Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah Pilihan NAPZA

Dosen Pengajar : Prof. dr. B. H. R. Kairupan, SpKJ, KAR, KAD.

Kelompok 2

1. Meyga R. Hode 17111101034


2. Tania G. Mumu 17111101042
3. Gloria Tampi 17111101050
4. Noviantika Manein 17111101073
5. Kezya W. A. Wangko 17111101120
6. Merlyn Lengkong 17111101125
7. Shania S. S. Sanger 17111101174
8. Velisitas Mandagi 17111101176
9. Joel Manaroinsong 16111101213

Pengertian

Alkohol adalah sejenis minuman yang memabukkan. Minuman ini biasanya dikonsumsi oleh orang
dewasa bahkan remaja pun mulai mencoba mencicipi minuman yang berbahaya ini. Dalam pergaulan di
kota-kota besar minuman beralkohol lazim dikonsmsi, seperti pesta-pesta, perayaan-perayaan, tempat
hiburan atau sekedar menunjukkan loyalitas dan identitas dalam suatu kelompok tertentu. Alkohol dapat
menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah seperti
maslaah kesehatan fisik dan mental, perilaku adaptif, hilangnya kepercayaan serta penolakan masyarakat
(Utinah, 2012).

4 tahap alkoholisme:

Tahap pertama, minum sebagai pelarian. Minum alkohol digunakan untuk melarikan diri dari kenyataan
alkohol membantu orang “ melarikan diri” dari tekanan, ketakutan dan kekhawatiran. Seseorang pada
tahap awal kecanduan alkohol telah meningkatkan tolreansi terhadap alkohol, dan mungkin tidak muncul
mabuk. Alkohol yang sangat awal tahap dicirikan dengan meneguk minuman, menyelinapkan
minumandan penolakan untuk mendiskusikan minuman alkohol.

Tahap kedua, minum menjadi suatu kebutuhan. Sesorang akan didorong untuk minum oleh keinginan
batin yang tak tertahanakan. Pada tahap ini seorang pecandu mungkin memiliki periode pantang, tetapi
dia akan selalu minum kembali. Orang ini juga mungkin dalam penyangkalan tentang masalahnya melalui
resionalisasi. Pada tahap ini orang mungkin mengalami pemadaman dan dapat menampilkan perilaku
yang agresif.

Tahap ketiga,mnum tanpa kendali. Pada dua tahap diawal, walaupun sering minum tetapi masih dapat
mempertahankan kontrol, namunpada tahap ketiga ini pecandu tidak lagi mempunyai kuasa atas
kebutuhan alkohol. Ini adalah salah satu tahap yang paling mudah utuk dikenali oleh teman ataupun
keluarga. Pekerjaannya mulai terbengkalai dan mulai bermasalah dengan hukum.

Tahap keempat,minum karena ketergantungan. Hari-hariya selalu dimulai dengan minum, selain itu juga
ditandai dengan tremor, binges, dan sering meludah. Tanda-tanda fisik alkoholisme kronis mulai terlihat
pada tahap ini, seperti kerusakan otak, penilaian yang rendah, kehilangan memori dan gangguan
konsentrasi. Seseorang yang dlam tahap ini memiliki risiko yang sangat tinggi untuk penyakit
hati,jantung, kanker mulut atau kerongkongan.

Masalah penyalahgunaan alkohol

Tanda-tanda fisik penyalahgunaan alkohol, yaitu: penurunan berat badan, sakit di perut, mati rasa di
tangan dan kaki, bicara meracau, kegoyangan sementara saat mabuk, berkeringat, gemetar, mual muntah,
kebingungan dan keadaan yang ekstrem yaitu kejang-kejang, serta halusinasi.

Tanda-tanda mental meliputi mudah tersinggung, marah, gelisah, menghindar dari kegiatan yang tidak
memberikan kesempatan untuk minum, kesulitan dalam membuat keputusan, oversleeping, berlebihan
menampilkan tangisan dan emosional.

Konsumsi minuman alkohol secara berlebihan akan berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang.
Salah satu akibat dari konsumsi alkohol yang berlebihan tersebut adalah terjadinya peningkatan tekanan
darah yang disebut hipertensi. Alkohol merupakan salah satu penyebab hipertensi karena alkohol
memiliki efek yang sama dengan karbondioksida yang dapat meningkatkan keasaman darah, sehingga
dalah menjadi kental dan jantung dipaksa untuk memompa1, selain itu konsumsi alkohol yang berlebihan
dalam jangka panjang akan berpengaruh pada peningkatan kadar kortisol dalam darah sehingga aktifitas
rennin-angiotensin aldosteron system (RAAS) meningkat dan mengakibatkan tekanan darah meningkat
(Jayanti, 2017)

Masalah sosial. Penggunaan alkohol seringkali di dasari oleh motif – motif sosial seperti meningkatkan
prestige ataupun adanya pengaruh pergaulandan perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain seperti
sistem norma dan nilai (keluarga dan masyarakat) juga menjadi kunci dalam permasalahan
penyalahgunaan alkohol.

Faktor Sosial

Penggunaan alkohol seringkali didasari oleh motif-motif seperti meningkatkan prestige ataupun adanya
pengaruh pergaulan dan perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain seperti sistem norma dan nilai
( kelurga dan masyarakat ) juga menjadi kunci dalam permasalahan penyalahgunaan alkohol.

Faktor Ekonomi

Masalah penyalahgunaan alkohol bisa ditinjau dari sudut ekonomi. Tentu saja meningkatnya jumlah
penggunaan alkohol di Indonesia juga dapat diasosiasikan dengan faktor keterjangkauan harga minuman
keras (import atau lokal) dengan daya beli atau kekuatan ekonomi masyarakat.

Faktor Budaya

Melalui sudut pandang budaya dan kepercayaan masalah alkohol juga menjadi sangat kompleks. Di
Indonesia banyak dijumapai produk lokal minuman keras yang merupakan warisan tradisional dan banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dengan alasan tradisi. Sementara bila tradisi budaya tersebut dikaitkan
dengan sisi agama yang melarang alkohol maka akan menjadi sangat bertolak belakang.

Faktor Lingkungan
Peranan negara dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan alkohol sangat
vital.Bentuk peraturan dan regulasi tentang minuman keras, serta pelaksanaan yang tegas menjadi kunci
utama penanganan masalah alkohol ini. Selain itu yang tidak kalah penting adalah peranan provider
kesehatan dalam mempromosikan kesehatan terkait masalah alkohol baik itu sosialisasi di tingkat
masyarakat maupun advokasi.

Pemecahan masalah

Mengatasi masalah penyalahgunaan alkohol dapat dilakukan dengan :

1. Memberikan bimbingan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik
lahiriah, yang menyangkut kehidupan di masa kini dan di masa mendatang terhadap individu
dnegan memberikan pandangan positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan dan peluang
untuk berkembang. Memberikan bimbingan dimaksudkan untuk membantu pecandu alkohol
untuk menghentkan mereka menjadi pecandu dan berhenti minum-munuman alkohol (Bawono,
2017)
2. Menurut Hartati & Zullies (2009) ada beberapa tips bagi pecandu menuju hidup tanpa alkohol,
yakni:
- Kemauan sendiri
- Menjauh dari lingkungan yang mendorong untuk minum alkohol
- Kurangi jumlah minum alkohol secara bertahap
- Menahan diri
- Berolahraga secara teratur
- Mendekatkan diri pada kegiatan spiritual sesuai agama yang dianut
3. Tips bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga pecandu alkohol:
- Komunikasi
Melalui komunikasi terbuka dan jujur antara antara anda dengan keluarga yang sedang dalam
kecanduan akan dapat mempengaruhi mereka untuk mengurangi konsumsi alkohol
- Memaafkan
Bagi keluarga pecandu alkohol, diharapkan untuk tidak membenci atau marah kepada
pecandu karena akan menyebabkan racun bagi jiwa dan psikologi

Sumber:

Bawono, U. 2017. Bimbingan Kiai Muh. Rosyid Ridwan dalam Usaha Pengentasan Pacandu Alkohol di
Dusun Mutihan Kelurahan Sondakan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. IAIN Surakarta: Surakarta

Utina, S. 2012. Alkohol dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Health and Sport 5 (2)

Jayanti, I., dkk. 2017. Hubungan Pola Konsumsi Minuman Beralkohol Terhadap Kejadian Hipertensi
pada Tenaga Kerja Pariwisata di Kelurahan Legian. Jurnal Gizi Indonesia 6 (1) hal. 65 – 70

Anda mungkin juga menyukai