Mengetahui,
Guru Pembimbing
NUPTK 8250771672130003
ABSTRAK
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola perilaku yang secara
klinis terkait dengan distress (penderitaan) dan menimbulkan disabilitas pada satu
atau lebih fungsi kehidupan manusia. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Secara umum, gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat
terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi, dan aktifitasnya
sehari-hari.Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan adanya upaya penyembuhan
bagi para penderita gangguan jiwa.
Oleh karena itu, penulis membuat karya ilmiah dengan judul “Upaya
Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa pada Usia Remaja” yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan tentang gangguan jiwa pada usia
remaja, juga untuk mengetahui upaya mengatasi gangguan jiwa pada usia remaja.
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berjudul
“Upaya Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa pada Usia Remaja”. Karya
ilmiah ini adalah salah satu tugas Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
Khususnya kepada ibu Citra Setiawati S.Pd. yang telah memberi pengarahan
dan dorongan dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL
A. Tabel 1.1
B. Tabel 1.2
C. Tabel 1.3
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….....1
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
B.
A………………………………………………………….
iv
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .……………………
A. Proses Penelitian……………………………………………….
B. Hasil Penelitian………………………………………………...
A. Simpulan………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………...
LAMPIRAN……………………………………………………………………..
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola perilaku yang secara
klinis terkait dengan distress (penderitaan) dan menimbulkan disabilitas pada satu
atau lebih fungsi kehidupan manusia. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Secara umum, gangguan fungsi jiwa
yang dialami seorang individu dapat terlihat dari penampilan, komunikasi, proses
berpikir, interaksi, dan aktifitasnya sehari-hari. Saat ini, lebih dari sepertiga orang
dari sebagian besar negara di dunia melaporkan masalah pada satu waktu dalam
kehidupan mereka yang memenuhi kriteria pada salah satu tipe umum dari
gangguan jiwa.
Namun, makna gangguan jiwa disini bukan berarti penyakit orang gila, seperti
kebanyakan orang pikir. Gangguan kesehatan jiwa juga bisa terjadi pada siapa
saja. Pada umumnya, mayoritas penderita gangguan jiwa adalah orang dewasa,
karena pada masa tersebut, manusia mengalami masa yang sulit. Namun, ternyata,
anak-anak pada usia remaja juga memiliki kemungkinan mengalami gangguan
jiwa.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan adanya upaya penyembuhan bagi
para penderita gangguan jiwa. Oleh karena itu, penulis membuat karya ilmiah
dengan judul “Upaya Penyembuhan Penderita Gangguan Jiwa pada Usia
Remaja”. Mengacu pada hukum tentang kesehatan jiwa, yaitu UUD No. 3, Tahun
1966 Bab 2 Pasal tentang Pemeliharaan Kesehatan Jiwa sebagai berikut:
1
2. Menggunakan keseimbangan jiwa dengan menyesuaikan penempatan
tenaga selaras dengan bakat dan kemampuannya.
3. Perbaikan tempat kerja dan suasana kerja dalam perusahaan dan
sebagainya sesuai dengan ilmu kesehatan jiwa.
4. Mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubungannya dengan
keluarga dan masyarakat.
5. Usaha-usaha lain yang dianggap perlu oleh Menteri Kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka penulis
membahas beberapa pokok pemasalahan perihal upaya penyembuhan penderita
gangguan jiwa pada usia dini dalam pengajuan usulan penelitian sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
2
B. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan diperoleh hasil yang mampu
memberikan banyak manfaat bagi pembaca. Adapun manfaatnya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
informasi di bidang yang berkaitan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi keluarga dapat dijadikan sebagai solusi tentang bagaimana
menghadapi penderita dan memecahkan permasalahan akibat dari
gangguan jiwa.
b. Bagi penderita dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengatasi
gangguan jiwa yang dialami.
3
BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola perilaku yang secara
klinis terkait dengan distress (penderitaan) dan menimbulkan disabilitas pada satu
atau lebih fungsi kehidupan manusia. Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Secara umum, gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat
terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi, dan aktifitasnya
sehari-hari. Gangguan jiwa ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir,
perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan
dalam melaksanakan peran sosial.
Seseorang bisa dikatakan jiwanya sehat jika ia mampu menikmati hidup,
punya keseimbangan antara aktivitas kehidupannya, mampu menangani masalah
secara sehat, serta berperilaku normal dan wajar, sesuai dengan tempat atau
budaya dimana dia berada. Orang yang jiwanya sehat juga mampu
mengekspresikan emosinya dengan baik dan mampu beradaptasi dengan
lingkungannya.
4
Faktor Organobiologi terdiri dari :
1. Nerokimia
2. Nerofisiologi
3. Neroanatomi
4. Tingkat kematangan dan perkembangan organik
5. Faktor-faktor prenatal dan perinatal
1. Interaksi ibu-anak
2. Interaksi ayah-anak : peranan ayah
3. Sibling rivalry ( persaingan antara saudara)
4. Hubungan dalam keluarga, teman, dan masyarakat.
5. Kehilangan objek yang dicintai
6. Konsep diri : pengertian identitas diri dan peran diri yang tidak
menentu.
7. Tingkat perkembangan emosi
8. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya :
mekanisme pertahanan diri yang tidak efektif
9. Adanya trauma pada suatu kejadian
10. Pola asuh patogenik (sumber gangguan penyesuaian diri pada anak),
antara lain:
a) Melindungi anak secara berlebihan karena
memanjakannya.
b) Melindungi anak secara berlebihan karena sikap berkuasa
c) Rejected child (penolakan)
d) Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi
e) Disiplin yang terlalu keras
f) Disiplin yang bertentangan
g) Perselisihan antara ayah dan ibu
h) Perceraian
i) Nilai-nilai yang buruk (tidak bermoral)
j) Perfeksionisme
5
k) Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-
psikotik)
1. Tingkat ekonomi
2. Lingkungan tempat tinggal
3. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan yang tidak memadai.
4. Pengaruh rasial dan keagamaan
5. Nilai-nilai moral
Jenis-jenis gangguan jiwa yang berpotensi diderita oleh remaja antara lain,
depresi, kecemasan (Anxiety Disorder), gangguan pemusatan perhatian (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder), anak pemberontak (Oppositional Defiant
Disorder), Gangguan mood (Bipolar Disorder)
1. Depresi
6
depresi mencakup psikoterapi, obat-obatan, dan pencegahan pada saat gejala-
gejala mulai timbul.
7
tidak baik, suka menyakiti diri sendiri, dan gangguan tidur. Penyebabnya belum
diketahui, namun diyakini ada keterkaitannya dengan interaksi antara faktor
genetik dan lingkungan. Diantaranya adalah :
a) Lingkungan/psikososial
b) Konflik keluarga.
c) Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
d) Jumlah keluarga yang terlalu banyak.
e) Orang tua terkena kasus kriminal.
f) Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
g) Anak yang diasuh di penitipan anak.
h) Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum,
fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu
merokok saat hamil, dan alkohol.
Tiga gejala utama yang tampak pada perilaku seorang anak yaitu inatensi,
hiperaktif, dan impulsif.
Hiperaktif : Perilaku yang tidak bisa diam, seperti banyak bicara, tidak dapat
tenang/diam (mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak), sering membuat
gaduh suasana, selalu memegang apa yang dilihat, sulit untuk duduk diam, lebih
gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia, suka teriak-teriak.
8
4. Anak Pemberontak (Oppositional Defiant Disorder)
a) Gigih
b) Berlangsung selama sekurang-kurangnya enam bulan
c) Jelas mengganggu keluarga dan lingkungan rumah atau sekolah
a) Negatif
b) Ketidaktaatan
c) Permusuhan diarahkan kepada figur otoritas
a) Sering marah-marah
b) Argumentatif pada orang dewasa
c) Penolakan untuk mematuhi permintaan atau peraturan
d) Secara sengaja membuat jengkel orang lain
e) Menyalahkan orang lain atas kesalahan atau kenakalan
f) Bertindak sensitif dan mudah jengkel
g) Kemarahan dan kebencian
h) Pendendam
i) Agresif terhadap teman sebaya
j) Kesulitan mempertahankan persahabatan
k) Masalah akademik
9
dapat membantu mempelajari strategi khusus untuk mengatasi ODD (medlineplus
dan mayoclinic).
Bipolar disorder atau yang juga dikenal sebagai gangguan bipolar adalah
suatu kondisi mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang
ekstrem. Hal ini membuat orang yang memiliki gangguan ini dapat berubah
perasaan secara tiba-tiba dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih
(depresi). Sering kali, di antara perubahan keduanya, pasien tetap mengalami
kondisi mood yang normal.Saat pasien merasa sedih, ia akan merasa tertekan,
kehilangan harapan, dan bahkan dapat kehilangan keinginan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari. Tetapi saat merasa senang, pasien akan merasa sangat
bersemangat dan penuh gairah. Perubahan mood tersebut dapat terjadi beberapa
kali dalam setahun.
10
i) Anda bisa juga dapat melihat hal-hal aneh dan mendengar suara-suara
misterius.
Sedangkan, Dalam fase depresi ada beberapa tanda dan gejala gangguan
mental ini adalah:
a) Merasa sangat bersedih dan kehilangan harapan pada jangka waktu yang
panjang.
b) Kehilangan ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
c) Nafsu makan menurun
d) Merasa ngantuk dan malas.
e) Merasa terlalu sadar diri dan minder.
f) Sulit berkonsentrasi.
g) Memiliki pemikiran untuk bunuh diri.
a) Faktor biologis
b) Faktor genetik
c) Faktor psikososial
1. Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau
kontak dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
2. Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak
ada upaya/usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa
dan serba malas dan selalu terlihat sedih.
3. Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam.
4. Sulit dalam berpikir abstrak.
5. Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus.
11
6. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun
pekerjaan tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun.
7. Cemas pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau
dicemaskan.
8. Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
9. Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
10. Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.
11. Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya,
misalnya bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
12. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan
semangat dan gembira berlebihan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pengertian
2. Ciri-ciri
13
b. Mempunyai sifat deskriptif analitik
Data yang didapatkan disusun di lokasi penelitian. Hasil analisis
data tersebut berupa pemaparan berkenaan dengan situasi yang
sedang diteliti, disajikan dalam bentuk uraian narasi. Pemaparan
data dengan menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang
telah ditetapkan.
c. Menekankan pada proses, bukan hasil
Data dan informasi yang dibutuhkan bersangkut paut pada
pertanyaan untuk mengungkapkan proses, bukan hasil dari
kegiatan.
d. Bersifat induktif
Peneliti mempelajari proses penemuan yang terjadi dengan
mencatat, menganalisis, melaporkan, dan menarik kesimpulan dari
hasil penelitian.
e. Mengutamakan makna
Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi orang dengan hal
yang diteliti.
3. Metode
a. Penelitian fenomenologi
Bersifat induktif, pendekatan yang dilakukan bersifat deskriptif.
Tujuan menjelaskan pengalaman seseorang dalam kehidupannya,
termasuk interaksi dengan orang lain.
b. Penelitian teori grounded
Penelitian grounded merupakan teknik penelitian induktif (Strauss
and Sayles, 1967)
c. Penelitian etnograf
Memaparkan kisah kehidupan orang-orang dalam rangka
menjelaskan fenomena budaya tersebut.
d. Penelitian historis
14
Penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi masa lalu
secara objektif, sistematis, dan akurat.
e. Penelitian kasus
Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif
mengenai latar belakang terjadinya suatu proses.
f. Inquiry filosofi
Penelitian ini melibatkan penggunaan mekanisme analisis
inteluktual guna memperjelas makna, membuat nilai-nilai menjadi
nyata, mengidentifikasi etika, serta studi tentang hakikat
pengetahuan.
g. Teori kritik sosial
Dipandu dengan teori kritik sosial, peneliti mendapatkan
pemahaman tentang cara seseorang berkounikasi serta bagaimana
ia mengembangkan makna-makna simbolis dari masyarakat.
15
BAB IV
16
tentang gangguan jiwa pada usia remaja dan mengetahui upaya mengatasi
gangguan jiwa pada usia remaja.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa mayoritas orang-orang
berpendapat bahwa gangguan jiwa pada remaja disebabkan oleh banyaknya
masalah dari beberapa faktor, seperti faktor psikologis, faktor biologis, faktor
genetik, dan faktor lingkungan. Masalah-masalah dari beberapa faktor tersebut
menimbulkan tekanan pada jiwa seseorang, dan berakhir menjadi gangguan jiwa.
Dalam menghadapi remaja yang mengalami gangguan jiwa, perlu adanya
beberapa tindakan, yaitu :
1. Menghargai dan memahami keadaan penderita
2. Memberi perhatian khusus
3. Memberi kasih sayang dan dukungan
4. Mendengarkan cerita dari penderita dan berempati terhadap
penderita
Berikut ini adalah upaya mengatasi gangguan jiwa pada remaja, yaitu :
1. Bagi penderita
a. Lebih terbuka pada orang-orang sekitar
b. Menerima kekurangan pada diri sendiri
c. Lebih mencintai diri sendiri
d. Berusaha untuk mengubah diri kearah yang lebih baik
e. Self control atau menahan diri untuk tidak melarikan diri ke
hal-hal yang negatif.
f. Perbanyak lakukan kegiatan yang positif.
g. Lebih banyak menenangkan diri dengan selalu berpikir
positif.
2. Bagi keluarga
a. Ajak penderita untuk berkonsultasi ke psikolog.
b. Mengajak penderita untuk bersosialisasi lebih baik lagi.
c. Memberikan ketenangan pada penderita dengan
mengajarkan hal-hal tentang keagamaan
17
3. Bagi masyarakat
a. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga
kesehatan mental.
4. Bagi pemerintah
a. Memberikan edukasi dan penyuluhan tentang
pentingnya menjaga kesehatan mental.
18
Mental illness tanpa disadari banyak menjangkit pada para remaja dijaman
sekarang ini, tentu itu sangat berpengaruh pada diri mereka, dan orang-
orang sekitarnya. Saya harap, penderita mental illness dapat membuka
dirinya sendiri dan menerima dirinya apa adanya.
2. Menurutmu, solusi apa yang paling ampuh untuk mengatasi mental
illness?
Dengan mencintai diri sendiri, dan tak lupa untuk berkonsultasi pada
orang yang lebih mengerti dengan hal tersebut, seperti psikologi, orangtua.
3. Atau apakah kamu juga mengalami gejala-gejala dibawah ini?
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.2
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
19
3. Atau apakah kamu juga mengalami gejala-gejala dibawah ini?
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.3
Keterangan :
SS : Sangat Sering J : Jarang
S : Sering TP : Tidak Pernah
K : Kadang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
20
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.4
Keterangan :
SS : Sangat Sering J : Jarang
S : Sering TP : Tidak Pernah
K : Kadang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
21
3 Sering merasa takut atau cemas X
Nama : Alifa
22
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.6
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
23
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.7
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
24
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
Nama : Merdiana
25
1. Bagaimana pendapatmu tentang mental illness?
Mental illness bisa jadi karena banyak masalah dan depresi. Ciri-ciri
banyak melamun.
2. Menurutmu, solusi apa yang paling ampuh untuk mengatasi mental
illness?
Bagi penderita, sebaiknya jangan terlalu memikirkan masalah. Bagi
keluarga, sebaiknya lebih memperhatikan.
3. Atau apakah kamu juga mengalami gejala-gejala dibawah ini?
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.10
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
26
2. Menurutmu, solusi apa yang paling ampuh untuk mengatasi mental
illness?
Have fun, masalah jangan terlalu dipikirkan.
3. Atau apakah kamu juga mengalami gejala-gejala dibawah ini?
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.11
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
27
Lebih dihibur oleh keluarga agar tidak berlarut-larut dalam masalah, dan
diberi masukan agar bisa menghadapi masalah.
3. Atau apakah kamu juga mengalami gejala-gejala dibawah ini?
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.12
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
28
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.13
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
29
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau cemas X
30
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.15
31
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.16
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
32
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
33
Nama : Diana
34
Mental illness adalah hal yang sangat merugikan, karena membuat
penderitanya menjadi kurang percaya diri.
2. Menurutmu, solusi apa yang paling ampuh untuk mengatasi mental
illness?
Seharusnya, penderita gangguan jiwa lebih membuka diri pada orang-
orang terdekatnya. Untuk keluarganya, sebaiknya mereka lebih
menyayangi penderita agar penderita tidak merasa harus berjuang sendiri.
3. Atau apakah kamu juga mengalami gejala-gejala dibawah ini?
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami pola makan X
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.20
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
KUESIONER MENGIDENTIFIKASI UPAYA PENYEMBUHAN
GANGGUAN JIWA PADA REMAJA
35
Ajak penderita untuk berkonsultasi ke psikolog, dukung mereka, beri
mereka kasih sayang yang cukup, terutama dari keluarga.
3. Atau apakah kamu juga mengalami gejala-gejala dibawah ini?
No Pernyataan SS S K J TP
1 Mengalami stress X
2 Tidak mau bersosialisasi X
3 Sering merasa takut atau X
cemas
4 Merasa sangat marah X
5 Sulit berkonsentrasi X
6 Merasa kebingungan X
7 Mengalami perubahan pola X
tidur
8 Mengalami perubahan pola X
makan
9 Mengalami putus asa X
berlebihan
10 Mengalami perubahan mood X
Tabel 4.21
Keterangan :
SS : Sangat Sering K : Kadang TP : Tidak Pernah
S : Sering J : Jarang
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menarik
kesimpulan bahwa gangguan jiwa bisa menyerang siapa saja. Tanpa ada
batasan usia. Termasuk pada remaja.
Gangguan jiwa pada remaja disebabkan oleh banyaknya masalah
dari beberapa faktor, seperti faktor psikologis, faktor biologis, faktor
genetik, dan faktor lingkungan. Masalah-masalah dari beberapa faktor
tersebut menimbulkan tekanan pada jiwa seseorang, dan berakhir menjadi
gangguan jiwa.
36
Agar terhindar dari gangguan jiwa, kita harus senantiasa menjaga
fungsi-fungsi kesehatan jiwa seperti, fungsi biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual yang merupakan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa.
B. Saran
Agar terhindar dari gangguan jiwa, kita harus senantiasa menjaga
fungsi-fungsi kesehatan jiwa seperti, fungsi biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual yang merupakan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan jiwa.
Caranya adalah dengan memperbanyak kegiatan positif, lebih mencintai
diri sendiri, dan selalu berpikir positif.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_jiwa
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-mental/
https://hellosehat.com/penyakit/depresi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Depresi_(psikologi)
https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_kecemasan
https://hellosehat.com/penyakit/anxiety-disorder-gangguan-kecemasan/
https://health.detik.com/penyakit/d-1245639/anak-melawan-odd
37
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/4-hal-yang-perlu-anda-tahu-tentang-
bipolar-disorder/
https://id.wikihow.com/Menangani-Gangguan-Bipolar-Secara-Alami
https://bukubiruku.com/metode-penelitian-kualitatif/
RIWAYAT HIDUP
38
Nama saya Aprilia Sekarwati. Nama panggilan saya April. Saya lahir di
Bandung pada 19 April 2002. Saya beragama Islam. Saat ini, saya tinggal di Jl.
Babakan Cianjur No. 04/05/06 Kel. Campaka, Kec. Andir, Bandung.
Saya anak ketiga dari pasangan Soemarno dan Heni Nuraeni Anisah
Soemarno. Anak ketiga dari tiga bersaudara.
Saat sekolah dasar, saya bersekolah di SDN Cibeureum VIII Bandung.
Lalu melanjutkan pendidikan di SMPN 47 Bandung. Sekarang saya mengenyam
pendidikan di SMAN 9 Bandung sebagai siswa kelas XI IPA 6.
Hobi saya adalah bernyanyi, mendengarkan musik, dan mencoba hal-hal
baru. Cita-cita saya adalah menjadi pengusaha di bidang agraria, atau seorang
penerjemah bahasa.
Untuk kuliah, saya bercita-cita berkuliah di Universitas Padjajaran atau
Universitas Indonesia.
39