Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“DUNIA TANPA KELAPARAN”

Disusun oleh :

Ikhwan Maulana

200110170006

Fakultas Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan dan
kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga
selalu terlimpah curahkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah TPB yang
membahas tentang “Kelaparan dalam Agama Islam” dimana makalah ini disajikan dengan
beberapa literasi yang didapatkan oleh penulis. Makalah ini disusun dengan penuh rintangan.
Rintangan yang datang dari diri sendiri maupun dari luar. Namun dengan batuan Allah SWT
akhirnya penulis dapat melewati segala rintangan dan menyelesaikan makalah ini

Makalah ini memuat tentang “Kelaparan dalam Agama Islam” dimana di dalamnya
dimuat mengenai deskripsi kelaparan secara umum, kelaparan dalam sudut pandang agama
islam hingga solusi menghadapi kelaparan dengan berpegang teguh ajaran agama islam.

Dengan kelebihan dan kekurangannya, Semoga makalah ini dapat memberikan


pengetahuan yang luas kepada pembaca. Penyusun membutuhkan kritik dan saran yang
dapat membangun. Terima Kasih.

Sumedang, 25 Desember 2017

Ikhwan Maulana

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Kelaparan ................................................................................................. 3

2.2. Faktor Penyebab Kelaparan ...................................................................................... 3

2.3. Kondisi Kelaparan di Indonesia ............................................................................... 4

2.4. Kelaparan dalam Sudut Pandang Agama Islam ....................................................... 4


2.5. Solusi menghadapi Kelaparan dalam Ajaran Agama Islam ..................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 10
3.2. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dari waktu ke waktu, pertumbuhan penduduk dunia semakin meningkat. Dengan
tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dunia tentu saja kebutuhan manusia pun ikut
meningkat termasuk di dalamnya adalah kebutuhan pangan.
Tingkat pertumbuhan penduduk dan ketersediaan pangan memiliki hubungan yang
sangat erat. Pertumbuhan penduduk dalam sebuah negara harus diimbangi dengan
meningkatnya jumlah ketersediaan pangan bagi para penduduknya. Thomas Robert
Malthus (1798) telah memprediksi bahwa dunia akan menghadapi ancaman karena
ketidakmampuan penyediaan pangan yang memadai bagi penduduknya. Malthus dalam
teorinya mengungkapkan bahwa peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung
dan pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sehingga manusia pada masa depan
akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Sehingga diperlukan suatu usaha yang
maksimal untuk menciptakan sebuah keseimbangan antara tingkat pertumbuhan
penduduk dan ketersediaan pangan.
Dengan tidak adanya keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk dengan
tingkat ketersediaan pangan akan menimbulkan masalah yang bisa disebut dengan
kelaparan.
Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan,
biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu
yang cukup lama. Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal. Istilah ini
umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami
sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif lama, biasanya
karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana kelaparan menurut sudut pandang islam ?
b. Bagaimana cara mengatasi kelaparan dengan berpegang teguh ajaran islam ?

1
1.3. Tujuan
a. Memberikan pengetahuan tentang apa itu kelaparan dalam sudut pandang islam.
b. Memberikan solusi menghadapi kelaparan dengan berpegang teguh ajaran islam
1.4. Manfaat
a. Menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca mengenai kelaparan dalam
sudut pandang islam.
b. Pembaca dapat mengetahui solusi untuk menghadapi kelaparan dengan ajaran islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Kelaparan


Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh membutuhkan makanan, hal ini terjadi
dikarenakan perut telah kosong dalam waktu yang cukup lama. Secara ekonomi,
kelaparan adalah kondisi dimana terjadi kekurangan makanan yang disebabkan karena
terbatas persediaan makanan atau makanan yang tersedia tidak cukup bergizi dan aman
untuk dikonsumsi, atau ketidakmampuan untuk membeli ataupun menyediakan
makanan.

2.2. Faktor Penyebab Kelaparan


Kelaparan terjadi dikarenakan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pangan
tidak stabil atau tidak seimbang. Hal tersebut dikarenakan jumlah penduduk cenderung
untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan pasokan bahan makanan
cenderung meningkat secara aritmatik (deret hitung) sehingga dikhawatirkan pada suatu
saat akan terjadi krisis pangan dimana jumlah pasokan bahan makanan tidak mampu
mencukupi kebutuhan pangan manusia (Malthus, 1798).
Selain itu, beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kelaparan adalah
kemiskinan. Kelaparan dan kemiskinan saling berhubungan erat dimana keduanya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Kemiskinan menyebakan ketidakmampuan untuk
membeli bahan makanan tinggi sehingga masyarakat cenderung untuk membeli bahan
makanan rendah sehingga status kecukupan gizinya kurang terpenuhi. Kurang
terpenuhinya gizi ini akan menyebabkan berkurangnya produktifitas dan kualitas
sumber daya manusia itu sendiri. Selain itu, kurang tercukupkannya gizi ini akan
menyebabkan kerentanan seseorang terhadap serangan penyakit dan efek terparah dari
kelaparan itu sendiri adalah kematian.

3
2.3. Kondisi Kelaparan di Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Organisasi Pangan Dunia (FAO),
diperkirakan sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan.
Penyebab utamanya adalah kemiskinan. Masih banyak penduduk Indonesia yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan pangan mereka, khususnya di wilayah bagian timur
Indonesia, seperti Papua, NTT dan Maluku. Indonesia telah berhasil menurunkan angka
kelaparan hingga setengahnya, ini sangat bagus, tapi masih banyak yang harus
dilakukan khususnya di wilayah bagian timur Indonesia seperti papua barat, NTT,
Maluku dan sebagian Kalimantan, yang mana masih terdapat penduduk yang tidak
memiliki makanan yang cukup. Prosentase penduduk Indonesia yang kelaparan, turun
dari 19,7 persen di tahun 1990-1992, menjadi hanya 7,9 persen di tahun 2014-2016.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat membantu Indonesia menurunkan angka kelaparan
(Utama, 2015).
Namun, meskipun berhasil menurunkan angka kelaparan. Indonesia dinilai masih
kurang dalam mengurangi penduduk yang kekurangan gizi dimana banyak diderita oleh
anak-anak dibawah berusia 5 tahun. Dimana tidak sedikit pula balita yang mengalami
stunting atau terhambatnya pertumbuhan.
Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan tingginya angka balita yang mengalami
stunting dan balita yang mengalami gizi buruk terutama di Indonesia bagian timur.

2.4. Kelaparan dalam Sudut Pandang Agama Islam

Kelaparan dalam Islam itu sendiri adalah sebuah ujian yang diberikan oleh Allah
SWT kepada umatnya. Allah SWT memberikan ujian tersebut tidak hanya sekedar ujian
namun untuk mengukur seberapa dalam keimanan dan ketakwaan manusia kepada-Nya
dan juga ujian tersebut diberikan demi kebaikan umat manusia itu sendiri. Oleh karena
itu sebagai manusia kita janganlah berkecil hati ketika berhadapap dengan musibah,
semakin mendekatlah dalam doa, sholat, dzikir, shalawat akan semakin menguatkan
manusia dalam menghadapi ujian kehidupan.

Kelaparan itu sendiri telah ditulis dan disebutkan dalam Al-Quran dalam 8 ayat dan
8 surat. Salah satunya terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 155, yaitu :

4
  
  
  
  
 

155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2]:155)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT akan memberi cobaan dan ujian
kepada hambanya dan termasuk cobaan kelaparan. Namun dalam ayat tersebut
dijelaskan bahwa akan ada berita gembira untuk orang-orang yang sabar. Melalui
kutipan dari ayat tersebut bahwa dapat diketahui bahwa Allah SWT akan memberikan
sesuatu yang gembira yang disampaikan lewat berita gembira itu sendiri untuk orang-
orang yang sabar, orang-orang yang mampu bersabar dan tawakal melewati segala
cobaan yang diberikan kepada mereka termasuk kelaparan itu sendiri.

2.5. Solusi menghadapi Kelaparan dalam ajaran Agama Islam

Islam adalah agama yang sempurna. Seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia
sudah diatur Islam dalam Al-Quran. Islam juga menjelaskan dan memberikan solusi
terhadap seluruh problematika kehidupan, baik dalam masalah ’akidah, ibadah, moral,
akhlak, muamalah, rumah tangga, bertetangga, politik, kepemimpinan, dan salah
satunya adalah mengentaskan kelaparan.

Dalam Al Quran Surah Al-Baqarah ayat 155 tertulis, “berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar”. Kutipan dari ayat ini menjelaskan bahwa
sesungguhnya orang-orang yang sabar dalam menghadapai cobaan termasuk kelaparan
di dalamnya akan mendapatkan kabar gembira, solusi, jalan keluar dari cobaan yang
mereka hadapi. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan memberikan hamba-Nya cobaan
yang yang di luar batas kemampuannya. Seperti yang tertulis dalam Al-Quran Surah Al-
Baqarah ayat 286, yaitu :

5
    
    
   
   
   
   
   
    
     
    
   
  
  

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia


mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau
hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau
bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami
apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum
yang kafir." (QS. Al-Baqarah [2]:286)

Namun selain bersabar tentunya kita sebagai manusia harus melakukan sesuatu untuk
merubah nasib kita. Dimana, Allah SWT akan memberikan kita jalan keluar dari segala
cobaan apabila kita mau bersabar dan berusaha untuk mengubah nasib kita sendiri.
Seperti yang tertulis dalam Al-Quran Surah Ar-Rad ayat 11, yaitu :

   


  
    
     
6
  
   
    
      
 

11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka
dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d [13]:11)

Oleh karena itu untuk keluar dari cobaan kelaparan itu sendiri kita harus berusaha
sehingga kita bisa mengubah nasib kita menjadi lebih baik. Adapun usaha-usaha yang
dapat dilakukan untuk mengentaskan kelaparan dengan berpegang teguh ajaran agama
islam adalah sebagai berikut :

1. Bekerja Keras
Setiap orang yang hidup dalam ajaran islam diwajibkan untuk bekerja dan mencari
nafkah. Dengan bekerja maka kita dapat memenuhi kebutuhan sandang dan pangan.
Allah SWT juga memerintahkan agar umatnya berkelana di muka bumi untuk
mencari rezeki dan makan dari hasil rezeki yang di dapat dari Allah SWT. Seperti
firman Allah dalam Surah Al-Mulk ayat 15, yaitu :
   
   
  
  
 
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

7
Mencari nafkah merupakan senjata utama untuk mengatasi kemiskinan dan
kelaparan. Dengan bekerja maka kelaparan dapat dientaskan dan kehidupan makmur
pun bisa didapatkan. Ada sekelompok orang yang enggan dan malas bekerja dengan
dalih ”Bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla ”. Pendirian seperti ini tidak
dibenarkan oleh Islam. Bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla bukan berarti diam
dan tidak bekerja. Tawakal adalah berusaha dan berikhtiar sembari berdoa kepada
Allah SWT dimana kita menyerahkan segalanya kepada Allah SWT semata.

2. Membantu Keluarga Yang Lemah


Salah satu konsep dalam islam adalah bahwa setiap individu haruslah berusaha dan
bekerja untuk mencari nafkah dan rezeki. Namun, tidak semua orang mampu untuk
bekerja. Ada orang-orang lemah yang tidak sanggup untuk bekerja menafkahi
keluarganya bahkan untuk menafkahi diri sendiri.

Islam mewajibkan orang-orang yang mampu untuk memberikan sebagian dari


hartanya kepada keluarganya yang membutuhkan. Hal tersebut menunjukan bahwa
islam sangat menjujung tinggi kesejahteraan sosial. Harta tersebut tidak berarti
hanya sebuah anjuran yang baik namun memang kewajiban yang diberikan oleh
Allah SWT.

Karena itu, sebagian dari kekayaan orang-orang yang mampu adalah kekayaan milik
orang-orang yang tidak mampu. Hal ini didukung oleh undang-undang dan
peraturan-peraturan Islam, yang sampai saat ini kedudukannya masih berpengaruh
di forum persidangan dan mahkamah-mahkamah syar’iyyah (Yazid, 2013).

3. Zakat
Islam tidak bersikap acuh tak acuh dan membiarkan nasib fakir miskin terlantar dan
kelaparan. Sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan bagi mereka suatu hak
tertentu yang ada pada harta orang-orang kaya, dan suatu bagian yang tetap dan pasti
yaitu zakat. Tujuan utama zakat adalah untuk mencukupi kebutuhan orang-orang
miskin dan orang-orang yang kelaparan. Mengenai zakat dijelaskan dalam Al-Quran
Surah At-Taubah ayat 60, yaitu :
  
 

8
 
 
 
  
   
    
  
60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[647].

Dengan begitu dapat diketahui bahwa dalam islam, zakat adalah salah satu solusi
untuk menghadapi kemiskinan dan kelaparan itu sendiri.
Usaha Islam dalam menanggulangi kemiskinan itu bukanlah suatu usaha yang
setengah-setengah. Bahkan, mengenai zakat itu sendiri ada pada rukun islam yang
ketiga dimana setiap umat islam diwajibkan menunaikan zakat yang mempunyai
tujuan untuk membantu mereka yang tidak mampu dan kelaparan.

4. Sedekah
Sedekah adalah pemberian dari seorang secara ikhlas kepada seseorang yang
membutuhkan tanpa dibatasi waktu ataupun jumlah tertentu. Sedekah dijelaskan
dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 195, yaitu :
   
   
   
   


9
195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Dengan adanya sedekah diharapkan akan membantu masyarakat yang


membutuhkan sehingga masalah kemiskinan ataupun kelaparan yang mereka hadapi
dapat terselesaikan sehingga tak ada lagi korban masyarakat yang hidup dibawah
garis kemiskinan dan kelaparan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan,
biasanya saat perut telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu
yang cukup lama. Kelaparan tidak lain disebabkan oleh Kemiskinan. Kemiskinan
menyebakan ketidakmampuan untuk membeli bahan makanan tinggi sehingga
masyarakat cenderung untuk membeli bahan makanan rendah sehingga status kecukupan
gizinya kurang terpenuhi. Dalam Islam, Kelaparan adalah sebuah ujian yang diberikan
oleh Allah SWT kepada umatnya. Ujian tersebut dimaksudkah Allah agar manusia selalu
senantiasa bersabar, tetap dalam keyakinannya pada Allah untuk kebaikan hidup di dunia
maupun di akhirat. Dalam agama islam kelaparan dapat diatasi dengan beberapa cara,
yaitu dengan bekerja keras, membantu keluarga yang lemah, zakat, dan sedekah.

3.2. Saran
Kelaparan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah
masyarakat, dan selalu menjadi masalah yang sulit dipecahkan ataupun diatasi dalam
kompleksnya di kehidupan masyarakat. Namun dengan berusaha dan bertawakal kepada

10
Allah SWT maka semua ujian dan masalah tersebut dapat kita hadapi dan lewati. Dalam
Islam, kita diajarkan untuk saling membantu dalam menghadapi masalah. Hal tersebut
juga berlaku dalam kita menghadapi masalah kelaparan di dunia ini. Dan dengan begitu
makan kita dapat mewujudkan Dunia tanpa kelaparan dimana tidak ada lagi orang-orang
yang kelaparan, orang-orang yang kekurangan gizi, dan kita semua dapat hidup sejahtera
tanpa ada yang kelaparan.

DAFTAR PUSTAKA

Malthus, T. R. (1798). An Essay on the Principle of Population. London: J. Johnson. Diambil


kembali dari www.esp.org/books/malthus/population/malthus.pdf

Utama, A. (2015, Juni 11). Penelitian FAO: 19,4 Juta Penduduk Indonesia Masih Alami
Kelaparan. Dipetik Desember 23, 2017, dari Voice of America Indonesia:
https://www.voaindonesia.com/a/pemelitian-fao-sembilan-belas-koma-empat-juta-
penduduk-indonesia-masih-mengalami-kelaparan/2817021.html

Yazid, A.-U. (2013, Januari 2). Syari’at Islam Memberikan Solusi Dalam Mengentaskan
Kemiskinan. Dipetik Desember 22, 2017, dari Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah
wal Jama'ah: https://almanhaj.or.id/3470-syariat-islam-memberikan-solusi-dalam-
mengentaskan-kemiskinan.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai