Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KESEHATAN MENTAL DI USIA REMAJA

IRMA MULYATI
NIM. 2301053006
KELAS 1D-TC

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat serta
salam kita haturkan kepada teladan kita semua nabi Muhammad SAW yang telah
memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna serta
menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karna dapat merampungkan makalah yang menjadi


tugas Bahasa Indonesia dengan judul “KESEHATAN MENTAL DI USIA
REMAJA”. Selain itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak
yang sudah membantu sampai makalah ini dapat terselesaikan. Akhir kata, penyusun
sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk memperbaiki karya-karya kami
selanjutnya di waktu yang akan datang.

Padang,20 November 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1
D. Manfaat Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Mental.............................................................3
B. Sebab-Sebab Timbulnya Gangguan Mental Pada Anak Remaja.......3
C. Akibat Gangguan Mental Di Usia Remaja.........................................4
D. Cara Mengatasi Gangguan Mental Pada Anak Remaja.....................5
E. Peran Orang Tua Dalam Menjaga Mental Anak Remaja ..................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................8
B. Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Masalah kesehatan mental yang dialami remaja cukup tinggi. Data survei yang
dilakukan National Adoles Health Informasion Center NAHIC (2005) menunjukkan
bahwa remaja dan dewasa muda pada usia 10-24 tahun baik pria maupun wanita
pernah melakukan rawat jalan gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta pria
melakukan rawat jalan kesehatan mental, sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa.
Survei Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa 11,6% penduduk Indonesia
dengan usia 15 tahun mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional, sekitar
19 juta anak mengalami kesehatan mental dan sosial (Riskesdas,2007).
Data survei yang dilakukan oleh world health organization WHO (2011)
menunjukkan bahwa 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental khususnya
kecemasan dan depresi. Kesadaran atas pentingnya kesehatan mental saat ini selalu
ditanamkan oleh WHO, WHO Child and Adolescent Mental Health Atlas merupakan
salah satu upaya sistematis pertama untuk mengumpulkan data dan mendokumentasi
secara objektif layanan global dan pelatihan yang tersedia di seluruh dunia untuk
kesehatan mental anak dan remaja (WHO,2001c).

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kesahatan mental ?


2. Apa saja sebab-sebab timbulnya gangguan mental pada anak di usia remaja?
3. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari gangguan mental pada anak di usia remaja?
4. Bagaimana cara mengatasi gangguan mental pada anak di usia remaja?
5. Bagaimana peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental anak di usia remaja?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu kesehatan mental?


2. Mengetahui sebab-sebab dari gangguan mental pada anak usia remaja?
3. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari gangguan mental anak di usia remaja?
4. Mengetahui cara mengatasi gangguan mental anak usia remaja?
5. Mengetahui peran orang tua dalam menjaga kesehatan mental anak usia remaja? 12
1
National Adoles Health Informasion Center, Data Survey Masalah Kesehata Mental , (2005).
2
World Health Organization, Kasadaran Terkait Kesehatan Mental, (2011).

1
D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai bahan acuan remaja dalam mengetahui pentingnya menjaga kesehatan


mental, serta dapat dijadikan sumber bacaan dan sumber pengetahuan baru bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca secara umumnya.
2. Memberikan arahan kebijakan untuk promosi kesehatan mental untuk remaja.
3. Untuk remaja mendapatkan deskripsi,gambaran,dan referensi tentang manfaat
kesehatan mental.
4. Sebagai sumber informasi bahawa pentingnya menjaga kesehatan mental untuk
remaja

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Kesehatan Mental

Pengertian kesehatan secara umum menurut WHO yaitu: “keadaan (status)


sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan” Artinya, seseorang dinilai sehat
apabila terjadi keseimbangan yang baik antara kondisi fisik dan mentalnya.
Realitanya masih banyak masyarakat Indonesia yang masih awam tentang kesehatan
jiwa dan mental. Secara khusus, menurut Karl Menninger, individu yang sehat
mentalnya adalah “mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri,
menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta
memiliki sikap hidup yang bahagia”.3
Pieper dan Uden mengatakan bahwa kesehatan mental adalah “suatu keadaan
dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri,
memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima
kekurangan dan kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya serta memiliki kebahagiaan
dalam hidupnya”4. Selain itu, World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan
bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari
individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres
kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta
berperan serta di komunitasnya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kemampuan seseorang untuk
mengembangkan potensi diri dan memiliki kepuasan dalam hidupnya.

B.Sebab-Sebab Timbulnya Gangguan Mental Dada Anak Usia Remaja

1. Ke-trigger dengan suatu hal, faktor yang menyebabkan kesehatan mental


seorang remaja terganggu dapat terjadi karena terdapat pemicu. Pemicu ini
dapat berbagai macam mulai dari pengalaman traumatis bahkan fobia remaja
tersebut.

2. Faktor Agama, agama dan suku juga dapat menjadi hal yang memicu timbulnya
gangguan mental remaja. Hal ini biasanya terjadi di lingkungan yang mayoritas,
sehingga bagi seseorang yang minoritas sering sekali dikucilkan dan dijauhi.
Tentunya hal ini pun dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental remaja.
Karna di usia yang rentan pikiran remaja itu masih labil.

3
Karl Menninger, Pengertian Mental Yang Sehat ,(APA,1980), hlm 3
4
Pieper dan Uden, Pengertian Kesehatan Mental, hlm 4

3
3. Orientasi seksual, orientasi secara seksual juga dapat menjadi pemicu
munculnya gangguan kesehatan mental remaja. Hal ini terjadi apabila seseorang
memiliki orientasi seksual yang dianggap aneh dan tidak biasa.

4. Traumatis/Kehilangan seseorang, pengalaman traumatis merupakan salah satu


pemicu yang paling besar terhadap kesehatan mental remaja. Pengalaman yang
menyedihkan bahkan kehilangan seseorang dapat membuat jiwa menjadi
kehilangan dan akhirnya menjadi pemicu timbulnya stres dan depresi bagi
remaja tersebut.

5. Fobia, fobia juga dapat menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang
mengalami gangguan kesehatan mental. Fobia yang terdapat di setiap orang
sangat berbeda. Mulai dari takut ketinggian, air, hewan bahkan juga terdapat
orang yang fobia terhadap buah.

C. Akibat Gangguan Mental Pada Anak Terutama Di Usia Remaja

1. Hubungan menjadi tidak harmonis

Dampak yang paling ringan dari buruknya kesehatan mental seseorang adalah
tidak harmonisnya sebuah hubungan. “Kalau tidak harmonis itu jadi suka
marah-marah di dalam rumah, atau perasaannya jadi lebih sensitive. Tentu ini
tidak baik ya,” ucapnya.

2. Kesehatan fisik terganggu

Lantaran kesehetan mental dan kesehatan fisik saling berkaitan, maka jika
kesehatan mental seseorang buruk otomatis akan mempengaruhi kesehatan
fisiknya pula.

3. Bunuh diri

Dampak terburuk atau terparah akibat buruknya kesehatan mental seseorang


ialah ia nekat mengakhiri hidupnya sendiri atau bunuh diri. “ini banyak
terjadi. Mereka cari jalan pintas dengan bunuh diri,” kata Iman.
World Health Organ ization (WHO) dalam laman resminya mengatakan, ada
beberapa hal yang harus diketahui tentang upaya bunuh diri. Seperti banyak
orang berpikir tentang bunuh diri di beberapa titik dalam hidup mereka. “Jalan
dan perilaku bunuh diri adalah tanda-tanda tekanan emosional yang parah,
bukan kelemahan. Tidak apa-apa untuk bertanya kepada seseorang apakah

4
mereka berpikir tentang bunuh diri agar mungkin untuk menjadi lebih baik, ”
demikian pernyataan WHO.5

4. Dampak pada remaja

Akan berdampak pada kegiatan sosialnya, kegiatan di sekolah, pergaulan


dengan teman-teman, keluarga, produktivitas, menimbulkan penyakit fisik,
dan jika sudah parah, penderita gangguan mental bias mengalami keinginan
untuk menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri .Tindakan criminal yang
dilakukan oleh remaja seperti alcohol, narkoba, dan seks bebas, biasanya juga
dipengaruhi oleh gangguan mental yang dialaminya.6 Dampak dari gangguan
mental yang dialami oleh remaja sangat memprihatinkan, padahal masa
remaja adalah masa di mana mereka bisa bebas berkarya, bersosialisasi, dan
berkembang.

D. Cara Mengatasi Gangguan mental Pada Anak

1. Mecintai diri sendiri

Kondisi ini sering terjadi pada usia remaja, seringkali anak membandingkan
dirinya dengan orang lain. Dilansir dari Huffpost, penting untuk belajar
mengambil tindakan penuh kasih untuk diri sendiri mengenai kesehatan
emosional dan belajar menghargai diri sendiri. Dengan mencintai diri sendiri,
dapat membantu anak lepas dari kekosongan dan kesendirian.

2. Memiliki gaya hidup yang sehat

Memiliki gaya hidup yang sehat mampu mencegah penyakit kronis dan
penyakit jangka panjang. Dilansir dari the Foundation for Peripheral
Neuropathy, menjaga kesehatan penting untuk harga diri dan citra diri. Selain
itu, biarkan anak dikelilingi oleh energi yang positif, hal ini dapat melatih
anak untuk memiliki kondisi mental dan emosional yang sehat.

3. Mengekspresikan diri

Mengekspresikan diri merupakan hal yang penting dalam melatih emosional


pada anak. Ketika perasaan emosi yang tidak bisa diungkapkan tersimpan
dalam tubuh maka anak tidak akan merasa nyaman dan mudah mengalami
kesehatann mental. Berlatih mengekspresikan diri merupakan hal yang

5
World Health Organization, Upaya Bunuh Diri”, (2001).
6
Alcohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apapun yang memiliki gugus fungsional
yang disebut dengan gugus hidroksil (−OH) yang terikat pada atom karbon

5
penting untuk membangun kepercayaan diri, melepaskan emosi, serta
menjadikan anak memiliki kehidupan yang baik.

E. Peran Orang Tua Dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

1. Memperhatikan tugas perkembangan anak

Tugas perkembangan anak dapat dipelajari orangtua sejak sebelum kehamilan.


Mulai dari bagaimana menjaga kesehatan fisik dan mental saat hamil,
mengenai fase perkembangan anak sesuai usianya dan tugas yang perlu dilalui
anak. Infomasi mengenai tugas perkembangan anak dapat diperoleh orangtua
melalui internet dengan sumber yang relevan, jika kesulitan dapat
berkonsultasi dengan dokter anak, dokter tumbuh kembang, dan psikolog
anak.

2. Membangun hubungan kedekatan

Membangun hubungan dengan anak bukan hanya kehadiran fisik bersama


anak, melainkan adanya komunikasi dan kelekatan emosional. Saat bersama
anak, kita memberikan segenap pikiran, perasaan, dan perilaku hanya
bersamanya, meluangkan waktu disela kesibukan tanpa terdistraksi oleh hal
lain. Misalnya, saat menyusui, fokuskan diri menyusui dan mengajak ngobrol
anak, lakukan kontak mata dan sentuhan kulit sebagai rasa aman untuk anak.
Demikian pula ketika menemani balita bermain, fokuskan bermain peran
dengannya, mengajak ngobrol, dan menikmati kebersamaannya. Kerap kali
saat bersama anak orangtua terdistraksi7 dengan pekerjaan lain sehingga
mempengaruhi kualitas hubungan emosi yang tidak melekat baik dikemudian
hari.

3. Membangun kepercayaan diri anak

Ketika anak sudah mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan secara


mandiri, berikan kesempatan mereka untuk melakukannya. Tugas kita adalah
mendampinginya saat melakukan. Tetap perhatikan keselamatan dan bahaya
yang terjadi. Misalnya, anak ingin ikut memegang pisau saat melihat ibu
memotong buah, kita dapat memberikan anak pisau khusus anak dan berikan
sesuatu yang juga dapat dipotongnya. Dengan demikian, mereka tetap dapat
belajar mengeksplorasi kemampuan dan menjaga keselamatan. Semakin kita
memfalisitasi anak dalam mengembangkan kemampuannya secara mandiri,
rasa percaya diri akan semakin terbentuk.

7
Terdistraksi adalah adanya pengalihan fokus atau perhatian karena hal-hal yang terjadi

6
4. Menghargai perasaan anak

Seorang anak juga memiliki perasaan yang perlu didengarkan dan dihargai
oleh orangtuanya. Ketika anak marah, kita perhatikan terlebih dulu penyebab
marahnya. Berikan kesempatan anak untuk mengekspresikan emosi marah
atau sedihnya dengan cara yang aman. Saat itu kita dapat menemani mereka
tanpa memberikan nasehat apapun hingga mereka dapat melalui badai
emosinya. Dengan demikian, anak dapat merasakan dirinya dihargai oleh
orangtuanya dan mereka tumbuh menjadi anak yang mampu menghargai
orang lain.

5. Membangun suasana positif

Saat di rumah, biasakan berkomunikasi hangat dan gunakan kata-kata positif


antar anggota keluarga. Biasakan agenda kumpul bersama melalui kegiatan
makan, bermain, dan sebagainya. Ketika terjadi perbedaan pendapat,
selesaikan dengan kepala dingin. Hindari adu mulut dihadapan anak karena
mereka belum dapat memproses suatu permasalahan dengan baik.

6. Damping anak ketika mengalami kesulitan

Di setiap rentang usia anak tentunya ada tantangan yang perlu dilalui, dalam
hal ini orangtua berperan untuk mendampingi mereka tumbuh untuk
menghadapi tantangan tersebut. Misalnya, ketika anak kesulitan untuk
berpakaian sendiri, kita bisa mendampingi mereka dan memberitahukan
langkah-langkah untuk memakai dan melepas pakaian agar mudah mereka
lakukan. Hal ini perlu dibiasakan rutin agar mereka terlatih dan pada akhirnya
mampu melakukan secara mandiri.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kesehatan mental adalah kemampuan seseorang untuk mengembangkan
potensi diri dan memiliki kepuasan dalam hidupnya.
2. Sebab-sebab terjadinya gangguan mental pada anak adalah antara lain : ke-
trigger dengan suaru hal, factor agama, orientasi seksual, traumatis/kehilangan
seseorang, danfobia.
3. Adapun akibat terjadinya gangguan mental pada anak adalah sebagai berikut :
hubungan menjadi tidak harmonis, kesehatan fisik terganggu, bahkan bunuh
diri.
4. Peran orang tua dalam menjada kesehatan mentak anak adalah memperhatikan
tugas perkembangan anak, membangun hubungan kelekatan, membangun
kepercayaan diri anak, menghargai perasaan anak dan membangun suasana
positif.
5. Cara mengatasi gangguan kesehatan mental adalah dengan mencintai diri
sendiri, memiliki gaya hidup yang sehat dan mengekspresikan diri.

B. SARAN

Untuk para orang tua disarankan agar lebih memperhatikan kesehatan mental
anak terutama anak di usia remaja. Karena gangguan kesehatan mental di usia
remaja sangat rentan sekali terjadi. Gangguan kesehatan mental pada remaja
bisa terjadi karna factor dari dirinya sendiri taupun lingkungan sekitar seperti
pergaulan diluar rumah atau bahkan suasana didalam rumah sendiri. Orang tua
dapat melakukan pencegahan gangguan tersebut dengan hal yang paling
simple adalah menciptakan suasana positif didalam rumah.
Penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk
memperbaiki karya-karya kami selanjutnya di waktu yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian kesehatan, 2018. “Pengertian kesehatan Mental”


https://promkes.kemkes.go.id/pengertian-kesehatan-mental
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-pengertian-mental-kenali-jenis-
penyakitnya-kln.html#:~:text=Pengertian%20mental%2C%20adalah%20kondisi
%20di,menghasilkan%2C%20serta%20mampu%20memberikan%20kontribusi
Humayrha Aulia Chania, 2021. “Penyebab Kesehatan
Mental”https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/chania-aulia-
humayrha/faktor-penyebab-kesehatan-mental-dan-tips-mengatasinya-pada-
remaja
https://www.idntimes.com/life/inspiration/eva-yuniarti/dampak-buruk-mengabaikan-
kesehatan-mental-c1c2
https://covid19.go.id/p/berita/dampak-buruk-akibat-kesehatan-mental-yang-
tidak-baik
REPUBLIKA.CO.ID, 2021. “Pentingnya Peran Orang Tua Bagi Kesehatan Mental
Anak” pukul
16.55WIBhttps://www.republika.co.id/berita/qvm3km380/pentingnya-peran-
orang-tua-bagi-kesehatan-mental-anak
Salsabila Adinda, 2021. “Tips Mengatasi Masalah Kesehatan Mental pada
Remaja”https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/adinda-salsabila/
tips-mengatasi-masalah-kesehatan-mental-pada-remaja/3
https://www.alodokter.com/cara-menjaga-kesehatan-mental-anak-yang-perlu-
dipahami-orang-tua

Anda mungkin juga menyukai