Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dalam rangkaian seluruh tugas
kami dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara 2016 yang berlokasi di
Kelurahan Tondonggeu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari sejak tanggal 15 Agustus
2016 sampai dengan 28 September 2016.
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat mutlak sebagai
Mahasiswa Peserta Kuliah Kerja Nyata Nusantara 2016, sebagai bentuk
pengabdian dalam mewujudkan salah satu dari Universitas Halu Oleo. Dengan
Laporan ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi para civitas
akademi pada umumnya dan pihak lain yang membutuhkan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, namun
demikian penulis merasa bahagia karena karya yang sangat sederhana dapat
diselesaikan dengan baik. Kami sadari tanpa bantuan dari berbagai pihak baik
moril maupun materil maka kami tidak mungkin menyelesaikan seluruh tugas dan
kegiatan serta laporan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara ini, oleh
sebab itu dengan berakhirnya pelaksanaan Kukiah Kerja Nyata ini, penulis
sebagai peserta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu peserta baik moril maupun materi, khususnya yang kami hormati :
1. Bapak Dr. Muh. Hammad Nuh Ibrahim Spy, M.Si Universitas Halu
Oleo Kendari.
2. Bapak LD Muh. Rajiun Tumada selaku Bupati Muna Barat.
3. Bapak Dr. Ir. Marzuki Iswandi, M.Si selaku Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Halu Oleo
Kendari.
4. Bapak Dr. La Aba, S.Si., M.Si selaku Sekretaris Lembaga Penelitian
dan Pengabdian

Masyarakat sekaligus Ketua Panitia Pelaksana

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2015.

5. Bapak La Ode Takari, S.Pd selaku Camat Kecamatan Sawerigadi


beserta jajarannya.
6. Bapak Dr. Muhaimin Hamzah,S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing
lapangan yang telah memberikan motivasi dan arahan moril selama
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan 2015.
7. Bapak Abd. Hafid selaku Kepala Desa Wakoila yang telah
membantu dan membimbing sekaligus sebagai orangtua kami
selama melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan 2015 di Desa
Wakoila.
8. Terima kasih juga kepada para Tokoh Masyarakat, aparat desa, dan
masyarakat

Kelurahan

Tondonggeu

yang

telah

membantu

memberikan saran dan masukanya dalam mengerjakan dan


menyelesaikan program kerja selama berlangsungnya Kuliah Kerja
Nyata Nusantara (regular) 2016 di Kelurahan Tondonggeu.
9. Teman-teman peserta Kuliah Kerja Nyata Nusantara (reguler) 2016
di Kelurahan Tondonggeu
Kami menyadari, bahwa dalam penulisan Laporan Akhir Kuliah Kerja
Nyata Kebangsaan 2015 di Desa Wakoila ini masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata
Kebangsaan 2015 ini dapat bermanfaat.
Wabillahi

Taufik

Wabarakatuh

Walhidayah

Wassalamu

Alaikum

Warahmatulahi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------1
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------3
DAFTAR TABEL-------------------------------------------------------------5
DAFTAR LAMPIRAN------------------------------------------------------6
BAB I PROFIL LOKASI----------------------------------------------------7
BAB II RUMUSAN MASALAH------------------------------------------9
1 Kurangnya kesadaran masyarakat Kelurahan
Tondonggeu tentang pentingnya pendidikan? ----------2 Kurangnya kesadaran masyarakat terkait pemeliharaan
infrastruktur dan sarana
umum?...............................................................................................
3 Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan
pesisir pantai di Kelurahan
Tondonggeu? ..................................................................
BAB III KEGIATAN KKN NUSANTARA REGULER 2016
1 Bersih-Bersih Kantor Kelurahan---------------------------------2 Pengadaan Tempat Sampah---------------------------------------3 Penanaman Pohon Lindung---------------------------------------4 Partisipasi Perayaan 17 Agustus----------------------------------5 Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Pendidikan
(Pengecetan Pagar PAUD Impian dan SDN 16 Abeli)------------17

6 Baksos (Pembersihan Limbah Di Pesisir Pantai dan


Grenase/Selokan Di Kelurahan Tondonggeu)---------------------18
7 Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh)------------------------18
8 Festifal Anak Sholeh (FAS)------------------------------------19
9 Keagamaan (Dziba', Yasinan,
Tahlilan.
10Bidang Pendidikan (Mengajar Di SD Negeri 16 Abeli
dan PAUDImpian)
..
11Pendataan Profil Kelurahan
Tondonggeu..
BAB IV-----------------------------------------------------------------------21
1.KESIMPULAN--------------------------------------------------21
2.SARAN-----------------------------------------------------------21
DAFTAR PUSTAKA-------------------------------------------------------22
LAMPIRAN-----------------------------------------------------------------23

BAB I
GAMBARAN PROFIL LOKASI KKN
1.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Abeli
Kecamatan Abeli merupakan salah satu kecamatan di Kota Kendari
yang merupakan berasal dari pemekaran dari Kecamatan Poasia. Pada tahun
2004 dengan jumlah penduduk 22.747 jiwa dan luas wilayah 50,49 KM 2,
Kecamatan Abeli resmi memekarkan dirinya menjadi sebuah kecamatan baru,
karena melihat berbagai potensi-potensi pendukung untuk dapat menjadi
prasyarat berdirinya suatu kecamatan baru, baik dari segi potensi
perekonomian, pertanian, kelautan, dll. Hingga saat ini, Kecamatan Abeli
memiliki 13 Kelurahan yang pada awalnya merupakan kelurahan yang berada
di wilayah Kecamatan Poasia, di mana masing-masing kelurahan itu antara
lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kelurahan Puday
Kelurahan Lapulu
Kelurahan Abeli
Kelurahan Benuanirae
Kelurahan Tobimeita
Kelurahan Anggalomelai
Kelurahan Poasia

8. Kelurahan Talia
9. Kelurahan Petoaha
10. Kelurahan Nambo
11. Kelurahan Bungkutoko
12. Kelurahan Sambuli
13. Kelurahan Todonggeu

1.2 Letak Geografis


Kecamatan Abeli adalah merupakan salah satu Kecamatan yang
terletak di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Desa ini beranjak 8
KM dari Kota Kendari. Luas wilayah Kecamatan Abeli adalah 50,49 KM2
yang dibagi menjadi tiga belas kelurahan yang masing-masing dikepalai oleh
seorang lurah.
Secara Geografis Kecamatan Abeli berbatasan dengan daerah-daerah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah Selatan berbatasan Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe
Selatan

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Moramo Utara, Kabupaten Konawe


Selatan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia
Adapun letak geografis Kecamatan Abeli dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1. Kondisi Geografis
No
1.
2.

Uraian
Luas Wilayah : 50,49 KM2
Jumlah Kelurahan : 13 (tiga belas)

3.

1. Kelurahan Puday
2. Kelurahan Lapulu
3. Kelurahan Abeli
4. Kelurahan Benuanirae
5. Kelurahan Tobimeita
6. Kelurahan Anggalomelai
7. Kelurahan Poasia
8. Kelurahan Talia
9. Kelurahan Petoaha
10. Kelurahan Nambo
11. Kelurahan Bungkutoko
12. Kelurahan Sambuli
13. Kelurahan Tondonggeu
Batas Wilayah :

4.

a. Utara
b. Selatan
c. Barat
d. Timur
Topografi

:
:
:
:

Teluk Kendari
Kecamatan Konda
Moramo Utara
Kecamatan Poasia

a. Luas kemiringan lahan (Rata-rata)


b. Ketinggian di atas permukaan laut (Rata-rata) 25
5.
6.

m
Hidrologi.
Klimatologi :

7.

a. Suhu 27 32 C
b. Curah Hujan
c. Kelembaban Udara
d. Kecepatan Angin
Luas Lahan pertanian
a. Sawah teririgasi :
b. Sawah tadah hujan :

Keterangan

8.
9.

Luas Lahan Pemukiman : 120 Ha


Kawasan Rawan Bencana :
a. Banjir :

1.3 Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin


Secara keseluruhan pendudukan Kecamatan Abeli dapat diartikan
sebagai tenaga potensi untuk dikembangkan terutama yang produktif dalam
pembangunan. Secara rinci keadaan penduduk Kecamatan Abeli menurut usia
dan jenis kelamin sesuai data yang saya dilapangan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2. Komposisi Penduduk Kecamatan Abeli Menurut Usia dan Jenis
Kelamin
No

Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
.
1.
PUDAY
596
660
2.
LAPULU
1.958
1.909
3.
ABELI
1.099
862
4.
BENUANIRAE
822
830
5.
TOBIMEITA
1.106
1.063
6.
ANGGALOMELAI
830
835
7.
POASIA
824
749
8.
TALIA
778
751
9.
PETOAHA
818
785
10. NAMBO
702
663
11. BUNGKUTOKO
806
790
12. SAMBULI
777
879
13. TONDONGGEU
457
398
Jumlah
11.573
11.174
Sumber : Kecamatan Profil Kecamatan Abeli, 2016

Jumlah
1.256
3.867
1.961
1.652
2.169
1.665
1.573
1.529
1.603
1.365
1.596
1.656
855
22.747

Tabel 3. Komposisi Penduduk Kel. Tondonggeu Menurut Mata


Pencaharian
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Mata Pencaharian
Buruh Tani
Petani
Peternak
Pedagang
Tukang Kayu

6.
Tukang Batu
7.
Penjahit
8.
PNS
9.
Pensiunan
10.
TNI/Polri
11.
Perangkat Desa
12.
Pengrajin
13.
Nelayan
14.
Bengkel Motor
15.
Lain-lain
1.4 Sarana dan Prasarana Kel. Tondonggeu
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kel. Tondonggeu dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Tabel Sarana dan Prasarana Kel.Tondonggeu
No
Jenis Sarana dan Prasarana
2.
Kantor Kelurahan
6.
Gedung SD
7.
Gedung TK
8.
Mushola
16.
Dan Lain-Lain
Sumber : Data Profil Kel. Tondonggeu, 2016

Keterangan
Ada
Ada
Ada
Ada

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa :


1. Melihat sarana dan prasarana di atas bahwa masi sangat minim terutama
pasar tradisional di kel. Tondonggeu belum ada, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari masyarakat biasanya datang ke pasar tradisional
yang ada di Kelurahan Lapulu.
2. Secara umum prasarana dan sarana yang ada di Kel. Tondonggeu masi
dikatakan sangat minim dan mengingat jumlah penduduk hanya 8.55 jiwa.

BAB II
RUMUSAN PERMASALAHAN

Kelurahan Tondonggeu merupakan salah satu bagian kelurahan yang


bernaung di bawah Kecamatan Abeli . Sebagian besar warga Kelurahan
Tondonggeu berprofesi sebagai nelayan, buruh bangunan dan buruh pabrik.
Setelah melakukan survei dan pengamatan selama pemantapan program
(satu minggu) serta berdialog langsung dengan warga kelurahan , kami
mendapatkan poin-poin utama yang menjadi kendala dan permasalahan yang
dihadapi oleh warga Kelurahan Tendonggeu. Berikut beberapa permasalahan yang
dihadapi oleh warga Desa Wakoila:
Kurangnya Kesadaran Masyarakat Tentang Pentingngya Pendidikan
Hal ini merupakan salah satu kendala utama yang ada di kelurahan
tondonggeu pendidikan masih belum menjadi prioritas para orang tua untuk
anak-anaknya. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta didik di PAUD impian
yang sangat minim. Terlebih di SDN negeri 16 Abeli yang terletak di
kelurahan tondonggeu masih banyak anak murid dari sekolah ini yang lebih
memilih untuk ikut melaut bersama orang tua dibandingkan harus pergi
bersekolah dan kejadian seperti inipun atas kemauan orang tua siswa itu
sendiri
Mata pencarian utama warga kelurahan tondonggeu adalah sebagai
nelayan, buruh bangunan dan buruh pabrik dengan tingkat pendidikan yang
sangat rendah berdasarkan hasil pendataan yang kami lakukan dari jiwa
hanya beberapa warga saja yg sampai pada pendidikan sekolah menengah atas
dan sarjana menurut lurah tondonggeu bahwa kelurahan tondonggeu adalah
kelurahan dengan tingkat pendidikan terendah di kota kendari. Selain itu
perhatian masyarakat yang masih minim dalam membantu menjaga dan
memperhatiakan fasilitas penunjang pendidikan.
Permasalahan seperti rendahnya tingkat pendidikan masyarakat adalah
salah satu faktor utama sehingga sebagian besar masyarakat kelurahan

tondonggeu belum terlalu memahami pentingnya pendidikan terlebih lagi di


era global yang penuh dengan persaingan seperti sekarang dimana pendidikan
dan keterampilan sangat diperlukan.
Hal-hal seperti inilah yang coba kami taktisi melalui program-program
pendidikan yang kami selenggarakan dengan harapan dapat memberi motivasi
dan merubah pola fikir masyarakat sehingga sadar akan pentingnya
pendidikan bagi anak-anak mereka.
Minimnya Pemahaman Warga Mengenai Pentingnya Kebersihan Pesisir
Laut
Minimnya pengetahuan masyarakat kelurahan tondonggeu akan
pentingnya kebersihan pesisir laut ditandai dengan masih banyaknya warga
yang membuang limbah-limbah hasil rumah tangga dan limbah lainya
langsung ke laut. Padahal tanpa disadari perilaku seperti yang mereka lakukan
akan

sangat

mempengaruhi

kualitas

hidup

mereka

sendiri

dan

keberlangsungan kehidupan berbagai sumber plasma nutfah yang ada di laut,


yang juga sebagian dari plasma nutfah tersebut menjadi sumber mata
pencaharian dan sumber makanan masyarakat pesisir kelurahan tondonggeu.
Berdasarkan hasil pengamatan kami hal ini juga dipengaruhi dengan
Kurangnya respon pemerintah kota kendari dalam menyediakan fasilitas
umum yang dapat mengakomodir semua limbah-limbah masyarakat di
kelurahan tondonggeu. Bak-bak sampah yang masih sangat minim dan bakbak sampah yang adapun juga baru diadakan tahun 2015, serta tidak adanya
alat transportasi untuk mengangkut sampah-sampah tersebut ke tempat
pembuangan akhir sehingga ketika bak sampah yang sudah disiapkan telah
penuh dengan sampah maka kembali masyarakat akan membuang limbahnya
ke selokan air, pinggiran jalan, bahkan sampai ke laut.
Minimnya Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan laut
ditambah dengan kurangnya perhatian pemerintah kota kendari menangani
masalah sampah di kelurahan tondonggeu menyebabkan permasalahan
sampah ini menjadi berlarut-larut dan masih belum terselesaikan. Hal-hal

semacam ini yang kemudian coba kami fasilitasi untuk menyelesaikan


permasalahan sampah di kelurahan tondonggeu melalui program-program
baksos dan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk meberikan pemahaman
dan penyadaran akan pentingnya kebersihan laut dan lingkungan.

Masih

Rendahnya

Perhatian

Masyarakat

Dan

Pemerintah

akan

Pemeliharaan Infrastruktur Kelurahan, dan Sarana Umum


Hal ini menjadi salah satu permasalahan yang ada di kelurahan
tondonggeu infrastruktur pemerintahan dan sarana pendidikan kurang
mendapatkan perhatian.

Kesadaran masyarakat untuk menjaga fasilitas

umum, fasilitas pemerintah, fasilitas pendidikan masih kurang. Contoh seperti


bangunan kelurahan yang mulai pudar karena cat yang sudah pudar, kondisi
PAUD yang masih sangat sederhana serta kondisi pagar SDN 16 Abeli yang
kotor akibat terkena air laut ketika air laut sedang pasang. Kurangnya inisiatif
untuk menjaga atau memperbaiki bagi pihak-pihak terkait serta dorongan dari
masyarakat menyebabkan infrastruktur-infrastruktur ini bila diliat sedikit
melenceng dari fungsinya karena tampilan atau kondisinya yang kurang baik.
Mungkin kurangngya perhatian pemerintah akan sarana prasarana yang
ada juga disebabkan karena kurangnya anggaran yang di gelontorkan
pemerintah sebab untuk melakukan perawatan sarana dan prasarana
memerlukan biaya yang tidak sedikit
Kondisi sarana dan prasarana yang tidak terlalu terawat menyebabkan
kami mencoba menarik kejadian ini sebagai suatu permasalahan yang perlu
menjadi perhatian dalam program-program kami agar fasilitas sarana dan
prasarana di kelurahan tondonggeu dapat sedikit berwarna dan mengalami
sedikit perubahan.

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI
3.1 Pelaksanaan Program
Dengan memperhatikan kondisi serta sarana dan prasarana pendukung,
maka dari sekian banyak program kerja yang telah disusun oleh tim sebagian
besar dapat dilaksanakan dengan baik kendati masih jauh dari sempurna.
Berikut laporan lengkap tentang pelaksanaan program kerja tim KKN
NUSANTARA REGULER 2016 kelurahan tondonggeu Kec. Abeli Kota
Kendari:
1. Program Sektoral Fisik
a. Bersih-bersih kantor kelurahan
Pembersihan kantor kelurahan biasanya dilakukan oleh seluruh
pegawai kelurahan . Namun melihat kondisi lapangan yang mana
banyak anggota kelurahan yang sibuk dengan pekerjaan mereka, maka
kegiatan inipun telah lama vakum. Hal ini terlihat dari fisik kantor
kelurahan yang kurang bersih. Oleh karena itu program bersih-bersih
kantor kelurahan menjadi sangat krusial untuk dilakukan oleh tim
KKN Posko tondonggeu kec. Abeli. Selama masa KKN program
pembersihan kantor kelurahan telah beberapa kali dilakukan secara
bersama-sama.
b. Pengadaan tempat sampah
Pengadaan tempat sampah di peruntukkan atau di tempatkan di
kantor kelurahan tondonggeu, guna untuk memberikan wadah atau
tempat sampah yang berserakan di sekitar kantor kelurahan, dan
memberikan kesadaran terhadapa para anggota kelurahan akan
pentingnya kebersihan lingkungan
c. Penanaman Pohon Lindung
Penanaman pohon lindung ini berdasarkan survey lapangan yang
dimana di lokasi sekitar jalan kurang mempunyai pohon untuk

berteduh, sehingga tim KKN Reguler mengadakan penanaman pohon


lindung di sepanjang jalan Kelurahan Tondonggeu.
d. Partisipasi Perayaan 17 Agustus
Hal ini bertujuan untuk merayakan hari kemerdekaan dan menjalin
kerjasama antar kepanitiaan, dan menjalin silaturrahmi dengan
masyarakat Kelurahan Tondonggeu.
e. Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Pendidikan( Pengecetan
Pagar PAUD Impian Dan SD Negeri16 Abeli)
Program ini bertujuan untuk memperbarui warna pagar yang sudah
mulai pudar dan meningkatkan kerja sama antara TIM KKN nusantara
reguler 2016 dengan pihak guru-guru PAUD impian dan SD negeri 16
Abeli.
f. Baksos ( pembersihan limbah di pesisir pantai kelurahan tondonggeu)
Tujuan dari pembersihan limbah di pesisir pantai kelurahan
tondonggeu adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kebersihan
lingkungan pingir pantai kelurahan tondonggeu.
2. Program Sektoral Non Fisik
a. Bidang Umum
1) Festival Anak Shaleh (FAS)
Festival Anak Shaleh (FAS) merupakan program kerja yang
dilaksanakan satu kali selama masa KKN. Festival Anak Shaleh ini
bertujuan untuk menggali bakat yang dimiliki oleh anak-anak di
Kelurahan Tondonggeu serta sebagai penyaringan peserta untuk
mengikuti kegiatan Festival Anak Shaleh (FAS) di Kecamatan.
Dalam kegiatan ini diadakan berbagai macam lomba, diantaranya
lomba pembacaan Al-Quran, lomba adzan, dan lomba hafalan
surah-surah pendek.
2) Program kotaku (Kota Tanpa Kumuh)
Program

kerja

ini

bertujuan

untuk

meningakatkan

kesadaran masyarakat terhadapa pentingnya hidup sehat tanpa


lingkungan kumuh, program ini dilaksanakan oleh seluruh warga

masyarakat kelurahan tondonggeu bersama TIM KKN Nusantara


regular 2016 secara bersama-sama.
b. Bidang khusus
1) Keagamaan (Dziba, Yasinan, Tahlilan)
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutinan yang dilakukan
setiap malam jumat oleh warga kelurahan tondonggeu baik Ibuibu maupun Bapak-bapak. yang merupakan kegiatan pengajian
Ibu-ibu kelurahan tondonggeu yaitu Dzibaan. Pengajian dzibaan
ini biasa dilakukan oleh Ibu-ibu warga tondonggeu setiap bada
dhuhur sekitar pukul 12.30 WIB. Pengajian ini bertempat di
kediaman lurah tondonggeu bersama dengan TIM KKN posko
kelurahan
2) Bidang Pendidikan(Mengajar (di SD negeri 16 abeli dan PAUD
impian)
Program kerja di bidang pendidikan yang bertujuan untuk
membantu guru guru yang mengajar dan sebagai penerapan
implementasi profesi guru dari TIM KKN nusantara regular 2016.
Dilaknsanakan setiap selasa-kamis
3) Pendataan Profil Kelurahan Tondonggeu
Program pendataan profil kelurahan ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah masyarakat, pendapatan, profesi, kendala
dalam mata pencaharian dan harapan dalam keluarga.
3.2 Problematika dan Problem Solving
1. Bidang Sektoral Fisik
Pada dasarnya problem yang dihadapi oleh tim KKN nusantara
reguler tondonggeu adalah kendala yang bersifat teknis seperti masalah
dana dan kurangnya pasrtisipasi warga. Lazimnya, setiap tim KKN
memiliki peluang untuk mencari dana dari beberapa perusahan yang
berada di kelurahan tondonggeu untuk memenuhi agenda atau program
kerja. Tetapi hal itu tidak menutupi anggaran kegiatan yang telah
dilakukan mengingat kondisi perusahan yang belum stabil. Hal ini

ditambah dengan dukungan yang sangat sedikit dari instansi atau lembaga
pemerintahan. Ini tentu sangat dimaklumi mengingat pelaksanaan KKN
dilaksanakan saat awal tahun anggaran. Dan biasanya pada bulan-bulan
tersebut semua instansi tutup buku dan baru persiapan untuk membuka
anggaran baru.
2. Bidang Sektoral Non Fisik
Dalam Bidang sektoral non fisik, kegiatan hambatan yang
ditemukan adalah aktivitas dari penduduk kelurahan tondonggeu sangat
sedikit di banding kelurahan-kelurahan lain sehingga tidak mampu secara
optimal dalam mengikuti acara atau kegiatan yang di adakan oleh tim
KKN. Hanya acara dalam waktu tertentu saja yang dapat di hadiri oleh
sebagian banyak warga tondonggeu. Khususnya kegiatan yang di lakukan
pada waktu sore hari.
Pendek kata, hambatan yang dirasakan untuk merealisasikan
kegiatan yang bersifat sektoral non fisik adalah ketidakmampuan untuk
membuat generalisasi kegiatan bagi semua dusun.
3. Bidang Lintas Sektoral Fisik
Dalam bidang lintas sektoral fisik, sebenarnya persoalan tidak
terlalu banyak dijumpai. Karena sejak awal, kami berusaha untuk tidak
memberi janji kepada masyarakat untuk membangun atau mendirikan
sesuatu untuk masyarakat setempat. Karenanya, dalam praktek, kami lebih
banyak untuk berpartisipasi aktif dengan menjadikan warga sebagai orang
yang mengambil inisiatif untuk mengadakan kegiatan. Dengan demikian,
peran tim KKN justru sebenarnya lebih ringan.
Namun, ada beberapa catatan kecil yang dapat kami berikan terkait
dengan kesulitan atau hambatan yang kami jumpai dalam realisasi
program lintas sektoral fisik. Yang paling kentara adalah persoalan letak
geografis desa yang dipisahkan oleh hutan. Perlu diketahui bahwa
kelurahan tondonggeu memliki 3 RT dan 4 RW terpisahkan oleh hutan
antara RW 1 dengan RW 2 dan RW 3 yang lain terpisah jauh dengan

keadaan jalan yang sedikit kurang baik. Kondisi inilah yang membuat
pembangunan di bidang fisik agak kurang merata.
4. Lintas Sektoral Non Fisik
Dalam Bidang lintas sektoral non fisik hambatan relatif cukup bisa diatasi.
Yang paling kentara, mungkin kendala geografis yang menyebabkan
mobilisasi tim KKN agak terhambat.
3.3 Faktor Penghambat dan Pendukung
1. Faktor Penghambat
Banyak hal yang menjadi penghambat pelaksanaan KKN ini. Kami
mengidentifikasi beberapa permasalahan yang kami anggap sebagai factor
penghambat lancarnya realisasi program kerja KKN.
Pertama, Faktor Geografis kelurahan. Seperti yang sudah
disinggung di atas, kelurahan tondonggeu memiliki beberapa RW RT yang
terpisah, kondisi jalan yang sedikit kurang baik diantara satu dengan yang
lainnya. Hal ini menyebabkan kendala dalam pemerataan agenda kerja. Di
tambah lagi posko KKN di kelurahan tondonggeu
kelurahan

tepatnya

di

RW

1,sehingga

berada di ujung

menyebabkan

kurangnya

komunikasi dan tranportasi.


Kedua, efek dari point pertama itu juga berpengaruh pada proses
pemerataan agenda kerja. RW 2 dan RW 3 yang berada di ujung Timur
sebelah selatan kelurahan tondondonggeu, hanya beberapa kali saja kami
dapat mengikuti kegiatan di RW tersebut.
Ketiga, kantor kelurahan yang kurang memadai. Perlu diketahui,
kantor kelurahan tondonggeu hingga saat ini masih dalam renovasi.
Kondisi tersebut menyebabkan proses komunikasi antara tim KKN dengan
perangkat desa sedikit terhambat. Apalagi kegiatan perangkat di kelurahan
tondonggeu tidak terkonsentrasi di kantor.
Keempat, posko yang terpisah ini, meski di satu sisi membuat tim
lebih bisa memahami medan, tetapi hal ini berpengaruh terhadap kinerja
dan proses komunikasi.
Kelima, minimnya alat transportasi yang dimiliki oleh tim KKN.
Meski faktor ini tidak terlalu signifikan, tetapi kadang-kadang hal tersebut

menyebabkan mobilitas tim menjadi berkurang. Dan banyak sekali agenda


atau kegiatan yang terlantar hanya karena persoalan minimnya kendaraan.
2. Faktor Pendukung
Meskipun ada beberapa kendala dan hambatan, bukan berarti tidak
ada faktor pendukung. Justru banyak terdapat faktor pendukung sehingga
program kami sebagian besar dapat terealisasi. Beberapa faktor pendukung
yang kami catat diantaranya :
a. Meratanya kemampuan dalam tim. Dalam kondisi demikian, tim
merasa siap untuk menghadapai tuntutan masyarakat meski pada
prakteknya tuntutan tersebut jarang ditemui. Tetapi paling tidak
beragamnya kemampuan yang dimiliki oleh anggota tim bisa menjadi
faktor pendukung jika suatu saat masyarakat meminta anggota tim
KKN untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu.
b. Fasilitas administratif yang relatif memadai. Perangkat tulis menulis
seperti halnya laptop, printer dan lainnya tentu sangat membantu
dalam kelancaran proses administrasi. Ini ditunjang dengan adanya
alat transportasi yang memadai.
c. Perangkat pemerintah yang kooperatif dari mulai pak lurah, seklur
hingga pak RT ataupun pak RW. Tentu saja karakter ini yang sangat
membantu kelancaran baik dalam kegiatan yang bersifat instruktif
maupun yang bersifat koordinatif. Apalagi mereka tak segan-segan
untuk mengorbankan fasilitas yang merka miliki untuk kelancaran
kinerja tim KKN.
d. Elemen masyarakat yang kooperatif. Termasuk diantaranya tokoh
masyarakat, pemuda dan anak-anak. Hal tersebut dibuktikan dengan
partisipasi aktif mereka saat tim KKN mengadakan kegiatan. Ini
menunjukkan bahwa mereka cukup apresiasif dengan kehadiran tim
KKN.
e. Apresiasi

masyarakat

yang

tinggi

terhadap

kegiatan-kegiatan

keagamaan. Ragam kegiatan yang melibatkan banyak pihak terutama


bersifat keagamaan nyaris tak pernah sepi dari peminat. Tahlilan,
f. Kesadaran masyarakat yang telah memahami bahwa kehadiran tim
KKN bukanlah semata-mata untuk membangun fasilitas tertentu. Ini

yang membuat tim tidak pernah merasa terbebani untuk menyediakan


atau membangun sesuatu. Keterlibatan tim KKN dalam setiap
kegiatan keagamaan sudah dirasakan cukup oleh masyarakat sebagai
bagian dari adanya KKN.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
Nusantara 2016 ini adalah:
a. Terdapat 11 program kerja dari kelompok Kuliah Kerja Nyata Nusantara
2016 di Kelurahan Tondonggeu , yaitu Acara 17 Agustus, Pembuatan
Tong Sampah, Sosialisasi Bersama Warga,

Pemberian Motivasi

Pendidikan, Bakti Sosial Bersama Warga, Penanaman Pohon Lindung,


Festival Anak Soleh, Mendata, Pembersihan Limbah Di Pesisir Pantai,
Keagamaan (Dziba Yasinan Tahlillan JuMatan), Baksos Jumatan, Mencet
(Kelurahan,Sd,Paud). Keberhasilan 11 Program Kerja kami dapat dinilai
dari berhasilnya tinjauan kami para utusan KKN dan partisipasi dari
masyarakat Kelurahan Tondonggeu maupun indikator keberhasilan yang
berhasil dicapai setelah terlakasananya program kerja yang kami jalankan.
4.2 SARAN
Saran yang disampaikan berdasarkan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
2016 ini sebagai berikut:
a. Alokasi waktu untuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata Nusantara sebaiknya
sedikit diperpanjang dibandingkan Kuliah Kerja Nyata Tematik, karena
untuk melaksanakan kegiatan dengan maksimal kepada masyarakat yang
menjadi fokus pemberdayaan.
b. Perlu dilakukan seleksi lebih ketat lagi dalam penetapan peserta KKN
Nusantara agar dalam pelaksanaannya memenuhi target yang diharapkan.
c. Memperkuat solidaritas dan kerjasama internal antarmahasiswa. Sehingga
proses bergulirnya program kerja bisa berjalan dengan baik juga hasil yang
tidak mengecewakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsip Kelurahan Tondonggeu


Buku Arsip Data Jumlah Penduduk Kelurahan Tondonggeu. 16 agustus 2016.
Kumpulan informasi dari masyarakat 16 Agustus 2016

LAMPIRAN
1

PETA DESA

Gambar Peta DesaWakoila

Foto Kegiatan
a. Bersih-bersih kantor kelurahan

b. Pengadaan tempat sampah

c. Penanaman Pohon Lindung

d. Partisipasi Perayaan 17 Agustus

e. Optimalisasi
Pendidikan(

Pembangunan
Pengecetan

Negeri16 Abeli)

Pagar

PAUD

Infrastruktur
Impian

Dan

SD

f. Baksos

(pembersihan

limbah

di

pesisir

grenase/selokan di kelurahan tondonggeu)

pantai

dan

g. Program kotaku (Kota Tanpa Kumuh)

h. Festival Anak Shaleh (FAS)

i. Keagamaan (Dziba, Yasinan, Tahlilan)

j. Bidang Pendidikan(Mengajar di SD negeri 16 abeli dan


PAUD impian)

k. Pendataan Profil Kelurahan Tondonggeu

Anda mungkin juga menyukai