Anda di halaman 1dari 12

AT LIT

1. Simone Biles

Nama Simone Biles pastinya sangat asing. Siapa sangka atlet senam asal Amerika Serikat
tersebut terpilih menjadi salah seorang atlet terbaik, berkat pencapaiannya meraih 4 medali
emas di Olimpiade dan 10 medali emas di kejuaraan dunia.
Biles juga menjadi atlet senam Amerika berprestasi dengan total 14 medali emas. Atas
prestasinya tersebut, Biles masuk jajaran pesenam legendaris dunia. Meski masih berusia 20
tahun, Simone telah mencetak sejarah di buku rekor dunia.

2. Wladimir Klitschko

Nama Wladimir Klitschko sudah tidak asing didengar oleh penggemar olah raga tinju dunia.
Meski telah memasuki usia ke-41 tahun, petinju asal Kazakhstan ini mampu menjadi atlet
terbaik.
Wladimir masuk ke jajaran petinju terbaik sepanjang masa. Selama kariernya, dia terkenal
berkat kekuatan, stamina, dan latihan fitness yang luar biasa. Klitschko hampir tidak
terkalahkan sepanjang kariernya. Dia mencatat rekor 64 kemenangan dari 69 pertandingan,
dengan 53 di antaranya menang knock out (KO).
Dia juga menjadi petinju kedua yang mampu mempertahankan titel juara kelas berat dengan
mempertahankan gelar juara selama 23 kali. Rekor itu menempatkan Klitschko di atas
Muhammad Ali (19) dan Larry Holmes (21). Posisi pertama masih diraih oleh Joe Louis
dengan 25 kali mempertahankan gelar juara.

3. Katie Ledecky

Katie Ledecky awalnya bukan siapa-siapa sebelum dinobatkan sebagai atlet terbaik. Namun,
dunia memandang dia sebagai perenang terbaik di dunia. Ledecky bahkan menyaingi atlet
renang legendaris AS, Michael Phelps.
Masih berusia 20 tahun, dia telah meraih lima medali emas dan memecahkan tiga rekor dunia
pada kejuaraan dunia renang 2015 di Rusia. Dia menjadi perenang pertama yang mampu
menjuarai nomor 200 meter, 400 meter, 800 meter, dan 1.500 meter gaya bebas di sebuah
kejuaraan utama.
Ledecky semakin menunjukkan kekuatannya saat memecahkan rekor dunia 400 meter dan
800 meter di Olimpiade Rio 2016. Pada ajang tersebut, dia mampu meraih empat medali
emas. Dia kembali mengulang kesuksesan pada kejuaraan dunia 2017 dengan raihan lima
medali emas. Hingga saat ini dia telah memecahkan 13 rekor dunia dan masih akan terus
bertambah.

4. Caeleb Dressel

Peraih gelar atlet terbaik selanjutnya dipegang perenang asal AS, Caeleb Dressel. Pada
usianya yang masih muda yaitu 20 tahun, Caeleb mampu meraih dua medali emas di
Olimpiade Rio 2016.
Selain itu, dia juga telah meraih tujuh medali emas di kejuaraan dunia renang 2017. Dressel
memiliki kualitas dan potensi sangat baik. Dia bahkan diprediksi mamppu menyamai rekor
Phelps. Namun, itu akan terjawab siring waktu yang terus berjalan.

5. LeBron James

Prestasi dan kesuksesan di olah raga basket yang diraih oleh LeBron James sejak remaja,
tidak membuatnya besar kepala. Sejak pertama masuk draf Cleveland Cavaliers 2003, James
bermetamorfosis menjadi atlet basket yang sukses di tim mana pun yang ia perkuat.
Dia mampu mengubah pandangan mengenai basket setelah meraih 12 NBA All Stars, 4 NBA
MVPs, 2 NBA Finals MVPs. Fakta ini lah yang akhirnya membawa James menjadi pencetak
skor terbanyak sepanjang masa bagi Cavaliers.
Penampilannya saat di Miami juga sangat impresif ketika James mampu meraih dua
kemenangan NBA Championships setelah membawa Heat memimpin di 27 pertandingan
secara beruntun yang merupakan kemenangan terpanjang selama sejarah NBA.
Memasuki usianya yang ke-32 tahun, James telah tampil di 7 final NBA sejak 2011 dan
memenangi 3 di antaranya. Penampilannya tidak pernah akan terhenti dalam waktu dekat ini.

6. Roger Federer

Meskipun sempat menimpulkan pro-kontra, penampilan petenis asal Swiss ini mampu
memukau penggemar olah raga tenis lapangan.
Bukan hanya itu, Roger Federer masuk ke jajaran atlet Greatest Of All Time (GOAT). Sejak
penampilan pertamanya di 2001 ketika menantang Pete Sampras dan mengambil alih
peringkat nomor satu dunia, Federer menjadi atlet tenis yang luar biasa.
Ia menjadi petenis putra yang mampu meraih gelar juara paling banyak di 19 turnamen
tunggal putra. Dia telah 8 kali meraih gelar juara Wimbledon, 15 kali Amerika Terbuka, 5
kali Australia Terbuka, dan 1 kali Prancis Terbuka.
Pesaing terdekatnya adalah Rafael Nadal yang telah meraih gelar juara di 15 turnamen grand
slam dan Pete Sampras dengan raihan 14 kali gelar juara turnamen tenis grand slam.

7. Usain Bolt

Gelar atlet terbaik pantas disematkan kepada Usain Bolt. Dijuluki sebagai manusia tercepat di
dunia, ia telah menjadi bagian dari sejarah cabang olah raga atletik, berkat raihan prestasi
yang fantastis.
Peraih sembilan medali emas Olimpiade ini mampu menorehkan rekor dunia yang belum
mampu dipecahkan hingga saat ini yaitu pada nomor 100 meter dan 200 meter. Pelari asal
Jamaika tersebut juga mengukir prestasi yang sulit dilampaui atet lain pada kejuaraan dunia
atletik di London setelah meraih 11 medali emas.

8. Serena Williams
Gelar atlet terbaik jatuh kepada petenis putri asal AS, Serena Williams. Dunia dibuat terkejut
saat Serena meraih juara di turnamen tenis grand slam pada usia 20 tahun.
Sejak awal penampilannya di tenis lapangan pada 1998, Serena mengoleksi 23 titel juara
grand slam di tunggal putri dan 14 titel juara di ganda putri. Dia juga meraih empat medali
emas Olimpiade.
Kemenangan Serena di Autralia Terbuka pada Januari lalu, mampu melewati torehan
kemenangan grand slam terbanyak yang diraih oleh legenda tenis dunia Steffi Graff.

9. Christiano Ronaldo

Di cabang sepak bola, Christiano Ronaldo masih menjadi atlet terbaik. Saat penampilannya


bersama Manchester United, Ronaldo mampu membawa timnya mendominasi kemenangan
di Liga Inggris dan Eropa. Tidak heran jika Real Madrid tertarik mendatangkannya ke
Santiago Bernebau.
Ronaldo kemudian menunjukkan telenta luar biasa di La Liga hingga kemudian beberapa kali
mendapat gelar pemain terbaik dunia. Pemain asal Portugal tersebut telah mencetak 285 gol
pada 265 penampilannya.
Ronaldo telah mengantarkan timnya meraih 5 gelar baik Premier League maupun La Liga.
Dia juga telah meraih 3 gelar Liga Champions, Liga Eropa, dan 4 penghargaan Ballon d’Or.

10. Sonny Bill Williams

Sonny Bill Williams (28) menjadi atlet terbaik yang mewakili olah raga rugbi. Sepanjang
kariernya di turnamen rubgi seperti Rugby Union, Rugby League, dan Rugby 7’s, ia berhasil
meraih banyak penghargaan. Sonny mampu meraih gelar juara di hampir semua kompetisi.
Dengan raihan 12 kali gelar juara domestik dan penampilannya di Olimpiade Rio 2016,
menjadi penilaian untuk meraih predikat atlet terbaik tahun ini.
Pada 2011 dan 2015, Sonny Bill juga meraih predikat pemain terbaik kejuaraan dunia rugbi
bersama Selandia Baru. Dia juga menjadi pemain kunci yang mengantarkan negaranya
menjadi juara dunia. 
Dia juga mampu meraih titel juara di olah raga tinju setelah menyabet sabuk NZPBA
Heavyweight Championship dan WBA International Heavyweights. Namun, titelnya tersebut
kemudian dicabut karena ia menolak tantangan untuk perebutan gelar dan memilih fokus ke
rugbi.

Atlet Senam Artistik Putra Agus Prayoko Raih Medali Emas Sea
Games 2019

Atlet senam artistik putra Agus Prayoko memperoleh poin tertinggi di nomor vault
atau meja lompat Sea Games 2019 untuk mempersembahkan medali emas kedua
dari senam untuk Kontingen Indonesia, Rabu (4/12/2019). Agus menutup Sea
Games terakhirnya itu dengan medali emas setelah mengumpulkan poin 14.734,
rata-rata dari dua lompatan yang ia lakukan. "Nilai plusnya di lompatan pertama,
biasanya saya lompatan pertama stepnya lebih besar, hari ini lebih kecil," kata Agus.

Sementara medali perunggu nomor vault diraih Thanh Tung Le dari Vietnam.
"Inshaallah ini SEA Games terakhir saya," pungkas Agus.
Farah Ann, si ratu senam Malaysia bersinar di SEA Games 2019

Manila, Filipina (ANTARA) - Atlet senam asal Malaysia Farah Ann Abdul Hadi mencuri
perhatian publik setelah membantu negaranya keluar sebagai juara umum cabang olahraga
senam artistik SEA Games 2019 Filipina.

Pesenam berusia 25 tahun itu mengukuhkan dirinya sebagai ratu senam Malaysia setelah
mengemas tiga medali emas dari total lima emas yang dibawa pulang tim senam Negeri Jiran
selama empat hari pelaksanaan senam artistik di Rizal Memoriam Coliseum, Manila, Filipina.

Di antara riuh penonton yang memadati arena senam itu, Farah mengawali perjuangan skuat
senam artistik putri Malaysia di SEA Games ke-30 dengan merebut medali emas final
nomor all around, Senin (2/12) bersama kompatriot senegaranya Tan Ing Yueh yang meraih
medali perunggu.

Farah memuncaki perolehan poin dari empat alat yang dipertandingkan dengan total 48,05,
mengalahkan pesenam andalan Indonesia Rifda Irfanaluthfi yang harus puas dengan medali
perak dengan skor 47,8.

Atlet kelahiran Subang Jaya, Selangor itu tampil apik dengan 13,55 poin di meja lompat dan
12,45 poin di palang bertingkat, 12,50 poin di senam lantai, namun gugup ketika bermanuver
di nomor balok keseimbangan dimana dia hanya mencetak 9,55 poin di kualifikasi babak all
around.

Pesenam dengan tinggi 166 cm itu juga tak terkalahkan di final nomor palang bertingkat
individu untuk mengemas medali emas keduanya di Filipina.

Belum lagi di final nomor senam lantai, pesenam cantik itu mempertahankan dominasinya
sebagai yang terbaik di lantai berukuran 12x12m itu di tiga SEA Games terakhir.

"Datang ke SEA Games ini saya hanya ingin melakukan yang terbaik, tentunya di pikiran
saya, saya ingin melakukan yang terbaik untuk memenangi medali, dan saya sangat senang
dan bersyukur bisa meraih medali emas ini," kata Farah setelah meraih medali All Around di
Manila, Senin.

Farah berangkat ke Filipina tak lama setelah dirinya menjadi atlet senam putri Malaysia
kedua yang lolos ke Olimpiade, setelah Au Li Yen yang turun di Sydney 2000, berkat
penampilannya di Kejuaraan Dunia di Stuttgart, Oktober lalu.
Rifda Irfanaluthfi Atlet Senam Lantai

tlet Senam Lantai putri dari Indonesia, Rifda Irfanaluthfi menambah koleksi perolehan medali


emas di SEA Games 2019.
Di ajang SEA Games 2019 Filipina, Rifda menunjukan penampilan terbaik di nomor meja
lompat senam artistik.
Rifda juga berhasil menyumbangkan medali perak untuk nomor All Around.

Rupanya, atlet senam putri tersebut pernah gagal di ajang Asian Games 2018 yang diadakan
di Palembang, Indonesia.
Sebelumnya Rifda Irfanaluthfi juga sempat gagal pada alat palang bertingkat (uneven bars)
dikategori beregu putri senam artistik Asian Games 2018.

Seperti yang diberitakan Tribunnews.com, Rifda Irfanaluthfi hanya mendapatkan poin 8.550


pada alat palang bertingkat di Asian Games 2018.
Ia mengatakan, sudah lama tidak bertanding di alat palang bertingkat membuatnya lebih deg-
degan.
"Karena aku udah lama gak bertanding di alat bars jadi rasanya deg-degan banget
dibandingkan alat-alat lain," ujar Rifda Irfanaluthfi di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat,
Selasa (21/8/2018).
Selain itu, Rifda Irfanaluthfi juga sempat mengalami cedera pada bagian siku yang
membuatnya kurang maksimal pada alat tersebut.
Nadia Comaneci, Ikon ‘Kesempurnaan’ Dunia Senam Atletik

Nadia Comaneci menjadi orang pertama yang pernah meraih angka sempurna, yaitu 10,
dalam kompetisi Olimpiade cabang senam. Prestasi luar biasa itu ia peroleh saat
memenangkan medali emas pada ajang paling bergengsi di dunia olahraga, Olimpiade, yang
dilangsungkan di Montreal tahun 1976.

Dalam kompetisi tersebut, Nadia Comaneci memperoleh tiga medali emas, dua perak, dan
satu perunggu. Sementara pada Olimpiade tahun 1980, ia memenangkan dua medali emas,
dan dua perak.

Nadia Comaneci dilahirkan di Onesti, Rumania, pada 12 November 1961. Ia sudah berlatih
senam sejak usianya sangat muda, bahkan ketika menginjak usia 6 tahun, Comaneci sudah
dibimbing oleh Bela Karoli, pesenam hebat dari negerinya. Saat itu, Karoli sedang mencari
anak-anak berbakat yang akan disertakan dalam tim senam junior Rumania, dan Comaneci
berhasil menarik perhatian Karoli, hingga akhirnya diterima di dalam tim junior tersebut.

Pada 1969, Comaneci diikutkan dalam sebuah kompetisi nasional, yang menjadi pengalaman
profesional pertamanya, dan ia berhasil menduduki peringkat ke-13. Tahun berikutnya,
Comaneci ikut dalam ajang kejuaraan senam junior tingkat nasional, dan berhasil keluar
sebagai juara. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa ditunjukkan oleh Comaneci, yang hanya
1 tahun berselang dari kompetisi sebelumnya.
Nadia Comaneci lalu bertanding di beberapa kejuaraan senam Blok Timur, dan selalu keluar
sebagai pemenang. Perjalanan karier pertamanya di luar wilayah Rumania dimulai pada
1975, ketika ia memenangkan Kejuaraan Eropa di Skien, Norwegia. Comaneci berhasil
meraih empat dari lima medali emas yang diperebutkan dalam ajang tersebut.

Dalam babak kualifikasi Olimpiade tahun 1976, ia mencetak enam dari delapan angka
sempurna. Sambil mempersiapkan diri bertanding dalam Olimpiade, Comaneci mengikuti
kompetisi di Amerika, dan berhasil keluar sebagai juara dengan meraih sejumlah angka
sempurna.

Berbagai prestasi yang ia toreh, dan sejumlah piala bergensi yang membanggakan negerinya,
dilakukan ketika usianya baru menginjak 15 tahun. Nama Nadia Comaneci pun menjadi buah
bibir di seluruh dunia. Ia menjadi inspirasi bagi semua orang, terutama mereka yang bergelut
di dunia olahraga senam.

Di Montreal, ia memenangkan medali Olimpiade untuk semua cabang yang ia ikuti, dan
medali emas untuk semua putaran. Pada cabang Palang Bertingkat, ia memperoleh dua angka
sempurna (20 poin), dan pada Balok Keseimbangan, ia memperoleh total angka yang nyaris
sempurna (19,95 poin). Sementara itu dalam cabang Senam Lantai, ia memenangkan medali
perunggu.

Nadia Comaneci mengulang keberhasilannya pada ajang Olimpiade tahun 1980, dengan
merebut emas dari ajang Balok Keseimbangan, dan Senam Lantai. Ia lalu memenangkan
medali perak dari semua putaran, namun menimbulkan perdebatan karena tim Rumania
merasa Comaneci seharusnya meraih medali emas. Bela Karoli menuduh Jerman Timur
bertanggung jawab pada kecurangan yang dialami Comaneci.

Nadia Comaneci lalu memilih untuk meninggalkan Rumania pada 1 November 1989, dan
memutuskan untuk menjadi warga negara Amerika Serikat. Di sana, ia masih sesekali
mengkuti beberapa ajang senam dunia, walau kariernya tidak seperti sebelumnya.
Alexandra Raisman

Alexandra Rose Raisman (lahir 25 Mei 1994) adalah seorang pesenam Amerika, model dan
dua kali Olimpiade. Dia adalah kapten tim senam Olimpiade wanita AS "Fierce Five" dan
"Lima Lima" tahun 2012 yang memenangkan kompetisi tim masing-masing. Raisman adalah
peraih medali perak untuk Olimpiade all-around 2016 dan peraih medali perak lantai.
Pada Olimpiade 2012 di London, ia memenangkan medali emas di kompetisi tim dan lantai,
serta medali perunggu di balok keseimbangan, menjadikannya pesenam Amerika paling
berhias di Olimpiade. Pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, ia memenangkan medali emas
di ajang tim, menjadikannya dan rekan satu timnya Gabby Douglas satu-satunya orang
Amerika dengan medali emas tim back-to-back. Raisman juga memenangkan medali perak di
latihan all-around dan di lantai.

Raisman juga anggota tim Amerika pemenang emas di Kejuaraan Dunia 2011 dan 2015.
Raisman juga memiliki karir modeling yang sukses, muncul di Sports Illustrated Swimsuit
Issue pada 2017 dan 2018.

Karier
Medali perak di grup wanita keseluruhan dari Kejuaraan Dunia 2010 Rotterdam.
Medali emas di grup Kejuaraan Dunia 2011 Tokyo keseluruhan, dan medali perunggu
berdasarkan kategori item Yuka Olimpiade London 2012 memenangkan medali emas
di Yuka dan overall grup. Rata-rata adalah medali perunggu, tempat ke-4 secara
keseluruhan pribadi. 157 cm.

Anda mungkin juga menyukai