAO
bantuan lapangan dari FAO sendiri, di didampingi oleh departemen pertanian
mana untuk daerah NTB hanya ada dua telah meningkatkan jumlah pertanian
asisten pendamping lapangan. Beberapa dari 264 kelompok pertanian menjadi
tantangan eksternal yang dihadapi 664 kelompok pertanian atau dalam
dalam menerapkan Pertanian persentase sekitar 152%. Di pihak lain,
Konservasi (PK) yaitu bahwa mungkin para petani juga mengalami
sulit bagi masyarakat untuk merangkul pertambahan dari 5.597 menjadi 12.783
PK, karena banyak dari mereka petani (anggota petani (FAO, 2017b).
bertentangan dengan Pertanian Selain ladang-ladang Pertanian
Konservasi ini. Salah satu kendala Konservasi lainnya, sudah ada sejumlah
terbesar adalah meyakinkan masyarakat alat & mesin yang tersedia dalam
bahwa lahan garapan dapat merusak bidang Pertanian Konservasi seperti, li
kesuburan tanah & lingkungan. Jika seeder, mesin penggiling, injector
mereka setuju dengan implementasi planter yang masing-masing berjumlah
Pertanian Konservasi, mereka akan 100 alat. Alat-alat tersebut dibikin &
belajar secara mandiri untung dikembangkan oleh Pusat Penelitian &
mengetahui lebih dalam mengenai Pengembangan Mesin Pertanian
Pertanian Konservasi. Dalam Indonesia (Indonesian Center for
pandangan ini, tidak hanya petani tetapi Agricultural Machinery Research adn
juga peneliti, pekerja, & pemerintah Development / ICEARD).
perlu diubah pola berfikirnya. Pengembangan PK di NTB berjalan
dengan baik dengan adanya sekolah
Keberhasilan Program Pertanian lapangan berdasar pada Training of
Konservasi di NTB Trainer (TOT) yang mampu menarik
Pertanian Konservasi (PK) yang peran serta pemerintah. Sesudah
ada di Provinsi NTB merupakan dilakukan evaluasi pelatihan melalui
program FAO yang telah berhasil pelatihan & pengujian didapatkan
karena jumlah kelompok pertanian & bahwa rata-rata pengetahuan & skill
petani yang telah mengadopsi Pertanian peserta TOT meningkat rata-rata 26,1%.
Konservasi (PK) di setiap wilayah
meningkat. Program ini merupakan
JURNAL ANALISIS SOSIAL POLITIK
94 VOLUME 5 NO 2 DESEMBER 2021
ISSN 2580-8559 (p) / ISNN 2580-8450 (e)