Anda di halaman 1dari 29

Laporan Observasi Upaya Promosi Kesehatan di Berbagai Tatanan

DEMONTRASI DAN DISKUSI PERSONAL HYGIENE PADA

LANSIA DI UPT BUDHI DHARMA


GIWANGAN, YOGYAKARTA

Disusun oleh :
Mutiara Talitha A 2200029021
KELAS A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2024

i
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan izin dan berkat-
Nya, penulis berhasil menyelesaikan laporan ini. proposal yang berjudul “Personal Hygiene
Pada Lansia Di UPT Budhi Darma Giwangan, Yogyakarta” sesuai waktu yang telah
ditentukan
Dalam menyusun laporan dalil ini, kami memahami bahwa laporan dalil ini masih
jauh dari kata mengagumkan, karena keterbatasan wawasan, pengetahuan dan pengalaman
kami. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya dan tidak berhenti pada
segala gagasan, analisa dan kontribusi yang bersifat ini membangun untuk kami. Akhir kata
kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini bermanfaat.

Yogyakarta, 22 April 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................5
A. Konsep Umum Lansia.....................................................................................................5
B. Personal Hygiene............................................................................................................8
BAB III : SATUAN ACARA PENYULUHAN : PERSONAL HYGIENE......................14
BAB IV : HASIL DAN KESIMPULAN...............................................................................16
A. HASIL...........................................................................................................................16
B. KESIMPULAN.............................................................................................................16
BAB V : PENUTUP...............................................................................................................17
A. KESIMPULAN.............................................................................................................17
B. SARAN.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
LAMPIRAN............................................................................................................................19

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
“ Lansia merupakan suatu siklus penuaan dengan bertambahnya usia individu yang
digambarkan dengan berkurangnya kemampuan organ-organ tubuh seperti otak, jantung, hati
dan ginjal serta semakin hilangnya jaringan dinamis tubuh seperti otot-otot tubuh. Berkurangnya
kemampuan organ-organ tubuh pada masa tua disebabkan oleh berkurangnya jumlah dan
kapasitas sel-sel tubuh, sehingga kemampuan jaringan tubuh untuk mempertahankan
kemampuannya biasanya hilang, sehingga tidak mampu menahan penyakit dan memperbaiki
kerusakan yang diderita” (Fatmah, 2010).
“Populasi lansia berusia ≥ 60 tahun berjumlah 10% dan diperkirakan akan meningkat di
dunia pada tahun 2050. Sementara populasi lansia berusia ≥ 85 tahun meningkat sebesar 0,25%
” (Holdsworth, 2014).
“Kelompok yang lebih tua adalah kelompok yang mengalami kemajuan yang lambat
dalam jangka waktu tertentu. Jumlah lansia di dunia, termasuk Indonesia, terus meningkat. Pada
tahun 2012 tingkat penduduk dewasa 60 tahun ke atas sebesar 7,58%, pada tahun 2013
meningkat menjadi 8%, pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,2% dan pada tahun 2015
meningkat menjadi 8,5%. ” ( BPS 2015).
“ Peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup
(AHH) merupakan rata-rata tahun hidup yang dijalani seseorang yang telah mencapai usia
tertentu dan pada tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakat. Peningkatan UHH mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang
kesehatan yang merupakan akibat dari peningkatan jumlah angka kesakitan penyakit
degeneratif” (Kemenkes RI, 2013).
“Upaya untuk mempertahankan status gizi atau status kesehatan lansia merupakan
dampak meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi kesehatan lansia ditentukan oleh
asupan makanan baik secara jumlah dan nilai gizi yang terkandung dalam makanan, dengan
bertambahnya usia dan proses penuaan, timbul masalah yang berkaitan dengan masalah fisik,
biologik, psikologik, sosial, maupun penyakit degeneratif” (Safithri, 2015).
“Jumlah orang usia lanjut setiap tahun bertambah, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan,
lingkungan dan pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat pada lansia seperti membiasakan
melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, tidak merokok dan
tidak mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan kesehatan, status gizi dan penurunan fungsi
organ tidak berlangsung secara cepat” (Deiby, 2013).

B. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud personal hygiene?
2) Apakah Jenis-jenis personal hygiene?
3) Apakah Target perawatan personal hygiene?
4) Bagaimana Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene ?
5) Apa yang menjadi pengaruh pada faktor-faktor seseorang melakukan personal hygiene?
B. Tujuan Masalah
1) Untuk mewujudkan apa yang dimaksud dengan kebersihan diri
2) Untuk mengetahui macam-macam kebersihan individu
4
3) Untuk memahami motivasi di balik menjaga kebersihan individu
4) Untuk menyadari pengaruh yang sering muncul terhadap masalah kebersihan diri
5) Untuk menyimpulkan variabel-variabel yang mempengaruhi kebersihan diri seseorang

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Umum Lansia


1. Pengertian Lanjut Usia
“Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah
keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stres fisiologis” (Efendi & Makhfudli, 2010).
“Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari” (Ratnawati, 2017).
Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa orang lanjut usia adalah
seseorang yang berusia >60 tahun, sudah berkurang kemampuannya dalam
menyesuaikan diri, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya sendiri.

2. Batasan-batasan Lanjut Usia


“Di Indonesia lanjut usia adalah usia 60 tahun keatas. Hal ini dipertegas dalam
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1
Pasal 1 Ayat 2, bahwa yang disebut dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita” (Nugroho, 2014). Beberapa kesimpulan
yang memenuhi syarat mengenai batasan usia adalah sebagai berikut:
A. Menurut Asosiasi Kesejahteraan Dunia (WHO), ada empat fase, secara spesifik:
1) Zaman pertengahan (middle age) berumur 45-59 tahun.
2) Tua (old) berumur 60-74 tahun.
3) Tua (old) berumur 75-90 tahun.
4) Usia sangat lanjut (extremely advanced) usia > 90 tahun.
b. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI (2015) “lanjut usia dikelompokan menjadi
usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan).”

3. Klasifikasi Lanjut Usia


berdasarkan Depkes RI (2019) “klasifikasi lansia terdiri dari :
a. Pra lansia yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan
d. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan
yang dapat menghasilkan barang atau jasa.
e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.”

6
4. Perubahan Pada Lanjut Usia
Bersadasarkan Potter & Perry (2013) “proses menua mengakibatkan terjadinya banyak
perubahan pada lansia yang meliputi :
a. Perubahan fisiologis
Pemahaman kesehatan pada lansia umumnya bergantung pada persepsi pribadi atas
kemampuan fungsi tubuhnya. Lansia yang memiliki kegiatan harian atau rutin biasanya
menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang memiliki gangguan fisik, emosi, atau
sosial yang menghambat kegiatan akan menganggap dirinya sakit. Perubahan fisiologis
pada lansia beberapa diantaranya, kulit kering, penipisan rambut, penurunan
pendengaran, penurunan refleks batuk, pengeluaran lender, penurunan curah jantung dan
sebagainya. Perubahan tersebut tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia
lebih rentan terhadap beberapa penyakit. Perubahan tubuh terus menerus terjadi seiring
bertambahnya usia dan dipengaruhi kondisi kesehatan, gaya hidup, stressor, dan
lingkungan.
b. Perubahan fungsional
Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial, kognitif, dan sosial. Penurunan
fungsi yang terjadi pada lansia biasanya berhubungan dengan penyakit dan tingkat
keparahannya yang akan memengaruhi kemampuan fungsional dan kesejahteraan
seorang lansia. Status fungsional lansia merujuk pada kemampuan dan perilaku aman
dalam aktivitas harian (ADL). ADL sangat penting untuk menentukan kemandirian
lansia. Perubahan yang mendadak dalam ADL merupakan tanda penyakit akut atau
perburukan masalah kesehatan.
c. Perubahan kognitif
Perubahan struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan gangguan kognitif
(penurunan jumlah sel dan perubahan kadar neurotransmiter) terjadi pada lansia yang
mengalami gangguan kognitif maupun tidak mengalami gangguan kognitif. Gejala
gangguan kognitif seperti disorientasi, kehilangan keterampilan berbahasa dan berhitung,
serta penilaian yang buruk bukan merupakan proses penuaan yang normal.
d. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan proses transisi
kehidupan dan kehilangan. Semakin panjang usia seseorang, maka akan semakin banyak
pula transisi dan kehilangan yang harus dihadapi. Transisi hidup, yang mayoritas disusun
oleh pengalaman kehilangan, meliputi masa pensiun dan perubahan keadaan finansial,
perubahan peran dan hubungan, perubahan kesehatan,
kemampuanfungsionaldanperubahanjaringansosial.”
Menurut Ratnawati (2017) “perubahan psikososial erat kaitannya dengan keterbatasan
produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, lansia yang memasuki masa-masa pensiun akan
mengalami kehilangan-kehilangan sebagai berikut:
1) Kehilangan finansial (pedapatan berkurang).
2) Kehilangan status (jabatan/posisi, fasilitas).
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.

7
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
Kehilangan ini erat kaitannya dengan beberapa hal sebagai berikut:
a) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan bahan cara hidup (memasuki
rumah perawatan, pergerakan lebih sempit).
b) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup meningkat
padahal penghasilan yang sulit, biaya pengobatan bertambah.
c) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.
d) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
e) Adanya gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan kesulitan.
f) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
g) Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.
h) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri).”

5. Permasalahan Lanjut Usia


Individu yang lebih mapan tidak berdaya menghadapi berbagai permasalahan kehidupan.
Masalah normal yang dianggap lama meliputi:
a. Masalah ekonomi
“Usia lanjut digambarkan dengan berkurangnya efisiensi kerja, memasuki masa pensiun
atau terhentinya pekerjaan pokok. Selain itu, lansia dihadapkan pada berbagai kebutuhan
yang semakin meningkat, misalnya kebutuhan akan makanan yang disesuaikan secara
sehat, standar pemeriksaan kesejahteraan, kebutuhan sosial dan olahraga. Orang lanjut
usia yang memiliki kondisi pensiun finansial yang lebih baik karena mereka memiliki
gaji yang layak secara konsisten. Orang lanjut usia yang tidak mempunyai manfaat akan
menempatkan perkumpulan lama dalam keadaan dapat diandalkan atau tunduk pada
kerabat” (Suardiman, 2011).
b. Masalah sosial
“Memasuki masa lanjut usia ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan
anggota keluarga atau dengan masyarakat. kurangnya kontak sosial dapat menimbulkan
perasaan kesepian, terkadang muncul perilaku regresi seperti mudah menangis,
mengurung diri, serta merengek-rengek jika bertemu dengan orang lain sehingga
perilakunya kembali seperti anak kecil” (Kuncoro Mudrajat, 2014).
c. Masalah kesehatan
“Peningkatan usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya masalah kesehatan.Usia
lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan terhadap penyakit” (Suardiman,
2011).
d. Masalah psikososial
“Masalah psikososial adalah hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemrosotan yang progresif terutama
aspek psikologis yang mendadak, misalnya, bingung, panik, depresif, dan apatis. Hal itu

8
biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat seperti,
kematian pasangan hidup, kematian sanak saudara dekat, atau trauma psikis.” (Kartinah,
2014).

A. Personal Hygiene
1. Definisi Personal Hygiene
“Kebersihan diri (personal higiene) merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis.
Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya budaya, nilai,
sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri serta
persepsi terhadap perawatan diri” (Sulastri, 2018).
2. Macam – Macam Personal Hygiene
1) Perawatan Diri Pada Kulit
Kulit merupakan bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh
dari berbagai mikroba atau cedera, sehingga memerlukan perhatian yang cukup
untuk menjaga kemampuannya. Skin secara keseluruhan mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda, antara lain :

a. Melindungi tubuh dari berbagai mikroorganisme atau kerusakan pada


jaringan bagian dalam yang juga dapat menjaga kesehatan kulit.

b. Mengontrol keseimbangan tubuh dan mendukung pembentukan serta


pengeluaran keringat.

c. Berfungsi sebagai alat perasa yang membantu tubuh merespons rangsangan


eksternal melalui siksaan, kontak, ketegangan, atau perubahan suhu.

d. Berperan sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan keringat yang


mengandung air, garam, dan senyawa nitrogen.
e. Mengelola keseimbangan cairan dan elektrolit yang berperan dalam
mencegah kelebihan pengeluaran cairan tubuh.
f. Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai penyambung atau penyedia
vitamin D dari paparan sinar ultraviolet matahari.
Cara Anda benar-benar fokus pada kulit Anda adalah dengan
menggosoknya. Mencuci bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan
bau busuk, keringat dan sel-sel mati, serta menyegarkan aliran darah dan
membuat Anda merasa nyaman. Mandi secara teratur menggunakan pembersih

9
kira-kira dua kali sehari (jika perlu, lakukan lebih sering jika Anda bekerja di
tempat yang kotor atau banyak berkeringat). Gunakan pakaian, handuk,
penutup, pembersih pancuran, dan sarung secara bersamaan. Gunakan pakaian
yang basah/basah (karena keringat/berbagai sebab). Gunakan obat kulit yang
menular (jika diperlukan). Ganti pakaian secara konsisten. Tidak kurang dari
satu kali sehari atau setelah dicuci. Mulailah mengganti pakaian saat pulang
sekolah atau bepergian karena pakaian dan keringat akan menempel pada
pakaian setelah dipakai untuk berolahraga (Haince, 2012)
2) Perawatan Diri Pada Kuku, Kaki Dan Tangan
Menjaga kebersihan kuku merupakan bagian penting dalam menjaga diri
karena mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku (Hidayat,
2008). Oleh karena itu, potonglah kuku Anda 1x/mg atau jika sudah terlihat
panjang (gunakan alat pembentuk kuku dan selanjutnya potong ujung kuku
halus/dokumen) (Haince, 2012). Masalah pada kuku kaki dan tangan yang
menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang timbul karena perhatian
yang tidak akurat atau tidak memadai pada kaki dan tangan, misalnya kuku
tergigit dan pemotongan yang tidak tepat serta penggunaan sepatu yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan (Potter dan Patricia, 2010) Bersih tangan dan
kaki minimal 2x/jam atau tiap kali berantakan. Bersihkan menggunakan
pembersih terlebih lagi, air bersih yang mengalir. Pembersih dapat
membersihkan tanah dan membunuh mikroorganisme, karena tanpa pembersih,
mikroba tanah justru akan tetap berada di tangan. Selanjutnya, praktikkan
secara rutin untuk membersihkan dengan sempurna, air mengalir dan gunakan
pembersih agar tangan tetap bersih dan sehat. Saat hendak membersihkan diri,
atau paling tidak, setiap kali tangan kotor (setelah mengurus uang, berurusan
dengan hewan, menanam), buang air besar atau kencing, sebelum makan dan
sebelum berurusan dengan makanan.

3). Perawatan Diri Pada Rambut

“Rambut merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai pedoman


keamanan dan suhu, melalui perubahan status kesehatan rambut dapat diketahui
(Hidayat, 2008). Rambut bersih menghindari aroma yang tidak diinginkan,
tetapi juga mencegah masalah kulit kepala seperti ketombe, kebotakan
sederhana, atau kutu rambut yang dingin. Rambut bermanfaat dalam mencegah

1
kontaminasi di daerah kepala. Rambut yang bersih dapat membantu penyebaran
darah lebih lanjut ke kulit kepala. Rambut bersih juga mengurangi stres dan
membantu pencernaan jaringan untuk terus tumbuh dan berkembang secara
normal. Kutu rambut tidak diberi kesempatan untuk hidup. Selanjutnya,
bantulah remaja untuk mencuci rambut secara rutin minimal dua kali dalam
seminggu, atau setelah berolahraga atau banyak mengeluarkan keringat, cucilah
rambut menggunakan pembersih, sehingga rambut dan kulit kepala tetap
terjaga kebersihannya.”
“Samphoo berfungsi membersihkan rambut juga untuk memberikan
beberapa vitamin bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau. Selain itu
untuk menjaga kebersihan rambut jangan lupa juga menjaga kebersihan sisir
yang dipakai. Membersihkan sisir bisa bersamaan saat kita keramas”
(Haince, 2012). “Penyisiran pada rambut juga sangat penting, karena dapat
mencegah rambut menjadi kusut dan dapat membentuk gaya rambut. Rambut
dan kulit kepala mempunyai kecenderungan kering, maka diperlukan
penyisiran sehari – hari agar tidak kusut” (Potter dan Patricia,2010).
4) Kebersihan Mulut Dan Gigi
“Hygiene mulut membantu mempertahankan kasus kesehatan mulut, gigi,
gusi dan bibir. Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan
selanjutnya menstimulasi nafsu makan” (Potter dan Patricia,2010). Gigi dan
mulut merupakan bagian penting yang harus dijaga kebersihannya

“Melalui organ-organ ini berbagai mikroorganisme dapat masuk. Maksud


dari menjaga kebersihan mulut adalah agar gigi tetap bersih, tidak berlubang,
mulut tidak berbau, lidah sempurna, gusi tidak membesar, bibir tidak kering.
Jadi membersihkan gigi bertujuan untuk menghilangkan plak yang dapat
menimbulkan lubang (karies) dan menimbulkan sakit gigi” (Hidayat, 2008).
Membersihkan gigi sangatlah penting agar gigi tetap dalam kondisi prima
hingga dewasa. Bersihkan gigi dengan baik dan konsisten, sekitar 2x setiap
hari. Muncul setelah setiap pesta dan sebelum tidur. Bersihkan gigi Anda
menggunakan sikat gigi Anda sendiri. Sikat gigi disediakan secara konsisten.
5) Kebersihan Diri Pada Mata
“Biasanya tidak ada perhatian khusus yang diharapkan pada mata karena
mata terus-menerus dibersihkan oleh air mata, dan kelopak mata serta bulu

1
mata mencegah lewatnya partikel-partikel asing. Kita hanya perlu
menghilangkan kotoran kering yang terkumpul di canthus atau bulu mata
bagian dalam. Pembersihan mata biasanya selesai saat mencuci dan mencakup
pembersihan dengan kain lap pemurni yang disemprotkan ke dalam air.
Membersihkan daerah mata dari sudut luar ke dalam (membersihkan kotoran
mata yang menempel pada sisi kelopak mata)” (Potter dan Patricia, 2010).
6) Kebersihan Telinga Dan Hidung
“Kebersihan telinga mempunyai pengaruh terhadap kualitas pendengaran
apabila terdapat zat-zat belerang atau benda asing yang berkumpul di saluran
telinga bagian luar sehingga mengganggu konduksi suara. Hidung memberikan
indra penciuman namun juga menjaga suhu dan kelembaban udara yang
dihirup serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan
(Potter dan Patricia, 2010). Membersihkan telinga secara konsisten (1x/1-2 mg)
dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun
dibersihkan tepat waktu kemudian dikeringkan dengan handuk sempurna atau
kapas (Hidayat, 2008). Tidak diperbolehkan menggunakan alat tajam, misalnya
peniti untuk membersihkan kotoran telinga” (Potter dan patricia,2010)
3. Tujuan Personal Hygiene
1) Meningkatkan tingkat kesejahteraan individu
2) Menjaga kebersihan diri seseorang
3) Memperbaiki kebersihan personal yang kurang.
4) Meningkatkan rasa percaya diri seseorang.
5) Mencegah timbulnya penyakit.
6) Menciptakan tampilan yang indah.

4. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) “dampak yang bisa timbul adalah:
1) Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yangsering
terjadi adalah gangguan integritas kulit. Gangguan mukosa mulut,gangguan
pada mata dan telinga, gangguan pada kuku.
2) Dampak Psikososial

1
Masalah sosial yang berhubunagan dengan personalhygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.”
5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Menurut Perry dan Potter (2008) “faktor yang mempengaruhi seseorang
melakukan personal hygiene yaitu :
1) Citra Tubuh
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya higiene pada
orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah
akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu
usaha ekstra untuk meningkatkan higiene.
2) Praktik Sosial
Kelompok – kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik higiene pribadi. Selama masa kanak – kanak, kanak –
kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor
yang mempengaruhi perawatankebersihan.
3) Status Sosio Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan – bahan yang

penting seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat – alatyang
membantu dalam memelihara higiene dalam lingkungan rumah).
4) Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidak cukup, harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
5) Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
higiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek
perawatan diri yang berbeda.

1
6) Pilihan Pribadi
Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih
produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukanhigiene.
7) Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurangsehingga perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.”

1
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN : PERSONAL HYGIENE
A. Topik : Kebutuhan personal hygiene pada pasien lansia
B. Hari / Tanggal : 22 Januari 2024
C. Waktu : 30 Menit
D. Tempat : UPT Budhi Darma Giwangan, Yogyakarta
E. Sasaran : Pasien Lansia
F. Metode : Demontrasi dan Diskusi
G. Media : Lembar balik
H. Tujuan Umum
Dengan dilakukannya penyuluhan ini, diharapkan para lansia dapat menyadari dan
memenuhi kebutuhan personal hygiene sendiri.
I. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan pasien lansia dapat: :
1. Memahami konsep personal hygiene.
2. Memahami langkah-langkah pelaksanaan personal hygiene
3. Menyadari tujuan dari praktik personal hygiene.
J. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Waktu


· Memberi salam terapeutik
1 Pendahuluan 7 menit
· Menjelaskan tujuan
· Kontrak waktu
· Mengetahui pengertian personal hygiene

2 Penyajian · Mengetahui langkah – langkah melakukan 20 menit


personal hygiene
· Mengetahui tujuan personal hygiene
· Sesi tanya jawab
3 Penutup 3 menit
· Salam terapeutik

K. Pengorganisasian & Pembagian Tugas


1. Leader : Muthiara Thalita

1
2. Tugas :
a) Menyampaikan tujuan dan peraturan penyuluhan sebelum dimulai

1
b) Memberikan dorongan kepada anggota untuk berpartisipasi aktif dalam
kelompok dan memperkenalkan diri.

c) Mampu menjadi pemimpin yang efektif dalam pelaksanaan penyuluhan


d) Menanggapi secara objektif ketika ada masalah yang muncul.
e) Mendemonstrasikan materi
3. Co Leader : Ofira Erdianita
Elizabeth, Angeline Febriyani
Monteiro
Tugas :
a) Mengkomunikasikan informasi dari fasilitator ke pemimpin mengenai kegiatan
pasien
b) Membantu leader dalam menjelaskan materi
c) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
4. Fasilitator : Cici Aprillia, Delta
Seviana, Cyndi Gyalista Safitri,
Renaldy Anggi, Sandy Priantoro
Tugas :
a) Memfasilitasi pasien yang butuh bantuan
b) Memberikan stimulus pada anggota kelompok
5. Observer : George Imanuel, Ovita
Bagaua, Devi Fanesa Pakaya, Mardiana
Katoda, Adriana Inya
Tugas :

a) Memantau dan mencatat perkembangan kegiatan.


b) Mencatat tingkah laku verbal dan nonverbal pasien selama pelaksanaan kegiatan.
c) Mencatat partisipasi yang aktif dan pasif
L. Evaluasi
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :
1. Pasien dapat mengerti definisi personal hygiene
2. Pasien dapat melakukan langkah – langkah personal hygiene
3. Pasien dapat memahami tujuan personal hygiene.

1
BAB IV
HASIL DAN KESIMPULAN
A. HASIL
Kegiatan Penyuluhan berlangsung pada hari Senin, 22 Januari 2024 Pukul
08.00 - 08.30 WIB di UPT BUDHI DHARMA. Kegiatan yang dilaksanakan pada
dasarnya berjalan lancar sesuai rencana. Susunan acara yang telah terjadwalkan
terlaksana dengan baik. Peserta sangat antusias dengan kegiatan penyuluhan yang
dilaksanakan tersebut. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan bertujuan untuk
memberikan wawasan tentang pendidikan kesehatan “Personal Hygiene”. Diharapkan
peserta yang hadir dapat menjaga kebersihan diri, mengetahui Bagaimana menjaga
kebersihan diri untuk mencegah penyakit dan sebagainya.

B. KESIMPULAN
Kegiatan penyuluhan ini berhasil memberikan pemahaman kepada para Lansia
tentang Pentingnya menjaga kesehatan personal hygiene (kebersihan diri).

1
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lansia merupakan fase tingkat tinggi dari proses Kehidupan sehari-hari dijelaskan
dengan berkurangnya kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan kecemasan
normal.Kedewasaan ialah suatu situasi yang dijelaskan oleh kegagalan individu untuk
Menjaga keseimbangan terhadap situasi tekanan fisiologis. Kebersihan individu adalah
menjaga diri secara menyeluruh untuk menjaga kesejahteraan, baik secara fisik maupun
psikologis. Orang tua sangat membutuhkan arahan dalam memenuhi kebutuhan
kebersihannya sendiri.

B. SARAN
Kita sebagai manusia yang sehat wajib membantu para lansia untuk memenuhi
kebutuhan personal hygiene nya. Agar mereka perlahan sembuh dan mengerti akan
pentingnya menjaga kebersihan diri atau personal hygienenya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

BPS. (2020). Angka Kesakitan Lansia di Indonesia (2015-2019). Indonesia.

Cowdell, F. (2011). Older People, Personal Hygiene and Skin Care. Jannetti Pblications.

Dahlan, A. K., Umrah, & Abeng, T. (2018). Kesehatan Lansia: Kajian Teori Gerontologi dan
Pendekatan Asuhan pada Lansia. Jawa Timur: Intimedia.

Darjani, A., Alizadeh, N., Rafie, E., Moulaei, M., Alavi, S. H., Eftekhari, H., et al. (2020). Skin
Diseases Among the Old Age Residents In a Nursing Home: A Neglected Problem.
Dermatology Research and Practise.

Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan
Gerontik. Jakarta: Trans Info Media.

Gurning, & Margaret, D. (2020). Dukungan Keluarga dalam Pemenuhan Personal Hygiene
Lansia di Posyandu Melati Wilayah Kerja Puskesmas. Skripsi Sarjana.

Hannan, M. (2017). Hubungan Perawatan Keluarga dengan Personal Hygiene pada Lansia di
Dusun Asem Nunggal Desa Kalianget Barat Kecamatan Kalianget. Jurnal Kesehatan: Wiraraja
Medika, 45-47.

Hidayat, A. (2018). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

2
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

2
2
2
2
2
2
2
2

Anda mungkin juga menyukai