Anda di halaman 1dari 26

TUGAS TERSTRUKTUR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT AGAR INDONESIA

BEBAS NARKOBA”

Dosen Pengampu :

Drs. Bambang Suswanto, M.Si.

Disusun Oleh :

Yudisthira Pangestu (I1E019008)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamuaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulisan makalah yang berjudul “PERAN

PEMERINTAH DAN MASYARAKAT AGAR INDONESIA BEBAS

NARKOBA” berhasil diselesaikan.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Dalam

penyusunan makalah ini peyusun merasa masih banyak kekurangan-kekurangan

baik pada teknis penyusunan maupun isi ringkasan, mengingat kemampuan yang

dimiliki oleh penyusun. Untuk itu saran dan kritikan dari semua pihak sangat

membantu penyusun dalam penyempurnaan penulisan makalah ini. Penyusun

berterima kasih kepada Bapak Drs. Bambang Suswanto, M.Si. Selaku dosen

pengampuh mata kuliah pendidikan kewarganegaraan yang telah memberikan

tugas makalah ini. Penyusun berharap dengan adanya penulisan makalah ini dapat

memberikan sesuatu hal yang bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Purwokerto, 31 Maret 2020

Yudisthira Pangestu

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.....................................................................................3-6

B. Perumusan masalah................................................................................7

C. Tujuan.....................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

A. Beberapa kasus Narkoba terbesar di Indonesia...................................8-10

B. Peran pemerintah…………………………………………………...10-13

C. Peran masyarakat…………………………………………...………13-17

D. Hubungan pemerintah dan masyarakat…………………………….17-18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................19

B. Sara……………………………………………………………….19-21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...22-23

KLIPING KASUS……………………………………………………………24-26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain

"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari

narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada

kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi

penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-

senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak

dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.[butuh rujukan] Namun

kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis

yang semestinya.

Pada saat ini di dunia terdapat 354 jenis narkoba. Pemasok Narkoba di

Indonesia diketahui berasal dari Afrika Barat, Iran, Eropa, dan yang paling

aktif adalah pemasok dari Indo China.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).

Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam

lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:

3
 Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing,

jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan

damar ganja.

 Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta

campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan

tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku

(Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika

menurut undang-undang tersebut, tetapi setelah diundangkannya UU No. 35

tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II

dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila

bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan

IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika

antara lain:

 Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax,

Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital,

Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic

Diethylamide) dan sebagainya.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi

sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau

kokaina yang dapat mengganggu sistem saraf pusat, seperti:

4
 Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan

pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek

 yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol

atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat,

aceton, ether dan sebagainya.

Di zaman serba canggih dan modern ini siapa yang tidak kenal kata

narkoba. Narkoba sendiri sudah tidak lagi di telinga kita, semua orang tau apa

itu narkoba dan dampak yang ditimbulkan dari narkoba. Saat ini, jutaan orang

telah terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba, ribuan nyawa melayang

setiap saat karena jeratan narkoba dan memiliki banyak keluarga yang hancur

karena narkoba, serta tidak sedikit jumlah pemuda penerus bangsa yang

membutuhkan masa depan karena terjebak menangkap obat haram tersebut.

Di Indonesia sendiri penyebaran narkoba telah menjadi “Darurat Narkoba”

dan harus dicarikan jalan penyelesaiannya dengan segera. sangat besar yang

telah ditimbulkan oleh narkoba baik materi maupun nonkeuangan yang

sangat besar setiap tahunnya bagi Indonesia.

5
Penyebaran narkoba di Indonesia yang bertambah setiap tahunnya semakin

meningkat oleh jumlah penduduk Indonesia yang besar. Indonesia menjadi

salah satu pasar yang luar biasa mengundang bagi para mafia narkoba untuk

memasukkan barang haram tersebut ke wilayah Nusantara. Pengguna narkoba

di Indonesia yang terbanyak dari tahun ke tahun masih di dominasi oleh

pelajar, dalam hal ini siswa dan anak-anak sekolah khusus tingkat SMA dan

SMP. Di wilayah Indonesia sendiri peredaran narkoba telah meneyabar

sampai ke seluruh pelosok negeri. Sangat mudah untuk mendapatkan barang

haram tersebut di wilayah-wilayah Indonesia.

6
B. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peran pemerintah dalam memberantas Narkoba di Indonesia?

2. Bagaimana peran masyarakat dalam membantu pemerintah untuk

memberantas Narkoba di Indonesia?

3. Bagaimana hubungan pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi

masalah Narkoba di Indonesia?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui peran pemerintah dalam memberantas Narkoba di Indonesia.

2. Mengetahui Peran Masyarakat dalam membantu pemerintah untuk

memberantas Narkoba di Indonesia.

3. Mengetahui hubungan pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi

masalah Narkoba di Indonesia.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. BEBERAPA KASUS NARKOBA TERBESAR DI INDONESIA

1. 1 Ton Sabu di Batam, 2018

Sigurot-864 yang berpatroli di perairan Selat Phillip, perbatasan antara

Singapura-Batam, mendeteksi MV Sunrise Glory, kapal nelayan

berbendera Singapura melintas di luar jalur pelayaran dan memasuki

wilayah perairan Indonesia. Karena mencurigakan dilakukan pemeriksaan.

Hasilnya, seluruh dokumen MV Sunrise Glory hanya berupa foto copy.

Yang mengejutkan, petugas menemukan tumpukan karung-karung beras

yang di dalamnya ternyata berisi sabu-sabu. Diperkirakan berat total

mencapai 1 ton.

2. 1 Ton Sabu di Anyer, 2017

Tim Gabungan Satgas Merah Putih menggagalkan penyelundupan

sabu-sabu 1 ton dari Hotel Mandalika, Desa Anyer, Kecamatan Anyer,

Kabupaten Serang, Banten. Kasus ini terbongkar setelah polisi menangkap

empat warga Taiwan, Kamis, 13 Juni 2017. Mereka, LMH, CWC, LGY,

dan HY ditangkap dari dua lokasi berbeda. LMH yang jadi bos para

penyelundup ini ditembak mati.

8
3. 966 Kg Sabu di Teluk Naga, 2006

Jauh sebelum pengungkapan sabu 1 ton di Anyer, pengungkapan kasus

narkotika di Teluk Naga, Tangerang, Banten menjadi yang terbesar. Polisi

yang menyamar jadi pembeli berhasil menangkap tujuh pelaku. Barang

bukti yang diamankan yakni sabu-sabu 966 kg atau hampir 1 ton. Polda

Metro Jaya menyatakan, jaringan pengedar sabu-sabu ini merupakan

pemain baru dari Hong Kong yang dikendalikan Mr Chen.

4. 13 Juta Butir PCC di Semarang, 2017

BNN menggerebek rumah kontrakan yang dijadikan pabrik pil PCC

(paracetamol caffeine carisoprodol) di Jalan Halmahera Raya, Semarang,

Jawa Tengah. Penyidikan BNN menemukan fakta mencengangkan. Pabrik

ini telah memproduksi jutaan butir PCC per pekan. Dengan jumlah

produksi itu, keuntungan diperkirakan Rp2,7 miliar tiap bulan. Saat

penggerebekan, petugas BNN menyita barang bukti 13 juta butir PCC siap

edar. Sebanyak 14 orang ditetapkan sebagai tersangka.

5. 1,2 Juta Ekstasi dari Belanda, 2017

Berawal dari penangkapan tersangka narkoba yang terhubung dengan

jaringan sindikat di Lapas Nusakambangan, Bareskrim Polri pada 21 Juli

2017 berhasil menggagalkan penyelundupan 1,2 juta butir ekstasi asal

Belanda. Dua pelaku yang ditangkap yakni Liu Kit Cung alias Cung dan

Erwin sebagai kurir.

9
6. 2 Ton Ganja Aceh dalam Truk Kontainer, 2015

Tim Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Barat menghentikan truk

kontainer di Jalan Lintas Timur Sumatera Km 28, Desa Simpang Beringin,

Kecamatan Bandar Seikijang, Kabupaten Palelawan, Provinsi Riau, 11

Februari 2015. Truk kontainer itu berisikan 2 ton ganja kering asal Aceh

yang akan dibawa masuk Jakarta. Penangkapan ini bermula ketika petugas

menangkap tersangka ZN di Jakarta. Dari informasi anggota sindikat

narkoba inilah terkuak informasi bakal masuknya ganja kering ke Ibu Kota

dengan menggunakan truk kontainer.

B. PERAN PEMERINTAH

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prof. H. M. Tito Karnavian, Ph.D

memaparkan peran Kementerian Dalam Negeri dalam Pencegahan,

pemberantasan, penyalahgunaan, peredaran Gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika pada saat menerima Audiensi Global Commission on

Drugs Policy.

Pertemuan dilakukan di Ruang Kerja Mendagri Gedung A

Kemendagri, Jakarta Pusat, Rabu (29/01/2020).

Sebagai panduan di tingkat pemerintah daerah dalam penanganan

narkotika, Kementerian Dalam Negeri menerbitkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2019 tentang Fasilitasi Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika.

10
“Sesuai dengan Permendagri dimaksud, kepala daerah sampai dengan

kepala wilayah di tingkat desa berperan untuk mengkoordinir fasilitasi

pencegahan dan pemberantasan, 3 penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika dan prekursor narkoba di wilayahnya, bekerja sama dengan

BNN, Polri dan TNI,” kata Mendagri.

Sesuai dengan Permendagri Nomor 12 Tahun 2019 dimaksud, fasilitasi

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkotika dan prekursor narkotika meliputi Penyusunan peraturan daerah;

Sosialisasi; Pelaksanaan deteksi dini; Pemberdayaan masyarakat;

Pemetaan wilayah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

dan prekursor narkotika; Peningkatan kapasitas pelayanan rehabilitasi

medis; Peningkatan peran serta dinas terkait dan pihak lain dalam

penyelenggaraan kegiatan vokasional; dan Penyediaan data dan informasi

mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika dan prekursor narkotika.

“Dalam pelaksanaan fasilitasi tersebut, kepala daerah dan kepala

wilayah menyusun rencana aksi daerah yang dilaksanakan setiap tahun,”

ujarnya.

Lebih lanjut, pada tanggal 20 Januari 2020 telah dilaksanakan

pertemuan antara Menteri Dalam Negeri sekaligus Kepala Badan Nasional

Pengelola Perbatasan (BNPP) dengan Kepala Badan Narkotika Nasional

(BNN). Dalam pertemuan tersebut disampaikan bahwa Menteri Dalam

Negeri mendukung kegiatan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

11
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang tertuang dalam rencana aksi

daerah serta mengharapkan sinergitas seluruh pihak di daerah. Secara

khusus Menteri Dalam Negeri menekankan pelaksanaan sinergitas di Pos

Lintas Batas Negara sebagai upaya pencegahan masuknya narkoba dari

luar negeri.

“Adapun dalam upaya penanggulangan kejahatan tindak pidana

narkoba, peran Polri dan BNN diarahkan kepada tindakan untuk menekan

demand dan supply peredaran gelap narkoba, di mana dalam menekan

permintaan (demand) narkoba dari pengguna/pecandu narkoba,

dilaksanakan kegiatan Pre-emtif, dan preventif. Sementara itu, untuk

menimbulkan efek jera terhadap pelaku penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika dan prekursor narkotika, diatur mengenai pemberatan

sanksi pidana, baik dalam bentuk pidana minimum khusus, pidana penjara

20 (dua puluh) tahun, pidana penjara seumur hidup, maupun pidana mati.

Pemberatan pidana tersebut dilakukan dengan mendasarkan pada

golongan, jenis, ukuran, dan jumlah narkotika,” jelas Mendagri.

Global Commission on Drugs Policy merupakan sebuah organisasi

internasional yang memiliki fokus terhadap kebijakan atas obat-obatan

terlarang, HAM, kesehatan masyarakat dan keamanan. Global

Commission on Drugs Policy berkedudukan di Swiss dan beranggotakan

12 orang mantan Sekretaris Jenderal PBB dan juga tokoh-tokoh

internasional di bidang politik, ekonomi, dan budaya.

Audiensi tersebut secara umum bertujuan untuk bertukar informasi dan

pemikiran tentang implementasi SDGs (Sustainable Development Goals)

12
yang berkaitan dengan kebijakan terhadap pengendalian obat terlarang dan

pembangunan berkelanjutan di Indonesia, serta bertukar pengalaman

tentang program-program Global Commission on Drugs Policy dalam

perlindungan kesehatan masyarakat, HAM dan pengendalian penggunaan

obat terlarang.

C. PERAN MASYARAKAT

Upaya penanggulangan narkoba membutuhkan dukungan semua

pihak termasuk peran serta masyarakat dari berbagai lapisan. Pelibatan

peran serta masyarakat diharapkan dapat membentuk daya tangkal yang

kuat terhadap ancaman narkoba.

Terkait hal ini, Ricky Yanuarfi, S.H.,M.Si, selaku Kasubdit

Lingkungan Kerja Direktorat Peran Serta Masyarakat BNN RI,

mengatakan Pelibatan masyarakat dalam pembangunan berwawasan anti

narkoba bisa dilakukan melalui, pertama, promosi hidup sehat, tanpa

narkoba, sebagai edukasi terdepan informasi bahaya narkoba. Kedua,

Masyarakat yang menjadi penggiat anti narkoba, sebagai pengembang

kapasitas SDM anti narkoba. Ketiga, pembinaan lingkungan bersih dari

narkoba. Terakhir, fasilitator, sebagai pembangun sinergitas program dan

kegiatan P4GN di internal, dan eksternal di masyarakat.

Menurut penyuluh Narkotika dari Badan Narkotika (BNN)

Provinsi DIY, Santy Dwi K berpendapat bahwa masyarakat harus bersikap

proaktif dan responsif dengan langsung mengambil peran aktif dalam

upaya penyelesaian masalah.

13
"Berpikir dengan kreatif tentang apa yang mungkin dilakukan

dalam berperan nyata mengatasi masalah narkoba. Selalu berusaha

mengambil bagian, dalam setiap kesempatan,memberikan sumbangsih

entah berupa tenaga, dana,pemikiran/gagasan/ide, atau bahkan ketiganya,

tanpa memikirkan imbalan apa yang akan didapat," ulasnya.

Sikap seperti ini menurut Santy pastilah didorong oleh rasa

kemanusiaan yang sangat tinggi, jiwa sosial, kepekaan terhadap

permasalahan orang lain apalagi permasalahan negara, dan pastilah tidak

diragukan lagi bagaimana level nasionalismenya.

Santy mengungkapkan, dalam beberapa kesempatan memberikan

penyuluhan di berbagai lapisan masyarakat, ia sering mendapatkan

pertanyaan semacam ini, "Bu, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu

mengatasi permasalahan narkoba, terutama di lingkungan sekitar kita?"

Menurutnya, banyak sekali dari kita yang bingung harus

melakukan apa. Tidak sedikit juga yang takut untuk mengambil peran

aktif.

"Takut menjadi sasaran bandar, takut mendapat kesulitan dan

tekanan dari masyarakat, bahkan justru menutupi jika salah satu

keluarganya kecanduan narkoba, karena menganggap itu adalah aib.

Padahal, mustahil permasalahan narkoba di Indonesia akan tuntas teratasi

jika hanya mengandalkan aparat penegak hukum atau lembaga berwenang

seperti BNN misalnya. Diperlukan peran serta seluruh masyarakat, tanpa

terkecuali," katanya.

14
Tidak sedikit juga yang takut untuk mengambil peran aktif. "Takut

menjadi sasaran bandar, takut mendapat kesulitan dan tekanan dari

masyarakat, bahkan justru menutupi jika salah satu keluarganya kecanduan

narkoba, karena menganggap itu adalah aib. Padahal, mustahil

permasalahan narkoba di Indonesia akan tuntas teratasi jika hanya

mengandalkan aparat penegak hukum atau lembaga berwenang seperti

BNN misalnya. Diperlukan peran serta seluruh masyarakat, tanpa

terkecuali," katanya.

Santy menerangkan, minimal ada tiga hal yang bisa dilakukan.

"Saya lebih senang menyebutnya dengan TIGA BERANI. SATU,

berani berkata TIDAK pada setiap tawaran penyalahgunaan narkoba.

Apapun kondisi dan situasi kita, sedang tertekan ataupun stress karena

masalah hidup, narkoba sama sekali bukan jawaban dan justru membuat

semakin terpuruk," ujarnya.

Bagi masyarakat yang masih sehat dan imun, keberanian untuk

selalu berkata TIDAK pada tawaran menyalahgunakan narkoba akan

membuat demand terhadap narkoba menurun, sehingga bandar akan pergi

mencari pasar lain yang lebih menjanjikan.

DUA, lanjutnya, adalah berani BEROBAT/REHABILITASI bagi

yang telah terlanjur kecanduan.

"Jangan pernah berpikir bahwa kecanduan narkoba adalah aib yang

harus ditutupi. Keberanian untuk datang ke tempat rehabilitasi atau

layanan kesehatan yang memiliki fasilitas penanganan kecanduan narkoba,

15
akan membuat pecandu pulih dan mampu menjadi manusia yang sehat dan

produktif," terangnya.

TIGA, adalah berani MELAPOR jika menemui ada kecurigaan

adanya peredaran gelap narkoba di sekitar kita. Entah di tempat kerja,

sekolah, kampus, maupun di lingkungan pemukiman kita. Kita bisa

melapor ke kantor kepolisian setempat atau melapor pada BNNK,BNNP

daerah setempat.

Percayalah, laporan dari masyarakat sangat membantu tugas

pemberantasan peredaran gelap narkoba yang ada di wilayah kita," kata

dia. Jika kita cuek dan tidak peduli, meski melihat ada peredaran gelap

nakoba di sekitar kita, maka sama saja kita turut memperparah

permasalahan narkoba di Indonesia.

D. HUBUNGAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM

MENGATASI MASALAH NARKOBA DI INDONESIA

Narkoba adalah isu kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan

oleh pemerintah saja, karena narkoba saat ini bukan masalah individu

namun sudah semua laipsan masyarakat kena, dari orang biasa, artis

sampai kepada pejabat pemerintah. Mencari solusi yang tepat merupakan

sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak

baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas

lokal.

16
Sangat penting untuk bekerja bersama antara pemerintah dan

masyarakat dalam rangka melindungi anak/remaja dari bahaya narkoba

dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan

menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi

negatif yang akan mereka terima. Selain itu,ada beberapa hal lain yang

bisa dilakukan bersama oleh pemerintah dan masyarakat untuk

memperkecil resiko penyalahgunaan narkoba antara lain dengan cara

membuat program pemetaan pemberdayaan masyarakat anti

narkoba,kemudian kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk

Memfasilitasi serta mendorong kegiatan yang dinilai positif dan cocok

pada kehidupan remaja,agar remaja tidak terjerumus untuk memakai

narkoba.

Peran aktif masyarakat untuk sesegera mungkin melaporkan jika

ada kecurigaan terhadap peredaran barang haram ini di lingkungannya,hal

ini akan sangat membantu pemerintah dalam upaya memberantas

peredaran narkoba yang ada di masyarakat,tidak usah takut untuk

melapor,karena pihak yang berwajib akan dengan senang hati untuk

menerima laporan kita dan akan dengan sigap untuk menindaklanjuti

laporan tersebut. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan

masyarakat,bukan tidak mungkin permasalahan-permasalahan tentang

narkoba dapat diselesaikan dengan mudah.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Di Indonesia sendiri penyebaran narkoba telah menjadi “Darurat

Narkoba” dan harus dicarikan jalan penyelesaiannya dengan segera. sangat

banyak kasus yang telah ditimbulkan oleh narkoba baik materi maupun

non materi serta kerugian yang sangat besar setiap tahunnya bagi

Indonesia. Jika permasalahan ini tidak cepat diselesaikan bukan tidak

mungkin generasi muda yang ada Indonesia akan hancur dan pada masa

mendatang Indonesia akan kesulitan dalam mencari generasi penerus.

Permasalahan ini merupakan permasalahan yang harus di

selesaikan bersama-sama. Tidak hanya peran pemerintah saja yang dapat

menyelesaikan semua ini, akan tetapi membutuhkan partisipasi

masyarakat. Sehingga jika terjalin kerjasama yang baik antara pemerintah

dan masyarakat,bukan tidak mungkin semua permasalahan narkoba yang

ada di negeri ini bisa diselesaikan dengan mudah.

B. SARAN

1. Untuk Pemerintah

 Kegiatan sosialisasi atau penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan

narkoba harus lebih ditingkatkan, baik dari materi yang disampaikan

maupun teknik penyampaian serta frekuensi kegiatan dan cakupan harus

18
luas, sehingga mempercepat tingkat kesadaran dan masyarakat imun

terhadap penyalahgunaan narkoba.

 Pemerintah harus melibatkan pelajar untuk menjadi duta-duta anti narkoba

di seluruh Indonesia,karena pelajar sangatlah rentan untuk terjerumus

kepada narkoba.

 Pemerintah harus lebih kreatif lagi dalam membuat iklan layanan

masyarakat tentang narkoba, sehingga menarik minat masyarakat untuk

melihatnya.

 Pemerintah harus lebih tegas lagi dalam memberikan hukuman terhadap

para bandar,penyelundup,dan pengedar narkoba agar menimbulkan efek

jera.

 Memberikan wadah dan memfasilitasi para remaja untuk melakukan

kegiatan yang positif.

 Membangun sarana olahraga yang banyak agar masyarakat bisa

menerapkan pola hidup sehat dan bisa terhindar dari narkoba.

 Merangkul warga untuk bersinergi dalam memberantas peredaran narkoba.

 Menciptakan lapangan kerja yang banyak sehingga tidak ada

pengangguran,karena biasanya orang yang terlibat dalam bisnis barang

haram tersebut adalah orang yang awalnya tidak memiliki pekerjaan.

2. Untuk Masyarakat

19
 Lebih berperan aktif lagi dan turut serta dalam segala upaya yang

dilakukan pemerintah untuk memberantas narkoba.

 Jangan takut untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib.

 Lebih mengawasi pergaulan anak agar tidak terjerumus pada narkoba.

 Harus menanamkan pengetahuan tentang narkoba kepada anak sedini

mungkin.

 Harus menerapkan pola hidup sehat.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/240974/kasi-pencegahan-bnn-kab-

kediri-ajak-siswa-man-1-lawan-narkoba

https://www-inews-id.cdn.ampproject.org/v/s/www.inews.id/amp/news/nasional/6-

kasus-narkoba-terbesar-di-indonesia-batam-setara-sindikat-anyer?

usqp=mq331AQFKAGwASA%3D&amp_js_v=0.1#aoh=15857656754433&referrer=https

%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F

%2Fwww.inews.id%2Fnews%2Fnasional%2F6-kasus-narkoba-terbesar-di-indonesia-

batam-setara-sindikat-anyer

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Narkoba

https://kicaunews.com/2020/01/30/soal-pencegahan-pemberantasan-penyalahgunaan-

dan-peredaran-gelap-narkotika-dan-prekursor-narkotika-ini-peran-kemendagri/

https://www-kompasiana-

com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/karinaangelia/peran-

pemerintah-dan-masyarakat-agar-indonesia-bebas-

narkoba_58fde23fd69373ad2e3dcc87?usqp=mq331AQFKAGwASA

%3D&amp_js_v=0.1#aoh=15857710891302&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F

21
%2Fwww.kompasiana.com%2Fkarinaangelia%2Fperan-pemerintah-dan-masyarakat-

agar-indonesia-bebas-narkoba_58fde23fd69373ad2e3dcc87

https://bnn.go.id/pelibatan-peran-serta-masyarakat-untuk-bentuk-daya-tangkal/

https://jogja.tribunnews.com/amp/2017/09/22/tiga-peran-penting-masyarakat-dalam-
menghadapi-penyalahgunaan-narkoba?page=3

https://sampit.prokal.co/read/news/11642-sinergi-pemerintah-dan-masyarakat-

diperlukan-untuk-memberantas-narkoba.html

22
KLIPING KASUS

Kasi Pencegahan BNN Kab Kediri ajak Siswa MAN 1 Lawan Narkoba

Rabu, 27 November 2019 - 12:47 | Views: 115.31k

sosialisasi peraturan perundang-undangan No 35 Tahun 2009 tentang narkotika di

MAN 1 Kabupaten kediri. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – BNN Kab Kediri hadir memberikan

sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba di MAN 1 Kabupaten Kediri, Rabu

(27/11).

Kasi pencegahan dan pemberdayaan masyarakat (P2M) BNN Kabupaten

kediri Agung Tri Nugroho, ST. M.Kom memberikan langsung sosialisasi

(Pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba)

23
P4GN bersama narasumber lain dari Polres Kediri, Kejaksaan Negeri Kediri dan

DinasPpendidikan Kabupaten Kediri dalam kegiatan penyuluhan hukum peraturan

perundang-undangan pada pelajar madrasah.

Agung memaparkan jenis dampak dan sanksi hukuman bagi para pengedar

dan penyalaguna narkoba sesuai undang-undang no. 35 tahun 2009 tentang

narkotika.

Selain memaparkan jenis dan sanksi hukumnya Agung juga menjelaskan

upaya pencegahan yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah diantaranya

melalui sosialisasi yang rutin dan pelaksanaan tes urin mandiri untuk mendeteksi

dini penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar.

"Banyak cara yang dapat dilakukan dalam mencegah penyalahgunaan

narkoba dikalangan pelajar khususnya dilingkup sekolahan seperti ini, diantaranya

lakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan juga melakukan tes urin mandiri,"

tutur Agung

BNN Kab Kediri juga telah melaksanakan tes urin mandiri di berbagai sekolahan

diantaranya waktu masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

"Kami BNN Kabupaten Kediri kemarin ketika MPLS juga melaksanakan tes

urin bagi calon peserta didik baru diantaranya MTS Jabal Nur wates dan MAN 4

Kediri," ungkapnya.

Agung juga menjelaskan masalah penyalahgunaan narkoba yang sudah

memprihatinkan yang menyerang anak-anak sekolah .

24
"Pada bandar sudah tidak lagi pandang bulu siapapun mereka sasar

diantaranya pelajar. selain untuk mendapatkan keuntungan pribadi juga merusak

generasi bangsa," ujar Agung.

Ia menambahkan Indonesia dalam darurat narkoba. "Kita tidak bisa cuek dan

menganggap remeh permasalahan ini perlu peran aktif semua pihak, ayo lawan

narkoba dan wujudkan Kabupaten Kediri BERSINAR (Bersih Narkoba),"

pungkasnya.

BNN Kabupaten Kediri terus mendorong seluruh pihak untuk dapat berperan

aktif memberikan wujud nyata dalam perang melawan narkoba ditambah sudah

adanya Inpres No. 6 Tahun 2018 dan inbup tentang rencana Aksi P4GN semua

tidak boleh diam dan cuek dengan kejahatan narkoba demi mewujudkan

kabupaten kediri Bersinar (Bersih Narkoba). Apabila masyarakat mengetahui

melihat dan mendengar ada penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba segera

hubungi kami di call center BNN Kab Kediri 0354-7415444 atau 082247566333.

(*)

25

Anda mungkin juga menyukai