Anda di halaman 1dari 7

ATLIT RENANG INDONESIA

TAHUN 1980 - SEKARANG


1. Richard Sambera 

Richard Sambera (lahir di Jakarta, 19 Desember 1971; umur 49 tahun) adalah perenang


putra andalan Indonesia. Ia eksis dari tahun 1980-an, 1990-an dan 2000-an ini. Prestasinya
antara lain memperoleh medali emas di Sea Games, medali Perunggu Asian Games dan
beberapa medali kejuaraan renang Asia maupun dunia. Saat ini dia menjadi pembawa
acara televisi untuk siaran olahraga dan sebagai redaktur majalah gaya hidup.
Richard berhasil menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar Bachelor of Science di ilmu
Political Science dan juga Economic dari Arizona State University, Amerika Serikat. Selama
di kuliah di Amerika Serikat, Richard berhasil meraih penghargaan All-American Divisi I
NCAA sebanyak empat kali ketika menjadi anggota tim renang sekolahnya (satu-satunya
orang Indonesia yang pernah mencapai itu) dan pernah menjadi asisten pelatih dari tim
renang putra Arizona State University. Perkenalan Richard dengan media terjadi saat
bergabung dengan departemen marketing koran lokal di kota Phoenix bernama Arizona
Republic. Sejak tahun 2000, Richard bergabung dengan Metro TV sebagai pembawa berita
di Metro Sports, sebelum bergabung ke MRA Group.
Aktivitas
 Presenter Olahraga di Metro TV
 Kepala Editor untuk majalah FHM & Men's Fitness Indonesia
 Pendiri Millenium Aquatic Club di Jakarta
 Ketua Umum Indonesia Olympians Association

Penghargaan
 Berpartisipasi di kejuaran Olimpiade Seoul 1988, Atlanta 1996 dan Sydney 2000
 Pemegang Rekor Sea Games untuk cabang renang 100m
 Pemegang Rekor Nasional untuk cabang renang 50m, 100m dan 200m
 Pemegang Rekor United States National College untuk cabang renang 100m
 Pemenang Medali Emas di Sea Games untuk cabang renang 100m pada tahun 1989,
1991, 1995, 1997, 1999, 2001 dan 2005
 Pemegang Medali Emas di Sea Games untuk cabang renang 50m pada tahun 1995, 1997,
1999 dan 2001
 Pemegang Medali Perak untuk World Swimming Championship untuk cabang renang
50m, Hongkong, pada tahun 2000
 Pemegang Medali Perunggu di Asian Games Beijing untuk cabang 100m pada tahun
1990
 Best Indonesian Athlete SIWO PWI tahun 2001

2. Lukman Niode

Lukman Niode (lahir di Jakarta, Indonesia, 21 Oktober 1963 – meninggal di Jakarta,


Indonesia, 17 April 2020 pada umur 56 tahun) adalah seorang atlet renang Indonesia.
Riwayat Hidup
Pendidikan yang ditumpu oleh Lukman Niode adalah SD Batanghari, Jakarta (1976);
SLP Yayasan Perguruan Cikini, Jakarta (1979); Cypress High School, Los Angeles (1981);
Golden West College, Los Angeles; Pendidikan renang di Klub Tirta Kencana, Jakarta
(1972-1979); Golden West College, Hutington Beach (1982-1984).
Ia adalah salah satu perenang gaya pungung yang pertama kali bertanding di luar negeri
pada Tahun 1973 di Bangkok, yang menempati urutan keempat. Dan setelah kejuaran di
bangkok niode pesta medali emas: 9 pada kajurnas 1976, 10 pada PON IX 1977, dan 7 pada
PON X 1980. Lukie panggilan akrabnya dari empat bersaudara, dia selalu latihan dengan
cara unik di rumahnya yaitu dengan mengisi air westafel hingga penuh dan dalam dalam
hitungan 3 selalu mengambil nafas. Niode menggemari gaya punggung dengan menjadi
rangsangan dari kaka-kakanya yang berkali-kali menyaksikan kemenangan mereka.Hingga
mulailah dia berlatih dan bergabung di Klub renang tirta.Pada Tahun 1979 liode
mendapatkan emas 2 kali dari Junior Olympic di Jepang.
Karier dan Prestasi
Perenang dalam PON 1977 meraih 10 medali emas; PON 1980 meraih 7 medali emas;
SEA Games 1983 meraih 2 medali emas; pemegang rekor Asia untuk 100 meter gaya
punggung; pemegang 2 rekornas untuk 200 meter gaya punggung, dan 100 m gaya bebas.
Pada tahun 1982, Dia mendapat gelar sebagai Atlit terbaik versi harian Kompas.; Atlet
terbaik oleh SIWO/PWI Jaya pada tahun 1981 dan 1983. Dia juga pernah menjadi Instructor
Hutington Scuba Dive Club, AS (1984); istruktur surfing Newport Beach, AS (1984).[2]
Lukman meninggal pada 17 April 2020 di Rumah Sakit Pelni, Jakarta dalam usia 56
tahun akibat penyakit koronavirus 2019.

3. I Gede Siman Sudartawa

Lahir di Bali, 8 September 1994; umur 26 tahun), adalah atlet Renang asal Indonesia.


Nomor spealisasinya adalah gaya punggung. Dalam SEA Games 2011 di Palembang. Ia
merebut empat medali emas dan memecahkan dua rekor SEA Games di nomor 100 meter
gaya punggung putra dengan waktu 55,59 detik yang sebelumnya dipegang
perenang Malaysia Lim Keng Liat sejak SEA Games Kuala Lumpur 2001 (56,16 detik) dan
di nomor 4x100 meter estafet gaya ganti beregu putra bersama Indra Gunawan, Glenn Victor
Sutanto, Triady Fauzi. Atas prestasinya di Sea Games 2011, pemerintah memberikan bonus
Rp 800 juta (sekitar $88.000) kepada I Gede Siman Sidartawa. Selain itu, I Gede Siman
Sudartawa juga dipercaya menjadi pembawa bendera Merah Putih saat defile kontingen
Indonesia dalam Upacara Pembukaan Olimpiade London 2012, 27 Juli 2012.
Prestasi
 Emas Porprov Bali 2009
 1 emas nomor 100 meter gaya punggung SEA Games 2011
 1 emas nomor 200 meter gaya punggung SEA Games 2011
 1 emas nomor 50 meter gaya punggung SEA Games 2011
 1 emas nomor 4x100 meter estafet gaya ganti beregu putra SEA Games 2011
 Memecahkan rekor SEA Games di nomor 100 meter gaya punggung putra (55,59 detik)
 Memecahkan rekor SEA Games di nomor 4x100 meter gaya ganti beregu putra (3 menit
41,35 detik)

4. Triady Fauzi Sidiq


Triady Fauzi Sidiq atau yang biasa disapa Aji merupakan seorang atlet renang yang dapat
berenang dengan berbagai gaya. Ia andal pada gaya bebas, kupu-kupu, dan gaya ganti.
Pria kelahiran Cimahi, 29 September 1991 ini mulai turun ke kolam renang pada usia 5
tahun. Awalnya menyukai olahraga renang ketika sering diajak ayahnya untuk berenang di
pinggir kolam. Seiring berjalannya waktu, ia mulai menyukai olahraga air tersebut dan mulai
mengikuti les renang dengan belajar semua gaya.
Sang kakek yang juga salah satu pemilik klub renang saat itu mulai mencium bakat dari
Aji. Kemudian ia pun ikut masuk ke dalam klub renang sang kakek. Saat itu Aji mulai
mengikuti banyak kejuaraan di Kota Cimahi, dan berhasil menjadi juara.
Triady Fauzi tidak pernah mempunyai pikiran untuk melangkah sejauh itu. Saat itu ia
hanya bercita-cita ingin seperti idolanya, Richard Sam Bera. Aji mulai masuk dalam
pemusatan latihan di Bandung (PPLP) saat kelas dua SMP.
Ketika SMA, Aji pernah merasa bosan dengan olahraga renang. Karena saat itu ketika
teman-teman yang lainnya berkumpul dan nongkrong bareng, ia malah harus berlatih renang.
Aji juga pernah berpikiran untuk berhenti dari dunia renang. Tapi orang tuanya berhasil
membuat Aji bersemangat dan tetap fokus kembali di dunia renang.
Perlahan tapi pasti, Aji dari tahun ke tahun kemampuannya terus berkembang dan mulai
meraih berbagai prestasi di ajang nasional hingga internasional. Tahun 2012-2013, Aji saat
itu sedang on fire, ia berhasil memecahkan rekor nasional pada semua nomor yang ia ikuti.
Salah satu penampilan yang paling berkesan ketika meraih emas dan memecahkan rekor
gaya bebas pada nomor estafet yang sebelumnya dipegang oleh sang idola, Richard Sam
Bera. Ia berhasil sepersekian detik lebih cepat.
Pada perhelatan SEA Games Myanmar 2013, Aji berhasil memecahkan rekor Asia
Tenggara pada nomor 100 meter gaya bebas. Atas prestasinya tersebut, ia mendapat
penghargaan sebagai atlet terbaik dari Anugerah Olahraga Indonesia (AORI) dan
mendapatkan julukan perenang tercepat se-Asia Tenggara saat itu.
Namun, kehebatan Aji belum teruji ketika mengikuti ajang Asian Games Incheon, 2014.
Ia belum bisa tampil maksimal dan harus puas di urutan enam. Aji juga sempat kecewa
karena gagal lolos ke Olimpiade Rio De Jeneiro 2016.
Pada 2017, pada perhelatan SEA Games Malaysia, saat usianya masuk 26 tahun, Triady
Fauzi berhasil menyumbangkan medali emas. Ia menjuarai nomor 200 meter gaya ganti.
Disamping itu, ia juga mencatatkan rekor baru pada nomor tersebut. Itulah buah hasil dari
kedisiplinan seorang Triady Fauzi Sidiq.(AA/DN) (Photo: viva.co.id/SP)
KELUARGA
Ayah    : Hasan Basri
Ibu       : Tien Zubaedah
PENDIDIKAN
SDN 13 Cimahi (sekarang menjadi SD Mandiri 2)
SMPN 4 Bandung lulus 2006
SMAN 20 Bandung lulus 2009
STKIP Pasundan, Cimahi, lulus 2015

PRESTASI
 1 Emas, SEA Games Jakarta-Palembang, 2011
 7 Emas, PON Riau, 2012
 3 Emas, Islamic Solidarity Games Palembang, 2013
 1 Emas, SEA Games Myanmar, 2013
 Atlet terbaik dari Anugerah Olahraga Indonesia (AORI), 2013
 Perenang tercepat se-Asia Tenggara, 2013

5. Yessy Venisia Yosaputra

Hobi berenang sejak kecil Yessy didaftarkan ke klub renang di Bandung. Dari sana ia
mumulai karier profesionalnya dengan mengikuti turnamen di dalam maupun di luar negeri.
Pemiliki nama lengkap Yessy Venisia Yosaputra ini lahir di Bandung, 27 Agustus 1994
dari pasangan Yohanes Yosaputra dan Sumarni. Yessy mulai hobi renang ketika usianya
menginjak lima tahun. Saat itu ia sering ikut sang kakak yang menjalani terapi renang untuk
pengobatan.
Pada usia enam tahun, orangtuanya mendaftarkan Yessy ke salah satu klub renang
terkemuka di Bandung, Klub Renang Aquarius. Yessy berhasil menjadi juara 3 saat
mengikuti kejuaraan Horizon Cup 2001 pertama kalinya. Saat itu ia bertanding pada nomor
100 meter gaya bebas.
Yessy dikenal termasuk yang rajin dalam latihan dan selalu mengikuti pertandingan
walaupun tidak selalu menjadi juara pertama, tapi ia tetap giat berlatih.
Saat latihan ia mulai mempelajari gaya punggung dan gaya kupu-kupu, tepat berusia 13
tahun Yessy mulai menyukai pada nomor gaya punggung.
Pada tahun 2007, Yessy berhasil menjadi juara pertama 100 meter gaya punggung
kelompok umur IV pada Kejuaraan Nasional Renang. Tahun berikutnya, ia mengikuti PON
2008 di Kalimantan Timur, saat itu ia terbilang cukup sukses dengan meraih medali perak
pada nomor 200 meter gaya punggung.
Berkat prestasinya itu, Yessy dipanggil untuk mengikuti pelatnas renang dan
dipersiapkan untuk SEA Games 2009 di Laos. Tapi sayangnya, ia tidak jadi berangkat karena
sakit.
Untuk mengobati rasa kecewanya, Yessy mulai berlatih keras. Dalam sehari bisa 3-7 jam
latihan ditambah lagi latihan fisik dua kali dalam seminggu.
Latihan keras Yessy akhirnya tidak sia-sia, ia berhasil meraih medali perak pada nomor
10.000 meter Asian Beach Games 2010 di Oman dan meraih medali emas nomor 200 meter
gaya punggung SEA Games 2011, termasuk memecahkan rekor saat itu.
Pada Olimpiade Rio 2016, Yessy sempat menarik perhatian publik Indonesia. Sayang, ia
finis dengan catatan waktu 2.20.88 detik dan berada pada urutan ke 28, sehingga gagal maju
ke babak berikutnya di nomor 200 meter gaya punggung.
Meski begitu, Yessy tetap menjadi perenang andalan Indonesia. Pada ajang SEA Games
2017, Yessy berhasil mempersembahkan medali perak di nomor 200 meter gaya punggung
dengan catatan waktu 2 menit 18,19 detik, hanya terpaut beberapa detik saja dari perenang
asal Vietnam yang memperoleh medali emas.
Keikutsertaannya dalam ajang internasional menjadi modal penting bagi Yessy. Ia pun
tetap menjadi perenang putri andalan dalam turnamen dan kejuaraan lain untuk Indonesia.
(AA/DN) (Photo: Instagram/ Yessy Venisia)
KELUARGA
Ayah        : Yohanes Yosaputra
Ibu           : Sumarni
Saudara  : Yuliana Yosaputra, Hans Yosaputra
PENDIDIKAN
SD Santo Yusuf Bandung, Santa Angela Bandung
SMPN 3 Bandung
SMAK II Penabur Bandung
PRESTASI
 Juara 3 nomor 100 meter gaya bebas Horizon Cup 2001
 Juara pertama 100 meter gaya punggung kelompok umur IV Kejurnas Renang 2007
 Medali perak di nomor 200 meter gaya punggung PON 2008 Kaltim
 Medali perak pada nomor 10.000 meter Asian Beach Games 2010 Oman

Anda mungkin juga menyukai