USULAN PENELITIAN
Oleh,
NIM : 44315017
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia termasuk negara yang mulai mengalami krisis pangan. Ini semua
menjadi ironi karen Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar
penduduknya adalah petani tetapi negaranya mengalami krisis pangan. Krisis
pangan yang terjadi di Indonesia merupakan dampak dari kebijakan pemerintah
Indonesia.
Sebagai bentuk setuju dengan rekomendasi CCP pada tahun 1961 dibentuklah
World Food Programme oleh Majelis Umum PBB. Tujuan dibentuknya WFP
untuk mendapatkan solusi terhadap masalah kelaparan dan malnutrisi yang terjadi
di negara-negara berkembang.
1. Food Availability
2. Food Access
3. Food Utilization
Lebih mengutamakan pada nutrisi dan gizi pangan yang dikonsumsi oleh
masyarakat. Elemen ini mengharuskan masyarakat terbiasa dengan hidup
bersih seperti memasak sendiri, menggunakan air yang bersih,
menyiapkan makanan yang higienis.
Indonesia adalah penerima bantuan pertama saat WFP pertama kali dibentuk.
Pada 1964, Indonesia mendapatkan bantuan senilai US$1 juta untuk korban
letusan gunung Agung di Bali. WFP sempat berhenti beroperasi di Indonesia pada
tahun 1996 seiring dengan kemajuan Indonesia dalam hal kemajuan pangan.
Tetapi pada tahun 1998 Indonesia kembali bekerjasama dengan WFP dalam
menangani bencana kekeringan dan krisis yang terjadi di negeri ini yang
dikarenakan krisis moneter yang terjadi. WFP pada saat itu membantu menangani
krisis yang terjadi melalui program beras subsidi untuk masyarakat Jakarta dan
Surabaya.
Kerjasama antara Indonesia dan WFP pun terus berlanjut hingga tahun-tahun
berikutnya. WFP terus membantu memberikan bantuan pangan bagi
daerah-daerah yang terkena bencana di Indonesia. Seperti, tsunami di Aceh tahun
2004, gempa di Nias 2005, serta gempa Yogyakarta dan Jawa Barat tahun 2006.
Indeks perkembangan jender : 100 dari 146 negara (2011 UNDP report)
Perempuan 88,39%
Angka Kematian Ibu : 220 per 100.000 kelahiran (2010 MDG report)
Gizi Anak Balita : Gizi Kurang - 18,00% (status kurang baik, 10-19%)
(2010 Riskesdas)
Stunting : Malnutrisi Kronis - 35,60% (serius, 30-39%) (2010 Riskesdas)
Jika dilihat dari pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
untuk penelitian ini adalah:
1. Upaya apa saja yang telah dilakukan WFP dalam membantu Indonesia
dalam permasalahan krisis pangan?
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
negara atau hubungan antara unit-unit yang lebih besar disebut juga dengan
kerjasama internasional.
internasional.
yaitu:
(1991:250-251).
2 Norma
Organisasi internasional sebagai aktor, forum, instrument,
non-diskriminasi.
3 Rekruitmen
4 Sosialisasi,
5 Pembuat Peraturan
internasional.
6 Pelaksanaan Peraturan,
anggota.
7 Pengesahan Peraturan,
lembaga yang memadai dan tidak dibekali oleh sifat yang memaksa
bertikai.
8 Informasi,
9 Operasional
(Kantaprawira,1987:32).
Food security menjadi salah satu fokus yang cukup penting di mata
sebagai “Ketersediaan makanan dunia yang cukup dari bahan makanan dasar
tangga mempunyai akses secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh pangan
pangan yang tersedia mampu memenuhi kebutuhan gizi dan aman untuk
dikonsumsi.
maka krisis pangan atas teratasi. Sementara ketahanan pangan dapat tercapai
ketika semua orang disetiap waktu, memiliki kondisi fisik, sosial dan ekonomi
yang cukup, makanan yang bergizi dan aman untuk memenuhi kebutuhan
pangan.
pangan yang terdiri atas tiga subsistem, yaitu subsistem penyediaan pangan,
adalah dampak dari sub sistem penyedian dan sub sistem distribusi. Subsistem
masyarakat.
(3) pemanfaatan pangan atau konsumsi pangan dan gizi untuk hidup
terjadi akibat bencana alam atau teknologi, perubahan harga, konflik sosial,
epidemik penyakit dan lain lain yang mempengaruhi ketahanan wilayah baik
(2) akses pangan, meliputi pendapatan, akses terhadap modal dll. Sementara
untuk indikator dampak terdiri dari dampak langsung dan tidak langsung.
Dampak langsung meliputi konsumsi, frekuensi pangan, status gizi,
tahan pangan atau rawan pangan terbagi atas tiga sub sistem utama, yaitu
aspek ketersediaan pangan, aspek akses pangan dan utilitas/penyerapan.
normatif
indikator yaitu:
yaitu:
memadai.
(5) persentase rumah tangga yang tinggal lebih dari 5 km dari fasilitas
kesehatan.
sebagai gejala ekonomi sangat berbeda dengan konsep kemiskinan dilihat dari
dengan rendahnya pendapatan. Sedangkan bila dilihat dari gejala sosial lebih
banyak terdapat dari diri penduduk miskin sendiri seperti cara hidup, filosofis,
(Santosa, 2005).
kemiskinan adalah situasi yang serba terbatas yang terjadi bukan atas
rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari
terjamin ketika semua rumah tangga dan semua individu dalam rumah tangga
mempunyai sumber daya yang cukup untuk memperoleh pangan yang layak
dan bergizi (Riely et al, 1995 dalam Weingartner, 2004 dalm Mulyo &
Sugiyarto, 2010). Menurut Mulyo & Sugiyarto (2010) bahwa akses pangan
a) Akses ekonomi
pangan. Akses ekonomi ini terkait dengan pendapatan, kesempatan kerja dan
b) Akses fisik
Akses fisik berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana distribusi. Kondisi
sarana dan prasarana yang mendukung (adanya pasar, jalan, alat transportasi)
c) Akses sosial
Kemiskinan
Krisis Pangan
Kerjasama
Internasional
Ketahanan Pangan
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif adalah: “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia suatu
objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang, tujuan penelitian dari deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atai lukisan secara sitematis, factual dan akurat mengenai
melaporkan suatu keadaan objek atau peristiwa tertentu yang terjadi di lapangan
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
Informan kunci untuk penelitian ini adalah Tsani Najmal selaku owner
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
mengemukakan:
(Ruslan, 2003:31)
menggunakan:
a. Referensi buku
saat.
melihat hasil karya ilmiah yang memiliki serta tinjauan yang sama.
lain-lain.
Dengan hal ini, upaya penelitian yang dilakukan pun dapat menjadi
yakni:
dalam hal ini peneliti pun mengumpulkan datadata dengan salah satu
kenyataan yang ada tetapi peneliti juga belajar perilaku, kebiasaan dan
lapangan.
terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan
valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi
teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2005:270-274). Pada penelitian ini
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama
mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang
“Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
2005:248)
bersifat induktif (dari yang khusus kepada yang umum), seperti dikemukakan
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap
sebagai berikut:
berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga
penelitian.
Dari kelima tahap analisis data diatas setiap bagian-bagian yang ada di
dalamnya berkaitan satu sama lainnya, sehingga saling berhubungan antara tahap
waktu berlangsungnya penelitian ini, adapun lokasi dan waktunya sebagai berikut:
selama 6 bulan, yaitu mulai dari bulan Juni 2018 sampai dengan bulan