Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Pendidikan Pancasila Kelas 6


Penyalahgunaan Zat Terlarang di Lingkungan Masyarakat
Dosen Pengampu: Dra. Asima Yanty S Siahaan, M.A.Ph.D

DISUSUN OLEH :

Aqidatul Izzah 221501020


Qhelen Mayline Chandra 221501051
Farisah Ardiyanti 221501132
Nasywa Nabila Ramadhant 221501149
Shera Kasan Shahrezan 221501165

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-
Nya sehingga dapat terselesaikannya makalah Pendidikan Pancasila yang berjudul
“Penyalahgunaan Zat Terlarang di Lingkungan Masyarakat”. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu mengharapkan saran dari para pembaca agar
kedepannya dapat jauh lebih baik lagi. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Medan, 5 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
2.1 Peredaran dan Dampak Narkoba Di Indonesia .............................................. 2
2.2 Hubungannya dengan Pancasila ..................................................................... 3
2.3 Hubungannya dengan Sustainable Development Goals (SDG) ..................... 4

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 5


Jawab Pertanyaan .................................................................................................. 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Di Dunia, terdapat zat zat Narkoba atau NAPZA. Narkotika adalah zat atau obat baik
yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan
kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang
bisa memberikan manfaat dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada
beberapa jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses
penyembuhan karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang
berlebih, bisa menyebabkan kecanduan yang mana dapat mempengaruh kondisi kejiwaan atau
psikologi seseorang, baik itu pikiran, prilaku ataupun perasaan atau menyebabkan
ketergantungan terhadap zat atau bahan ini. Ada beberapa yang termasuk narkoba atau NAPZA
yaitu : Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif.

Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan


pada risiko ketergantungan.
1. Narkotika Golongan 1
Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat berbahaya jika
dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.
2. Narkotika Golongan 2
Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai dengan
resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya seperti
Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan.
3. Narkotika Golongan 3
Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan
dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.
contohnya adalah Codein.

Alasan memilih topik penyalahgunaan zat karena terkait dengan jurusan sendiri yaitu
farmasi, dimana kami nantinya tenaga kefarmasian diperlukan untuk mengatur peredaran obat
narkotik dan psikotropik terutama yang melalui suntik karena efek yang ditimbulkan sangat
serius.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peredaran dan Dampak Narkoba Di Indonesia

Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya mendapat
bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak kenal jenis kelamin
dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat berbahaya ini.

Pada tahun 2019 Kantor PBB Urusan Obat-obatan dan Kejahatan (UNODC) melaporkan,
Indonesia menduduki peringkat kedelapan sebagai negara yang terbanyak melakukan penyitaan
narkoba jenis sabu-sabu atau amphetamine type stimulants (ATS). Jumlah sabu-sabu yang disita
Indonesia mencapai 18,53 ribu kilogram. Sedangkan dalam kurun waktu pada tahun 2021 hingga
pertengahan tahun 2022 telah berhasil mengungkap 55.392 kasus tindak pidana narkoba dan
71.994 orang tersangka, dengan barang bukti narkoba berupa 42,71 Ton sabu; 71,33 Ton Ganja;
1.630.102,69 Butir Ekstasi; dan 186,4 Kg Kokain. Para Pelaku pengguna narkoba bukan hanya
dari kalangan orang dewasa ke atas saja, tetapi Menurut data dari Badan Narkotika Nasional
(BNN), sebanyak 2,2 juta remaja di 13 provinsi di Indonesia menjadi penyalahguna narkoba dan
mengalami kenaikan hingga 24-28% di tahun 2019.

Contoh kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia, salah satunya Mantan Anggota


Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Indra Jaya Piliang ditangkap di Diskotek Diamond, Tamansari,
Jakarta Barat pada 13 September 2017. Indra ditangkap bersama dua rekannya. Mereka
kedapatan memiliki sabu-sabu dengan adanya alat hisap dan cangklong bekas pakai yang
ditemukan saat penangkapan. Lalu Kasus lainnya, artis Ardhito Pramono ditangkap dan
ditetapkan menjadi tersangka karena penyalahgunaan narkoba di rumahnya di kawasan Duren
Sawit, Jakarta Timur, 12 Januari 2022. Ditemukan dua paket ganja yang memiliki berat 4,8
gram, kemudian satu bungkus kertas vapir, kemudian satu pil Alprazolam. Maraknya kasus
narkoba di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti rasa ingin tau yang tinggi,
lingkungan pertemanan, bahkan di lansir dari beberapa kasus terbukti pada zaman sekarang para
produsen narkoba sudah semakin pandai dalam menyelundupkan narkoba ke berbagai negara.

2
2.2 Hubungannya dengan Pancasila

Hubungan penyalahgunaan zat terlarang dengan Pancasila

1. Sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa”


Penyalahgunaan narkoba seakan-akan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Sudah sejak lama kita mendengar berbagai seruan tentang “ SAY
NO TO DRUGS” tetapi hal tersebut hanya seruan yang tidak menghasilkan tindakan.
Penyalahgunaan narkoba sering bertolak belakang pada masing-masing nilai pancasila.
Terutama pada sila pertama Pancasila. Sila ini mengajarkan agar semua masyarakat
Indonesia taat dalam beragama sesuai dengan agama yang dianut. Dalam ajaran agama
tidak ada agama yang membenarkan bahwa mengonsumsi ataupun mengunakan barang
haram (narkoba). Hal ini berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan
narkoba secara tidak bertanggung jawab, dampak yang muncul antara lain manusia
merasa tidak mempunyai beban dalam hidup padahal Tuhan telah memberikan setiap
manusia ujian dalam hidup jika manusia mengonsumsi narkoba maka narkoba akan
memberi efek tenang dan secara tidak langsung dapat menyebabkan manusia lari dari
masalah yang harusnya dihadapi bukannya dihindari.
2. Sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”
Penyalahgunaan zat-zat narkotika dan psikotropika juga melanggar sila kedua pancasila,
yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Jika seorang warga Indonesia menerapkan sila
tersebut, maka akan terbentuk jiwa sosial yang tidak akan menyakiti dan merugikan diri
sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Penyalahgunaan zat-zat narkotika dapat
membawa dampak buruk bukan hanya ke diri si pengguna namun juga ke lingkungannya.
Adapun beberapa efek buruk yg dapat berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang
sekitar adalah sebagai berikut :
- meningkatnya tindakan kriminal
- mengganggu keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat sekitar
- gangguan kesehatan bagi penggunanya
- meningkatkan beban ekonomi bagi penggunanya
3. Sila ketiga “Persatuam Indonesia”
Narkoba dapat mempecah belah bangsa. Hal ini karena kekuatan bangsa ada dianak
mudanya seperti yang di tuturkan bung karno yaitu "berikan aku 1000 orangtua maka
akan kucabut gunung semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda akan ku guncangkan
dunia". Hal ini yang membuat jika generasi muda atau pemuda kita hancur moral akhlak
akibat penyalahgunaan narkoba maka akan hancur persatuan dan kesatuan NKRI.
Maka dari itu hal ini harus di hindari untuk kalangan kaum muda.hal ini dapat
diminimalisir jika kita selaku orang tua dan semua pihak yang berdampingan dengan
anak atau remaja bisa bekerja sama dalam hal penyuluhan pembimbingan dan
pengawasan anak-anak kita dan harus mengajarkan pancasila dalam kehidupan sehari
hari maka dari itu kami menghimbau kepada semua elemen yang berperan penting
terhadap tumbuh kembang anak supaya dengan sungguh sungguh dalam hal ini.
3
2.3 Hubungannya dengan Sustainable Development Goals (SDG)

Hubungannya dengan SDG yaitu:

1. Quality Education
Dibutuhkannya pendidikan lebih tentang pengetahuan akan dunia perobat-obatan di
lingkungan masyarakat Indonesia
2. Responsible Consumption and Production
Pertanggung jawaban dari orang yang membuat produk narkotika atau zat adiktif sangat
di butuhkan, diberikan pemahaman kepada masyarakat cara penggunaan yang baik dan
benar
3. Good Health and Well-Being
Dibutuhkannya kesehatan baik secara fisik maupun mental oleh masing” pengguna
obat”an agar mengetahui baik dan buruknya penggunaan obat bagi diri mereka

4
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk mengatasi bahaya narkotika di masyarakat Indonesia, diperlukan kesadaran untuk


memantapkan dan memperbaharui nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Negara dan
negara Indonesia memiliki idealisme Pancasila. Sudah menjadi falsafah nasional yang harus
benar-benar dihayati oleh seluruh rakyat Indonesia, terutama para pemuda eksekutif para
pemimpin bangsa. Jika seluruh rakyat Indonesia berpegang teguh pada Pancasila, kehidupan
masyarakat Indonesia akan damai dan tidak terpengaruh oleh budaya lain dengan idealisme lain.
Nilai-nilai Pancasila untuk menjaga kredibilitas budaya dan sikap Indonesia serta berdampak
besar bagi pendidikan moral dan karakter bangsa dengan memerangi peredaran dan
penyalahgunaan narkoba serta memutuskan rantai permasalahan narkoba. Makna nilai-nilai
Pancasila, kita harus memahami dengan benar makna ideologi nasional Indonesia untuk bersatu
dan bersatu, sebagai standar nasional dan nasional, dan untuk memerangi perdagangan dan
penyalahgunaan narkoba. Maka dari itu kita sebagai bangsa Indonesia bisa menjaga dan
memahami Fungsi dan kegunaan dari zat-zat yang dikonsumsi oleh kita. Dan menjaga nafsu
akan hal tersebut.

5
JAWAB PERTANYAAN

1. Kita tau dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar berita bahwa hampir berhasil
terjadi penyelundupan narkotika dari negara lain yang akan diedarkan ke Indonesia, jika
berhasil ditangkap berarti sebelumnya sudah banyak diseludupkan. Pemerintah sendiri
sudah ketat menjaga di pelabuhan dan bandara mengenai narkoba dan sudah di cek.
Dimana letak kesalahan penyelundupan yang udah berhasil, apa yg harus kita benahi
dalam hal tersebut?
* Tindak pidana penyelundupan masih bisa berhasil / tetap terjadi, disebabkan karena
adanya faktor penghambat yaitu salah satunya adalah Sumber Daya Manusia yang masih
kurang memadai sehingga dalam pengawasan terhadap tindak pidana penyelundupan
masih lemah. Diperlukan pengawasan lebih, baik dari masyarakat maupun dari aparat
yang bertugas untuk sama-sama menjaga agar tidak terjadi penyeludupan yang
berkelanjutan.

2. Contoh program kerja sama antara ketenagakerjaan kesehatan dengan hukum dalam
menangani kemarakan narkotika
*Kerja sama antara pemerintah dengan tenaga medis tertera dalam spirit Inpres No.2
Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), di mana BNN menjadi leading
sector seluruh Kementerian dan Lembaga, Pemda, hingga komponen masyarakat. Dalam
upaya pelaksanaan P4GN, Kementerian Kesehatan merupakan mitra BNN yang sangat
strategis selama ini. Kaitannya dengan upaya optimalisasi dalam bidang rehabilitasi,
Kepala BNN meminta dukungan dari Kemenkes untuk penggunaan fasilitas Kesehatan
RSJ untuk program rehabilitasi terhadap penyalahgunaan narkoba sesuai dengan standar.

3. Apa hukuman atau tindakan Pemerintah dalam menghukum tni atau polisi yang
membantu penyeludupan narkoba?
*Pelepasan hak atau jabatan sebagai aparat negara dan pidana sesuai dengan hukuman
pengedaran narkoba yang tertera pada pasal 111, 112, 113, 114, dan 132 yaitu ancaman
hukuman minimal 4 tahun dan maksimal hukuman mati.

4. Faktor utama mengapa anak muda menggunakan narkoba, kenapa anak muda apa yang
mendorong mereka mau terjebak dalam narkoba? Dan kaitannya dengan Pancasila
* Berikut ini adalah berbagai faktor yang dapat membuat anak-anak dan remaja lebih
berisiko terjerumus dan menjadi pecandu narkoba:
1. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dari teman sebaya merupakan faktor risiko tertinggi penyalahgunaan
narkoba pada remaja. “Ikut teman” atau “agar diterima di pergaulan” dapat memicu
remaja untuk mulai mencoba narkoba hingga menjadi kecanduan.
2. Faktor psikologis
Remaja yang mengalami stres berat, gangguan perilaku, atau masalah psikologis, seperti

6
depresi dan gangguan cemas, lebih berisiko mengalami kecanduan narkoba. Bagi mereka,
mengonsumsi narkoba bisa menjadi salah satu cara atau bahkan solusi untuk mengatasi
berbagai masalah yang sedang mereka alami.
3. Faktor genetik
Faktor keturunan juga menjadi salah satu faktor risiko penyalahgunaan narkoba pada
remaja. Seorang remaja berisiko besar menjadi pecandu narkoba jika ia memiliki orang
tua atau saudara kandung yang juga mengalami kecanduan narkoba atau alkohol.
4. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu juga bisa membuat remaja penasaran untuk mencoba narkoba hingga
akhirnya menjadi seorang pecandu. Penelitian menunjukkan bahwa mencoba narkoba
pada usia muda akan meningkatkan risiko menjadi pecandu di kemudian hari. Faktor
penasaran dan rasa ingin tahu inilah yang rata - rata menjadi penyebab klien
pemasyarakatan menjalani pidana karena kasus Narkoba.
Dan jika di kaitkan dengan Pancasila, Pancasila jelas menentang masyarakat Indonesia
untuk menggunakan narkotika, seperti sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang
Maha Esa" sila ini mengajarkan agar semua masyarakat Indonesia taat dalam beragama
sesuai dengan agama yang dianut. Dalam ajaran agama tidak ada agama yang
membenarkan bahwa mengonsumsi ataupun mengunakan barang haram (narkoba).

5. Tanggapan kita terhadap penggunaan medis zat narkotika pada pasien yang
membutuhkan
*Penggunaan zat narkotika terhadap pasien yang membutuhkan merupakan hal yang
seharusnya atau boleh dilakukan oleh petugas medis namun harus dengan dosis yang pas
dengan yang dibutuhkan oleh masing – masing pasien.

Anda mungkin juga menyukai