Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP TEKANAN DARAH

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN

MONGGANG PIYUNGAN BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN OLEH:
SINTALIA DEWI ZULAIKHA
M19010027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP NILAI ANKLE


BRACHIAL INDEX (ABI) PADA LANSIA DENGAN DIABETES
MELITUS TIPE II DI BANYAKAN PIYUNGAN

Oleh :
SINTALIA DEWI ZULAIKHA
M19010013

Telah mendapatkan persetujuan untuk dipublikasikan pada tanggal ….


2023

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Muhammad Nur Hasan, MS Ns. Liza Novitasari Wijaya, M.Kep


NIK. 01.101185.12.0015 NIK.01.131194.21.0003

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani

Ns. Liza Novitasari Wijaya, M.Kep


NIK.01.131194.21.0003

2
PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN
MONGGANG PIYUNGAN BANTUL

The Effect Of Slow deep breathing On Blood Pressure


In The Elderly With Hypertension In The Hillage
Monggang Piyungan Bantul
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners STIKes Madani
2
Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Ners STIKes Madani
Bantul, 55792, Indonesia
Email: Sintaliaaaaaa@icloud.com, nurshasan@gmail.com,
lizawizaya@stikesmadani.ac.id

Abstrak
Hipertensi sering disebut silent killer, karena hipertensi sering kali tidak disadari
dan membuat beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti
biasanya. Untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut, diperlukan
penanganan salah satunya terapi nonfarmakologis yaitu Slow Deep Breathing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi. Metode penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu
pre Experimental Design dengan rancangan penelitian One Group Pre-test – Post-test.
Teknik pengambilan sempel menggunakan total sampling dan ditentukan sesuai kriteria
inklusi dengan jumlah sampel 40 orang berusia 60-70 tahun. Pengukuran tekanan darah
menggunakan tensimeter digital. Dari hasil Analisa data dengan menggunakan paired t-
test didapatkan p-value 0,000 (p < 0.05) dapat di simpulkan ada pengaruh slow deep
breathing terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disarankan penggunaan slow deep breathing sebagai salah satu terapi
nonfarmakologis untuk hipertensi.

Keyword: Slow deep breathing, Tekanan Darah, Hipertensi


ABSTRACT

Hypertension is often called the silent killer, because hypertension is often not realized and
makes some people feel healthy to carry out their usual activities. To prevent further
complications, treatment is needed, one of which is non-pharmacological therapy, namely
Slow deep breathing. This study aims to determine the effect of slow deep breathing on
blood pressure in the elderly with hypertension. The quantitative research method used
was the pre-Experimental Design with the One Group Pre-test – Post-test research design.
The sampling technique used total sampling and was determined according to the inclusion
criteria with a total sample of 40 people aged 60-70 years. Blood pressure measurement
using a digital tensimeter. From the results of data analysis using the paired t-test obtained
a p-value of 0.000 (p <0.05) it can be concluded that there is an effect of slow breathing
on blood pressure in elderly hypertensives. Based on the results of the study it can be
suggested the use of Slow deep breathing as a non-pharmacological therapy for
hypertension.

Keywords: Slow deep breathing, Blood Pressure, Hypertension

3
HALAM PENGESAHAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
KEPENTINGAN AKADEMIK

Saya bertanda tangan dibawah ini :


Nama: SintaLia Dewi Zulaikha
NIM: M19010027
Program Studi: S1 Ilmu Keperawatan
Jenis Karya: Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk


memberikan kepada STIKes Madani Hak Bebas Royaliti Non Eksklusif atas
karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Slow deep breathing Terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Dusun Monggang Piyungan
Bantul.
Berdasarkan perangkatg yang ada (jika di perlukan). Dengan Hak Bebas
Royaliti Non Eksklusif ini STIKes Madani berhak menyimpan, mengalih
mediakan/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkatan data, merawat,
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Bantul


Tanggal 18 Agustus 2023
Yang menyatakan

(SintaLia Dewi Zulaikha)

4
PENDAHULUAN populasi tersebut. Prevalensi hipertensi lansia
tertinggi di afrika mencapai (27%) sedangkan
Lansia di klasifikasikan sebagai usia prevalensi hipertensi lansia
seseorang yang telah menghadapi fase akhir terendah di amerika sebesar (18%). Indonesia
kehidupan. Lansia pada umumnya melewati proses berada di urutan ke 5 negara dengan penderita
kehidupan yang di sebut dengan proses menjadi tua hipertensi terbanyak (WHO, 2019).
(aging process). Dalam proses menua lansia Data Riskesdas (2018), secara nasiaonal
mengalami satu fase penurunan setiap fungsi organ menunjukkan prevalessi penderita hipertensi
tubuh, seperti kemampuan sosial, fisik, psikologi, sebesar 34,11% lebih atau sama dengan 18 tahun
dan emosional yang semakin melemah dan dapat keatas. Dengan jumlah kasus sebanyak 658.201
menyebabkan penurunan pada daya tahan tubuh jiwa. Pravalensi hipertensi pada laki- laki 31,34%
lansia sehingga lansia rentan terhadap berbagai dengan jumlah kasus sebanyak 327.150 jiwa,
macam penyakit salah satunya hipertensi, di dibandingan dengan prevalensi hipertensi pada
kawasan asia tenggara populasi lansia sebesar 8% perempuan lebih tinggi 36,85% dengan jumlah
atau sekitar 142 juta jiwa pada tahun 2015, pada kasus sebesar 331.051 jiwa. Survey yang dilakukan
tahun 2022 di proyeksi naik menjadi 1,05 juta jiwa oleh Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia
dan jumlah lansia kembali naik menjadi 1,1 juta (PERGEMI) (2022), Pravalensi penderita hipetensi
jiwa pada 2023 (WHO, 2019). pada lansia sebesar 24,6 %.
Berdasarkan data dari World Health Berdasarkan data profil Kesehatan provinsi
Organization (WHO) tahun 2019, menunjukkan DIY, Rinkesdas (2018) prevalensi hipertensi di
sekitar 1,13 juta orang di dunia mengalami Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati
hipertensi dan paling banyak dialami oleh negara- urutan ke-5. Dinkes kabupaten Bantul (2022)
negara dengan pendapatan rendah. Tingkat menyebutkan angka di kabupaten Bantul sebesar
pendidikan, pengetahuan, dan pendapatan yang 135.031 jiwa. Dalam distribusi 10 besar penyakit
rendah serta sedikitnya akses terhadap program di puskesmas Kabupaten Bantul, hipertensi
pendidikan kesehatan menyebabkan penduduk di menempati urutan yang pertama. Adapun untuk
negara- negara dengan pendapatan rendah piyungan berada diurutan kedua sebesar 8.196
memiliki pengetahuan yang rendah pula terhadap kasus (Dinkes Bantul, 2022).
hipertensi. Peningkatan ini terutama disebabkan Hipertensi merupakan penyakit di mana
oleh peningkatan faktor risiko hipertensi pada tekanan darah batas atas (systole) lebih dari 140

5
mmHg dan tekanan batas bawah (diastole) lebih pengaruh pada pemberian intervensi berupa slow
dari 90 mmHg. Gangguan pada pembuluh darah deep breathing kepada pasien lansia hipertensi.
pada hipertensi dapat mengakibatkan suplai Hipertensi dapat dikelola dengan salah satu
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah latihan dan relaksasi yaitu latihan slow deep
terhambat jaringan sampai ke tubuh yang breathing (SDB). SDB merupakan relaksasi yang
membutuhkan (Rihiantoro and Widodo, 2017). Hal diwujudkan untuk mengatur pernapasan dalam dan
ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di perlahan. Senam SDB dapat meningkatkan
atas normal sehingga memiliki resiko penyakit sensitivitas baroreseptor dan menurunkan aktivitas
jantung, stroke, dan gagal ginjal. Faktor-faktor sistem saraf simpatik serta meningkatkan aktivitas
yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu sistem saraf parasimpatis pada pasien hipertensi.
faktor yang tidak dapat diubah seperti jenis Ketika saraf parasimpatis meningkat, aktivitas
kelamin, usia, genetik. Faktor yang dapat diubah tubuh akan menurun dan terjadi relaksasi. Jika
adalah pola makan, kebiasaan aktivitas fisik dan kondisi ini terjadi secara teratur maka akan
sebagainya (Masyudi, 2018). mengaktifkan cardiovasculer control center (CCC)
Slow deep breathing merupakan teknik yang akan menyebabkan penurunan denyut jantung
relaksasi yang dapat membantu menurunkan stres sehingga dapat menurunkan tekanan darah
dan tekanan darah. Slow deep breathing ini (Ambarwati et al., 2021).
termasuk dalam intervensi yang bisa dilakukan Untuk mencegah terjadinya komplikasi
pasien hipertensi mandiri di rumah maupun di panti lebih lanjut akibat hipertensi pada lansia maka
jompo. Slow deep breathing juga termasuk diperlukan pegobatan nonfarmakologi dengan
intervensi mandiri di mana perawat akan melakukan slow deep breathing sehingga tekanan
mengajarkan langsung pada klien bagaimana cara darah pada lansia dapat dikontrol dengan baik
melakukan teknik nafas dalam, nafas lambat serta Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
cara menghembuskan nafas secara perlahan dan dilakukan oleh peneliti pada tanggal 25 maret 2023
tepat..Slow deep breathing biasanya dilakukan juga di Puskesmas Piyungan, sebanyak 8.196 jiwa
untuk pasien yang merasakan nyeri (Kurniasari, menderita hipertensi dimana di dusun Monggang
Pribowo and Putra, 2020). Sejalan dengan sendiri di dapatkan penderita hipertensi sebanyak
penelitian yang dilakukan oleh Sumartini dan 40 jiwa. Dengan mayoritas penduduk adalah petani
Miranti (2019), menyatakan adanya pengaruh slow dengan tingkat pendidikan yang kurang sehingga
deep breathing terhadap tekanan darah pada lansia edukasi hipertensi perlu dilakukan. Sehingga
dengan sistol 150 mmHg dan diastole 96 mmHg peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait
sebelum melakukan intervensi, dan setalah terapi slow deep breathing sebagai upaya
dilakukan intervensi didapatkan penurunan dengan penaganan kasus hipertensi di dusun Monggang.
sistol 136 mmHg dan diastole 85 mmHg. Ada

6
METODE PENELITIAN Berdasarkan 4.1 diketahui bahwa mayoritas
i i i

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.


i i i i i usia responden adalah 66-70 sebanyak 14 i i i i

Penelitian kualitatif melibatkan penelitian apa pun


i i i i i responden
i i i (45.2%). Mayoritas i jenis
i

yang menggunakan data yang tidak menunjukkan i i kelamin i responden


i i i adalah laki-laki
nilai ordinal. Penelitian kualitatif bertujuan untuk i i i i sebanyak 18 responden (58.1%). Tekanan
i i i i i

mempelajari hal-hal dalam latar alaminya untuk


i i darah sebelum dan setelah diberikan i i i i i

memahami suatu feno mena dalam kaitannya


i i i i Intervensi Slow Deep Breathing terhadap
i i i i i i i

dengan perlakuan yang diberikan.


i i i tekanan darah pada lansia.
i

Metode penelitian yang digunakan yaitu


i i i i i

pre Experimental Design dengan rancangan


i i i i i i Pengukuran Tekanan Darah Sebelum
i i i i

penelitian One Group Pre-test – Post-test. Quasy


i i i i i i i i i dan Sesudah Perlakuan Slow Deep i i i i i

eksperiment design tanpa perbandingan adalah


i i i i i Breathing i

jenis i penelitian i i yang digunakan. dengan i Tabel 2. Hasil Pengukuran Tekanan i i i

menggunakan satu kelo mpok tes sebelum dan


i i i i i i i Darah Lansia Sebelum dan Sesudah i i i

setelah. Studi ini adalah pengajuan pertama, atau


i i i i Perlakuan Slow Deep Breathing (n=31)
i i i i i

pre-test, yang memungkinkan penyelidik untuk


i i i i i

Tiekanan
menguji perubahan, atau perubahan yang terjadi
i i i i Pierlakuan (n) darah
(mmHg)
setelah eksperimen.
i i i i i

(Miean ± SD)
HASIL DAN PEMBAHASAN i

Sistiolik Diastiol
A. Hasil ik
Karakteristik Responden Siebielum 3 150.00±7.303 94.84±
Tabel 1. Karakteristik Responden i i i i i Pierlakuan 1 8.009
Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin i i i Sietielah 3 140.48±8.598 90.48±
sebagai: Pierlakuan 1 8.201
Sumbier: Data Primier, 2023
No i Karakteristik i (n)
i (%)
Berdasarkan tabel 2 Sebelum perlakuan,
i i i i i

1 Usia (tahun)

a. 60-65 13 41.9 rata-rata tekanan darah sistolik adalah i i

tahun 14 45.2
b. 66-70 4 12.9 sekitar 150.00 mmHg dengan standar
i i

tahun 31 100.0
c. 71-75 deviasi sebesar 7.303 mmHg, sementara
i i i i i

tahun
Tiotal
tekanan darah diast olik memiliki rata-rata
i i i

2 Jienis kielamin
a. Laki-laki 18 58.1
13 41.9 sekitar 94.84 mmHg tekanan darah pada
i i

b. Pieriem 31 100.0
puan peserta. Rata-rata tekanan darah sistolik
i i i i

Tiotal
Sumbier: Data Primier, 2023
menurun menjadi sekitar 140.48 mmHg
i i i

7
dengan standar deviasi 8.598 mmHg,
i i antara nilai diast olik sebelum dan setelah i i i i i

diberikan intervensi. i i i

sementara tekanan darah diast olik juga


i i i i

menurun menjadi sekitar 90.48 mmHg


i i i

Pembahasan i

dengan standar deviasi 8.201 mmHg.


i i 1. Karakteristik Lansia Hipertensi i i i

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa


i i

mayoritas peserta penelitian (41.9%) berada dalam


Perbedaan Rata-Rata Nilai Tekanan
i i i i i i

i i i

rentang usia 60-65 tahun. Hasil ini sejalan dengan


Darah Sebelum Dan Setelah Diberikan i i i

i i i i i

teori perkembangan manusia dalam penelitian


Intervensi Terapi Slow Deep Breathing i i i i i i

i i i i i i i

(Gho lamrezaei et al, 2021) , yang menyatakan


Pada Lansia Dengan Hipertensi
i i i i i

i i i

bahwa pada rentang usia tersebut, individu


Tabel 3. Pengambilan Keputusan Data
i i i

i i i

cenderung mengalami stabilitas fisik dan kognitif,


(n=31)
i i i i

serta menghadapi perubahan sosial dan emosional


i i i i i i i

Piengaruh antar Sieli P


Variabiel sih
yang mungkin berdampak pada berbagai aspek i i i

Sistiolik Siebielum kehidupan mereka. Teori perkembangan usia yang


i i i i i i i

dan Sietielah 9.5 0


16 . didasarkan pada tahapan-tahapan khas dalam
Pierlakuan 0
0 kehidupan manusia
i juga dapat memberikan
i i

0
Diastiolik Siebielum gambaran mengenai i i potensi i i temuan i dalam
dan Sietielah 4.3 0
55 .
penelitian ini. Pada rentang usia 60-70 tahun,
i i i

Pierlakuan 0 individu seringkali telah mencapai masa pensiun i i i i

0
3 atau mendekati masa pensiun, i i i yang dapat
Sumber: Data Primer, 2023 i i

mempengaruhi partisipasi mereka dalam penelitian


i i i i i i

tertentu. Selain itu, penelitian ini juga sejalan


i i i i i i

Sistolik sebelum dan setelah perlakuan


i i i i i i
dengan penelitian yang dilakukan oleh Noble
i i i i i i i

terdapat selisih sebesar 9.516, dan nilai p


i i i i
(2019) yang mencatat perubahan fisik dan kognitif i i i

yang dihasilkan adalah 0.000 menunjukkan i


yang terjadi pada kelo mpok usia ini, yang perlu i i i i i

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan i i i


diperhatikan dalam int erpretasi hasil penelitian.
i i i i i

antara nilai sist olik sebelum dan setelah i i i i i


Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
i i i i i i

diberikan itervensi. Selanjutnya untuk nilai


i i i i
dilakukan oleh Ni Putu Sumartini dan Ilham i i

diastolik sebelum dan setelah perlakuan i i i i i i


Miranti. Dalam penelitian mereka, keduanya juga i i i i i

tercatat selisih sebesar 4.355, dan nilai p


i i i i
menginvestigasi faktor-faktor yang berpengaruh
i i i i i i

yang dipero leh adalah 0.003 menunjukkan i i i i


terhadap kualitas hidup pada kelo mpok usia 60-70
i i i i

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan i i i


tahun.

8
Tabel i 1 menggambarkan i karakt eristik i penelitian menunjukkan bahwa laki-laki cenderung
i i i i i

responden berdasarkan jenis kelamin. Dari total 31


i i i i i i i memiliki kecenderungan untuk merokok lebih
i i i i i i i i

responden, 18 di antaranya adalah laki- laki, yang


i i i banyak, minum alkoho l dalam jumlah yang lebih i i i

berkontribusi sekitar 58.1% dari keseluruhan


i i i i i tinggi, serta cenderung kurang aktif secara fisik i i i i

sampel. Sementara itu, terdapat 13 responden i i i i i i i dibandingkan perempuan. Faktor- faktor ini juga i i i i

perempuan, yang menyumbang sekitar 41.9% dari


i i i i berkontribusi pada perkembangan hipertensi pada
i i i i i i

total responden. Hal ini menunjukkan bahwa


i i i i i kelo mpok peserta penelitian.
i i i i i i i

mayoritas responden dalam penelitian ini adalah i i i i i i 2. Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah i i i i

laki-laki. Hipertensi atau tekanan darah tinggi i i i Perlakukan Tindakan Terapi Slow Deep
i i i i i

adalah kondisi i medis i serius i yang bisa Breathing i

meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan


i i i i i i

Tabel 2 menampilkan data mengenai efek


i i i i i i

lainnya, seperti serangan jantung, stroke, dan i i i i i

perlakuan i terhadap i tekanan i darah peserta i i

gangguan ginjal. Penelitian i i medis i telah


i

penelitian. Hasil penurunan rata-rata tekanan darah


i i i i

mengidentifikasi beberapa faktor yang berperan


i i i i i i i

sistolik dari sekitar 150.00 mmHg menjadi 140.48


i i i

dalam perkembangan hipertensi, salah satunya i i i i

mmHg setelah perlakuan menunjukkan bahwa i i i i

adalah jenis kelamin. i i

teknik Slow Deep Breathing telah memberikan


i i i i i i i i

Berdasarkan i responden
i i i penelitian
efek relaksasi pada pembuluh darah dan jantung,
i i i i

epidemio logi yang dilakukan oleh (Chaddha et al,


i i i i i i i

yang mengakibatkan penurunan tekanan darah. i i i

2021) pada kelo mpok peserta berusia 30-50 tahun, i i i i i i

Ketika melakukan pernapasan lambat dan dalam,


i i i

ditemukan i bahwa mayoritas i peserta


i i yang
tubuh mengalami i respons i i relaksasi
i dan
didiagnosis dengan hipertensi adalah laki-laki. i i i i

menurunkan aktivitas sist em saraf simpatik yang


i i

Penelitian ini melibatkan serangkaian parameter


i i i i i i

dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah i i i i

yang terukur, seperti tekanan darah sistolik dan i i i i i

(Chadda et al, 2019). Dalam jangka panjang, teknik i i

diastolik, riwayat kesehatan, dan gaya hidup. Salah i i i

ini dapat membantu mengurangi tekanan darah i i i

satu alasan mengapa i laki-laki memiliki i

secara i keseluruhan.
i i Perbedaan i i efektivitas
i i

kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami


i i i i i

perlakuan yang lebih besar pada tekanan darah


i i i i

hipertensi adalah karena perbedaan hormonal dan


i i i i i i i

sistolik dibandingkan diastolik juga sesuai dengan


i i i i

struktural dalam tubuh mereka. i i Hormon i i

teori Slow Deep Breathing (Ghati et al, 2021). Pada


i i i i i i i

testosteron pada laki-laki dapat mempengaruhi


i i i i i i

tekanan darah sistolik, penurunan yang signifikan


i i i

tekanan darah dan fungsi pembuluh darah, yang


i i

dapat disebabkan oleh pengaruh pernapasan dalam i i i i i

berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.


i i i i

pada kontraksi jantung dan vo lume darah yang i i i

Selain itu, ada juga perbedaan dalam gaya hidup


i i i

dipo mpa ke dalam arteri. Sementara itu, pada


i i i i i

dan kebiasaan antara laki-laki dan perempuan yang i i i

tekanan darah diast olik, pernapasan dalam dapat


i i i

dapat mempengaruhi risiko hipertensi. Beberapa i i i i i i i

membantu memperluas pembuluh darah di antara


i i i i

9
detak jantung, namun mungkin memiliki pengaruh
i i i karena gangguan pada regulasi tekanan darah o leh
i i i i i

yang lebih rendah dibandingkan pada tekanan i i i sistem saraf dan pembuluh darah. Oleh karena itu,
i i i i i

darah sistolik (Chadda et al, 2019). i i teknik pernapasan lambat dan dalam dapat menjadi
i i i

3. Pengaruh i Slow i Deep i i Breathing i pendekatan yang efektif dalam mengatasi masalah
i i i i i

Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia


i i tekanan darah tinggi pada populasi ini (Noble &
i i i i

Hipertensi i i Hocman, 2019).


i

Latihan pernafasan dalam dan lambat (slow i i

Berdasarkan table 3 Hasil dari analisis data


i i

deep Breathing) merupakan terapi modalitas non


i i i i i i i

menunjukkan i bahwa perlakuan


i Slow i Deep i i

farmakologis yang dapat memicu terjadinya i i i i

Breathing memberikan efek yang signifikan


i i i i i

peningkatan
i sensitivitas
i baroreflek i i i dan
terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi. Pada
i i i i

mengurangi aktivitas simpatis dan aktivitas


i

variabel "Sistolik Sebelum Perlakuan," terdapat i i i i i i

chemoreflek, yang menunjukkan efek berpotensi


i i i i i i i i i i

penurunan tekanan darah sebesar 9.516 mmHg


i i i i

menguntungkan dalam penurunan tekanan darah


i i i

setelah perlakuan. Nilai p yang sangat rendah


i i i i

(Kozier. Erb dalam Andry, 2018). Slow deep


i i i i i i

(<0,005) menunjukkan bahwa perbedaan tersebut i i i i i

breathing memiliki efek yang signifikan dalam


i i i i

adalah signifikan secara statistik, perbedaan i i i

menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolo ik


i i i i i

tersebut
i i adalah signifikan secara i statistik,
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolo ik.
i i i i i

mengindikasikan i bahwa teknik i Slow i Deep i i

Dimana, slow deep breathing dapat mengurangi i i i i i

Breathing efektif dalam menurunkan tekanan


i i i i i

aktivitas saraf simpatis melalui peningkatan ritme i i i

darah sistolik pada lansia dengan hipertensi. Selain i i i i i

penghambatan sentral yang akan menghasilkan


i i i

itu, pada variabel "Diastolik Setelah Perlakuan," i i i i i

penurunan pengeluaran otot simpatis. Penurunan


i i i i i i

tercatat penurunan tekanan darah sebesar 4.355


i i i i i

ini mengakibatkan penurunan pelepasan epinefrin i i i i i i

mmHg setelah perlakuan. Nilai p yang masih i i i

yang ditangkap o leh reseptor alfa sehingga i i i i i i

rendah
i (<0,005) juga menunjukkan i bahwa
mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Otot
i i i i i i i i i

perbedaan ini adalah signifikan secara statistik,


i i i

polos vaskuler mengalami vaso liditasi yang


i i i i i

menandakan bahwa t eknik Slow Deep Breathing


i i i i i i

menurunkan resistensi perifer dan menyebabkan


i i i i i i i

juga berpengaruh dalam menurunkan tekanan i i i i

penurunan tekanan darah (Ikbal & Sari, 2019).


i i

darah diastolik pada lansia dengan hipertensi. i i i i

Didukung juga oleh penelitian Musrifatul i i i i

Hasil ini konsisten dengan teori dalam i i i i i

dkk (2018), teknik slow deep breathing merupakan i i i i i i

penelitian (Kalaivani et al,2019) yang menyatakan


i i i i

salah satu bentuk menejemen keperawatan dalam i i i i i i i

bahwa Slow Deep Breathing dapat menginduksi i i i i i

menghilangkan stress dan melakukan modifikasi


i i i i

relaksasi dan menurunkan aktivitas sist em saraf


i i i

gaya hidup seseorang. Dalam kesimpulannya, hasil i i i i

simpatik, yang berkontribusi pada penurunan i i i

analisis data menunjukkan bahwa perlakuan Slow i i i

tekanan darah. Lansia yang menderita hipertensi


i i i i i

Deep Breathing memiliki pengaruh yang signifikan


i i i i i

cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi


i i i i

10
dalam menurunkan tekanan darah sist olik dan
i i i lansia dengan hipertensi dengan nilai p-
diastolik i pada lansia hipertensi.
i i Hasil ini
value 0,000.
memberikan dukungan empiris terhadap teori
i i i i i i

b. Saran
Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan
i i i i i i i

darah Lansia Hipertensi, dan dapat menjadi dasar i i i Berdasarkan hasil peneliti yang diperoleh,
yang baik untuk penerapan teknik pernapasan ini i i i i
maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
sebagai bagian dari pendekatan terapeutik untuk
i i i i i
1. Bagi peneliti Hipertensi
mengelo la hipertensi pada lansia.
i i i i i Hasil penelitian dapat dijadikan informasi
KESIMPULAN DAN SARAN Kesehatan untuk mencegah komplikasi
a. Simpulan pada penyakit hipertensi serta dijadikan
a. Berdasarkan Analisis Data, Mayoritas salah satu pengobatan non farmakologi
peserta penelitian berada dalam kelompok dalam penurunan tekanan darah sehingga
usia 66-70 sebanyak 14 responden (45.2%) tidak terlalu tergantung pada oabt
b. Tekanan Darah Sebelun dan Sesudah farmakologi, karena pada pengobatan
Perlakuan Terapi Slow deep breathing farmakologi dapat menimbulkan efek
Sebelum perlakuan tekanan darah samping bagi penderita hipertensi.
2. Bagi Institusi
sistolik sebesar 150.00 mmHg, dan diastole
Disarankan penelitian ini dapat menjadi
8.009 mmHg. Setelah perlakuan penurunan
masukan kepada Masyarakat yang
tekanan darah sistol 140.48 mmHg dan
mengalami penyakit hipertensi serta
diastole 8.201 mmHg. Tercatat penurunan
sebagai evidence base practice untuk
tekanan darah sebesar 4.355 mmHg setelah
penerapan di fasilitas Kesehatan, baik
perlakuan. Nilai p yang masih rendah
puskesmas atau rumah sakit.
(<0,005).
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
c. Pengaruh Slow deep breathing Terhadap
Pada peneliti selanjutnya dalam melakukan
Tekanan Darah Pada Lansi Hipertensi
pemeriksaan tekadan darah sebaiknya
Hasil analisis data menegaskan
menggunakan tensi meter digital yang
bahwa terapi slow deep breathing memiliki
sudah dilakukan uji kalibrasi alat, sehingga
efek yang signifikan dalam penurunan
hasil yang didapatkan akan lebih akurat dan
tekanan darah sistolik dan diastolik pada
Durasi periode intervensi yang lama, agar

11
mencerminkan efek jangka Panjang dari Nurses in Gorontalo Province’, in
IOP Conference Series: Earth and
slow deep breathing terhadap tekanan Environmental Science. Available
at:
darah pada lansia hipertensi. https://iopscience.iop.org/article/10
.1088/17551315/819/1/012086/
meta.
Biahimo, N.U.I. (2020) ‘Perubahan
DAFTAR PUSTAKA Tekanan Darah Lansia Hipertensi
Melalui Terapi Rendam Kaki
Adrian, S.J. and Tommy (2019) ‘Hipertensi Menggunakan Air Hangat’, Jurnal
Esensial : Diagnosis dan Ilmiah Umum dan Kesehatan
Tatalaksana Terbaru pada Dewasa’, Aisyiyah, 5(1), pp. 9–16. Available
Cermin Dunia Kedokteran, 46(3), at: https://doi.org/10.35721/
pp. 172–178. Available at: jakiyah.v5i1.3.
https://garuda.kemdikbud.go.id/doc Cahyanti, L. and Febriyanto, F. (2019)
uments/detail/2887905. ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
Agussalim et al. (2021) ‘Effectiveness of dalam Terhadap Penurunan
Deep Breathing Against Reduction Tekanan Darah pada Pasien
Blood Pressure in Elderly People Hipertensi di RSUD Dr. Soeratno
with Hypertension in Elderly Gemolong Tahun 2018’, Jurnal
Compound’, Biomedical Journal of Profesi Keperawatan, 6(1), pp. 61–
Scientific & Technical Research, 75.
33(1), pp. 25568– 25575.Available Chaddha, A., Modaff, D., Hooper-Lane, C.,
at: & Feldstein, D. A. (2019). Device
https://biomedres.us/fulltexts/BJST and non-device-guided slow
R.MS.ID.005356. php. breathing to reduce blood pressure:
Alifariki, L.O. (2020) Epidemiologi A systematic review and meta-
Hipertensi: Sebuah Tinjauan analysis. Complementary therapies
Berbasis Riset. in medicine, 45, 179- 184.
Yogyakarta: Leutika Prio.
Ambarwati, R., & Ariyani, A. D. (2021). Dosoo, D.K. et al. (2019) ‘Prevalence of
Slow deep breathing Exercise On Hypertension in the Middle Belt of
Patients’blood Pressure With Ghana: A Community-Based
Hypertension In Working Area Of Screening Study’, International
Kertosari Health Center Journal of Hypertension, pp. 1–7.
Banyuwangi 2020. International Available at:
Journal of Social Science, 1(3), https://doi.org/10.1155/2019/10895
233-240. 78.
Astutik, D. (2022) Pengaruh Slow deep Ghati, N., Killa, A. K., Sharma, G.,
breathing Terhadap Tekanan Darah Karunakaran, B., Agarwal, A.,
Lansia Hipertensi di Panti Jompo Mohanty, S., ... & Pandey, R. M.
Al-Islah Blimbing Kota Malang. (2021). A randomized trial of the
Skripsi STIKES Widyagama immediate effect of bee- humming
Husada. Available at: breathing exercise on blood
http://repositori.widyagama pressure and heart rate variability in
husada.ac.id/id/eprint/682/. patients with essential
Aswad, Y. and Loleh, S. (2020) ‘Effect of hypertension. EXPLORE, 17(4),
Personal Protective Equipment 312-319.
(PPE) on Oxygen Saturation and
Dehydration Status in COVID-19 Gholamrezaei, A., Van Diest, I., Aziz, Q.,
Vlaeyen, J. W., & Van Oudenhove,
12
L. (2021). Psychophysiological Kemenkes (2018) Klasifikasi Hipertensi,
responses to various slow, deep Kementerian Kesehatan Republik
breathing techniques. Indonesia. Available at:
Psychophysiology, 58(2), e13712. https://p2ptm.kemkes.go.id/infogra
phic- p2ptm/ hipertensi-penyakit-
Hakim, L.N. (2020) ‘Urgensi Revisi jantung-dan-pembuluh-
Undang-Undang tentang darah/page/28/klasifikasi-hiper
Kesejahteraan Lanjut Usia’, tensi (Accessed: 3 March 2023).
Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah
Sosial, 11(1), pp. 43–55. Available Kemenkes (2021) Apa Saja Faktor Risiko
at: Hipertensi? Yuk Simak,
https://doi.org/10.46807/aspirasi.v1 Kementerian Kesehatan Republik
1i1.1589. Indonesia. Available at:
https://p2ptm.kemkes.go.id/
Hariawan, H. and Tatisina, C.M. (2020) infographicp2ptm/hipertensi-
‘Pelaksanaan Pemberdayaan penyakit-jantung-dan-pembuluh-
Keluarga dan Senam Hipertensi darah/page/ 2/apa-saja-faktor-
Sebagai Upaya Manajemen Diri risiko- hipertensi-yuk-simak
Penderita Hipertensi’, Jurnal
(Accessed: 7 March 2023).
Pengabdian Masyarakat Sasanmbo,
1(2), pp. 75–79. Available at: Kemenkes RI (2018) Laporan Hasil Riset
http://dx.doi.org/10.32807/jpms.v1i Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2.478. Indonesia Tahun 2018. Jakarta:
Badan Penelitian dan
Istiana, D., Purqoti, D. N. S., Musmuliadin, Pengembangan Kesehatan
M., Rispawati, B. H., Kemenkes RI.
Romadhonika, F., & Dingle, K.
(2022). The Relationship between Kurniasari, A., Pribowo, F.S.P. and Putra,
Physical Activity and the Incidence D.A. (2020) ‘Analisis Efektivitas
of Hypertension at the Work Area Pelaksanaan Belajar dari Rumah
of the Ampenan Health Center. (BDR) selama Pandemi Covid-19’,
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan, Jurnal Review Pendidikan Dasar:
11(1), 45-50. Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil
Penelitian, 6(3), pp. 246–253.
Izzati, W., Bungsu, P.P. and Afriola, M.
(2022) ‘Pemberian Terapi Murottal Masyudi, M. (2018) ‘Faktor yang
Al- Qur’an Surat Ar-Rahman dan Berhubungan dengan Perilaku
Artinya Terhadap Tekanan Darah Lansia dalam Mengendalikan
Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Hipertensi’, Action: Aceh Nutrition
Puskesmas Tigo Baleh Kota Journal, 3(1), pp. 57–64. Available
Bukittinggi Tahun 2021’, JIK- at:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1), pp. http://dx.doi.org/10.30867/action.v
229–235. Available at 3i1.100.
https://garuda.kemdikbud.go.id/doc
Noble, D. J., & Hochman, S. (2019).
uments/detail/2744030.
Hypothesis: pulmonary afferent
Kalaivani, S. K. M. P. G., Kumari, M. J., & activity patterns during slow, deep
Pal, G. K. (2019). Effect of alternate breathing contribute to the neural
nostril breathing exercise on blood induction of physiological
pressure, heart rate, and rate relaxation. Frontiers in physiology,
pressure product among patients 10, 1176.
with hypertension in JIPMER,
Puducherry. Journal of education Notoatmodjo, S. (2018) Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
and health promotion, 8.
13
Rineka Cipta. PERKI (2015) http://repository.urecol.org/index.p
Pedoman Tatalaksana Hipertensi hp/proceeding/article/view/310
pada Penyakit
Kardiovaskular.Jakarta: Song, E. et al. (2020) ‘Network
Perhimpunan Dokter Spesialis Determinants of Cardiovascular
Calcification and Repositioned
Kardiovaskular Indonesia.
Drug Treatments’, FASEB:
Rihiantoro, T. and Widodo, M. (2017) Federation of American Societies
‘Hubungan Pola Makan dan for Experimental Biology, 34(8),
Aktivitas Fisik dengan Kejadian pp. 11087–11100. Available at:
Hipertensi di Kabupaten Tulang https://doi.org/10.1096/fj.2020010
Bawang’, Jurnal Ilmiah 62R
Keperawatan Sai Betik, 13(2), pp.
159–167. Available at: Sudayasa, I.P. et al. (2020) ‘Determinant
http://dx.doi.org/ Juvenile Blood Pressure Factors in
Coastal Areas of Sampara District
10.26630/jkep.v13i2.924
in Southeast Sulawesi’,
Rosalina, W.M. (2019) Faktor-faktor yang Enfermerica Clinica, 30(2), pp.
Berpengaruh Terhadap Kejadian 585–588. Available at:
Hipertensi Tidak Terkendali pada https://doi.org/10.1016/j.enfcli.
Penderita yang Melakukan 2019.07.167
Pemeriksaan Rutin di Puskesmas I
Sumbang. Skripsi, Universitas Sugiyono (2017) Metode Penelitian
Jenderal Soedirman. Available at: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
http://repository.unsoed.ac.id/3700/ Bandung: Citapustaka Media.

Sathe, S., Thodge, K., Rajandekar, T., & Sumartini, N.P. and Miranti, I. (2019)
Agrawal, A. (2020). To find out ‘Pengaruh Slow deep breathing
immediate effect of bhramari Terhadap Tekanan Darah Lansia
pranayama on blood pressure, heart Hipertensi di Puskesmas Ubung
rate and oxygen saturation in Lombok Tengah’, Jurnal
hypertensive patients. International Keperawatan Terpadu (Integrated
Journal of Current Research and Nursing Journal), 1(1), pp. 38–49.
Available at:
Review, 12(19), 193-97.
https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.26
Setiorini, A. (2021) ‘Kekuatan Otot pada
Lansia’, Jurnal Kedokteran Suprayitno, E. and Huzaimah, N. (2020)
‘Pendampingan Lansia dalam
Universitas Lampung, 5(1), pp. 69–
74. Available at: Pencegahan Komplikasi
Hipertensi’, Selaparang: Jurnal
https://doi.org/10.23960/jkunila
Pengabdian Masyarakat
5169-74.
Berkemajuan, 4(1), pp. 518–521.
Silaen Sofar, M.M. 2018. Metodologi Available at:
Penelitian Sosial Untuk Penulisan https://doi.org/10.31764/
Skripsi Dan Tesis (Edisi revisi). jpmb.v4i1.3001
Bogor: IN MEDIA.
Ubolsakka‐Jones, C., Tongdee, P. and
Siswanti, H. and Purnomo, M. (2018) ‘Slow Jones, D.A. (2019) ‘The Effects of
deep breathing Terhadap Slow Loaded Breathing Training on
Perubahan Tekanan arah pada Exercise Blood Pressure in Isolated
Pasien Hipertensi’, in Proceeding of Systolic Hypertension’,
the 8th University Research Physiotherapy Research
Colloqium 2018: Bidang MIPA dan International, 24(4). Available at:
Kesehatan. Available at: https://doi.org/10.1002/pri.1785.
14
Zou, P. et al. (2017) ‘Dietary Approach to
Stop Hypertension with Sodium
Reduction for Chinese Canadians
(DASHNa-CC): A Pilot
Randomized Controlled Trial’,
Journal of Nutrition, Health &
Aging, 21(10), pp. 1225– 1232.
Available at:
https://doi.org/10.1007/s12603-
016-0861-4.

15
16

Anda mungkin juga menyukai