Anda di halaman 1dari 25

Proposal Penelitian

FAKTOR DAN PENGARUH


PENGGUNAAN
MINUMAN KERAS
(ALKOHOL) PADA
KEHIDUPAN REMAJA DI
Sijunjung
Metodelogi Penelitian
Guru pembimbing:
Hendra wahyudi s.sos
Disusun
oleh:
AISYAH RUDIA PUTRI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan status sehat utuh secara fisik,
mental (rohani) dan sosial dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari
penyakit cacat dan kelemahan.

Untuk mencapai tujuan kesehatan rakyat yang tinggi pasal 11


ayat UU NO 9 tahun 1960 menetapkan bahwa pemerintah menguasai,
mengatur, dan mengawas persediaan pembuatan penyimpangan, peredaran
dan pemakaian obat-obatan termasuk obat bius dan minuman keras/alkohol

Alcoholism adalah penyelahgunaan serta ketergantungan alkohol.


Sedangkan menurut National Council on Alcoholism tahun 1992
mendefinisikan bahwa alcoholism adalah suatu penyakit kronis
progresif yang ditandai dengan hilangnya kontrol akibat memakai alkohol
dengan konsekuensi timbulnya masalah sosial, hukum, psikologi dan juga
fisik. Gangguan psikiatri acap kali timbul selama dalam keadaan
keracunan akibat, maupun dalam keadaan putus alkohol

Adapun faktor-faktor resiko yang menyebabkan penyelahgunaan


alkohol dikalangan para remaja meningkat seperti faktor genetik,
lingkungan, pergaulan dan karakteristik individu

Masalah minuman keras akhir-akhir ini telah menimbulkan masalah


yang mengganggu kondisi ketertiban dan keamanan kejahatan dan
kekerasan pelakunya biasanya menggunakan minuman keras. Menyadari
akan bahaya pengaruh alkohol bagi tubuh manusia bila disalah gunakan
maka tatanan pengaturan, pengawasan dan pengendalian sangat
diperlukan. Penyalahgunaan minuman keras oleh remaja menunjukan
kecenderungan yang meningkat akibatnya dirasakan dalam bentuk
kenakalan, perkelahian, dan perbuatan asusila. Bila keadaan tersebut
dibiasakan maka bencana akan terjadi. Remaja yang keracunan alkohol
adalah remaja yang tidak produktif bagi pembangunan

Masa remaja dalam kehidupan sehari-hari sangat berkaitan erat


dengan aspek psikologi yang menjadikan remaja sering mancoba sesuatu
untuk alasan mencari jati diri. Kadang remaja salah mengartikan jati diri
sehingga terjebak dalam pergaulan bebas terutama terjebak dalam hal
penggunaan minuman keras, selain faktor rasa ingin mencoba, faktor
lingkungan atau pergaulan juga dapat mempengaruhi keingintahuan remaja
tentang minuman keras, jadi pengaruh perubahan psikologi dapak
berdampak pada penggunaan minuman

keras pada masa remaja.

Pada saat sekarang banyak remaja yang mengatakan bahwa dengan


minum minuman keras kepercayaan diri mereka bertambah dari yang
pemalu menjadi pemberani, mereka beranggapan bahwa semua masalah
dapat teratasi dengan minum minuman keras, minuman keras dapat
memperbanyak teman. Tapi sesuai kenyataan minuman keras dapat
merusak proses berfikir dan menjadikan seorang tidak sadarkan diri atau
bertindak tidak sesuai kehendak.

Setelah melakukan wawancara dengan 4 orang remaja yang biasa


minum minuman keras (Tn. YB, Tn. PS, Tn WA, Tn. YU) dan seorang
remaja yang telah berhenti minum minuman keras (Tn.CA) didapatkan
hasil wawancara adalah mereka mengenal minuman keras akibat pergaulan
juga karena ikut-ikutan hanya karena ingin dikatakan hebat. Mereka
mengatakan dengan minum minuman keras mereka mendapatkan banyak
teman dimana mereka mudah bergaul setelah minum minuman keras,
kepercayaan diri mereka timbul setelah minum minuman keras, masalah
akan teratasi saat minum minuman keras, mereka mengatakan peminum
akan sangat disegani oleh orang, untuk menghilangkan stres (merasa
enjoy), saat ini minum minuman keras telah menjadi hobby bagi mereka.
Mereka biasanya mium minuman keras dalam seminggu + 3-4 kali,
mereka minum minuman keras dengan berkelompok yang terdiri dari 4–10
orang dan minuman yang sering diminum bermerek Pinaraci, Kasegaran,
Dry Jeann, London Jean, Bir Falentin, Bir Bintang, Bir Hitam, Cap Tikus
dan sekali-kali tuak (bohito) bila kepepet, biasanya minuman keras itu
dicampur dengan minuman lainnya seperti: M 150, Pepsi Blue, Bintang
Zero, Sprite, Cocacola agar terasa nikmat kata mereka. Mereka membeli
minuman keras tersebut dari hasil patungan atau biasa dikenal dengan
istilah kong-kong (sokongan).

Saat ditanyakan tentang pengetahuan mereka tentang minuman keras


mereka mengatakan minuman keras itu adalah minuman yang mengandung
alkohol dengan beberapa golongan sesuai dengan kadar alkohol yang ada
dalam minuman keras, minuman keras dapat mengurangi tingkat
kesadaran, dalam Agama minuman keras itu haram, dalam Hukum Negara
minuman keras itu dilarang, dalam kesehatan minuman keras itu dapat
merusak kesehatan. Tapi mereka tetap minum minuman keras karena
alasan yang telah diungkap-

kan mereka diatas.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti merasa tertarik


untuk mengadakan Karya Tulis Ilmiah melalui penelitian dengan judul
“faktor dan Pengaruh Penggunaan Minuman Keras (alkohol) Pada
Kehidupan Remaja Di kelurahan Wira laga”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan


masalahnya. ”Seberapa besar faktor Pengaruh Penggunaan Minuman Keras
(alkohol) Pada kehidupan Remaja di kelurahan wiralaga ?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi serta gambaran
umum tentang pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan
remaja di kelurahan Wiralaga.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi faktor penggunaan minuman keras dikalangan remaja.

b. Mengidentifikasi kehidupan remaja akibat penggunaan minuman keras.

c. Mengidentifikasi tentang pengaruh penggunaan minuman keras pada


kehidupan remaja.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Bagi Desa

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dari pihak desa agar lebih
meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap masyarakat khususnya
dikalangan remaja dari pergaulan bebas terutama penggunaan minuman
keras.

2. Bagi Para Remaja

Sebagai bahan pertimbangan bagi remaja akan bahaya yang


ditimbulkan dengan mengkonsumsi minuman keras terhadap kesehatan
fisik maupun psikologis serta dampaknya bagi masyarakat.

3. Peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tentang pengaruh miuman keras


dikalangan remaja dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor-Faktor Resiko Penyalahgunaan

1. Genetik

Keturunan diartikan sebagai pembawaan yang merupakan karunia


Tuhan yang maha esa. Keturunan sering disebut pula dengan pembawaan,
heredity. Teori tentang keturunan disampaikan oleh Gregor Mendel dalam
Purwanto yang dikenal dengan hipotesa genetika. Teori Mendel
menyatakan bahwa :

a. Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan

b. Tiap pasangan merupakan penentu alternaif bagi keturunannya

c. Pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan memisah


dan menerima pasangan faktor keturunan (Purwanto, 1998 : 13)

2. Lingkungan

Lingkungan sering disebut environment atau juga disebut nurture.


Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan
kehidupan manusia. Lingkungan dapat digolongkan:

a. Lingkungan manusia, yang termasuk kedalam lingkungan ini adalah


keluarga, sekolah dan masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan,
agama, taraf kehidupan dan sebagainya

b. Lingkungan benda, yaitu terdapat disekitar manusia yang turut


memberi warna pada jiwa manusia yang berada disekitarnya

c. Lingkungan geografis, latar geografis turut mempengaruhi corak


kehidupan manusia. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai mempunyai
keahlian, kegemaran dan budaya yang berbeda dengan manusia yang
tinggal di daerah yang gersang (Purwanto, 1998 : 13)

3. Pergaulan
Dalam pergaulan sehari-hari, pengaruh oleh teman dekat untuk
menyalahgunakan alkohol lebih besar dibandingkan dengan orang yang
tidak dikenal. Remaja-remaja yang mempunyai riwayat kejahatan, bolos
sekolah, gagal sekolah atau perilaku seks bebas mempunyai resiko
menyalahgunakan obat seperti alkohol lebih besar (Soetjiningsih, 2004 :
164)

4. Karakteristik Dini

Penyalahgunaan obat oleh remaja pada usia dini (dibawah 15 tahun)


atau usia lebih lanjut (di atas 24 tahun) cenderung didasari oleh gangguan
psikiatri seperti depresi atau gangguan kecemasan dan mempunyai resiko
penyalahgunaan obat dua kali lebih besar dibandingkan dengan remaja
yang tidak mempunyai riwayat depresi atau gangguan kecemasan
(Soetjiningsih, 2004 : 165)

Puspitawati dalam Ulfah (2005 : 10-12) menyebutkan beberapa


remaja terjerumus dalam masalah minuman keras karena dipengaruhi
lingkungan pergaulan antara lain sebagai berikut :

1) Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai “kelompok


pemakai”. Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau
teman-teman yang yang menggunakannya, namun ada yang kemudian
menjadi kebiasaan.

2) Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya,

Sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan
baik dengan teman-teman sebanyanya.

3) Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan
sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan moderen”
biasanya mendorong remaja minum-minuman keras secara berkelompok.

4) Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena
mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga
tanpa disadari lama-kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras
di kalangan remaja umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan
sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan dan kesenangan dan
ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu.

Puspitawati dalam Ulfah (2005 : 12-13) juga menyebutkan ciri-ciri


perilaku remaja yang minum minuman keras antara lain sebagai berikut :

1) Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba


menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang
jelas.

2) Sering menguap dan menhantuk, malas, melamun dan tidak


memperdulikan kebersihan dan penampilan diri.

3) Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di


sekolah.

4) Nilai rapor atau prestasinya menurun.

5) Bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.

6) Lebih banyak bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai


ciri-ciri dan tanda-tanda diatas.

7) Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman
keras.

8) Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.

9) Pelupa, seperti orang bego atau pikun.

10) Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam.

Sedangkan menurut Noegroho Djajoesman Remaja meminum minuman


alkohol disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

a) Lingkungan sosial
Motif ingin tahu, bahwa remaja selalu mempunya sifat selalu ingi
tahu segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya.
Misalnya saja ingin tahu bagaimanakah rasanya minuman keras.
Kesempatan, karena kesibukan orang tua maupun keluarga dengan
kegiatannya masing-masing atau akibat broken home, kurang kasing
sayang dan sebagai maka dalam kesempatan terebut kalangan remaja
berupanya mencari pelarian dengan cara minum-minuman keras.

Sarana dan prasarana, sebagai ungkapan rasa kasih sayang


terhadap putra-putrinya terkadang orang tua memberikan fasilitas dan uang
yang berlebihan. Namun hal tersebut disalahgunakan untuk memuaskan
segala keinginan dirinya antara lain berawal dari minum minuman keras.

b) Keperibadian

Rendah diri, rendah diri dalam pergaulan masyarakat, karena tidak


dapat mengatasi perasaan tersebut maka untuk menutupi kekurangan dan
agar dapat menunjukan eksistensi dirinya. Maka menyalah gunakan
minuman keras sehingga dapat merasa mendapatkan apa yang diangan-
angankan antara lain lebih aktif, lebih berani dan sebagainya. Emosional,
emosi remaja pada umunnya masih labil apabila pada masa puberitas, pada
masa tersebut biasanya ingin lepas dari ikatan aturan-aturan yang
diberlakukan oleh orang tua untuk memenuhi kehidupan peribadinya,
sehingga hal tersebut menimbulakn konflik pribadi. Dalam upaya untuk
melaksanakan konflik pribadi tersebut ia mencari pelarian dengan minum-
minuman keras dengan tujuan untuk mengurangi ketagihan dan aturan
yang diberikan oleh orang tua (Djajoesman dalam Ulfah, 2005 : 12).

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan


Ganggguan Mental Grganik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi
berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan
reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif
alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan
menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku,
seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan
lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan
terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara
berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau mata juling. Perubahan
psikologis yang dialami oleh konsumen misalnya mudah tersinggung,
bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi (Anonimity_ B,)

Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang


disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum
alkohol. Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas,
gelisah, murung, dan banyak berhalusinasi.

B. Konsep Alkohol (Minuman Keras)

Adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi


secara berlebihan dan terus menerus dapat merugikan dan membahayakan
jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara berpikir
kejiwaan, sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan
keluarga dan hubungan masyarakat sekitarnya.

Pengaturan minuman beralkohol yang pada umumnya disebut


sebagai minuman keras, terdapat dalam peraturan mentri kesehatan tentang
minuman keras Nomor 86/Men/Kes/Per/IV/77. Di dalam peraturan
tersebut, minuman keras digolongkan sebagai berikut:

1) Golongan A : Kadar Etanol 1-5%

2) Golongan B : Kadar etanol 5-20%

3) Golongan C : Kadar etanol 20-55% (Sasangka dalam Ulfah, 2005).

Di bawah ini contoh-contoh minuman keras dengan kadar


kandungannya.

1) Anggur : mengandung 10-15%


2) Bir : mengandung 2-6%

3) Brandy (Bredewijn) : mengandung 45%

4) Rum : mengandung 50-60 %

5) Likeur : mengandung 35- 40 %

6) Sherry/Port : mengandung 15-20%

7) Wine (anggur) : mengandung 10-15%

8) Wisky (Jenewer) : mengandung 35-40% (Sasangka dalam Ulfah, 2005 : 9).

Dari prosentase alkohol yang terdapat dalam bermacam-macam


minuman tersebut diatas, dapat dikategorikan dari golongan mana
minuman tersebut, apakah golongan A, golongan B, golongan C. Pada
umumnya seseorang yang minum-minuman keras untuk bersantai dan akan
berhenti minum tanpa kesukaran. Namun apabila seseorang mualai
tergantung pada minuman keras, maka timbulah apa yang disebut
alkoholisme.

Adapun akibat penyalahgunaan minuman keras yang mengandung


alkohol yaitu :

1. Gangguan kesehatan fisik

Minuman keras dalam jumlah banyak menimbulkan kerusakan hati,


jantung, pankreas, lambung dan otot

2. Gangguan kesehatan jiwa

Menimbulkan kerusakan permanen dalam jaringan otak sehingga


menimbulkan gangguan daya ingat, kemampuan belajar dan gangguan jiwa
tertentu

3. Gangguan fungsi sosial dan pekerjaan


Mudah tersinggung perhatian terhadap lingkungan, terganggu hilangnya
daya ingatan dan terganggunya kemampuan menilai mengakibatkan yang
bersangkutan dikeluarkan dari pekerjaan (Wresniwiro, 1999 : 218 – 219).

Minuman keras (alkohol) dalam kehidupan manusia mempunyai


fungsi ganda yang saling bertentangan. Disatu sisi alkohol merupakan
suatu zat yang dapat membantu umat manusia terutama dalam bidang
kedokteran yakni dapat digunakan sebagai pembersih kulit. Perangsang
nafsu makan dalam tonikum dan juga dapat digunakan untuk kompres.
Akan tetapi disisi lain alkohol atau minuman keras merupakan boomerang
yang sangat membahayakan dan menakutkan karena dewasa ini minuman
keras dikalangan masyarakat atau khalayak ramai telah menjadi sumber
kerawanan dan kesenjangan dalam masyarakat itu sendiri (Dirdjosisworo,
1984 : 26)

Penggunaan alkohol dalam waktu lama ditambah berkurangnya


asupan protein berkontribusi terhadap timbulnya sirosis hati, suatu
penyakit dimana beberap sel hati dipenuhi lemak dan protein sehingga
melemahkan fungsinya : beberapa sel kemudian mati, memicu proses
peradangan. Bila jaringan rusak semakin luas, aliran darah terhambat

Minum sangat banyak yang kronis dikaitkan dengan kerusakan


dibanyak bagian otak, yang banyak diantaranya berperan dalam fungsi-
fungsi memori. Orang-orang yang tergantung pada alkohol secara umum
memiliki simtom-simtom gangguan yang lebih parah, seperti toleransi dan
putus zat (Davison, Gerald. 2006)

Resiko yang berkaitan dengan alkoholisme bervariasi. Jika anda


seorang pecandu alkohol (menurut ukuran lima pint – sehari), anda kira-
kira empat kali kemungkinannya meninggal pada usia tertentu
dibandingkan orang yang tidak kecanduan yang usia, jenis kelamin dan
status ekonominya sama. Anda lebih besar kemungkinannya mendapat
kecelakaan serius, dan terjangkit kanker berbagai jenis. Jika pecandu
alkohol, lebih besar kemungkinannya terlibat dalam suatu tindak kekerasan
dan bahkan menanggung resiko kerusakan otak yang serius dan permanen
(Coleman, Vernon. 1993)

Gangguan yang terjadi akibat penggunaan alkohol waktu lama :


gangguan amnesia, lesi N, abducen (N. VI) dan terjadi sindrom korsakoff,
dengan gejala amnesia antrogarde dan amnesia antrograde dan amnesia
retro grade, gangguan dalam pengertian abstrak, gangguan pemahaman
visnospastial dan gangguan belajar. Alkohol merusak enzyme tranketolase,
selanjutnya dapat terjadi demensia konsumsi alkohol dalam tekanan besar
dan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan mood, depresi dan
kecemasan serupa serangan panik

Ketergantungan akan alkohol harus dipertimbangkan dengan


gangguan mental lainnya seperti : gangguan kepribadian, anti sosial,
gangguan skizofrenia, gangguan bipolar dan depresi (Soetjiningsih, 2004)

Seseorang pecandu minuman keras tidak dapat lagi berhenti minum


tanpa merasakan akibat yang buruk bagi dirinya. Ia menjadi tergantung
pada minuman keras, secara fisik maupun psikologis. Minuman keras
merupakan penekanan (depresant) terdapat aktifitas di bagian susuan saraf
pusat. Peminum minuman keras akan kekuranagn rasa pencegah atau sifat
menghalangi. Ia merasa bebas dari rasa tanggungjawab dan kegelisahan.
pengawasan terhadap pikiran dan badan terancam akibat dirinya
mabuk.(Sasangka,2003:107 dalam Ulfah, 2005 : 9).

C. Konsep Remaja

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan


masa dewasa disatu pihak bersifat kanak-kanak dan pihak lain bertingkah
laku seperti orang dewasa. Sering kali menyebabkan perilaku-perilaku
aneh dan bila tidak terkontrol menyebabkan menjadi kenakalan
(Purwanto, 1998 : 29). Dimana remaja dibagi dalam fase perkembangan
menurut Hurlock dalam Sabri yaitu :

1. Masa kanak-kanak awal (Early childhood) 2 – 6 tahun

2. Masa kanak-kanak akhir (Later childhood) 6 – 12 tahun


3. Masa puber (puberty) 15 – 21 tahun

4. Masa remaja 15 – 21 tahun

(Alisof, Sabri. 1995 : 13)

Dalam kehidupan manusia selalu dibagi dalam beberapa tahap kehidupan


yaitu mulai dari lahir, bayi, anak-anak, dewasa dan menjadi tua.
Keseluruhan tahapan tersebut maka sebagai tahapan kehidupan yang
menjadi konsentrasi pembahasan dalam karya ini adalah tahapan
kehidupan remaja karena pada tahapan tersebut seorang manusia penuh
dengan problem dan tantangan dalam rangka mencari jalan kehidupan serta
tercapai suatu cita-cita kehidupan remaja yang dimaksudkan menurut
Benyamin (1985 : 117) adalah sebagai berikut:

“ Kehidupan remaja adalah kehidupan yang penuh dengan cita-cita dan angan-
angan, ingin selalu mengaktualisasikan diri serta ingin selalu berubah,
semua ingin dicobanya, ingin bebas tanpa ada batasan tertentu, dan ingin
segera dipandang sebagai orang dewasa serta mempunyai keinginan
untuk bergaul seluas-luasnya dengan orang-orang sebaya”.

Dari pengertian tentang kehidupan remaja tersebut maka dapat


mengingatkan kepada orang tua agar senantiasa dapat memahami
keinginan-keinginan remaja sehingga dapat diarahkan kepada hal-hal yang
baik dan berguna. Ramaja merupakan periode transisi dari periode anak
kepada periode dewasa. Pada periode anak dibolehkan dan malah sering
diharapkan untuk bergantung, sedangkan dalam periode dewasa orang
diharpkan atau malahan diharuskan untuk dapat berdiri sendiri. Periode
remaja memang sangat sukar, sehingga sering menyusahkan dirinya sendiri
maupun orang yang ada di sekitarnya (Benyamin, 1985 : 119)

Masa remaja ini sangat menarik karena seorang berusaha mencari identitas
diri sehingga selalu ingin melebihi orang lain. Pada masa remaja itulah
mereka mengalami gejolak kepribadian, mulai mengembangkan
kepribadian sesuai dengan persepsi, dan bagaimana orang tua mengawasi
dan mengarahkannya, sangat memerlukan sikap yang bijaksana. Jadi
sekalipun pada masa remaja seorang ingin selalu bebas mengembangkan
dirinya, namun pengawasan dan pengarahan sangatlah penting (Nadek,
1990 : 11)

Berkaitan dengan pengarahan remaja tersebut, khususnya kearah hal-


hal yang positif (Singih D. Gunarsa, 1991 : 118) mengemukakan bahwa :

“ Seorang remaja perlu diperhatikan dengan siapa dan dengan kelompok


mana anak tersbut bergaul. Karena oleh pengaruh pergaulan, seorang
anak bisa melakukan yang tidak baik sebelumnya yang tidak pernah
dilakukannya. Misalnya mencuri uang agar bisa menyesuaikan dengan
keuangan teman-temannya, mentraktir teman-teman agar ia merasa
terpandang oleh teman-temannya”.

BAB III

KERANGKA PIKIR

A. Kerangka Pikir
B. Variabel Penelitian

1. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh


variabel lain. Jadi variabel dependen adalah faktor-faktor resiko
penyalahgunaan remaja terhadap alkohol

2. Variabel independen

Variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2003 :


102)

Variabel independen terdiri dari :

a. Lingkungan

b. Pergaulan

c. Karakteristik

B. Definisi Operasional

1. Lingkungan

Adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu terhadap


resiko penyelahgunaan yang terdiri dari :

(a) Lingkungan manusia

(b) Lingkungan benda

(c) Lingkungan geografis


Yaitu pergaulan remaja sehari-hari di Kel. Wira laga yang
mengkonsumsi alkohol

Variabel Defenisi Parameter Alat Skala Score

operasional Ukur

V. Bebas: Penggunaan Penggunaan Kusioner Nominal Berpengaruh


minuman keras Angket Nominal Jika skor
Penggunaan minuman
minuman Dikalangan remaja keras
> 75%
keras pada umumnya
meliputi:
Tidak
karena minuman
1. Faktor sosial Berpengaruh
V.Terikat: keras tesebut
Kehidupan 2. Kepribadian Jika skor <>
remaja menjanjikansesuatu
Berpengaruh
yang menjadi rasa
Kehidupan Bila
kenikmatan,
remaja: skor >75%
kenyamanan,
1. Kesehatan Tidak
kesenangan,
fisik Berpengaruh
dan ketenangan. Bila skor <
2. Psikologi
style=""
Kehidupan remaja lang="IN">
remaja atau
adalah suatu
kesehatan jiwa
keadaan dimana
3. Kehidupan
remaja menghadapimasyarakat
kehidupan yang
berbeda dengan

kehidupan remaja

sebelumnya dan

remaja berfikiran

bahwa mereka

hampir atau sudah

dewasa, yaitu

dengan merokok,

minum minuman

keras,

menggunakan
obat-obatan dan
terlibat

dalam perilaku
seks.

3. Remaja

Yaitu masa pubertas antara usia 15 – 21 tahun yang masa transisi


dari kanak-kanak menjadi dewasa

4. Resiko penyelahgunaan

Yaitu gejala-gejala kognitif, perilaku, dan fisik yang meliputi


kehilangan kontrol terhadap penggunaan alkohol dan penggunaan terus
menerus zat yang mempunai konsekuen merugikan

5. Alkohol
Yaitu obat depresan yang memiliki potensi untuk menjadi
kecanduan seperti minuman keras

6. Karakteristik dini

Yaitu perilaku individu yang mempunyai resiko penyalahgunaan


alkohol. Karakteristik penyesuaian sosial remaja ditiga lingkungan, yakni
keluarga, sekolah dan masyarakat adalah sebagai berikut:

(1) Dilingkungan keluarga

(a) Menjalin hubungan baik dengan anggota keluarga

(b) Menerima otoritas oarang tua

(c) Menerima tenggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga

(d) Berusaha membantu anggota keluarga

(2) Di lingkungan sekolah

(a) Bersikap respek dan mau menerima peraturan sekolah

(b) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah

(c) Menjalin persahabatan dengan teman-teman disekolah

(d) Bersikap hormat terhadap guru, pemimpin sekolah dan staf

(e) Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuan

(3) Dilingkungan masyarakat

(a) Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain

(b) Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain

(c) Bersikap simpati dan altruis terhadap kesejahteraan orang lain

(d) Bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan-


kebijakan masyarakat (Alexander A. Schneiders dalam Yusuf, 2007 : 198-
199).
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif


yaitu memaparkan peristiwa yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2003 :
83)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini seluruh remaja berumur 15 – 21 tahun


yang mengkonsumsi alkohol/miras di Kelurahan Wiralaga

2. Sampel

Jenis sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu dengan


mengambil semua populasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan beberapa cara, yaitu :

1. Quisioner, yaitu menggunakan daftar pertanyaan tertulis dan sistematis,


yang dibuat oleh peneliti

2. Wawancara, yaitu mengadakan dialog langsung dengan responden


yang mengalami ketergantungan alkohol

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar angketlembar kuesioner yang mengacu pada data yang didapatkan
dari studi pendahuluan dan yaitu mengacu pada tinjauan
pustaka (Djajoesman dalam Ulfah, 2005 : 12-14).

Dimana pada lembar kuisioner terdapat 12 pertanyaan yang terdiri 6


pertanyaan pada item pertama dan 6 pertanyaan pada item kedua.

E. Pengumpulan Data

a. Data Primer

Diperoleh dari lembar pernyataan berupa angket dan lembar


pertanyaan yang diberikan dalam bentuk lembar kuesioner yang
dikumpulkan.

b. Data Sekunder

Diperoleh dari data di kantor desa Wiralaga

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara manual, sebelum data dianalisa


secara deskriptif terlebih dahulu dilakukan seleksi, edit, koding dan
tabulasi

1. Seleksi; Salah satu kegiatan untuk penelitian dalam menghasilkan data

2. Editing; Pengecekan kembali terhadap data yang masuk dan


melengkapi data yang dianggap masih kurang

3. Koding; Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden kedalam


bentuk nilai yang dilakukan dengan memberi tanda/kode berbentuk angka
pada masing-masing jawaban

4. Tabulasi; Kegiatan membuat tabel dimana jawaban-jawaban yang


telah diolah kemudian dimasukkan dalam tabel dan dianalisa secara
deskriptif melalui presentase dan perhitungan dengan menggunakan rating
scale, kemudian diuraikan makna presentase akan hasil perhitungan
tersebut

G. Analisis Data

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel distribusi


frekuensi akan dianalisis dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

x = Variabel yang diteliti

f = Jumlah jawab dari responden

n = Jumlah sampel penelitian (Candra, 1995 : 35)

Setelah terkumpul kemudian diolah dalam bentuk table, kemudian


dianalisa.

Analisa Univariate Yakni analisis terhadap semua variabel yang diteliti


dengan menggunakan distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk
table dan menggunakan rumus (Setiadi, 2007 : 8).

Untuk hasil akhir digunakan uji statistik dengan langkah-langkah


sebagai berikut:

1) Terlebih dahulu membuat rumusan hipotesa penelitian (Ho) dan


Hipotesa alternative (Ha).

2) Hipotesis yang akan diuji oleh peneliti adalah:

Ho: tidak ada pengaruh minuman keras terhadap kehidupan remaja.

Ha: ada pengaruh penggunaan minuman keras pada kehidupan


remaja.

3) Menyusun tabel koefisien korelasi dan tafsirannya serta tabel kerja


(working tabel) untuk melakukan komputasi data yang diperoleh ke dalam
tabel.
4) Memasukan data kedalam rumus yang ada dengan melakukan substitusi

Ket:

X : variabel yang di teliti

f : frekuensi (jumlah) jawab responden

n : jumlah sampel penelitian

Menggunakan rumus pada koefisien kontigensi karena rumus ini di


gunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang datanya
berbentuk nominal

5) Menguji nilai X yang diperoleh dengan menggunakan harga kritis


(Critical value X table)
DAFTAR PUSTAKA

Anonimity A,____, Psikologi Remaja, http://duniapsikologi.dagdigdug.com

/categoory/psikologi-remaja/. Diakses 24 November 2012.

Anonimity, B, ____, Minuman Keras dan Narkoba,http://info-g-


excess.com/id/

online/minuman-keras-narkoba.info. Diakses 24 nov 2012

Benyamin, Fine, 1982. Problem Kenakalan Anak-Anak Remaja. Yayasan


Kanisius, Jakarta

Bryanlak, 1989. Memahami dan Mengatasi Masalah Anak Anda.


Gramedia, Jakarta

Coleman, Vernon. 1993. Kenali Tubuh Anda. PT Arcan, Jakarta

Dirdjosisworo, Soedjono, 1984. Alkoholisme Paparan Hukum dan


Kriminologi. Remaja

Karya, Bandung

Ngalim Purwanto, 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.


RemajaRosdakarya, Bandung
Wresniwiro, 1999. Masalah Narkotika Psikotropika dan Obat-obatan
Berbahaya. Mitra

Bitibnas, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai