Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAPANGAN

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

“Adopsi Inovasi pada Peternakan Wayang Dairy Farm Cipanas Pangalengan”

Disusun oleh:

Chandrayoga PB 200110150123

Robiatul Adawiyah 200110170002

Brigita Utami 200110170003


Kukuh putri 200110170004

Dewi Sarah 200110170005

Ikhwan Maulana 200110170006

Lutfi Ahmad Fauzan 200110170007

Gina Sania 200110170008

Kelas A

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2018
I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi

Pembangunan. Kunjungan yang dilakukan pada kuliah lapang kali ini bertempat di

Peternakan Wayang Dairy Farm, yang merupakan salah satu anggota dari Koperasi
Peternakan Bandung Selatan Pangalengan (KPBS Pangalengan). KPBS Pangalengan

ini didirikan pada 1 April 1969 oleh Daman Danuwidjaja, yang merupakan sebuah

koperasi beranggotakan para peternak sapi perah yang berada di Kecamatan

Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Budidaya sapi perah di Indonesia sangat cocok dilakukan di dataran tinggi,

yang beriklim sejuk. Hal ini dikarenakan, kehidupan dan produksi susu yang dihasilkan

oleh sapi perah lebih maksimal pada temperatur 13 – 18 oC. Jika sapi perah berada

dibawah ataupun diatas suhu tersebut, maka ternak akan melakukan penyesuaian secara

fisiologis dan juga terjadi perubahan tingkah laku (behavior).

Kuliah lapang ini bertujuan untuk mengetahui inovasi apa yang telah diadopsi

di Peternakan Sapi Perah, khususnya di Pangalengan, Jawa Barat. Definisi dari inovasi
itu sendiri merupakan suatu ide, produk, metode, dan seterusnya yang dirasakan

sebagai sesuatu yang baru, baik berupa hasil discovery atau invensi yang digunakan

untuk tujuan tertentu. Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sesuatu

itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui orang. Sedangkan, invensi adalah

penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil kreasi manusia.


1.2 Identifikasi Masalah

1) Apa saja informasi umum yang dapat digali di Desa Sukamenak , khususnya di

Peternakan Wayang Dairy Farm.

2) Apa saja informasi khusus yang dapat digali di Desa Sukamenak, khususnya di

Peternakan Wayang Dairy Farm.

3) Apa saja hal-hal yang berkaitan di Desa Sukamenak, khususnya di Peternakan


Wayang Dairy Farm dengan teori “Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi”.

1.3 Maksud dan Tujuan

1) Untuk mengetahui informasi umum yang dapat digali di Desa Sukamenak,

Margahayu, Bandung, khususnya di Peternakan Wayang Dairy Farm.

2) Untuk mengetahui informasi khusus yang dapat digali di Desa Sukamenak,

Margahayu, Bandung, khususnya di Peternakan Wayang Dairy Farm.

3) Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan di Desa Sukamenak, Margahayu,

Bandung, khususnya di Peternakan Wayang Dairy Farm dengan teori

“Karakteristik Inovasi dan Laju Adopsi”.

1.4 Waktu dan Tempat


Tempat : Peternakan Wayang Dairy Farm.

Tanggal : Sabtu, 08 Desember 2018.

Waktu : 12.00 – 13.30 WIB.


II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Saluran Komunikasi

Kecepatan penyebaran inovasi keseluruh pasar tergantung pada banyaknya

komunikasi antara pemasar dan konsumen, maupun komunikasi antara konsumen

(Schiffman dan Kanuk, 2010). Rogers dalam Mardikanto (1988) menyatakan bahwa
saluran komunikasi sebagai sesuatu melalui mana pesan dapat disampaikan dari

sumber kepada penerimanya. Saluran komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran

interpersonal dan media massa.

Dalam perkembangan pemanfaatan ilmu komunikasi, telah banyak digunakan

dalam bidang pertanian. Menurut Soekartawi (2005) komunikasi pertanian adalah

suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian,

baik perorangan maupun secara berkelompok yang sifatnya umum dengan

menggunakan lambang-lambang tertentu seperti yang sering dijumpai pada metode

penyuluhan. Kemajuan teknologi dalam masyarakat modern sangat dipengaruhi oleh

lingkungan, interaksi antar perorangan maupun

antar kelompok menjadi faktor penting untuk menentukan keberhasilan penyampaian


informasi dalam komunikasi.

B. Sistem Sosial

Sistem sosial adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai

hubungan timbal balik relatif konstan. Hubungan sejumlah orang dan kegiatannya itu

berlangsung terus menerus. Sistem sosial memengaruhi perilaku manusia, karena di

dalam suatu sistem sosial tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan
aturan perilaku anggota-anggota masyarakat.
Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor yang memengaruhi proses

keputusan inovasi dalam kaitannya dengan sistem sosial. Keempat faktor tersebut

adalah: struktur sosial, norma sistem, peran pemimpin dan agen perubahan.

C. Proses Adopsi Inovasi

Proses adopsi inovasi adalah suatu proses yang menyangkut proses

pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Soekartawi

(2005), adopsi inovasi adalah merupakan sebuah proses pengubahan sosial dengan
adanya penemuan baru yang dikomunikasikan kepada pihak lain, kemudian diadopsi

oleh masyarakat atau sistem sosial. Inovasi adalah suatu ide yang dianggap baru oleh

seseorang, dapat berupa teknologi baru, cara organisasi baru, cara pemasaran hasil

pertanian baru dan sebagainya. Proses adopsi merupakan proses yang terjadi sejak

pertama kali seseorang mendengar hal yang baru sampai orang tersebut mengadopsi

(menerima, menerapkan, menggunakan) hal yang baru tersebut. Penerimaan atau

penolakan suatu inovasi adalah keputusan yang dibuat seseorang/individu dalam

menerima suatu inovasi. Keputusan tentang inovasi menurut Rogers (1983) yaitu:

1. Tahap pengetahuan.

Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru.
Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai

saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elekt ronik, media cetak, maupun

komunikasi interpersonal diantara masyarakat.

2. Tahap persuasi.

Pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi/detail

mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon

pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan karakteristik inovasi itu sendiri,
seperti kelebihan, inovasi, tingkat keserasian, kompleksitas, dapat dicoba dan dapat

dilihat.

3. Tahap pengambilan keputusan.

Pada tahap ini individu mengambil konsep inovasi dan menimbang

keuntungan/kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan apakah akan

mengadopsi atau menolak inovasi.

4. Tahap implementasi.
Pada tahap ini mempekerjakan individu untuk inovasi yang berbeda-beda

tergantung pada situasi. Selama tahap ini individu menentukan kegunaan dari inovasi

dan dapat mencari informasi lebih lanjut tentang hal itu.

5. Tahap konfirmasi.

Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari

pembenaran atas keputusan mereka. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian

mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan

evaluasi.
III
KAJIAN UMUM

Pada kuliah lapangan yang dilaksanakan tanggal 8 Desember 2018, kami

mengunjungi peternakan sapi perah yang bernama Wayang Dairy Farm. Peternakan

sapi perah ini dimiliki oleh Insinyur Wayang. Peternakan ini berada di daerah Cipanas

Pangalengan Kabupaten Bandung. Pemilik dari peternakan yang kami kunjungi tidak
terjun langsung dalam kegiatan perawatan dan pemeliharaan ternak di peternakan

tersebut melainkan dilaksanakan oleh pegawainya yang bernama Dodo. Pendidikan

terakhir dari pegawai tersebut adalah Sekolah Menengah Atas. Peternak di daerah

pangalengan ini didominasi oleh lulusan SMA dengan umur berkisar 20 tahun.

Tahapan perkembangan peternakan di daerah ini dimulai dari peternakan kecil,

peternakan menengah dan peternakan besar.

Peternakan ini memiliki total sapi 18 ekor. Diantaranya 5 ekor sapi dara, 9

ekor sapi laktasi, 3 ekor sapi pedet jantan dan 2 ekor sapi pedet betina. Pakan yang

diberikan pada sapi-sapi di peternakan ini menggunakan pakan pada umumnya seperti

konsentrat, silase, ampas tahu, dan juga limbah susu yang sudah tidak digunakan.

Peternakan ini telah bergabung dengan KPBS sejak pertama KPBS didirikan.
Sejauh ini tidak ada protes dari warga sekitar di peternakan yang kami kunjungi. Hal

tersebut terjadi dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dengan adanya peternakan di

daerah tersebut dan juga masyarakat di daerah tersebut rata-rata memiliki mata

pencaharian sebagai peternak sapi perah.

Susu yang dihasilkan sekitar 10 liter/hari dari satu ekor sapi. Harga yang

ditawarkan oleh KPBS adalah Rp.5000/hari, namun harga susu tersebut dipengaruhi
oleh kualitas susunya sendiri.
Limbah dari peternakan ini dibuang langsung kesungai. Belum ada tindakan

lebih lanjut tentang pemanfaatan limbah dari peternakan ini karena faktor biaya dan

modal serta orang yang melakukannya.


IV
KAJIAN KHUSUS

Pada praktikum kali ini peternakan yang kami kunjungi terdapat di daerah

pangalengan. Peternakan tersebut bernama Wayang Dairy Farm yang dimiliki oleh

seorang peternak yang saat ini sedang berada di daerah purwokerto untuk melanjutkan

studinya. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke peternakan ini sekitar 15 menit dari
pusat Koperasi Peternakan Bandung Selatan jika menggunakan bus atau mobil.

Peternakan Wayang Dairy Farm saat ini diurus oleh seorang pegawai yang bernama

Dodo dibantu oleh pelajar atau mahasiswa yang sedang praktik kerja lapangan (PKL).

Kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan peternakan di daerah ini salah

satunya adalah penyuluhan yang berlokasi di pusat Koperasi Peternakan Bandung

Selatan dengan dihadiri oleh ketua kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari

10 peternak. Keberhasilan pembangunan di daerah ini salah satunya adalah karena

faktor pegawai ataupun peternak yang kooperatif dalam memajukan pembangunan

peternakan ke arah yang lebih modern.

Jika dilihat dari salah satu unsur komunikasi yaitu model komunikasi berlo

meliputi sumber atau pengirim pesan (source/sender), pesan (message), saluran


(channel), dan penerima pesan (receiver) maka berlaku sumber adalah penyuluh, pesan

disini berarti suatu informasi, salurannya adalah melalui acara penyuluhan(secara

langsung), dan penerima pesan adalah ketua kelompok. Hasil dari penyuluhan tersebut

nanti akan disampaikan oleh ketua kelompok kepada masing-masing peternak untuk

diterapkan sesuai dengan yang direncanakan. Fidelity yang ada di daerah ini sudah

cukup baik, hal tersebut dilihat dari inovasi yang dibuat oleh KPBS sudah dapat
terealisasi contohnya seperti recording secara digital dalam penyetoran susu hasil
pemerahan. Kang Dodo sedikit bercerita pada awalnya pegawai sempat kesulitan

dalam menggunakan aplikasi tersebut namun semakin lama semakin terbiasa. Dari

cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara penyandi (encoder)

dan penerjemah sandi (decoder), pembawa pesan dan media pengantar pesan sudah

bekerja sama dengan cukup baik sehingga informasi sudah dapat terserap dengan baik.

Faktor faktor ketidakberhasilan dilingkungan peternakan tersebut adalah

kurangnya jumlah air yang disediakan untuk ternak. Peternak mengaku bahwa dia
harus memilih antara memberi minum kepada ternaknya atau memandikan ternaknya,

karena jika peternak memilih memandikan ternak maka ernak akan kekurangan air

minum begitu pula sebaliknya. Dan permasalahan selanjutnya terdapat dalam

pembuangan limbah, peternak bilang banyak membuang kotorannya ke selokan

selokan sehingga warga disana sering merasa terganggu dengan bau kotoran sapi yang

dibuang ke selokan begitu saja.

Tipe keputusan yang diambil yaitu keputusan kelompok, karena peternak di

kampung Cipanas itu ikut serta dalam suatu sistem sosial yaitu dengan adanya

kelompok peternak yang mengambil keputusan secara bersama untuk menerapkan

suatu sistem. Adanya adopsi inovasi di kampung Cipanas tersebut tentunya akan
banyak menimbulkan konsekwensi, terutama dalam hal penerapan sistem MCP.

Peternak disana mengaku mendapat berbagai kemudahan setelah menggunakan system

MCP tersebut

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, pada berbagai proses

pembangunan di kampung Cipanas tersebut, kami merekomendasikan untuk

tatalaksana lahan kandang karena kandang disana sangat dekat atau berdekatan dengan

pemukiman warga, sebaiknya lahan kandang agak jauh dengan tempat pemukiman
agar warga disana terhindar dari limbah kotoran yang dihasilkan ternak. Lalu untuk

tatalaksana limbah, sebaiknya para peternak disana membuat bak khusus untuk tempat

pembuangan limbah tersebut, sehingga lingkungan kandang dan lingkungan kampung

disana sangat terjaga kebersihannya.


V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Wayang Dairy Farm memiliki total sapi 18 ekor. Diantaranya 5 ekor sapi dara,

9 ekor sapi laktasi, 3 ekor sapi pedet jantan dan 2 ekor sapi pedet betina. Susu yang

dihasilkan setiap harinya adalah 10 liter. Peternakan ini telah bergabung dengan KPBS
sejak KPBS pertama kali didirikan. Tahapan perkembangan peternakan di daerah ini

dimulai dari peternakan kecil, peternakan menengah dan peternakan besar.

Keberhasilan pembangunan di daerah ini salah satunya adalah karena faktor

pegawai ataupun peternak yang kooperatif dalam memajukan pembangunan

peternakan ke arah yang lebih modern. Fidelity yang ada di daerah ini sudah cukup

baik, hal tersebut dilihat dari inovasi yang dibuat oleh KPBS sudah dapat terealisasi.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengamatan, kami merekomendasikan agar tatalaksana lahan

kandang jauh dari pemukiman warga karena kandang di daerah tersebut dengan

pemukiman warga, sehingga limbah yang dihasilkan ternak tidak mencemari


pemukiman warga. Pada tatalaksana limbah, karena belum ada pengolahan limbah

yang baik. Kami merekomendasikan agar para peternak membuat bak khusus sebagai

tempat pembuangan limbah tersebut, sehingga lingkungan kandang dan lingkungan

kampung disana sangat terjaga kebersihannya.


DAFTAR PUSTAKA

Everett M. Rogers. 1983. Diffusion of Innovations. London: The Free Press. New York.

Rogers, E.M., 1988. Communication of Innovation. Third Edition. Free Press.

Schiffman, L., & Kanuk, L.L. (2010).Consumer Behavior. 10thEdition. New Jersey:

Pearson Prentice Hall.

Soekartawi. (2005). Agroindustri Dalam Perspektif Sosial Ekonomi. Raja Grafindo


Persada. Jakarta.
LAMPIRAN

A. Peta Kampung Cipanas, Pangalengan Kabupaten Bandung

Sumber : Google Maps

B. Dokumentasi di Peternakan Wayang Dairy Farm

Anda mungkin juga menyukai