KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Disusun oleh:
Chandrayoga PB 200110150123
Kelas A
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
I
PENDAHULUAN
Pembangunan. Kunjungan yang dilakukan pada kuliah lapang kali ini bertempat di
Peternakan Wayang Dairy Farm, yang merupakan salah satu anggota dari Koperasi
Peternakan Bandung Selatan Pangalengan (KPBS Pangalengan). KPBS Pangalengan
ini didirikan pada 1 April 1969 oleh Daman Danuwidjaja, yang merupakan sebuah
yang beriklim sejuk. Hal ini dikarenakan, kehidupan dan produksi susu yang dihasilkan
oleh sapi perah lebih maksimal pada temperatur 13 – 18 oC. Jika sapi perah berada
dibawah ataupun diatas suhu tersebut, maka ternak akan melakukan penyesuaian secara
Kuliah lapang ini bertujuan untuk mengetahui inovasi apa yang telah diadopsi
di Peternakan Sapi Perah, khususnya di Pangalengan, Jawa Barat. Definisi dari inovasi
itu sendiri merupakan suatu ide, produk, metode, dan seterusnya yang dirasakan
sebagai sesuatu yang baru, baik berupa hasil discovery atau invensi yang digunakan
untuk tujuan tertentu. Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sesuatu
itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui orang. Sedangkan, invensi adalah
1) Apa saja informasi umum yang dapat digali di Desa Sukamenak , khususnya di
2) Apa saja informasi khusus yang dapat digali di Desa Sukamenak, khususnya di
A. Saluran Komunikasi
(Schiffman dan Kanuk, 2010). Rogers dalam Mardikanto (1988) menyatakan bahwa
saluran komunikasi sebagai sesuatu melalui mana pesan dapat disampaikan dari
suatu pernyataan antar manusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian,
B. Sistem Sosial
Sistem sosial adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai
hubungan timbal balik relatif konstan. Hubungan sejumlah orang dan kegiatannya itu
dalam suatu sistem sosial tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan
aturan perilaku anggota-anggota masyarakat.
Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor yang memengaruhi proses
keputusan inovasi dalam kaitannya dengan sistem sosial. Keempat faktor tersebut
adalah: struktur sosial, norma sistem, peran pemimpin dan agen perubahan.
(2005), adopsi inovasi adalah merupakan sebuah proses pengubahan sosial dengan
adanya penemuan baru yang dikomunikasikan kepada pihak lain, kemudian diadopsi
oleh masyarakat atau sistem sosial. Inovasi adalah suatu ide yang dianggap baru oleh
seseorang, dapat berupa teknologi baru, cara organisasi baru, cara pemasaran hasil
pertanian baru dan sebagainya. Proses adopsi merupakan proses yang terjadi sejak
pertama kali seseorang mendengar hal yang baru sampai orang tersebut mengadopsi
menerima suatu inovasi. Keputusan tentang inovasi menurut Rogers (1983) yaitu:
1. Tahap pengetahuan.
Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru.
Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai
saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elekt ronik, media cetak, maupun
2. Tahap persuasi.
Pada tahap ini individu tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi/detail
mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon
pengguna. Inovasi yang dimaksud berkaitan dengan karakteristik inovasi itu sendiri,
seperti kelebihan, inovasi, tingkat keserasian, kompleksitas, dapat dicoba dan dapat
dilihat.
4. Tahap implementasi.
Pada tahap ini mempekerjakan individu untuk inovasi yang berbeda-beda
tergantung pada situasi. Selama tahap ini individu menentukan kegunaan dari inovasi
5. Tahap konfirmasi.
mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan
evaluasi.
III
KAJIAN UMUM
mengunjungi peternakan sapi perah yang bernama Wayang Dairy Farm. Peternakan
sapi perah ini dimiliki oleh Insinyur Wayang. Peternakan ini berada di daerah Cipanas
Pangalengan Kabupaten Bandung. Pemilik dari peternakan yang kami kunjungi tidak
terjun langsung dalam kegiatan perawatan dan pemeliharaan ternak di peternakan
terakhir dari pegawai tersebut adalah Sekolah Menengah Atas. Peternak di daerah
pangalengan ini didominasi oleh lulusan SMA dengan umur berkisar 20 tahun.
Peternakan ini memiliki total sapi 18 ekor. Diantaranya 5 ekor sapi dara, 9
ekor sapi laktasi, 3 ekor sapi pedet jantan dan 2 ekor sapi pedet betina. Pakan yang
diberikan pada sapi-sapi di peternakan ini menggunakan pakan pada umumnya seperti
konsentrat, silase, ampas tahu, dan juga limbah susu yang sudah tidak digunakan.
Peternakan ini telah bergabung dengan KPBS sejak pertama KPBS didirikan.
Sejauh ini tidak ada protes dari warga sekitar di peternakan yang kami kunjungi. Hal
daerah tersebut dan juga masyarakat di daerah tersebut rata-rata memiliki mata
Susu yang dihasilkan sekitar 10 liter/hari dari satu ekor sapi. Harga yang
ditawarkan oleh KPBS adalah Rp.5000/hari, namun harga susu tersebut dipengaruhi
oleh kualitas susunya sendiri.
Limbah dari peternakan ini dibuang langsung kesungai. Belum ada tindakan
lebih lanjut tentang pemanfaatan limbah dari peternakan ini karena faktor biaya dan
Pada praktikum kali ini peternakan yang kami kunjungi terdapat di daerah
pangalengan. Peternakan tersebut bernama Wayang Dairy Farm yang dimiliki oleh
seorang peternak yang saat ini sedang berada di daerah purwokerto untuk melanjutkan
studinya. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke peternakan ini sekitar 15 menit dari
pusat Koperasi Peternakan Bandung Selatan jika menggunakan bus atau mobil.
Peternakan Wayang Dairy Farm saat ini diurus oleh seorang pegawai yang bernama
Dodo dibantu oleh pelajar atau mahasiswa yang sedang praktik kerja lapangan (PKL).
Selatan dengan dihadiri oleh ketua kelompok yang mana setiap kelompok terdiri dari
Jika dilihat dari salah satu unsur komunikasi yaitu model komunikasi berlo
langsung), dan penerima pesan adalah ketua kelompok. Hasil dari penyuluhan tersebut
nanti akan disampaikan oleh ketua kelompok kepada masing-masing peternak untuk
diterapkan sesuai dengan yang direncanakan. Fidelity yang ada di daerah ini sudah
cukup baik, hal tersebut dilihat dari inovasi yang dibuat oleh KPBS sudah dapat
terealisasi contohnya seperti recording secara digital dalam penyetoran susu hasil
pemerahan. Kang Dodo sedikit bercerita pada awalnya pegawai sempat kesulitan
dalam menggunakan aplikasi tersebut namun semakin lama semakin terbiasa. Dari
cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara penyandi (encoder)
dan penerjemah sandi (decoder), pembawa pesan dan media pengantar pesan sudah
bekerja sama dengan cukup baik sehingga informasi sudah dapat terserap dengan baik.
kurangnya jumlah air yang disediakan untuk ternak. Peternak mengaku bahwa dia
harus memilih antara memberi minum kepada ternaknya atau memandikan ternaknya,
karena jika peternak memilih memandikan ternak maka ernak akan kekurangan air
selokan sehingga warga disana sering merasa terganggu dengan bau kotoran sapi yang
kampung Cipanas itu ikut serta dalam suatu sistem sosial yaitu dengan adanya
suatu sistem. Adanya adopsi inovasi di kampung Cipanas tersebut tentunya akan
banyak menimbulkan konsekwensi, terutama dalam hal penerapan sistem MCP.
MCP tersebut
tatalaksana lahan kandang karena kandang disana sangat dekat atau berdekatan dengan
pemukiman warga, sebaiknya lahan kandang agak jauh dengan tempat pemukiman
agar warga disana terhindar dari limbah kotoran yang dihasilkan ternak. Lalu untuk
tatalaksana limbah, sebaiknya para peternak disana membuat bak khusus untuk tempat
5.1 Kesimpulan
Wayang Dairy Farm memiliki total sapi 18 ekor. Diantaranya 5 ekor sapi dara,
9 ekor sapi laktasi, 3 ekor sapi pedet jantan dan 2 ekor sapi pedet betina. Susu yang
dihasilkan setiap harinya adalah 10 liter. Peternakan ini telah bergabung dengan KPBS
sejak KPBS pertama kali didirikan. Tahapan perkembangan peternakan di daerah ini
peternakan ke arah yang lebih modern. Fidelity yang ada di daerah ini sudah cukup
baik, hal tersebut dilihat dari inovasi yang dibuat oleh KPBS sudah dapat terealisasi.
5.2 Rekomendasi
kandang jauh dari pemukiman warga karena kandang di daerah tersebut dengan
yang baik. Kami merekomendasikan agar para peternak membuat bak khusus sebagai
Everett M. Rogers. 1983. Diffusion of Innovations. London: The Free Press. New York.
Schiffman, L., & Kanuk, L.L. (2010).Consumer Behavior. 10thEdition. New Jersey: