Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WAWASAN BUDI LUHUR

PEMABUK (MANUSIA HINA)


Dosen Pengampu : Ir. Bullion Dragon Andah, M. Kom.

Kelompok G4 : Berpakarti Luhur (Berbudi Pekerti Luhur)

Ahmad Syams Dzaky (2213500164)

Altsany Zahir (2213500198)

Dimas Ariansyah (2211500653)

Razib Fazlur Rahman (2211500471)

Salsabila Marcella (2211500901)

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan dan kekuatan untuk dapat
menyelesaikan “Makalah Pemabuk (Manusia Hina)” ini. Penghargaan yang tulus dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya
kepada dosen pembibing atas kebijaksanaan dan kesediaannya dalam membimbing. Penulis
menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi penyampaian yang menjadikan
“Makalah Pemabuk (Manusia Hina)” ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Desember 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................3

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka......................................................................................................................4

2.2 Pembahasan..........................................................................................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11

3.2 Saran...................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemabuk adalah orang yang suka atau biasa mabuk. Mabuk dalam artian umum adalah
keadaan keracunan karena konsumsi alkohol sampai kondisi di mana terjadi penurunan
kemampuan mental dan fisik. Gejala umum antara lain bicara tidak jelas, keseimbangan kacau,
koordinasi buruk, muka semburat, mata merah, dan kelakuan-kelakuan aneh lainnya. Seorang
yang terbiasa mabuk kadang disebut sebagai seorang alkoholik, atau "pemabuk". namun jika
dikaji secara mendalam dalam ilmu filsafat dan agama, mabuk berarti tidak mengerti apa yang
dikerjakan namun dalam keadaan sadar.

Minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol. Minuman beralkohol adalah
minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan
cara memberi perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak,
maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan alkohol atau dengan cara
pengenceran minuman yang mengandung ethanol. minuman keras terdiri dari 3 golongan yaitu
minuman keras golongan A (kadar etanol 1-5%), minuman keras golongan B(kadar etanol 5-
20%), dan minuman keras golongan C (kadar etanol 20-50%), menurut (Permendag, 2009).

Penggunaan minuman keras secara berkepanjangan dapat menimbulkan berbagai


masalah yang terkait dengan kesehatan, sebagai contoh penyakit yang diakibatkan oleh
konsumsi minuman keras secara berlebihan adalah kerusakan jaringan otak, penyakit hati,
gangguan system pencernaan, gangguan kelenjar pancreas, gangguan system otot, gangguan
seksual dan perkembangan janin, gangguan system endokrin, gangguan system metabolisme
nutrisi, resiko kanker dan gangguan metabolism tubuh (Hawari, 2003).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah diperkirakan sekitar 25%
remaja telah menggunakan minuman keras. Kebiasaan minum-minuman keras ini terjadi pada
remaja yang berusia sekitar 15-25 tahun, dengan berbagai macam faktor pendorongnya dimulai
dari coba-coba, karena solidaritas terhadap teman, sebagai pencari identitas diri, ataupun
sebagai bentuk pelarian diri dari masalah yang dihadapi (Dinkes Provinsi Jateng, 2010).

1
Dari data yang diperoleh Riset Kesehatan Dasar, prevalensi peminum alkohol pada 12
bulan terakhir dan 1 bulan terakhir menurut Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Tengah
terutama kota Surakata dan kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut presentase di kota
Surakarta konsumsi alkohol pada 12 bulan terakhir tercatat 3,7% dan pada 1 bulan terakhir
tercatat 1,7%, sedangkan di Kabupaten Karanganyar konsumsi alkohol pada 12 bulan terakhir
tercatat 1,4 % dan pada 1 bulan terakhir tercatat 0,6%, pada umur 10-14 tahun konsumsi
alkohol pada 12 bulan terakhir 0,1% dan pada 1 bulan terkhir 0,1%, dan pada umur 15-24tahun
konsumsi alkohol pada 12 bulan terakhir 4,5% dan pada 1 bulan terakhir 2,3% (Riskesdas,
2009).

Penelitian yang dilakukan oleh (El fatah, 2009), tentang efektifitas pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswa terhadap bahanya minuman keras di SMU
Muhammadiyah, didapatkan hasil sebagai berikut yang pertama terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan tentang bahaya minuman keras antara sebelum dan sesudah pendidikan
kesehatan, yang kedua terdapat perbedaan sikap tentang bahaya minuman keras antara sebelum
dan sesudah diberi pendidikan kesehatan.

Berdasarkan study awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara tertutup kepada
Kepala desa, ketua RT, warga masyarakat dan remaja yang bertempat tinggal di Desa Blulukan
Colomadu Karanganyar, mengatakan bahwa banyak anak-anak remaja khususnya remaja putra
di desa blulukan banyak yang mengkonsumsi minuman keras, acara pesta minuman keras
biasanya dilakukan secara berkelompok di setiap gang jalan atau di rumah salah satu remaja
dan kerap kali mengganggu ketertiban umum dan membuat tidak nyaman warga masyarakat
atau lingkungan di sekitarnya, dan tidak jarang sampai terjadi perkelahian sesama remaja yang
sudah terpengaruh minuman keras. Sebelumnya belum pernah ada dari dinas kesehatan atau
tenaga kesehatan yang memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang bahaya
mengkonsumsi minuman keras.

Dari data yang di peroleh peneliti di Desa Blulukan Colomadu Karanganyar tercatat
260 remaja putra, Dari 260 remaja sebanyak 10 orang remaja yang mengkonsumsi minuman
keras melalui wawancara tertutup mengatakan mereka awalnya mengkonsumsi minuman keras
karena hanya ingin mencoba-coba saja, ingin menghilangkan stress, dan karena ikut-ikut teman
bergaul atau karna pergaulan teman-teman yang suka mengkonsumsi minuman keras. Menurut
mereka minuman keras itu minuman yang beralkohol, dapat menghilangkan stress. Ketika
ditanya dampak dari minuman keras mereka menjawab minuman keras merusak tubuh, tapi
mereka tidak tahu apa bahayanya secara pasti. Sedangkan 10 orang remaja yang tidak

2
mengkonsumsi minuman keras melalui wawancara tertutup mengatakan bahwa minuman keras
itu minuman yang merusak kesehatan dan dilarang oleh agama, tetapi mereka belum
mengetahui secara pasti dampak dan akibat yang akan dirasakan dari bahaya minuman keras,
walaupun kurang begitu memahami terhadap bahaya minuman keras, sikap mereka tidak
senang apabila melihat teman-teman mereka ada yang berpesta minuman keras atau
mengkonsumsi minuman keras, karna kerap kali mengganggu kenyamanan lingkungan
disekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab seseorang meminum minuman keras hingga mabuk?

2. Mengapa seseorang bisa kecanduan minuman keras?

3. Apa dampak buruk alkohol bagi seseorang?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mencari tahu mengapa orang tersebut bisa melakukan mabuk, sementara mabuk dapat
menimbulkan lebih banyak masalah.

2. Salah satu penyebab kebanyakkan orang mengkomsumsi minuman keras adalah ingin
merasakan ketenangan tetapi ketenangan itu cuma sementara.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 86/Men.Kes/Per/IV/77, yang


dimaksud dengan minuman keras adalah : “Semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan
obat, yang meliputi : Minuman keras Gol. A, minuman keras Gol. B dan minuman keras Gol.
C”.

Menurut Peraturan Pemerintahan No. 17 Tahun 1965 tentang “Dana Pertanggungan


Wajib Kecelakaan Penumpang” dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1965 tentang “Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan” pada Pasal 13C ayat 1 di sebutkan bahwa : "Mereka yang
mendapat kecelakaan karena dalam keadaan mabuk tidak mendapat penggantian kerugian dana
kecelakaan lalu lintas jalan”. Dalam peraturan ini belum dijelaskan kriteria seseorang bisa
dianggap mabuk, yaitu berapa batas minimal kadar alkohol yang terdapat dalam tubuh
seseorang yang di anggap mabuk.

2.2 Pembahasan
1. Alkohol
a. Pengertian
Merupakan cairan bening, mudah menguap dan mudah bergerak, tidak berwarna,
bau khas, rasa panas. Alkohol mudah terbakar dengan memberikan nyala berwarna
biru dan tidak berasap. Namun lain dari alkohol adalah Aethanol,Ehanol atau
Aethyl Alcohol. Di perdagangan kita kenal beberapa alkohol :
1) Alkohol absolut atau alkohol mutlak.
Alkohol ini merupakan hampir alkohol murni dengan kadar alkohol dihitung
sebagai C2H2OH sebesar 99,8% dengan airv 0,2%.
2) Ethanol.
Secara umum dibidang kedokteran atau farmasi bila hanya disebut Aethanolum
atau alkohol saja, maka yang dimaksud adalah alkohol berkadar 95 sampai
96,8% v/v.
3) Ethanol dilutum.
Nama lainnya adalah ethanol encer, dengan kadar alkohol 69,1% - 71,0% v/v.

4
b. Pembuatan Alkohol
1) Skala Besar
Di dalam industri, alkohol dibuat dengan cara meragikan suatu karbohidrat
(misalnya : “tetes” sebagai sisa pada pembuatan gula pasir) kemudian disuling
berulang kali atau bertingkat sampai diperoleh alkohol sesuai dengan kadar yang
diinginkan.
2) Skala Kecil
Di laboratorium, alkohol dibuat dengan cara mereaksikan bahan kimia
menggunakan katalisator ataupun tidak sampai diperoleh alkohol yang hampir
murni.
c. Penggunaan Alkohol
Alkohol luas banyak digunakan dalam industri, laboratorium, dan lain – lain. Di
bidang kedokteran atau farmasi alkohol dipakai sebagai pelarut, pengawet,
antiseptik, maupun sebagai pembunuh kuman. Di dalam minuman keras alkohol
merupakan bahan utama dengan kadar yang bermacam – macam, misalnya :
whisky, brendi, bir, anggur. Juga di dalam minuman tradisional misalnya : anggur
beras kencur, anggur obat dan lain – lainnya. Di negara – negara barat kasus
kematian dan kecelakaan yang diakibatkan keracunan alkohol lebih besar
dibandingkan di Indonesia. Di sebuah kota besar di Jawa (Surabaya) sejak tahun
1984 hanya ditemukan satu kasus meninggal karena keracunan alkohol. Pada
penggunaan alkohol yang berlebihan sampai menjadi akut jarang menimbulkan
kematian akan tetapi kematian sering merupakan akibat tidak langsung misalnya
kecelakaan lalu lintas, tenggelam dan sebagainya.
d. Farmakologi
Alkohol larut dalam air sebagai molekul – molekul yang kecil sehingga dalam
waktu yang relatif singkat dapat dengan cepat diserap melalui pencernaan,
kemudian disebarkan ke seluruh jaringan dan cairan tubuh. Pada jaringan otak
kadar alkohol lebih banyak daripada dalam darah dan urine, yaitu 1,2 – 1,3 kali
kadar alkohol dalam darah. Dalam waktu 30 menit pertama penyerapan mencapai
59% kemudian 88% dalam satu jam pertama, selanjutnya 93% dalam 90 menit
pertama.
Penyerapan alkohol melalui lambung dan selaput lendir rongga mulut sedikit, yang
terbanyak adalah melalui usus halus, yaitu 80%. Kecepatan dan banyaknya
penyerapan alkohol dalam tubuh tergantung dari :
5
1) Kadar alkohol yang diminum.
Makin tinggi kadar alkohol yang diminum makin cepat dan banyak alkohol yang
dapat diserap oleh tubuh.
2) Jumlah alkohol yang diminum, makin banyak alkohol yang diminum banyak
kadar alkohol yang ditemukan dalam tubuh.
3) Keadaan mukosa lambung dan usus, bila dalam keadaan kosong makin cepat
pula penyerapan oleh tubuh.
4) Kebiasaan minum, bila seseorang terbiasa meminum alkohol maka makin cepat
pula penyerapan oleh tubuh.
e. Keracunan
1) Terlalu banyak minum – minuman keras misalnya :
a) Pada pertaruhan minum – minuman keras (jorjoran).
b) Krisis kejiwaan.
c) Hanya untuk bersantai/pergaulan.
d) Untuk bunuh diri.
e) Pada remaja/anak – anak karena kurangnya pengetahuan tentang keracunan
alkohol sehingga meminum berulang – ulang.
2) Karena menghirup uap alkohol.
2. Minuman Keras
a. Pengertian
Kemajuan di bidang industri antara lain berdirinya pabrik minuman keras secara
syah/legal selain mempunyai dampak positif yaitu menambah lapangan kerja, juga
membawa dampak negatif yaitu di bidang pemakaian minuman keras.
Oleh sebab itu pengamanan dan pengawasan terhadap penggunaannya haruslah
sangat rinci, yaitu mulai dari pembuatan, peredaran, dan penjualan minuman keras
diatur oleh pemerintah melalui peraturan perundang – undangan yang harus
dipedomani oleh semua pihak yang berhubungan dengan minuman keras.
b. Golongan – Golongan Minuman Keras
1) Minuman Keras Golongan A : Adalah minuman keras dengan kadar ethanol
(C2H5OH) dari 1% sampai 5%, antara lain :
a) Bintang Baru Bir : Isi 330 ml/botol.
b) Champindo Anggur Buas : Isi 290 ml/botol.
c) Green Sand : Isi 296 ml/botol.
d) San Miguel : Isi 1000 ml/botol.
6
e) Jinro (Korean Ginseng Wine) : Isi 720 ml/botol.
f) Tiger Lager Beer : Isi 64 ml/botol.
g) Anker Bir : Isi 330 ml/botol.
h) Heineken Bier : Isi 330 ml/botol.
i) Wolf (Giness Foregn Extras Stout) : Isi 330 cc/botol.
j) Baby Breem : Isi 100 ml/botol.
2) Minuman Keras Golongan B : Adalah minuman keras dengan kadar ethanol
lebih dari 5% dengan 20%, antara lain :
a) Anggur Malaga : Isi 360 cc/botol.
b) Anggur Kolesom Cap 39 : Isi 600 ml/botol.
c) Whisky (Asoka Pelikan) : Isi 1000 cc/botol.
d) Kucing Anggur Ketan Hitam : Isi 650 cc/botol.
e) Lengkeng Port Intisari : Isi 750 cc/botol.
f) 5 Koleson (Anggur Beras Kencur) : Isi 650 ml/botol.
g) Mahoni (Anggur) : Isi 300 cc/botol.
h) Malaga : Isi 650 cc/botol.
i) Mc. Donald (Arak Kolesom) : Isi 650 ml/botol.
j) Orang Tua Anggur : Isi 620 ml/botol.
3) Minuman Keras Golongan C : Adalah minuman keras dengan kadar ethanol
lebih dari 20% sampai dengan 55%, antara lain :
a) Kuda Mas (Brendi) : Isi 620 cc/botol.
b) Kuda Pacu Jenever : Isi 600 cc/botol.
c) Mansion House (Brandy VSOP) : Isi 720 ml/botol.
d) Mc. Donald (Brandy) : Isi 650 ml/botol.
e) Orang Tua Arak : Isi 620 ml/botol.
f) Scotch Brandy : Isi 620 cc/botol.
g) Sea Hors (Brandy) : Isi 725 cc/botol.
h) Stevenson (Brandy) : Isi 600 ml/botol.
i) T. K. W. Brandy : Isi 325 cc/botol.
j) Wincarno Anggur : Isi 640 cc/botol.
3. Gejala Penyalah Gunaan Minuman Yang Mengandung Alkohol
Alkohol berkhasiat menekan aktifitas susunan saraf pusat. Dalam jumlah sedikit akan
mempengaruhi pusat pengendalian diri dari otak dan berkhasiat seolah – olah sebagai
perangsang (stimulans) susunan saraf. Karena penekanan pengendalian diri tersebut,
7
rasa malu akan berkurang, peminum akan lebih berani berbicara dan lebih leluasa
berkomunikasi dengan orang lain, juga peminum tidak akan merasa cemas.
Minum – minuman keras dalam jumlah banyak mengakibatkan peminum akan jalan
sempoyongan, berbicara menjadi tidak jelas (pelo/cadel), daya ingat dan kemampuan
menilai sesuatu terganggu untuk sementara waktu. Dalam jumlah lebih banyak lagi
dapat menimbulkan koma bahkan kematian. Pada intoksikasi (keracunan), lebih
dikenal dengan istilah mabuk, terlihat gejala : Pembicaraan cadel, banyak bicara,
koordinasi motorik terganggu (jalan sempoyongan), bola mata bergerak – gerak ke
samping (nystagmus), mata merah, terjadi perubahan alam perasaan, mudah marah
dan tersinggung.
Kasus keracunan alkohol dapat dibagi dalam 5 tingkat, yaitu :
a. Tingkat sub klinik, bila kadar alkohol dalam darah 0 – 100 mg/100 ml darah atau
dalam urine 0 – 150 mg/ 100 ml urine. Dalam keadaan ini orang masih kelihatan
normal hanya sedikit perubahan dalam test kepekaan psikologi.
b. Tingkat stimulasi, bila kadar alkohol dalam alkohol 40 – 220 mg/100 ml urine.
Pada tingkat ini emosi tidak stabil, daya tahan menurun, tidak ada koordinasi otot
dan respon terhadap orang lain sangat lambat.
c. Tingkat kebingungan (confusion), bila kadar alkohol dalam darah 180 – 310
mg/100 ml darah atau dalam urine. Gejala yang terlihat adalah adanya gangguan
sensasiona (alam perasaan), terjadi disorientasi (tidak ada penyesuaian terhadap
lingkungan), jalan sempoyongan dan bicara tidak terkontrol.
d. Pingsan, bila kadar alkohol dalam darah 270 – 440 mg/100 ml darah atau dalam
urine 360 – 480 mg/100 ml urine. Dalam keadaan ini respon terhadap rangsangan
menurun dan tidak ada koordinasi pada otot sehingga terjadi kelumpuhan
(paralysis).
e. Keadaan koma, bila dalam alkohol 300 – 550 mg/100 ml urine. Dalam keadaan ini
ketidaksadarannya sempurna, temperatur dibawah normal, gerak refleknya
melemah atau tidak ada sama sekali. Bila sudah melampaui keadaan ini akan sukar
sama sekali untuk ditolong. Dan bila kadar alkohol sudah lebih dari 450 mg/100
ml darah atau dalam urine lebih dari 600 mg/100 ml urine, maka untuk ditolong
dan penderita akan meninggal.
4. Akibat Penyalah Gunaan Minuman Yang Mengandung Alkohol
a. Gangguan kesehatan fisik :

8
Minuman keras dalam jumlah yang banyak pada waktu yang lama dapat
menimbulkan kerusakan hati, jantung, pankreas, lambung, dan otot. Pada
pemakaian kronis minuman keras, dapat terjadi pengerasan hati
(cirrhosishepatitis), peradangan pada pankreas (pancreatitis), peradangan lambung
(gastritis) dan tukak lambung (ulcus ventriculi).
Pada wanita hamil minuman keras akan mengakibatkan bayi yang dilahirkan
mempunyai berat badan dibawah normal dan adanya keterbelakangan mental
(retardasimental) atau pertumbuhan janin yang tidak sempurna.
b. Gangguan kesehatan jiwa :
Minuman keras secara kronis dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan
kerusakan permanen pada jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan daya
ingatan, kemampuan daya penilaian, kemampuan belajar dan gangguan jiwa
tertentu.
c. Gangguan fungsi sosial/pekerjaan :
Akibat minuman keras, alam perasaan seseorang menjadi berubah, orang menjadi
mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan terganggu. Hilangnya daya
ingatan dan terganggunya kemampuan untuk menilai sesuai (judgment)
mengakibatkan yang bersangkutan yang terpaksa dikeluarkan dari pekerjaan.
d. Gangguan terhadap ketertiban dan keamanan masyarakat :
1) Menurut penelitian di Amerika Serikat terhadap para narapidana, 80% dari
padanya melakukan kejahatan di bawah pengaruh minuman keras. Ini
disebabkan karena pengaruh alkohol pusat pendidikan diri seseorang sehingga
yang bersangkutan menjadi agresif.
2) Pengaruh minuman keras terhadap keselamatan lalu lintas : dalam keadaan
mabuk, seseorang pengendara kendaraan motor dapat membahayakan dirinya
dan juga orang lain oleh karena kecermatan penglihatan dan kemampuan
membedakan warna lampu lalu lintas akan terganggu.

Perlu dijelaskan bahwa sekali seseorang menggunakan minuman yang beralkohol,


maka orang itu akan mengalami ketergantungan yang sulit untuk disembuhkan. Perlu diatur
dan diawasi dalam rangka mencegah terjadinya hal – hal yang dapat merugikan atau
membahayakan kesehatan maupun ketentraman masyarakat.

Masalah minuman keras menyangkut tugas dan wewenang beberapa Instansi maupun
Departemen, sesuai dengan ruang lingkup tugas masing – masing salah satunya adalah penegak

9
hukum/polri yang harus melindungi masyarakat dari para pemabuk maupun dalam hal
gangguan ketertiban lalu lintas.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan penjelasan diatas kita dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung Etanol.


2. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran.
3. Minuman keras adalah produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi dengan
meragikan sebuah karbohidrat.
4. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 86 Tahun 1997, minuman beralkohol
dibedakan menjadi tiga golongan.
5. Golongan A dengan kadar alkohol 1 – 5%.
6. Golongan B dengan kadar alkohol 5 – 20%.
7. Golongan C dengan kadar alkohol 20 – 55%.
8. Adapun proses produksi fermentasi karbohidrat mencangkup 3 tahapan, yaitu :
Pembuatan larutan Nutrien, Fermentasi dan Destilasi Etanol dari cairan fermentasi
tersebut.
9. Di berbagai negara hanya sejumlah kalangan saja yang mengkonsumsi minuman
keras, umumnya orang – orang yang telah melewati batas usia tertentu.
10. Gejala minum – minuman keras dapat terlihat pada fisik dan kesadaran
pengkonsumsi tersebut.
11. Akibat penyalah gunaan minum – minuman keras dapat membahayakan jiwa
seseorang seperti kematian.
3.2 Saran

Dari uraian diatas dapat disarankan beberapa hal, diantaranya :

1. Perlunya pemahaman dari generasi muda akan efek negatif dari alkohol dan minuman
keras.
2. Perlunya ketegasan Pemerintah dan Penguasa dalam membatasi atau bahkan
menghapuskan minuman keras dari lingkungan.
3. Perlunya memiliki landasan Hukum yang kuat dan mapan sebagai landasan utama
untuk mengatur proses pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan politik serta
character building.
11
4. Semua pihak harus terus berusaha agar penggunaan dan penyalah gunaan minuman
keras dapat dihentikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mitra Bintibmas, Jakarta, 2007. Mabes Polri – Warta BNN – Misteri, Vademecum
Masalah Narkoba, Narkoba Musuh Bangsa – Bangsa. Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai