Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Gerontik untuk memenuhi salah satu tugas praktek mata kuliah Keperawatan
Gerontik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam penyusunan ataupun
penulisannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat untuk peningkatan ilmu
keperawatan khususnya kami sebagai penulis dan umumnya bagi yang
membacanya.

Cimahi, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................1
C. Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
A. Pengertian Lanjut Usia..............................................................................3
B. Batasan Umur Lanjut Usia........................................................................3
C. Teori tentang Proses menua......................................................................4
D. Perubahan Perubahan yang Terjadi Pada Lansia......................................5
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan.............................................9
BAB III..................................................................................................................10
TABULASI DAN INTERVENSI......................................................................10
A. Tabulasi...................................................................................................10
B. Intervensi.................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................13
IMPLEMENTASI..............................................................................................13
BAB V................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 60 tahun atau lebih yang
terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit
melainkan suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya perubahan
deoxyribonucleic acid (DNA), ketidak normalan kromosom dan penurunan
fungsi organ dalam tubuh. Sekitar 65% dari lansia yang mengalami gangguan
kesehatan, hidup hanya ditemani oleh seseorang yang mengingatkan masalah
kesehatannya, dan 35% hidup sendiri. Secara individu, pengaruh proses
menua dapat menimbulkan berbagai macam masalah, baik masalah secara
fisik, biologis, mental maupun masalah sosial ekonomi (Nies & McEwen,
2007; Tamher & Noorkasiani, 2009).
Pada tahun 2015, populasi penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau
lebih, mencapai 900 juta jiwa. Dewasa ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia
80 tahun atau lebih, pada tahun 2050, diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di
seluruh dunia. Pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total
populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000
(11,34%) dari total populasi (Departemen Kesehatan RI, 2013; WHO, 2015).
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu yang ditujukan untuk merawat
masyarakat usia lanjut pada wilayah-wilayah tertentu, digerakkan oleh
masyarakat sendiri sehingga pelayanan kesehatan dapat mereka dapatkan.
Program yang beragam dari posyandu lansia tersebut seharusnya dapat
memberikan manfaat yang banyak bagi para lansia, tetapi dilihat dari data
yang diperoleh bahwa posyandu lansia ini tidak dimanfaatkan semaksimal
mungkin, bahkan sekitar 22,6% saja. Dengan mengikuti kegiatan di
posyandu, maka akan sangat bermanfaat bagi lansia untuk mencegah
kepikunan karena sering berinteraksi dengan lansia (Dinas Kesehatan RI,
2006; Istanti, 2014).

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kesehatan
lansia dan adanya hubungan antara keaktifan lansia dalam mengikuti
kegiatan posyandu lansia dengan tingkat kemandirian lansia di Posyandu
Lansia RW 12 Desa galanggang.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui status kesehatan lansia di Posyandu RW
12DesaGalanggang.
b. Untuk mengetahui keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia di Posyandu RW 12DesaGalanggang.
c. Untuk mengetahui tingkat kemandirian lansia di Posyandu RW
12Desa Galanggang.
d. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan lansia dalam
mengikuti posyandu dengan tingkat kemandirian (ADL) di Posyandu
RW 12Desa Galanggang.
C. Manfaat
1. Bagi Posyandu Lansia dan Kader
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan pada kader
posyandu lansia dalam memotivasi para lansia untuk aktif.
2. Bagi Praktik Keperawatan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
para mahasiswa perawat dalam praktik keperawatan gerontik .
3. Bagi Peneliti
a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru sehingga dapat
menambah wawasan dan informasi khususnya dalam kegiatan
posyandu lansia.

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lanjut Usia


Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam,
dkk, 2009).
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti Maryam, dkk, 2008: 32)
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua.
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih
yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu
penyakit melainkan suatu proses natural tubuh meliputi terjadinya
perubahan deoxyribonucleic acid (DNA), ketidaknormalan kromosom dan
penurunan fungsi organ dalam tubuh. Sekitar 65% dari lansia yang
mengalami gangguan kesehatan, hidup hanya ditemani oleh seseorang
yang mengingatkan masalah kesehatannya, dan 35% hidup sendiri. Secara
individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai macam
masalah, baik masalah secara fisik, biologis, mental maupun masalah
sosial ekonomi (Tamher & Noorkasiani, 2009).

B. Batasan Umur Lanjut Usia


Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut Usia meliputi :

4
a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun.  
b. Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.

5
6

2. Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai


berikut:
a. Pralansia (prasenilis) Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.  
b. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan
d. Lansia potensial Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan  barang/jasa
e. Lansia tidak potensial Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

C. Teori tentang Proses menua


1. Teori Biologik
a. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi  
b. Pemakaian dan Rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-
sel tubuh lelah
c. Autoimun Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi
suatu zat khusus. Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan
terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan
mati.
d. Teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh
lelah dipakai.
7

e. Teori radikal bebas Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan


oksidasi-oksidasi bahan  bahan organik seperti karbohidrat dan
protein.
2. Teori Sosial
a. Teori aktifitas Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif
dan ikut banyak dalam kegiatan sosial  
b. Teori Pembebasan Dengan bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun,
baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan
ganda yakni :
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontrol sosial
3) Berkurangnya komitmen
c. Teori Kesinambungan Teori ini mengemukakan adanya
kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Dengan demikian
pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia. Pokok-pokok dari
teori kesinambungan adalah :
1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif
dalam  proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada
pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus
dipertahankan atau dihilangkan
2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
3) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi.
3. Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow Menurut teori
ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang
memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954).
Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika
kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha
8

menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling


tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.
b. Teori individual jung Carl Jung Menyusun sebuah terori
perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai
dari masa kanak-kanak , masa muda dan masa dewasa muda, usia
pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego,
ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori
ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah
subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert).
Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu,
dan merupakan hal yang paling penting  bagi kesehatan mental.

D. Perubahan Perubahan yang Terjadi Pada Lansia


1. Perubahan fisik 
a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,
berkurangnya cairan intra dan extra seluler  
b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam
respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem
pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya
pengumpulan serum karena meningkatnya keratin
c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya
respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatny ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi,
d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku ,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun
setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya
kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meningg.
e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga
menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan
9

elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat.


Kedalaman pernafasan menurun.
f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi
buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir
dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya
sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin
g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi
sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun
sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi
meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit
diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.
Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada
vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering,
elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.
h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi
hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak
berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal
i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan
jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu,
sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi
keras dan rapuh.
j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin
rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut
discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut
erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan
tremor.
2. Perubahan Mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan-perubahan mental ini erat sekali kaitannya
dengan perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau
10

pengetahuan serta situasi lingkungan. Intelegensi diduga secara umum


makin mundur terutama faktor penolakan abstrak mulai lupa terhadap
kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu. Dari segi mental
emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak
aman dan cemas, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau
takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya perasaan
kurang mampu untuk mandiri serta cenderung  bersifat entrovert. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa  
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan Kenangan (memori) ada 2 :
1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang
lalu  
2) kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk Intelegentia
Question :
a) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan
verbal  
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan,
karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.
3. Perubahan Perubahan Psikososial
Masalah-masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat
beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada
saat ini orang yang telah menjalani kehidupan nya dengan bekerja
mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun.
Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk masa
pensiun dengan menciptakan bagi dirinya sendiri berbagai bidang minat
untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan
kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi bagi banyak pekerja
11

pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman yang akrab dan
disingkirkan untuk duduk-duduk dirumah atau bermain domino di klub
pria lanjut usia.
Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat
mereka merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna.
a. Minat
Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalam
kuantitas maupun kualitas pada masa lanjut usia. Lazimnya minat
dalam aktifitas fisik cendrung menurun dengan bertambahnya usia.
Kendati perubahan minat pada usia lanjut jelas berhubungan dengan
menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan bahwa hal hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.  
b. Isolasi dan Kesepian
Banyak faktor bergabung sehingga membuat orang lanjut usia
terisolasi dari yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu
mengikuti aktivitas yang melibatkan usaha. Makin menurunnya
kualitas organ indera yang mengakibatkan ketulian, penglihatan
yang makin kabur, dan sebagainya. Selanjutnya membuat orang
lanjut usia merasa terputus dari hubungan dengan orang-orang lain.
Faktor lain yang membuat isolasi makin menjadi lebih parah lagi
adalah perubahan sosial, terutama mengendornya ikatan
kekeluargaan. Bila orang usia lanjut tinggal bersama sanak
saudaranya, mereka mungkin bersikap toleran terhadapnya, tetapi
jarang menghormatinya. Lebih sering terjadi orang lanjut usia
menjadi terisolasi dalam arti kata yang sebenarnya, karena ia hidup
sendiri. Dengan makin lanjutnya usia, kemampuan mengendalikan
perasaan dengan akal melemah dan orang cendrung kurang dapat
mengekang dari dalam prilakunya. Frustasi kecil yang pada tahap
usia yang lebih muda tidak menimbulkan masalah, pada tahap ini
membangkitkan luapan emosi dan mereka mungkin bereaksi dengan
ledakan amarah atau sangat tersinggung terhadap peristiwa-peristiwa
12

c. Peranan Iman
Menurut proses fisik dan mental pada usia lanjut memungkinkan
orang yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa kuatir
dalam memandang akhir kehidupan dibanding orang yang lebih
muda.  Namun demikian, hampir tidak dapat disangkal lagi bahwa
iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan
rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan masa
dimana kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan
iman  bahwa kematian bukanlah akhir tetapi merupakan permulaan
yang  baru memungkinkan individu menyongsong akhir kehidupan
dengan tenang dan tentram.
Perubahan Spritual.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan
b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer,
Universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini
adalah  berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh
cara mencintai keadilan.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan


R. Siti Maryam, dkk, menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi
penuaan adalah sebagai berikut:
1. Hereditas (Keturunan/Genetik)
2. Nutrisi (Asupan Makanan)
3. Status Kesehatan
4. Pengalaman Hidup
5. Lingkungan
6. Stres
13

BAB III
TABULASI DAN INTERVENSI
A. Tabulasi
PENDATAAN KESEHAATAN LANSIA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUJAJAR
KABUPATEN BANDUNG BARAT

JENIS KELAMIN
perempuan laki-laki

43%

57%

Dari hasil data pendataanmengenaiJenisKelamindenganjumlah sample Individu77 Jiwa di


dapatkanperempuan 57% (44 orang), laki-laki 43% (33 orang)

status gizi (IMT)


sangat kurus kurus normal gemuk obesitas

4% 8%
13% 6%

69%
14

Dari hasil data pendataanmengenai Status Gizi (IMT) denganjumlah sample Individu77 Jiwa
di dapatkanrespondendenganjawabansangatkurus8% (6 orang), kurus6% (5 orang), normal
69% (53 orang), gemuk13% (10 orang), obesitas 4% (3 orang). Jadi total keseluruhan 100%
denganjumlahjiwa77 Jiwa.

modifi kasi barthel index


mandri ketergantungan ringan
ketergantungan sebagian ketergantungan total

4%

31%

52%

13%

Dari hasil data pendataanmengenaiModifikasi Barthel Index (Skor) denganjumlah sample


Individu77 Jiwa di dapatkanrespondendenganjawabanmandiri52% (24 orang),
ketergantunganringan 13% (10 orang), ketergantungansebagian31% (40 orang),
ketergantungan total 4% (3 orang). Jadi total keseluruhan 100% denganjumlahjiwa77 Jiwa

Romberg test
baik kurang baik

22%

78%
15

Dari hasil data pendataanmengenai Romberg Test denganjumlah sample Individu77 Jiwa di
dapatkanrespondendenganjawabanbaik78% (60 orang), kurangbaik22% (17 orang). Jadi total
keseluruhan 100% denganjumlahjiwa77 Jiwa.

kekuatan otot
baik sedang kurang

6%
6%

87%
Dari
hasil
data pendataanmengenaiKekuatanototdenganjumlah sample Individu77 Jiwa di
dapatkanrespondendenganjawabanbaik87% (67 orang), sedang7% (5orang), kurang6% (5
orang). Jadi total keseluruhan 100% denganjumlahjiwa77 Jiwa.

gangguan penglihatan
terganggu normal

38%

62%
16

Dari hasil data pendataanmengenaiGangguanpenglihatandenganjumlah sample Individu77


Jiwa di dapatkanrespondendenganjawabanterganggu65% (48 orang), normal 38% (29 orang).
Jadi total keseluruhan 100% denganjumlahjiwa77 Jiwa.

gangguan pendengaran
terganggu normal

12%

88%

Dari hasil data pendataanmengenaiGangguanpendengarandenganjumlah sample Individu77


Jiwa di dapatkanrespondendenganjawabanterganggu 12% (9 orang), normal 88% (68 orang).
Jadi total keseluruhan 100% denganjumlahjiwa77 Jiwa.

MINI NUTRITIONAL ASSESMENT


Normal Resiko Malnutrisi

5%

26%

69%
17

Dari hasilpendataanmengenaimini nutritional assesment (MNA) denganjumlah sample


Individu 38 Jiwa di dapatkanrespondendenganjawaban Normal 69% (53 orang), Resiko26%
(20 orang), Malnutrisi5% (4 orang). Jadi total keseluruhan 100% denganjumlahjiwa 38 orang.

MINI MENTAL STATUS EXAM


Normal Curiga Demensia Demensia

21%

36%

43%

Dari hasilpendataanmengenai Mini Mental Status Exam denganjumlah sample Individu77


Jiwa di dapatkanrespondendenganjawaban Normal 36% (28 orang), CurigaDemensia43% (33
orang), Demensia21% (16 orang). Jadi total keseluruhan 100% denganjumlahjiwa77 orang.

TES KOORDINASI
Baik Cukup Kurang

3%

29%

69%

Dari hasilpendataanmengenaiteskoordinasidenganjumlah sample Individu77 Jiwa di


dapatkanrespondendenganjawabanBaik69% (53orang), Cukup 28% (22 orang), Kurang3%(2
orang). Jadi total keseluruhan 100% denganjumlahjiwa77jiwa.
18

GERIATRIC DEPRESSION SCALE


Normal Depresi ringan Depresi sedang

8%
22%

70%

Dari hasilpendataanmengenaigeriatric depression scaledenganjumlah sample Individu77 Jiwa


di dapatkanrespondendenganjawaban Normal 8% (6orang), Depresiringan70% (54 orang),
Depresisedang22%(17 orang). Jadi total keseluruhan100% denganjumlahjiwa77jiwa.

MORSE FALL SCALE (RESIKO JATUH)


Tidak Rendah Tinggi

14%

48%

38%

Dari hasilpendataanmengenaimorse fall scaledenganjumlah sample Individu77 Jiwa di


dapatkanrespondendenganjawabanTidak48% (37orang), Rendah38% (29 orang), Tinggi 11%
(14 orang). Jadi total keseluruhan100% denganjumlahjiwa77jiwa.
19

TEST ROCKPOT
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali

1% 5%

44% 36%

13%

Dari hasilpendataanmengenaitesrockpotdenganjumlah sample Individu77 Jiwa di


dapatkanrespondendenganjawabanKurangsekali 5% (4orang),Kurang37% (28 orang),
Cukup13% (10 orang), Baik44% (34 orang), Baiksekali1% (1 orang). Jadi total keseluruhan
100% denganjumlahjiwa77jiwa.

Chair Stnad Test


Baik Sedang Buruk

5%

19%

75%

Dari hasilpendataanmengenaichair stnad testdenganjumlah sample Individu77 Jiwa di


dapatkanrespondendenganjawabanBaik75% (58orang), Sedang20% (15 orang), Buruk5%(4
orang). Jadi total keseluruhan100% denganjumlahjiwa77jiwa.
20

Merokok
Ya Tidak

36%

64%

Dari hasilpendataanmengenaimerokokdenganjumlah sample Individu77 Jiwa di


dapatkanrespondendenganjawabanYa36%(24orang), Tidak64% (43 orang). Jadi total
keseluruhan100% denganjumlahjiwa77jiwa.

PENYAKIT YANG DIDERITA

SulitLupa
Mudah Makan
Jantung 1%
Cemas 3% 3%
Paru-paru3%
4%
Lambung Hipertensi
5% 32%

Osteoporosis
4%

Asma
8%

Stroke
9%
Asam Urat
Kolesterol 14%
4%
Rematik
12%
21

Dari hasilpendataanmengenaipenyakit yang dideritadenganjumlah sample Individu77 Jiwa di


dapatkanrespondendenganjawabanHipertensi 28% (25 orang), AsamUrat14% (11 orang),
Rematik12% (9 orang), Kolesterol4% (3 orang), Stroke9% (7 orang), Asma8% (6 orang),
Osteoporosisi4% (3 orang), Lambung5% (4 orang), Paru-paru4% (3 orang), Cemas3% (2
orang), Jantung 3%(2 orang), MudahLupa 3% (2 orang), SulitMakan 1% (1 Orang). Jadi total
keseluruhan100% denganjumlahjiwa77jiwa.

A. Keperawatan keluarga

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA
A BINAAN S
Diki Muhamad Ny. L Rt. 03 Rw. Hipetensi -Pendidikan KM III
Hanan 12 Desa kesehatan
Galanggang hipertensi
-Senam
Hipertensi
-Terapi herbal
Hipertensi

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) v v
KM II (1-5) V v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana acara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga
TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARG

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


22

MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA


A BINAAN S
Hopi Triana Ny. S Rt. 02 Rw. Diabetes -Pendidikan KM III
14 Desa Melitus kesehatan
Galanggang DM
-Senam kaki
-Terapi herbal
DM
TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) V v
KM II (1-5) v v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana acara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA
23

A BINAAN S
Isti Afril Yanti Tn. M Rt. 02 Rw. Gastritis -Pendidikan KM III
14 Desa kesehatan
Galanggang Gastritis
-Terapi herbal
Gastritis

TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) V v
KM II (1-5) v v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana acara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA
A BINAAN S
Isvi Sovi Yanti Ny. E Rt. 02 Rw. Hipertensi -Pendidikan KM III
24

12 Desa kesehatan
Galanggang Hipertensi
-Senam
Hipertensi
-Terapi herbal
Hipertensi

TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) V v
KM II (1-5) v v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana secara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA
A BINAAN S
Maya Hani Tn. M Rt. 01 Rw. Stroke -Pendidikan KM III
Mulyani 17 Desa kesehatan
Galanggang Stroke
-Senam senam
25

lidah dan
bibir
-ROM

TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) V v
KM II (1-5) v v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana acara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA
A BINAAN S
Fitri Susanti Tn. E Rt. 01 Rw. Hipertensi -Pendidikan KM III
12 Desa kesehatan
Galanggang Hipertensi
-Senam
hipertensi
-Terapi herbal
26

Hipertensi

TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) V v
KM II (1-5) v v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana acara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA
A BINAAN S
Sinta Tn. T Rt. 02 Rw. Hipertensi -Pendidikan KM III
Nurazizah 14 Desa kesehatan
Galanggang Hipertensi
-Senam
hipertensi
-Terapi herbal
Hipertensi
27

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) V v
KM II (1-5) v v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana acara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga

TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

NAMA NAMA ALAMAT MASALAH TERAPI KEMANDIRIAN


MAHASISWA KELUARG MODALITA KELUARGA
A BINAAN S
M. Minsar Tn. A Rt. 01 Rw. Hipertensi -Pendidikan KM III
12 Desa kesehatan
Galanggang Hipertensi
-Terapi herbal
Hipertensi

TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA


28

TINGKAT
KEMANDIRIA KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA
N
KELUARGA
KM I (1-2) V v
KM II (1-5) v v v
KM III (1-6) v
KM IV (1-7)
1. 2. keluarga 3. keluarga tahu 4. keluarga 5. keluarga 6. keluarga 7.
Keluarga menerima dan dapat memanfaatkan melakukan melakukan keluarga
menerima pelayanan mengungkapkan fasilitas tindakan tindakan melakukan
perawat kesehatan masalah pelayanan keperawatan pencegaham tindakan
sesuai kesehatannya kesehatan sederhana secara aktif promotive
rencana acara benar sesuai anjuran sesuai secara
keperawatan anjuran aktif
keluarga

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan gerontik masyarakat yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi D3 Keperawatan STIKes Budi Luhur Cimahi, merupakan suatu
program D3 keperawatan untuk mengaplikasikan konsep-konsep keperawatan
gerontik.
Terdapat 3 kegiatan ang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan gerontik,
yaitu praktik klimik keeprawatan gerontik itu sendiri, praktik klinik keperawatan
keluarga dan praktik klinik di Puskesmas
29

Pelaksanaan ketiga praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep proses


keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang
terstruktut.
Secara garis besar kebehasilan praktik klinik keperawatan gerontik masyarakat
yang dilakukan mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibukyikan
dengan meningkatnya pengetahuan lansia tentang kebutuhan kesehatannya.
Antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan memandanga penting
kesehatan untuk kelangsungan.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal
tentang konsep keperawatan gerontik masyarakat, sehingga terdapat optimalisasi
kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan gerontik masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Beare, Stanley. 2012. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi ke-2. Jakarta: ECG
Maryam, R. Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Makhfudli, (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC


30

Anda mungkin juga menyukai