Kesehatan Mental
tentang
Oleh:
Kelompok 1
Dosen Pengampu:
1443 H / 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengenalan Umum tentang Kesehatan
Mental” dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya, kami tidak akan mampu untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tidak lupa pulanya
kami kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW,semoga kita mendapatkan syafa’atnya di akhirat
kelak.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr. Hasneli,M.Ag pada mata
kuliah kesehatan mental serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca serta penulis
tentang kesehatan mental secara umum.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hasneli ,selaku dosen pengampu mata kuliah
kesehatan mental, atas arahan dan bimbingan Ibu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.Semoga ilmu yang Ibu berikan kepada kami bermanfaat bagi kami baik di dunia maupun di
akhirat.Aamiin.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan tentunya masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya.Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah kelompok kami di masa yang akan datang.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..….….……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………..…………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….…………..1
A. Latar Belakang…………………………………………...…………………….….…...…..3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….…………3
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………….…………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..…………..5
A. Kesimpulan……………………………….….…..……………………………..…………10
B. Saran……………..………..…………..…..…………………………..…………….……..10
DAFTAR PUSTAKA…………………………...…………………………….………………...11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Mental menurut Pieper dan Uden (2006) dalam repository.umy.ac.id
yaitu suatu keadaan di mana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap
dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat
menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah
dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki
kebahagiaan dalam hidupnya.
Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan
mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup.
Kondisi mental yang sehat akan membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih
baik dimasa mendatang (Adityawarman, 2010). Sedangkan masalah kesehatan mental
diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan
kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu (Kartono, 2000).
Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa,
serta kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan
secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya (Zakiah Daradjat, 1975). Definisi lain
tentang kesehatan mental juga dalam buku Kesehatan Mental, Konsep, dan Penerapan
Notosoedirjo dan Latipun (2005), mengatakan bahwa terdapat banyak cara dalam
mendefinisikan kesehatan mental (mental hygene) yaitu: (1) karena tidak mengalami
gangguan mental, (2) tidak jatuh sakit akibat stressor, (3) sesuai dengan kapasitasnya dan
selaras dengan lingkungannya, dan (4) tumbuh dan berkembang secara positif.
Dilansir dari sebuah artikel berita online kompas yang terbit pada 9 Desember
2019, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan
Kementrian Kesehatan RI, dr Fidianstah, Sp. KJ Menyebutkan bahwa, "Tercatat 5 kasus
bunuh diri setiap harinya pada tahun 2019 yang terjadi pada generasi milenial usia
produktif yaitu 15-29 tahun."
Indonesia sendiri termasuk ke dalam salah satu negara dengan kesehatan mental
yang buruk baik dalam pencegahan maupun penanganan tertinggi di Asia Tenggara
1
karena 1 dari 10 orangnya mengalami gangguan mental. Pentingnya edukasi mengenai
kesehatan mental bagi masyarakat merupakan salah satu bentuk pencegahan untuk
menurunkan angka kasus bunuh diri dan juga salah satu bentuk pengendalian jumlah
orang yang terkena gangguan mental. Gangguan mental sendiri merupakan gangguan
yang dialami oleh seseorang yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
faktor biologis seperti cedera, kelainan pada sistem otak, atau kerusakan sel saraf otak
yang berhubungan dengan tubuh maupun faktor psikologis seperti kekerasan, pelecehan
seksual, dan perundungan atau bullying.
Secara tidak langsung gangguan mental bisa mempengaruhi aktivitas seseorang
dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Secara psikologis gangguan mental juga
dapat mempengaruhi kondisi fisik bahkan mengganggu kesehatan fisik seseorang, seperti
ketika seseorang mengalami kecemasan yang berlebihan maka biasanya akan
mengakibatkan orang tersebut mengalami gangguan sulit tidur yang bisa mengakibatkan
kurang bugarnya kondisi fisik orang tersebut. Kasus gangguan mental ringan yang sering
terjadi salah satunya yaitu stres, Stres dapat mengakibatkan gangguan kecemasan
berlebihan bahkan hingga membuat penderitanya depresi. Apabila stres tersebut tidak
mendapat penanganan yang tepat akan menimbulkan masalah yang lebih besar seperti
berujung pada kasus menjadi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau bahkan memilih
jalan pintas dengan melakukan aksi bunuh diri.
Banyak hal yang masyarakat bisa lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Salah
satunya adalah dengan mengurangi stigma negatif bahwa mereka aneh atau mengganggu
terhadap para penderita serta menyadari dan menerima bahwa para penderita sebenarnya
juga merupakan seorang manusia dan pantas untuk mendapatkan perhatian dan
penanganan yang sesuai. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan sosialisasi dan
edukasi tentang berbagai gangguan mental untuk mengurangi stigma negatif serta
stereotip yang sudah mengakar di dalam masyarakat kepada penderita. Diperlukan juga
perhatian khusus dari pemerintah untuk fasilitas maupun kualitas penanganan bagi
penderita. Dukungan juga perlu diberikan kepada orang atau komunitas yang concern dan
bergerak aktif dalam menangani penderita. Selain itu juga pemerintah perlu
mengalokasikan dana untuk kesehatan mental juga disamping untuk kesehatan fisik,
2
mengingat bahwa sebagian besar masalah kesehatan fisik juga berasal dari kesehatan
mental seseorang.
Ada cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental dimulai dari diri
sendiri yaitu mengelola stres dengan baik.
Orang yang mengalami gangguan mental jika dibiarkan secara terus menerus
biasanya akan membuat mereka melakukan hal-hal yang dapat mengganggu orangorang
disekitarnya. Salah satu contoh kategori penyakit gangguan kesehatan mental yaitu
kleptomania. Kleptomania adalah suatu kondisi yang termasuk ke dalam kelompok
gangguan pada kendali impulsif, yaitu ketika penderita tidak dapat menahan diri untuk
mencuri. Biasanya para penderita kleptomania gagal menolak dorongan yang kuat untuk
mencuri, terkadang barang yang dicuri oleh pelaku adalah sesuatu yang tidak berharga
dan tidak mereka butuhkan bahkan barang curian tersebut jarang mereka digunakan
untuk dirinya sendiri.
Jika seseorang memiliki kesehatan mental yang baik, biasanya orang tersebut bisa
menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab dan percaya diri. Sebaliknya jika
memiliki kesehatan mental yang buruk maka akan menjalani hidup penuh dengan
pandangan negatif tentang kehidupan bahkan membuat penilaian negatif terhadap diri
kita sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah didapatkan tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui lebih jelas definisi dari kesehatan mental.
3
2. Untuk mengetahui yang termasuk aspek-aspek kesehatan mental.
3. Untuk mengetahui kriteria sehat mental.
4. Untuk mengetahui yang termasuk ruang lingkup kesehatan mental.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Seimbangnya perkembangan pada potensi kejiwaan manusia akan menjadikan
sehatnya manusia secara lahiriah dan bathiniah serta terhindarkan dari keguncangan,
perasaan tertekan, pertentangan batin, dan kurangnya kepercayaan diri terhadap
berbagai bentuk dorongan dan keinginan.
2. Adanya penyesuaian antara manusia dengan dirinya.
Upaya perubahan, perkembangan dan perbaikan yang dilakukan oleh manusia
untuk membangun potensi yang ada dalam diri manusia itu sendiri serta mampu
untuk memanfaatkan potensi tersebut dengan semaksimal mungkin, dengan begitu
penyesuaian yang dilakukan akan membawa pada kebahagiaan dan kesejahteraan
bagi diri sendiri maupun orang lain.
3. Beradaptasi secara sehat terhadap lingkungan dan masyarakat.
Dalam beradaptasi dengan lingkungan manusia tidak hanya memenuhi
tuntutan dalam masyarakat tetapi juga mampu untuk mengadakan perbaikan,
membangun serta mengembangkan dirinya sendiri serasi dan selaras dengan
masyarakat. Ini dapat diraih oleh setiap individu apabila sama-sama berupaya untuk
meningkatkan diri dengan batas-batas yang telah ditentukan dan di ridhoi Allah.
4. Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan.
Keseimbangan yang sebenar-benarnya antara fungsi-fungsi jiwa serta
penyesuaian manusia dengan dirinya dan lingkungan dapat diwujudkan dengan baik
dan sempurna jika upaya tersebut didasarkan pada keimanan dan ketakwaan kepada
Allah.
5. Adanya tujuan untuk meraih kehidupan yang bermakna dan bahagia baik di dunia
maupun akhirat.
Tujuan dari kesehatan mental yaitu dapat mewujudkan kehidupan yang baik,
bahagia, dan sejahtera baik lahir maupun batin, baik jasmani maupun rohani, serta
dunia dan akhirat.
6
Penilaian kesehatan mental, gangguan emosional neurotik, dan tidak ada
hakikat sama sekali atau tidak memiliki kualitas.
2. Penguasaan, Integrase,Pikiran dan Perilaku
Kepribadian yang baik adalah salah satu dari penguasaan diri yang efektif.
Tanpa adanya penguasaan diri maka obsesi atau ide yang melekat, delusi, fobia dan
gejala mungkin akan muncul.
3. Pengendalian konflik atau Frustasi
Orang yang sehat mental dapat mengendalikan atau mengatasi sebuah
konflik yang muncul, dan mampu mengendalikan emosinya sehingga rasa frustasi
tidak muncul.
4. Perasaan dan Emosi yang Baik
Rasa akan diterima, menyayangi, terlindungi, serta harga diri yang memberi
konstribusi pada mental yang stabil adalah ciri mental yang sehat.
5. Ketentraman Pikiran
Memiliki pemikiran yang positif dan tidak mau berburuk sangka kepada
orang lain.
6. Perilaku yang Sehat
Perilaku yang dimunculkan termasuk kedalam kategori normal, dan tidak
memunculkan perilaku yang abnormal.
7. Self Consept yang Baik
Seperti memunculkan self love dan memberikan konsep diri yang baik.
8. Ciri-Ciri Ego yang Memenuhi Syarat
Ciri-ciri ego adalah dimana ia menjadi diri sendiri. Apabila ciri ego tumbuh
menjadi tetap, maka mereka mampu bertingkah laku lebih tetap dan mampu
bertahan pada lingkungannya.
9. Hubungan yang kuat sesuai kenyataan.
Seseorang yang tertekan pada masa lalu tidak bisa berdamai dengan
kenyataan, sedangkan orang yang memiliki fantasi atau khayalan adalah orang
yang telah menolak kenyataan.
7
1. Ada koordinasi dari usaha dan potensinya, sehingga dapat melakukan adaptasi
terhadap tuntutan lingkungan, standar yang ada, dan norma sosial serta perubahan
sosial.
2. Memiliki integrasi dan regulasi terhadap struktur kepribadian diri sendiri sehingga
dapat memberikan partisipasi aktif kepada masyarakat.
3. Senantiasa melaksanakan proses realisasi diri (yaitu mengembangkan bakat dan
potensi), memiliki tujuan hidup, dan selalu mengarah pada transendensi diri,
berusaha melebihi keadaan yang sekarang.
4. Bergairah, sehat lahir dan batinnya, harmonis kepribadiannya, efisien dalam setiap
tindakannya, dan dapat menghayati kenikmatan serta kepuasan dalam pemenuhan
kebutuhannya.
1. Promosi kesehatan mental, yaitu usaha-usaha peningkatan kesehatan mental. Usaha ini
dilakukan berangkat dari pandangan bahwa kesehatan mental bersifat kualitatif dan
kontinum serta dapat ditingkatkan sampai batas optimal.
2. Prevensi primer, adalah usaha kesehatan mental untuk mencegah timbulnya gangguan
dan sakit mental. Usaha ini dilakukan sebagai proteksi terhadap kesehatan mental
masyarakat agar gangguan dan sakit mental itu tidak terjadi.
3. Prevensi sekunder, adalah usaha kesehatan mental menemukan kasus dini (early case
detection) dan penyembuhan secara tepat (prompt treatment) terhadap gangguan dan
sakit mental. Usaha ini dilakukan untuk mengurangi durasi gangguan dan mencegah
agar jangan sampai terjadi cacat pada seseorang atau masyarakat.
4. Prevensi tersier, merupakan usaha rehabilitasi awal yang dapat dilakukan terhadap
orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Usaha ini dilakukan untuk
8
mencegah drasbilitas atau ketidakmampuan. Jangan sampai mengalami kecacatan
menetap.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan mental merupakan suatu keadaan di mana seorang individu bebas
dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental. Menurut Darajat (dalam Jaelani,
2001) aspek-aspek kesehatan mental dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya
yaitu:terbentuknya keserasian yang sungguh-sungguh di antara fungsi-fungsi
kejiwaan,adanya penyesuaian antara manusia dengan dirinya,beradaptasi secara sehat
terhadap lingkungan dan masyarakat,dilandasi oleh keimanan ketaqwaan ,dan adanya
tujuan untuk meraih kehidupan yang bermakna dan bahagia baik di dunia maupun
akhirat.
Kriteria kesehatan mental menurut Semiun (2006), memberikan beberapa
kriteria dalam kesehatan mental sebagai berikut:efisiensi mental,penguasaan, integrase
pikiran dan perilaku,pengendalian konflik atau frustasi,perasaan dan emosi yang
baik,ketentraman pikiran,perilaku yang sehat,self consept yang baik,ciri-ciri ego yang
memenuhi syarat,dan hubungan yang kuat sesuai kenyataan.
Secara garis besar ruang lingkup kerja kesehatan mental itu mencakup hal-hal
berikut:promosi kesehatan mental, prevensi primer,prevensi sekunder,dan prevensi
tersier.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, diharapkan kepada para pembaca dan penulis
khususnya agar dapat memahami konsep gangguan pada masa kanak-kanak. Kami
menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sehingga dapat
melengkapi makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis baik
di dunia maupun di akhirat.Aamiin.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju.
Sinthania, N. D., & Kep, M. (2022). Sejarah, Konsep Dasar Dan Ruang Lingkup Kesehatan
Mental. Kesehatan Mental (Teori dan Penerapan), 1.
11