Skripsi Ok
Skripsi Ok
KTI
Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir Pada Program
Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh:
NUR FAIDAH
P 1337420516157
i
LAPORAN KASUS
KTI
Disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Tugas Akhir Pada Program
Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh:
NUR FAIDAH
P 1337420516157
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, atas berkat rahmat dan hidayahNya
Klien Post Sectio Caesarea dengan Fokus Studi Pengelolaan Resiko Infeksi Di
dan hambatan. Tetapi berkat bantuan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak
maka Laporan Kasus ini dapat dislesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan
vi
6. Suyanta, S.Pd. S.Kep,.MA Selaku dosen penguji laporan kasus peminatan
maternitas.
7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Pogram Studi DIII Keperawatan
Magelang.
Puji Rahayu dan Gadis Ainur Rahayu selaku orang tua, suami dan anak-
anak yang selalu memberikan doa dan motivasi, dukungan moral dan
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang
laporan kasus ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
viii
C. Fokus Studi...................................................................................... 25
D. Definisi Operasional........................................................................ 25
E. Instrumen Penelitian........................................................................ 25
B. Pembahasan ....................................................................................... 46
C. Keterbatasan ...................................................................................... 57
A. Kesimpulan ....................................................................................... 59
B. Saran.................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Surat ijin studi pendahuluan dan pengambilan kasus dari RSUD
dr.Tjitrowardojo
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembedahan yang dilakukan sebagai pilihan utama bagi tenaga medis untuk
menyelamatkan ibu dan janin . beberapa indikasi adalah karena gawat janin ,
Disporposi Chepalo Pelvik, Persalinan tak maju, Placenta Previa , Prolapsus tali
Jumlah kasus kematian ibu di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016
ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu
Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada
Angka kematian ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari
target MDGs tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga
antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu
hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian
ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan postpartum. Penyebab ini
1
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil yang tidak sehat
antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita
diabetes, hipertensi, malaria, dan 4 terlalu (terlalu muda < 20 tahun, terlalu tua >
35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anak lebih dari 3).
kelahiran hidup. Hal ini diperkuat oleh data yang menunjukan masih adanya umur
perkawinan pertama pada usia yang teramat muda (kurang dari 20 tahun)
sebanyak 46,7 % dari semua perempuan yang telah kawin. (Depkes RI 2015)
pada luka bekas incisi , karena jika klien tidak mendapat perawatan luka yang
baik , maka akan terjadi infeksi. Walaupun secara proses tindakan melalui fase
aseptik ,namun setelah klien dirumah sangat diperlukan perawatan yang aseptik
juga. Di Indonesia peningkatan angka bedah Caesar disertai dengan Infeksi pasca
bedah Caesar sekitar 90% dari morbiditas pasca operasi, disebabkan oleh Infeksi
WHO memperkirakan ada 3,18 juta praktik operasi sesar yang dibutuhkan,
dan hampir dua kali lipatnya, yakni 6,20 juta, merupakan praktik operasi sesar.
2
Negara-negara dengan angka operasi caesar di bawah 10 persen dikategorikan
sebagai "underused" karena dianggap belum punya akses terhadap fasilitas standar
kekhawatiran bila bedah caesar akan dikomersialkan. Hal itu sayangnya kini
dengan cara operasi caesar terdapat peningkatan tiap tahunnya. Di lihat dari daftar
pasien yang terregistrasi di ruang bersalin RSUD PURWOREJO. Dilihat dari data
tahun 2014 sekitar 225 persalinan dengan operasi caesar. Jumlah total persalinan
Dari data di Puskesmas Pituruh tahun 2017 terdapat 20% dari pasien yang
melakukan control balutan post sectio caesarea , mengalam infeksi , dan terdapat
tanda-tanda mayor yaitu balutan basah , luka kemerahan , teraba panas dan nyeri
yang tak kunjung reda. Dari pengalaman tersebu tmaka perlunya edukasi dan
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan Penelitian
asuhan keperawatan pada klien post operasi Caesardengan fokus studi Resiko
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
mandiri agar tetap kontak tenaga medis dirumah dalam perawatan lukanya.
pasien resiko infeksi , terutama pada post Operasi Sectio Caesarea. Dalam
asuhan keperawatan.
3. Peneliti
pada pasien yang berbeda, maka tiap individu itu adalah unik. Asuhan
keperawatan disesuaikan pada individu yang menderita. Maka kita akan bisa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
a. Definisi
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500
badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh
segmen bawah uterus. insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik
dikemudian hari tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus
5
tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri
a) Atonia uteri
b) Plasenta accrete
c) Myoma uteri
c. Etiologi
Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi
6
4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan
panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang
rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin
abnormal.
dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu
eklamsi.
7
3) KPD (Ketuban Pecah Dini)
tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian
4) Bayi Kembar
tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
8
(2) Presentasi muka
kepala yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang
d. Patofisiologi
dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang
masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul,
disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang
setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum. Luka dari
9
insisi akan menjadi port de entris bagi kuman. Juga faktor adanya jaringan
tindakan anestesi, jumlah darah yang dikeluarkan oleh ibu selama operasi
pascabedah.
demam karena kegiatan bakteri zat-zat yang dihasilkan bakteri, atau kedua
duanya) atau disebut juga terjadi infeksi puerperal. Infeksi pasca operasi
10
terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala-gejala infeksi
Dini: 2006).
Etiologi SC
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia,
distosia serviks, dan malpresentasi janin
Tindakan SC
Post op SC
(Manuaba, 2010)
11
2. Infeksi Luka Operasi
Infeksi luka operasi (ILO) atau Surgical Site Infection (SSI) adalah
luka opersai yang menyebabkan tanda dan gejala lokal seperti panas,
lain yang sering ditemukan pada isolat ILO adalah Pseudomonas sp, dan
sakit yang lembab. Bakteri patogen yang sering dijumpai dari spesies ini
kebiruan (Ryan & Ray, 2014; Brooks, Carroll, Butel, Morse, & Mietzner,
2010).
12
Klebsiella sp. dan Escherichia coli merupakan bakteri
menyebabkan infeksi adalah Proteus sp. dan Enterobacter sp. (Ryan &
Ray, 2014). Pada penelitian Samuel tahun 2011, Proteus sp. dan
Mietzner, 2010).
terdiiri dari :
1) Operasi bersih
kemih atau genitalia tidak dibuka selama operasi. Biasanya luka operasi
13
vagina dan orofaring tanpa ada tanda infeksi termasuk dalam kategori
ini.
terbuka dan disengaja seperti operasi usus besar, operasi kulit, operasi
luka terinfeksi akibat luka traumatis lama yang terjadi di daerah operasi
atau akibat keadaan klinis seperti perforasi atau abses. Infeksi yang
Infeksi luka operasi (ILO) dipengaruhi oleh dua faktor resiko, yaitu
faktor pasien dan faktor operasi. Faktor pasien yang meningkatkan risiko
infeksi yang terjadi pada area selain area operasi sebelum operasi,
14
imun dan faktor sekunder seperti infeksi, penuaan, imunosupresi,
persiapan sebelum operasi seperti cukur rambut atau persiapan kulit, lama
menjadi tiga, yaitu ILO superfisial, ILO insisi dalam dan ILO organ atau
(CDC, 2016).
dibawah ini:
1) Infeksi yang terjadi dalam waktu 30 hari setelah tindakan operasi (hari
b) Insisi jaringan lunak dalam yaitu fascia atau lapisan otot (ILO) insisi
dalam ).
c) Jaringan tubh yang lebih dalam dari lapisan otot (ILO organ atau
rongga tubuh).
15
a) Sekret purulen yang berasal dari insisi superfisial (ILO superfisial)
insisi dalam (ILO insisi dalam), atau drainase organ atau rongga
c) Insisi sengaja dibuka oleh dokter bedah atau dokter lain dan
terjadi ILO superfisial insisi dalam autum organ atau rongga tubuh
mendrainase pus, membuang jaringan yang sudah mati dan dibalut dengan
16
oprasi ekplorasi (Sjamsuhidajat, Karnadihardja,Prasetyono & Rudiman
2010).
a. Pengkajian
1) Identitas klien
a) Nama
b) Umur
klien.
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
e) Suku bangsa
memakan yang berbau amis apabila menderita luka. Maka dari itu
17
f) Agama
g) Alamat
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
c) Riwayat menstruasi
dan lain-lain).
keluarga.
18
3) Riwayat Obstetrik
c) Riwayat persalinan.
(2012) adalah :
19
Apakah klien menggunakan alat bantu ( DC ) adakah tanda infeksi
f) Pola persepsual
dinding abdomen.
20
5) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
b) Tingkat Kesadaran
c) Vital sign.
kemerahan.
b) Dada : adanya tarikan otot bantu pernafasan atau tidak , pada pasien
7) Data penunjang
a) Elektrolit
c) Urinalisis
b. Diagnosa Keperawatan
21
Nyeri saat aktifitas
teratasi.
5) Ajarkan klien dan keluarga tanda dan gejala munculnya infeksi dan
Rasionalisasi
22
6) Mencegah infeksi dengan terapi farmakologi.
d. Implementasi :
inflamasi.
e. Evaluasi
Masalah keperawatan risiko infeksi dapat teratasi dengan cara menilai dan
ditetapkan.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Desain penelitian ini adalah laporan studi kasus. studi kasus yaitu cara
atau teknik dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang dilakukan dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit yang
keperawatan pada ibu post sectio caesarea yang beresiko terkena infeksi pasca
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan post Sectio
Caesarea di RSUD dr. Tjitowardojo Purworejo pada bulan Maret Tahun 2019.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
24
C. Fokus Studi
infeksi.
D. Definisi Operasional
sayatan pada area yang dibedah. Karena terjadi sayatan pada dinding perut
(kulit, lemak, jaringan ikat) dan sayatan lainnya melalui rahim dan proses
E. Instrumen Penelitian
observasi.
1. Biofisiologis
25
a. Inspeksi: pemeriksaan dengan melihat secara visual dari kepala hingga
kaki.
keadaan umum.
biasanyamenggunakan stetoskop
2. Observasi
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Metode observasi ini instrumen
3. Wawancara
diteliti, sehingga metode ini memberikan hasil secara langsung. Hal ini
digunakan untuk hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Kasus ini
medis.
26
4. Dokumentasi
rekam medis klien, hasil dari pengukuran, wawancara, dan observasi yang
penelitian studi kasus ini dimulai dari bulan Maret 2019. Waktu untuk studi
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi Data
27
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
I. Etika Penelitian
dalam hal ini RSUD Purworejo. Setelah mendapat persetujuan, studi kasus
dapat dilakukan dengan menekankana masalah etika studi kasus yang meliputi
28
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang penulis lakukan pada tanggal 4 Maret 2019
a) Klien 1
1) Identitas klien
Lahir dari suku Jawa yang kental dengan aturan dan larangan pada
2) Riwayat kesehatan
29
pertama ( Menarche) atau umur pertama kali menstruasi pada usia 13
kehamilan ini adalah anak ketiga dari suami kedua, namun anak ke 6
mempunyai riwayat batuk lama pada masa diantara anak ketiga dan
3) Riwayat obstetrik
dukun, dan berat bayi 2500 gram. Kehamilan kedua klien dengan
suami pertama berjarak 1 tahun yaitu pada tahun 2005, lahir dirumah
30
dengan dukun secara spontan dengan berat lahir 3300gram,
anak ke empat yaitu pada tahun 2014 lahir ditempat bidan setempat
secara spontan dengan berat bayi lahir 3500 gram. Dari keempat
hamil anak ke lima pada tahun 2017 yang lahir di tempat bidan
31
terbukti adanya pantang makan lauk yang berbau amis, Hb kurang,
ASI lancar. Tidak ada keluhan mual, keringat dingin juga tidak. Pola
Pagi sampai siang ini belum BAB, flatus juga belum. Aktifitas dan
terganggu adanya nyeri luka yang kadang timbul tidak terduga. Pola
pengunjung hilir mudik dan penunggu lebih dari satu orang. Koping
5) Pemeriksaan umum
lainnya, masih terdapat luka baru yang masih basah tertutup verban
32
Daerah luka masih tampak kemerahan, dan basah karena luka baru,
mampu duduk sendiri, anastesi sudah tidak bekerja sejak 1 jam yang
lalu, sakit mulai dirasakan klien pada daerah luka, yaitu pada perut
bagian bawah.
6) Data Penunjang
eritrosit 4,1 trombosit 376, MCV 66, MCH 19, MCHC 29,
b) Klien 2
1) Identitas Klien
adalah ibu rumah tangga, Suku Jawa dan beragama Islam.Yang saat
33
sebagai buruh dan tinggal di Desa Kaliurip Rt.003 Rw. 002
2) Riwayat Kesehatan
3) Riwayat obstetrik
34
dengan berat 1700 gram di rumah sakit dengan dokter, jenis kelamin
empat yaitu pada tahun 2011 lahir dirumah dengan bantuan bidan
Anak kelima lahir di rumah dengan bantuan bidan pada tahun 2016
gram.
ditandai dengan berat badan yang ideal, nafsu makan baik, variasi
kurang lebih 1500 cc. Warna jernih, bau khas tidak ada perdarahan.
miring kanan dan kiri secara mandiri. Istirahat Klien tercukupi tidak
35
ada rasa nyeri yang mengganggu hanya bersifat nyeri ringan.
5) Pemeriksaan umum
dan tertutup kain verban dan tidak terlihat rembesan cairan yang
tarikan otot bantu pernafasan, tidak ada pernafasan cepat. Hasil EKG
36
6) Data Penunjang
4,4 jumlah trombosit 230 MCV 78, MCH 25 MCHC 32 Diff Count
2. Analisa data
kedua klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama dan signifikan
antara Ny. I.M dan Ny. S . Yaitu munculnya masalah perawatan luka post
Adapun tanda dan gejala yang muncul yaitu,terdapat luka post operasi,
klien mengatakan nyeri pada daerah luka, luka masih basah, kemerahan,
gangguan aktifitas karena adanya luka ( fungsi gerak tubuh terganggu ) , klien
belum mampu duduk, miring masih susah, aktifitas yang lain, seperti mandi
37
Perawatan luka adalah satu teknik yang harus dikuasai oleh Perawat.
gravida ke 6 Ny.S berusia 7 tahun lebih tua, sehingga koping terhadap stres
post operasi dan luka lebih bisa di tolerir, dengan perbedaan scala nyeri dan
kanan dan kiri. Pada Ny.I.M sangat takut memulai aktifitas, tapi masih
3. Diagnosa Keperawatan
D.0142)
4. Intervensi
infeksi yang dapat muncul seperti kolor, dolor ,rubor, dan fungsiolesa .
38
b. Pantau tanda dan gejala infeksi
e. Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda dan gejala munculnya infeksi
keperawatan serta motivasi dan edukasi bagi keluarga dan klien, agar bisa
asuhan keperawatan ini penting bagi klien. Sehingga keterlibatan klien dalam
keperawatan.
39
5. Implementasi
a. Klien 1
Hari pertama yaitu tanggal 4 maret 2019 pada pukul 14.00 WIB,
tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan, di dapatkan hasil tekanan darah
mengerti dan mau bertanya tentang materi yang belum dipahami klien.
Dalam membatasi pengunjung masih sulit , hanya bisa diatur dengan cara
bergantian, sehingga udara dalam ruangan tidak begitu pengap dan terasa
Pada hari kedua tanggal 5 Maret 2019 pukul 15.00 WIB. Perawat
menanyakan kabar dan kondisi bayi klien, kemudian meminta ijin kepada
tanda-tanda vital dalam batas normal, nadi agak cepat dikarenakan bayi
40
menanyakan adanya nyeri yang bertambah dari hari sebelumnya, apakah
terasa panas daerah luka, adanya fungsiolesa klien mengatakan tidak ada
keluarga mengatakan sudah tahu tentang luka yang harus selalu dalam
pada pukul 09.00 WIB. Didapatkan tanda –tanda vital dalam kondisi
84x/menit, pernafasan 18 kali/menit. Advis dokter pagi ini aff infus dan
douwer cateter, urin pagi sudah dibuang jam 08.00 WIB. Urin jam 09.00
WIB sebanyak 50cc. Aktifitas klien mulai pulih, dari berdiri dan berjalan
kuat. Lingkungan dan kamar klien terlihat rapi dan bersih, pengunjung
sedikit. Dan kemudian saat dilakukan perawatan ganti verban luka terlihat
mengering, tidak ada kemerahan, tidak ada rembesan, tidak teraba panas,
capsul.
41
b. Klien 2
terlihat dari hasil vital sign. Dan terlihat saat klien dibimbing dalam
kiri.Keluarga dan klien sudah mengerti tanda dan gejala infeksi yang
pada pukul 16.00 WIB pemeriksaan vital sign mendapatkan hasil tekanan
darah 120/80 mmhg, nadi 80 kali permenit, suhu 36,2 derajat selsius,
dan penampilan bersih. Tidak terlihat pengunjung yang sedang sakit. Saat
secara kooperatif dan tidak berkeluhan, duduk dan berdiri sudah mampu.
gram/12 jam.
10.00 WIB. Hasil monitoring tanda –tanda vital tekanan darah dalam
kondisi stabil yaitu 120/80 mmhg, suhu 36,5 derajat celsius, nadi 80 kali
42
permenit, pernafasan 18 kali permenit. Pemantauan tanda –tanda infeksi
dari lokasi luka dilakukan dengan cara mengganti balutan luka. Luka
Berjalan dan berpindah lokasi , mandi dan toileting secara mandiri, infus
6. Evaluasi
Klien 1
2019
P : Lanjutkan intervensi
43
O : klien terlihat duduk dan menyusui
Evaluasi hari ketiga tanggal 6 maret 2019 pada pukul 12.00 WIB
Klien terlihatlebihbersihdansegarkarenasudahmandi
Klien 2
44
Luka terlihat masih baru
P : lanjutkan intervensi
Daerah luka terlihat bersih, tidak ada rembesan ,kemerahan, tidak teraba
antibiotik
45
B.Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan klien
post sectio caesarea dengan fokus studi pengelolaan resiko infeksi di RSUD dr.
dengan resiko infeksi pada klienpost sectio caesarea engan metode wawancara
dimulai tanggal 4 Maret 2019 sampai 6 Maret 2019. Penulis memperoleh data
penunjang.
Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 4 Maret 2019 jam 14.00
46
takut bila bergerak. Seluruh aktivitas dilakukan ditempat tidur dibantu oleh ibu
dan adik iparnya. Ny.S mobilisasi dilakukan dengan baik dan bertahap sesuai
instruksi, karena secara koping dan dukungan keluarga menambah kekuatan Ny.
dini .
pengkajian. Tingkat komunikasi Klien Ny.S terlihat, tenang dan mudah mengerti
tertata dan masih bingung dengan keadaanya saat ini setelah selesai operasi. Rasa
takut terhadap kesembuhan luka diungkapkan oleh Ny. IM. Adanya dukungan
komunikasi klien.
Ny.IM dengan latar belakang suku Jawa yang masih kental dengan adat
istiadat klien mempercayai pantang makan makanan yang berbau amis sehingga
menimbulkan nutrisi yang kurang baik, sedang Ny.S yang sama-sama suku jawa
namun tidak ada pantangan dan tidak mempercayai adat yang melarang makanan
berbau amis sehingga nutrisi Ny. S lebih baik.seperti disebutkan oleh Wardoyo (
2014 ) salah satu faktor resiko yang meningkatkan ILO adalah kecukupan nutrisi
. Apabila nutrisi kurang baik maka penyembuhan luka menjadi lambat, nutrisi
yang baik bagi penyembuhan luka adalah makanan yang mengandung protein
tinggi.Asupan nutrisi makan dan minum untuk Ny.IM sehari 3 x dengan menu
dari rumah sakit, namun masih pilih-pilih karena ada batasan adat yang dilarang
mengkonsumsi makanan yang berbau amis, namun nafsu makan baik tidak ada
47
mual dan muntah setelah operasi. Asupan nutrisi bagi Ny.S tercukupi dan terbagi
dalam makan sehari 3x .Cukup variatifadanya buah dan sayur, tidak ada adat atau
partum pada kelahiran bayi ketiganya, dan tertangani oleh dokter. Ny. IM tidak
masa antara kehamilan ketiga dan keempat, perlu dikaji saat ini apakah ada
keluhan yang sama atau tidak, dan dinyatakan oleh klien bahwa saat ini sudah
tidak batuk. Kemudian pada Ny. S didapatkan riwayat sakit jantung yang masih
EKG di Rumah Sakit dan menunjukkan hasil Normal Sinus Rithm. Sehingga
juga tidak. Ny.S Mengkonsumsi tablet tambah darah dan asam folat dengan rutin.
luka masih perlu bimbingan dan arahan perawat. Sedangkan riwayat penyakit
48
keluarga dan keturunan Ny.IM atau Ny.S tidak ada yang menderita penyakit
pada kebersihan lingkungan juga penulis kaji. Menurut CDC ( 2016 ) bahwa
lingkungan klien di dalam kamar perawatan. Dari itu perlu adanya bantuan para
petugas jaga, baik perawat ataupun bidan untuk memberikan informasi dalam
Pada pengkajian Pola eliminasi kedua klien pada saat ini menggunakan
alat bantu kateter untuk dapat mengatur dan memantau input output dan untuk
mengobservasi infeksi penyerta lain. Secara teori infeksi nosokomial bisa terjadi
disampaikan oleh Nugraheni ( 2012 ) bahwa infeksi yang timbul setelah pasien
mendapatkan perawatan di rumah sakit lebih dari 72 jam disebut dengan infeksi
nosokomial. Klien mengeluh ada sedikit rasa risih/ tidak nyaman karena adanya
benda asing. Dari hasil observasi jumlah urin yang tertampung banyak, warna
jernih, bau khas. Tidak terdapat kekeruhan yang mengindikasikan adanya tanda
infeksi.
Aktifitas hari pertama post operasi pada Ny. IM masih takut bergerak,
baru menggerakkan jari kaki dan menekuk perlahan, masih takut untuk mobilisasi
( miring kanan dan kiri ) ada rasa takut apakah bisa sembuh dari luka. Ny.S pada
hari pertama mampu mobilisasi mandiri miring kanan, miring kiri. Aktifitas
duduk, mandi, dan berpindah belum mampu. Sesuai penelitian yang dilakukan
49
oleh Yolanda Purnawati 2014, dinyatakan bahwa efektifitas mobilisasi dini akan
nyeri luka yang terkadang dirasakan. Namun pada dasarnya masih terpenuhi
dengan istirahat di siang hari. Pada Ny. S kompensasi terhadap nyeri baik,
sehingga timbul koping yang baik pula terhadap stres, yang otomatis tidak
dan menjawab pertanyaan dari perawat. Rangsang nyeri juga dapat dirasakan,
dan mendampingi. Ny.S juga baik dalam bermasyarakat dan kehidupan sosialnya.
Suami dan keluarga sangat mensupport. Klien percaya bahwa akan segera sembuh
keadaan umum baik, Ny.IM karena adanya rasa cemas meningkatkan sirkulasi
50
kali/menit.. Pada dinding perut bagian bawah terdapat bekas luka operasi
sepanjang kurang lebih 10 sentimeter. Yang tertutup kassa dan plester. Tidak
terdapat tanda-tanda infeksi lokal seperti panas, kemerahan, nyeri, dan bengkak.
Pada pemeriksaan dada terlihat pernafasan normal dan tidak ada tarikan otot bantu
pemberian antibiotik profilaksis. Dan dari hasil leukosit tidak didapatkan adanya
Analisa data yang peneliti fokuskan pada adanya luka yang masih basah,
tampak kemerahan, adanya rasa nyeri yang timbul, nyeri saat aktifitas dan k;ien
pedoman SDKI D.0142 yaitu Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur
invasif .
infeksi sesuai NOC 1842 ) dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti kolor, dolor, rubor,
dan fungsiolesa. Adapun intervensi yang peneliti terapkan sesuai NIC 3660. Yaitu
51
tanda awal infeksi ( suhu ). Kemudian memantau tanda-tanda infeksi yang
klien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi sehingga saat dirumah tahu
pertama tanggal 4 maret 2019 pada pukul 14.00 WIB, asuhan keperawatan
tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan, di dapatkan hasil : tekanan darah
tanda dan gejala, kapan mulai mengunjungi tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Dalam membatasi pengunjung masih sulit , hanya bisa diatur dengan cara
bergantian, sehingga udara dalam ruangan tidak begitu pengap dan terasa lega.
52
Implementasi pada hari pertama asuhan keperawatan klien yang bernama
Ny. S, didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada pukul 16.00 WIB,
tekanan darah 110/78 mmhg, suhu 36,6 derajat celcius, nadi 78 kali/menit,
vital sign. Dan terlihat saat klien dibimbing dalam mobilisasi bertahap klien sudah
petugas . klien menerima injeksi yang diberikan yaitu Cefazolin 1 gram melalui
luka, kurangnya koping yang baik terhadap stres terbukti vital sign tekanan darah
dilakukan tanpa bantuan yaitu miring kanan dan kiri. Koping yang bagus, adanya
dukungan moril pihak keluarga menjadi modal dasar bagi Ny.S untuk lebih
WIB.Penulis menanyakan kabar dan kondisi bayi klien, kemudian ijin memeriksa
tekanan darah 130/80mmhg, nadi 92x/menit, suhu 36,8 derajat celcius, pernafasan
semalam agak rewel, sehingga waktu malam sering terbangun untuk menyusui
dan menyebabkan kurang tidur. Menanyakan adanya nyeri yang bertambah dari
53
hari sebelumnya, apakah terasa panas daerah luka, adanya fungsiolesa dijawab
klien tidak ada tanda –tanda yang penulis sebutkan. Keluarga mengatakan sudah
tahu tentang luka yang bersih bebas dari kontaminasi setelah hari yang lalu
mampu duduk untuk memberi ASI. Aktifitas terbatas, berjalan belum mampu
karena masih ada rasa nyeri daerah luka. Infus masih terpasang, penulis
Observasi dan implementasi hari kedua pada klien Ny.S tanggal 5 Maret
20019 pada pukul 16.00 WIB pemeriksaan vital sign mendapatkan hasil tekanan
darah 120/80 mmhg, nadi 80 kali permenit, suhu 36,2 derajat selsius, pernafasan
20 kali permenit. Observasi pada daerah luka terlihat bersih, tidak terdapat
bersih. Tidak terlihat pengunjung yang sedang sakit. Saat mengajarkan mobilisasi
duduk dan berpindah tempat klien melaksanakan secara kooperatif dan tidak
Pada hari kedua implementasi terlihat kecemasan pada klien Ny.IM sudah
maksimal, namun mampu memberikan ASI dengan cara duduk yag benar saja
sudah cukup baik, adanya buah hati telah menambah semangat klien untuk belajar
darah ke daerah luka semakin lancar. klien mengerti pentingnya nutrisi yang
54
mengandung protein harus lebih banyak dikonsumsi. Pengunjung belum bisa
dibatasi namun masuk secara bergantian. Pada klien kedua Ny. S didapatkan
tanda-tanda vital normal , makan minum baik, mobilisasi sesuai target hari kedua
yaitu berpindah dan berdiri sudah mampu, adanya batasan pengunjung terpenuhi.
2019,pada pukul 09.00 WIB. Didapatkan hasil tanda –tanda vital dalam kondisi
baik yaitu, tekanan darah :130/80mmhg, suhu 36 derajat celcius, nadi 84x/menit,
pernafasan 18 kali/menit. Advis dokter pagi ini aff infus dan douwer cateter, urin
pagi sudah dibuang jam 08.00 WIB. Urin jam 09.00 WIB sebanyak 50cc.
Aktifitas klien mulai pulih, dari berdiri dan berjalan kekamar mandi sudah
mampu, menyusui dan memangku bayinya dengan kuat. Lingkungan dan kamar
klien terlihat rapi dan bersih, pengunjung sedikit. Saat dilakukan perawatan ganti
verban luka terlihat mengering, tidak ada kemerahan, tidak ada rembesan, tidak
teraba panas, fungsiolesa tidak terjadi, ditandai klien mampu duduk dan
Implementasi hari ketiga pada Ny.S tanggal 6 Maret 2019 pada pukul
10.00 WIB. Hasil monitoring tanda –tanda vital tekanan darah dalam kondisi
stabil yaitu 120/80 mmhg, suhu 36,5 derajat celsius, nadi 80 kali permenit,
pernafasan 18 kali permenit. Pemantauan tanda –tanda infeksi dari lokasi luka
dilakukan dengan cara mengganti balutan luka. Luka bersih, mulai mengering
tidak ada rembesan nanah ataupun cairan abnormal lainnya. Klien dan keluarga
55
mengerti pentingnya perawatan luka dan timbulnya tanda gejala infeksi dapat di
antisipasi lebih dini selama perawatan dirumah. Mobilisasi klien sudah berangsur
pulih seperti sediakala seperti sebelum operasi. Berjalan dan berpindah lokasi ,
mandi dan toileting secara mandiri, infus dan kateter sudah tidak terpasang.
Kolaborasi pemberian antibiotik diganti dari injeksi menjadi obat oral Cefadroxil
2 x 500mg.
dan monitoring bertahap kepada klien baik Ny.IM ataupun Ny.S telah mampu dan
mengerti tentang infeksi tanda-tandanya dan kapan waktu yang tepat untuk
bertahap telah terpenuhi. Nutrisi selama perawatan disediakan oleh rumah sakit
dengan variasi menu lauk dan buah. Bekal pengetahuan dari perawatan diterima
Evaluasi pada hari pertama asuhan keperawatan telah diambil data Ny. IM
luka, kurangnya koping yang baik terhadap stres terbukti vital sign tekanan darah
berserakan dan tidak rapi. Ini bisa menimbulkan lalat atau serangga lain yang
mobilisasi bertahap mampu dilakukan tanpa bantuan yaitu miring kanan dan kiri.
Koping yang bagus, adanya dukungan moril pihak keluarga menjadi modal dasar
bagi Ny.S untuk lebih mandiri dan semangat untuk lekas sembuh. Lingkungan
56
klien, meja, lemari tempat tidur terlihat rapi dan bersih, sangat mendukung dalam
maksimal, namun mampu memberikan ASI dengan cara duduk yag benar saja
sudah cukup baik, adanya buah hati telah menambah semangat klien untuk belajar
darah ke daerah luka semakin lancar klien mengerti pentingnya nutrisi yang
dibatasi namun masuk secara bergantian. Pada klien kedua Ny. S didapatkan
tanda-tanda vital normal , makan minum baik, mobilisasi sesuai target hari kedua
yaitu berpindah dan berdiri sudah mampu, adanya batasan pengunjung terpenuhi.
Lingkungan klien bersih. Pada daerah luka tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
selama 3 kali pertemuan dan tindakan asuhan keperawatan, dengan observasi dan
monitoring bertahap kepada klien baik Ny.IM ataupun Ny.S telah mampu dan
mengerti tentang infeksi tanda-tandanya dan kapan waktu yang tepat untuk
luka tidak terdapat tanda-tanda infeksi baik pada klien 1 Ny.IM ataupun klien 2
Ny.S. Mobilisasi pada klien berhasil secara bertahap telah terpenuhi. Nutrisi
selama perawatan disediakan oleh rumah sakit dengan variasi menu lauk dan
buah. Bekal pengetahuan dari perawatan diterima klien dengan bijak. Obat –
57
B. Keterbatasan
keperawatan yang kurang maksimal. Waktu kami terbatas dan terbagi atas tugas
negara sebagai pegawai dan juga waktu dalam melaksanakan tugas pada semester
penulis dalam observasi tidak bisa melakukan selama 24 jam penuh , sehingga
penulis melakukan kerja sama dengan pihak Rumah Sakit , terutama petugas jaga
58
BAB V
A. Simpulan
dengan masalah resiko infeksi selama proses pengkajian analisa data perencanaan
dan sampai pada proses implementasi, berakhir pada proses evaluasi dari kedua
studi yang peneliti ambil. Dari tingkat kecemasan klien juga mempengaruhi
bergerak, itu membuat proses penyembuhan lebih lama yaitu kurang lancarnya
yang berhubungan langsung dengan luka yaitu dengan melakukan ganti balutan
luka, dengan demikian proses observasi adanya tanda-tanda infeksi dapat dipantau
secara langsung. Selain itu pada pemeriksaan vital sign diperlukan sebagai data
dengan seksama. Karena peningkatan suhu , nadi dan pernafasan merupakan point
59
pemeriksaan darah otomatis juga dilakukan oleh Rumah Sakit untuk mengetahui
peningkatan leukosit.
tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan intervensi yang tepat untuk klien
tidak hanya berdasarkan secara teori saja, tetapi juga disesuaikan dengan kondisi
klien serta dukungan dari keluarga dan lingkungan. Terutama untuk masalah
resiko infeksi dan masalah keperawatan yang lain , dapat teratasi sesuai waktu
cepat.
bisa memberi gambaran tingkat kesehatan dan pola kebersihan diri, kemampuan
merawat diri dan juga personal higiene klien dalam mendukung proses asuhan
keperawatan yang penulis fokuskan pada resiko infeksi. Alasan adanya batasan
kontaminan dari luar. Sedangkan dari segi medis selama perawatan di rumah sakit
parenteral ) ataupun obat oral setelah kepulangan klien dari rumah sakit yang
Hal ini terbukti bahwa klien sudah diperbolehkan pulang pada hari ketiga
perawatan post sectio caesarea. Dalam seluruh proses asuhan keperawatan peran
60
Perawat dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam perawatan klien dengan
B. Saran
Keperawatan Klien Post Sectio Caesarea dengan fokus studi Resiko Infeksi.
infeksi dirumah , dan melakukan pendekatan kepada keluarga yang baru selesai
masa perawatan luka operasi Sectio Caesarea dari rumah sakit, dengan
Ilmu yang didapat baik dari rumah sakit selama perawatan ataupun
protein untuk perbaikan dan pemulihan luka. Sehingga tidak didapatkan lagi
pantang makanan yang berbau amis, seperti yang umum dianut oleh
masyarakat Jawa . Dan minimal tahu apa dan bagaimana yang disebut infeksi .
61
4. Bagi Mahasiswa
62
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
(http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
profil-kesehatan.html.
Kasdu, Dini. 2017. Operasi Caesar masalah dan solusinya. Jakarta : pustaka
Dinkes Jateng. 2010. Modul asuhan keperawatan post partum mata ajar
“2014.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapatkan penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Nur Faidah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Post
Sectio Caesarea Dengan Fokus Studi Pengelolaan Resiko Infeksi Di Rsud Dr.
Tjitrowardojo”.
secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
sanksi apapun.
( ……………………………… ) ( ……………………………… )
Peneliti
( ……………………………… )