Anda di halaman 1dari 6

1.

Rifda Irfanaluthfi

Rifda Irfanaluthfi adalah eorang atlet senam asal


Indonesia. Ia dilahirkan di Jakarta, 16 Oktober 1999. Gadis
berusia 17 tahun ini merupakan pesenam artistik Indonesia.

Pada SEA Games 2017 yang berlangsung di Malaysia,


Rifda berhasil membawa pulang emas untuk Indonesia
lewat cabang senam artistik nomor balok keseimbangan
(beam), Rabu (23/8/2017). Sebelumnya pada SEA Games
2015 di Singapura, dirinya berhasil meraih medali perak di
cabang senam lantai.

Prestasi yang diraih Rifda dimulai sejak masa juniornya


yaitu ketika ia berhasil memenangkan dua medali emas di
PON Remaja di tahun 2014 untuk mewakili provinsi DKI
Jakarta.

Bulan Juni 2015, Rifda berpartisipasi dalam SEA Games


2015 di Singapura. Pada babak kualifikasi itu, Rifda berhasil lolos ke final serba bisa perorangan
di peringkat kelima, dan kemudian lolos ke final untuk tiga alat yaitu, meja lompat di peringkat
pertama, balok keseimbangan di peringkat kedua, dan senam lantai di peringkat kelima.

Peringkat kelima itu Rifda dapat setelah terjatuh di alat balok keseimbangan dan senam lantai
dengan nilai total 49,600. Menduduki peringkat keempat di meja lompat setelah jatuh di
lompatan kedua, peringkat empat lagi di balok keseimbangan setelah jatuh di salah satu skill.
Tetapi kemudian berhasil memenangkan medali perak di nomor senam lantai setelah menduduki
peringkat kedua di belakang pesenam Malaysia, Farah Ann Abdul Hadi dengan selisih nilai
hanya 0,033, menjadi satu-satunya pesenam Indonesia yang berhasil meraih medali di Singapura.

Karirnya di dunia senam artistik ia lanjutkan pada bulan Juli, Rifda mengikuti Kejuaraan Senam
Artistik Asia 2015 di Tokyo, Jepang. Rifda bertanding di dua nomor terbaiknya yaitu Balok
keseimbangan, dan Senam lantai. Saat itu putri pasangan Utu Solihin dan Yulies Andriana ini
berhasil menduduki peringkat keenam untuk balok keseimbangan dan menjadi cadangan pertama
(peringkat 9) untuk nomor senam lantai.

Setelah berhasil memenangkan tiga medali emas pada PON Pelajar di bulan September dan dua
emas yang sebelumnya berhasil dimenangkan di PON Remaja pada tahun 2014 mewakili
Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pemuda dan Olahraga Daerah DKI Jakarta mengirimkan Rifda ke
Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2015 di Glasgow, Skotlandia.

Di Glasgow, lulusan Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan ini menduduki peringkat ke 126
dari 191 pesenam yang mengikuti kompetisi serba bisa di babak kualifikasi, dengan total nilai
48,332 setelah jatuh di alat palang bertingkat dan balok keseimbangan, dan tidak berhasil lolos
ke Test Event Olimpiade Rio.
2. Ludmilla Ivanovna Tourischeva

Nama Lengkap : Ludmilla Ivanovna Tourischeva

Profesi : Olahragawan

Tempat Lahir : Grozny, Russian SFSR, Soviet Union

Tanggal Lahir : Selasa, 7 Oktober 1952

Ludmilla Ivanovna Tourischeva adalah mantan pesenam


wanita terkenal dan dan sangat berbakat dari Uni Soviet.
Sebagai pesenam profesional, Tourischeva tercatat
banyak memenangi berbagai kejuaraan dunia dan
mungkin sudah tak terhitung lagi medali perunggu hingga
emas yang berhasil dikumpulkan atlit kelahiran 1952 ini
dari berbagai gelaran senam tingkat dunia.

Memulai karir di dunia senam pada usia 13 tahun,


Tourischeva belajar di bawah asuhan Vladislav
Rastorotsky, pelatih kenamaan Uni Soviet yang juga
melahirkan banyak sekali pesenam tingkat dunia seperti
Natalia Shaposhnikova dan Natalia Yurchenko. Pada
1967, Tourischeva mengikuti kejuaraan senamnya yang pertama di tingkat nasional dan berkat
bakat serta latihan tekun yang tidak kenal lelah, pesenam yang saat itu masih berusia teramat
muda ini sudah berhasil menyabet medali emas pertamanya. Setahun kemudian, pesenam
kelahiran kota Grozny ini membuat debut internasional dengan tampil di Olimpiade Musim
Panas Meksiko, sekaligus menyabet meali emas pertama dari kejuaraan tingkat dunia.

Pasca Olimpiade Meksiko, Ludmilla Tourischeva seperti tidak berhenti mencetak prestasi. Dari
gelaran Olimpiade yang pernah diikuti, pesenam tangguh ini berhasil mengumpulkan total 4
medali emas, 3 perak dan 2 perunggu. Sepanjang kejuaraan dunia senam, Tourischeva adalah
pendulang 7 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Dalam ajang final piala dunia, pesenam elit ini
merajai berbagai nomor dengan 5 medali emas. Dan untuk tingkat Eropa, hanya segelintir
pesenam tangguh lain yang bisa menandingi perolehan Tourischeva dengan 8 emas, 2 perak dan
4 perunggu.

Hingga akhir karir sebagai atlit dan kemudian menjadi pelatih senam terkemuka di mantan
negara tirai besi ini, nama Ludmilla Ivanovna Tourischeva tercatat sebagai 1 dari 2 wanita
(seorang lagi adalah pesenam Yelena Shushunova) yang berhasil memenangi Grand Slam semua
kejuaraan tingkat dunia.
3. Yulianti

Nama: Yulianti
Lahir: Tanjungkarang, 26 Juni 1980
Pendidikan: - SDN 4 Kampung Sawah Lama
- SMP Ragunan Jakarta
- SMA Ragunan Jakarta
- Sarjana Manajemen UBL

Ayah: Nuriyanto (alm.)


Ibu: Siti Samila (alm.)
Saudara: - Rudi Prayitno
- Ferry Yanto
- Juli Yanto
Anak: Fatiha Alita Akbar (1 tahun 10 bulan)
Pekerjaan: PNS Dinas Pertambangan Provinsi Lampung

Prestasi: - PON XIII 1993, Jakarta, 1 perak 3 prunggu


- Seagcon Junior 1993, Thailand, 1 perunggu
- Seagcon 1995, Jakarta, 2 perak 2 perunggu
- SEA Games Chiangmai, 1995, 1 perunggu
- PON XIV 1996, Jakarta, 3 emas 2 perak
- SEA Games 1997, Jakarta, 1 emas 1 perak
- ASEAN School 1998, Malaysia, 2 emas 2 perak
- PON XV 2000, Surabaya, 4 emas
- Seagcon 2000, Medan, 2 emas 2 perak 2 perunggu
- SEA Games 2001, Kuala Lumpur, 2 perak
- SEA Games 2003, Hanoi, 2 perak
- PON XVI 2004, Palembang, 4 emas
4. Zalfaa Khoziinah Irsyaad

Zalfaa Khoziinah Irsyaad merupakan salah satu atlet muda asal Kota Balikpapan yang memiliki
segudang prestasi. Gadis kelahiran Balikpapan, 21 Juli 2002 silam ini merupakan atlet senam
lantai Balikpapan.

Prestasi:
- Juara 3 : Alat palang bertingkat Artistik Putri Kejuaraan Nasional Surabaya tahun 2012.

- Juara 2 dan 3 : Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (POPPROV) tahun 2014.

- Juara 2 : alat palang bertingkat Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) tahun 2014.

- Juara 3 : Alat palang bertingkat Kejuaraan Nasional Antar PPLP tahun 2015.

- Juara 2 : Alat Balok Keseimbangan dalam kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Provinsi
(POPPROV) tahun 2016.

- Juara 3 Alat Lantai, Juara 3 Alat Meja Lompat, Juara harapan 2 Alat Palang Bertingkat, Juara
harapan 3 Alat Balok keseimbangan dalam kegiatan Gavrila Gymnastic Festival 2016.

- Juara 3 : Alat palang bertingkat dalam kejuaraan POPDA tahun 2017. (m03)
5. Vitaly Venediktovich Scherbo

Nama Lengkap : Vitaly Venediktovich Scherbo

Alias : No Alias

Profesi : Olahragawan

Tempat Lahir : Minsk

Tanggal Lahir : Kamis, 13 Januari 1972

Warga Negara : Uni Sovyet

Vitaly Venediktova Scherbo, lahir 13 Januari 1972 di


Minsk, adalah mantan pesenam asal Belarusia. Ia adalah
salah satu pesenam pria paling sukses sepanjang masa, ia
adalah satu-satunya pesenam pria yang pernah
memenangkan gelar juara dunia pada semua 8 perlombaan
(individu tahun 1993, Tim pada tahun 1991, Lantai tahun
1994, 1995 dan 1996, Horisontal Bar tahun 1994, Bar Paralel pada tahun 1993 dan 1995,
memukul kuda pada tahun 1992, Rings pada tahun 1992, Vault pada tahun 1993 dan 1994).

Scherbo diperkenalkan dengan dunia senam saat ia berusia tujuh tahun oleh ibunya dalam upaya
untuk menyalurkan energi tak terkendali yang dimiliki putranya yang masih kecil. Para pelatih di
klub setempat mengakui bakatnya, dan mengatur agar Scherbo dapat dikirim ke sekolah asrama
negara untuk atlet muda. Di sana ia membuat kemajuan besar sebagai pesenam, tetapi menolak
untuk tunduk kepada setiap disiplin. Hal ini membuat para pelatih di asrama merasa senang dan
marah pada saat bersamaan.

Scherbo tampil pertama kali di ajang internasional pada 1990-1991, ketika dia berkompetisi
untuk tim Uni Soviet di Kejuaraan Dunia dan Piala Dunia. Dia meraih medali perak bersama
rekan setimnya Grigori Misutin; mencetak 10,0 sempurna di lemari besi di Kejuaraan Eropa
tahun 1990; dan menjadi bintang di Goodwill Games di Seattle. Tetapi karena perilakunya yang
kurang baik dan tidak disiplin, pelatih Tim menganggapnya tidak akan mampu meraih medali
dari rekan tim yang lebih berpengalaman dan dapat diandalkan.

Namun, seperti yang dilakukannya berkali-kali sepanjang karirnya, ia membuktikan kepada


pelatih dan penonton bahwa anggapan mereka salah. Scherbo memenangkan enam dari delapan
medali emas pada tahun 1992 Olimpiade di Barcelona, Spanyol. Sebelumnya, hanya Michael
Phelps dan Mark Spitz yang pernah memenangkan medali emas lebih banyak dalam Permainan
tunggal, dan hanya Phelps dan Eric Heiden telah memenangkan lima medali emas sebagai
individu pada Permainan tunggal.

Anda mungkin juga menyukai