Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EKOLOGI PANGAN DAN GIZI


“SISTEM PANGAN DAN GIZI”

Disusun oleh:

Kelompok 2

Carmelia Tambuwun 13111101489

Julita Bella Rantung 13111101377

Tan Jeremia Karepouwan 14111101212

Elsa Wabia 14111101108

Michael Adile 15111101156

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pangan dan Gizi” ini tepat
pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen Ekologi
Pangan dan Gizi. Membuat makalah tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis tak
luput dari kesalahan, mengingat penulis masih dalam tahap pembelajaran. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Manado, Maret 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

2.1. Sistem Pangan dan Gizi ...................................................................... 3


2.2. Komponen Sistem Pangan dan Gizi ................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7

3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemenuhan pangan merupakan hak asasi manusia yang harus dicapai karena
memiliki peranan sangat penting dalam pembangunan bangsa (Suryana 2014).
Informasi ketahanan pangan yang akurat, komprehensif, dan tertata dengan baik
diperlukan untuk evaluasi ketahanan pangan dan gizi guna memberikan informasi
kepada para pembuat keputusan dalam pembuatan program dan kebijakan untuk
lebih memprioritaskan intervensi dan program ketahanan pangan dan gizi.
(Lestari, dkk. 2018)
Pangan tidak hanya sesuatu untuk dimakan, tetapi merupakan bagian
integral dari budaya suatu masyarakat, daerah, atau suatu bangsa. Makanan adalah
sebuah konsep yang relatif. Pada tingkat global, manusia memakan segala sesuatu
asalkan tidak beracun. Namun, ketika kita dihadapkan pada budaya yang berbeda,
apa yang dianggap dapat dimakan dalam satu budaya mungkin tidak terjadi dalam
budaya yang lain. (Khomsan, dkk. 2013)
Di Indonesia, upaya memantapkan ketahanan pangan merupakan prioritas
utama pembangunan. Sebagai salah satu negara yang memiliki komitmen untuk
menurunkan kemiskinan, Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk
mendukung tercapainya kesepakatan tersebut. Di sisi lain, kerawanan pangan dan
gizi sangat terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian,
mengabaikan masalah kerawanan pangan dan gizi berarti mengabaikan kualitas
sumber daya manusia Indonesia. Trend perkembangan Human Development
Index (HDI) dari tahun 1980-2012 meningkat sebesar 49 persen atau rata-rata 1,5
persen per tahun dari 0,422 naik menjadi 0,629. Meningkatnya kualitas
sumberdaya manusia (SDM) akan meningkatkan produktivitas dan sekaligus
meningkatkan daya saing SDM yang pada akhirnya diharapkan dapat
memperbaiki status sosial ekonomi masyarakat. (Purwantini. 2014)

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu system pangan dan gizi?


2. Apa saja komponen system pangan dan gizi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu system pangan dan gizi


2. Untuk mengetahui komponen system pangan dan gizi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pangan dan Gizi

System pangan dan gizi adalah suatu rangkaian masukan, proses, dan keluar sejak
pangan masih dalam tahap produksi berupa bahan produk primer maupun olahan
sampai dengan tahap akhir, yaitu pemanfaatanya dalam tubuh manusia yang
diwujudkan oleh status gizi. Hal ini berarti dalam system tersebut terdapat
serangkaian komponen atau subsistem, yaitu produksi, ketersediaan pangan,
distribusi, konsumsi dan gizi. System pangan dan gizi mempunyai tujuan
meningkatkan & mempertahankan status gizi masyarakat dalam keadaan optimal.
(scribd. Wina)
Pangan tidak hanya sesuatu untuk dimakan, tetapi merupakan bagian
integral dari budaya suatu masyarakat, daerah, atau suatu bangsa. Makanan adalah
sebuah konsep yang relatif. Pada tingkat global, manusia memakan segala sesuatu
asalkan tidak beracun. Namun, ketika kita dihadapkan pada budaya yang berbeda,
apa yang dianggap dapat dimakan dalam satu budaya mungkin tidak terjadi dalam
budaya yang lain. (Khomsan, dkk. 2013)
Pangan merupakan hal pokok dalam hidup dan menjadi salah satu indicator
kesejahteraan masyarakat masyarakat. Masyarakat miskin adalah mereka yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan pokokmya, di antaranya makan tiga kali sehari
dan mengonsumsi buah-buahan.

Nilai gizi makanan tergantung dari komponen:

1. Vitamin
2. Protein
3. Mineral
4. Karbohidrat
5. Lipid/lemak
6. Air

3
Pada saat dikonsumsi nilai gizi makanan tergantung :

a. Zat penyusun bahan dasar dan asal usulnya


b. Kondisi proses pengolahan
c. Penyiapan (ada penyimpanan)

Sehingga nilai gizi makanan sangat komplek. (Ruswanto. 2017).

Pemenuhan pangan merupakan hak asasi manusia yang harus dicapai karena
memiliki peranan sangat penting dalam pembangunan bangsa (Suryana 2014).
Informasi ketahanan pangan yang akurat, komprehensif, dan tertata dengan baik
diperlukan untuk evaluasi ketahanan pangan dan gizi guna memberikan informasi
kepada para pembuat keputusan dalam pembuatan program dan kebijakan untuk
lebih memprioritaskan intervensi dan program ketahanan pangan dan gizi.
(Lestari, dkk. 2018)
Konsumsi pangan merupakan gambaran dari aspek ketersediaan dan
kemampuan rumah tangga untuk membeli dan memperoleh pangan. Besar
kecilnya pendapatan sangat menentukan jenis pangan yang akan dikonsumsi oleh
suatu rumah tangga. Jenis pangan yang dikonsumdi rumah tangga akan
menentukan pola konsumsi rumah tangga tersebut. Pola konsumsi rumah tangga
didekati dengan jenis dan frekuensi makan yang dapat mencerminkan kebiasaan
makan dalam rumah tangga tersebut. Dengan demikian jenis pangan yang
dikonsumsi dalam rumah tangga akan berpengaruh pada tingkay konsumsi
gizinya. Pola konsumsi pangan di satu daerah dengan daerah lainnya tentunya
berbeda.
Pola konsumsi masyarakat di desa dan di kota berbeda, karena masyarakat
di kota lebih mementingkan kandngan zat gizi makanan dari bahan makanan yang
dikonsumsi. Dilihat dari keadaan social ekonomi, penduduk kota lebih mampu
dalam hal finansial, tersedianya fasilitas kesehatan yang memadfai, fasilitas
pendidikan lebioh baik, tersedianya tenagakesehatan, serta lapangan usaha
mayoiritas penduduk pegawai dan wiraswasta. Sedangkan di desa, pola konsumsi
masyarakat kurang memenuhi syarat dilihat dari keadaan social ekonomi yang
tidak mampu, fasilitas kesehatan yang terbatas, faasilitas pendidikan kurang,

4
tersedianya tenaga kesehatan sertalapangan kerja penduduk mayoritas petani dan
buruh. (Banita. 2013)
Factor penyebab masalah gizi tidak langsung adalah ketahanan pangan di
keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanankesehatan dan kesehatan
lingkungan. Ketahanan pangan dikeluarga house hold food security adalah
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun gizinya. (Adisasmito,
2012)
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari oragan-organ,
serta menghasilkan energy. (Susilowati, dkk. 2016)
Konsumsi pangan merupakan salah satu komponen dalam sistem pangan
dan gizi. Oleh karena itu, konsumsi pangan baik kuantitas maupun kualitas sangat
ditentukan oleh produksi dan distribusi pangan serta faktor lainnya. Konsumsi
pangan sangat penting diperhatikan karena secara langsung akan dapat
menentukan status gizi. Peningkatan pendapatam akan mengakibatkan individu
cenderung meningkatkan kualitas konsumsi pangan. Pada tingkat pendapatan
yang lebih rendah, permintaan pangan lebih diutamakan pada padi-padian.
Apabila pendapatan meningkat, maka pola konsumsi pangan akan lebih beragam
serta umumnya akan terjadi peningkatan konsumsi pangan yang lebih bernilai gizi
tinggi.
Secara umum, diketahui bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi pola dan
tingkat pengeluaran rumah tangga. Suatu rumah tangga akan mengalokasikan
pendapatannya untuk pangan, setelah itu kebutuhan yang lain. Jika pendapatan
yang diperoleh tidak mencukupi untuk membeli bahan pangan, maka risiko untuk
menjadi rawan pangan menjadi semakin tinggi.
Kenaikan tingkat pendapatan per orang, akan menyebabkan perubahan
dalam susunan pangan yang dikonsumsi. Akan tetapi, pengeluaran untuk pangan
yang lebih banyak tidak menjamin lebih beragamnya konsumsi pangan.

5
Kadangkadang perubahan utama yang terjadi dalam kebiasaan makanan adalah
pangan yang dikonsumsi lebih mahal harganya.
Hal ini sejalan dengan penelitian bahwa pola konsumsi diduga menjadi
salah satu pemicu kurangnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga yang
menyebabkan rumah tangga menjadi rawan pangan. (Saputri, dkk. 2016)

2.2 Komponen System Pangan dan Gizi

Ada 4 komponen system pangan dan gizi:

a. Penyediaan pangan, ketersediaan pangan merupakan kondisi penyediaan


pangan yang mencakup makanan dan minuman yang berasal dari
tanaman, ternak dan ikan. Serta turunannya bagi penduduk suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu. Ketersediaan pangan merupakan suatu
system yang berjenjang mulai dari nasional, provinsi (regional), local
(kabupaten/kota), dan rumah tangga. (scribd)
b. Distribusi pangan, merupakan salah satu subsistem ketahanan pangan
yang peranannya sangat strategis, apabila tidak dapat terselenggara
secara baik dan lancer, bahan pangan yang dibutuhkan masyarakat tidak
akan terpenuhi. Distribusi pangan ini di harapkan dapat terlaksanan
secara efektif, efisien dan merata disetiap lokasi berlangsungnya
transaksi bahan pangan kebutuhan masyarakat. (Ruauw. 2015)
c. Konsumsi makanan, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu. Penilaian konsumsi
makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam menentukan
status gizi perorangan atau kelompok. (Supariasa. 2016)
d. Utilisasi makanan, subsistem gizi merupakan resultante dari subsistem
sebelumnya, subsistem ini dicerminkan oleh status gizi yang berkaitan
dengan penyerapan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh. Dalam hal ini,
pangan akan mengalami berbagai tahapan, yaitu pencernaan yang terjadi
dari mulut sampai usus, peny6erapan (proses zat gizi masuk kedalam
darah dan diangkut ke sel-sel). Pemecahan dan sintesis dalam sel dan
pembuangan bahan-bahan yang tidak diperlukan. (scribd)

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

System pangan dan giziadalah suatu rangkaian masukan, proses, dan


keluaean sejak pangan masih dalam produksi (berupa bahan pokok primer
maupun olahan) sampai dengan tahap akhir, yaitu pemanfaatannya dalam tubuh
manusia yang diwujudkan oleh status gizi. Dalam system pangan dan gizi terdapat
serangkaian penyediaan pangan, komponen atau subsistem, yaitu produksi
ketersediaan pangan, distribusi, komsumsi, dan utilitas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. W. 2012. System kesehatan. Rajawali pers. Jakarta


Banita D. 2013. Analisis ketersediaan pangan pokok dan pola konsumsi pada
rumah tangga petani di kabupaten wonogiri. Perpustakaan.uns.ac.id.
Khomsan. A, Riyadi. H, Marliyati. S. A. 2013. Ketahanan pangan dan giziserta
mekanisme bertahan pada masyarakat tradisional suku cipta gelar di jawa
barat. Jurnal ilmu pertanian Indonesia. (online).
(http://ithh.journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/8396/6542)
Lestari. D. A. A, Martianto. D, Tanziha. I. 2018. Pengembangan indeks ketahanan
pangan dan gizi tingkat kabupaten di kabupaten bandung barat. Jurnal
ekonomi pertanian dan agribisnis. (online).
(https://jepa.ub.ac.id/index.php/jepa/article/download/29/26)
Purwantni. T. B. 2014. Pendekatan rawan pangan dan gizi: besaran, karakteristik,
dan penyebabnya. Forum penelitian agro ekonomi. (online).
(http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/5213/PENDE
KATAN%20RAWAN%20PANGAN%20DAN%20GIZI-%20BESARAN
%2c%20KARAKTERISTIK%2c%20DAN%20PENYEBABNYA.pdf?
sequence=1&isAllowed=y)
Ruauw. E. 2015. Kajian distribusi pangan pokok beras di kabupaten kepulauan
talaud. ASE. (online)
Ruswanto. A. 2017. Pangan dan gizi (lipida vitamin dan mineral). Instiper
Yogyakarta. Yogyakarta
Saputri. R, Lestari. L.A, Susilo J. 2016. Pola konsumsipangan dan tingkat
ketahanan pangan rumah tangga di kabupaten Kampar provinsi riau. Jurnal
gizi klinik Indonesia. (online)
Susilowati dan kuspriyanto. 2016. Gizi dalam daur kehidupan. Refika Aditama.
Bandung

Anda mungkin juga menyukai