Rifda Irfanaluthfi
Peringkat kelima itu Rifda dapat setelah terjatuh di alat balok keseimbangan dan senam lantai
dengan nilai total 49,600. Menduduki peringkat keempat di meja lompat setelah jatuh di
lompatan kedua, peringkat empat lagi di balok keseimbangan setelah jatuh di salah satu skill.
Tetapi kemudian berhasil memenangkan medali perak di nomor senam lantai setelah menduduki
peringkat kedua di belakang pesenam Malaysia, Farah Ann Abdul Hadi dengan selisih nilai
hanya 0,033, menjadi satu-satunya pesenam Indonesia yang berhasil meraih medali di Singapura.
Karirnya di dunia senam artistik ia lanjutkan pada bulan Juli, Rifda mengikuti Kejuaraan Senam
Artistik Asia 2015 di Tokyo, Jepang. Rifda bertanding di dua nomor terbaiknya yaitu Balok
keseimbangan, dan Senam lantai. Saat itu putri pasangan Utu Solihin dan Yulies Andriana ini
berhasil menduduki peringkat keenam untuk balok keseimbangan dan menjadi cadangan pertama
(peringkat 9) untuk nomor senam lantai.
Setelah berhasil memenangkan tiga medali emas pada PON Pelajar di bulan September dan dua
emas yang sebelumnya berhasil dimenangkan di PON Remaja pada tahun 2014 mewakili
Provinsi DKI Jakarta, Dinas Pemuda dan Olahraga Daerah DKI Jakarta mengirimkan Rifda ke
Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2015 di Glasgow, Skotlandia.
Di Glasgow, lulusan Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan ini menduduki peringkat ke 126
dari 191 pesenam yang mengikuti kompetisi serba bisa di babak kualifikasi, dengan total nilai
48,332 setelah jatuh di alat palang bertingkat dan balok keseimbangan, dan tidak berhasil lolos
ke Test Event Olimpiade Rio.
2. Ludmilla Ivanovna Tourischeva
Profesi : Olahragawan
Pasca Olimpiade Meksiko, Ludmilla Tourischeva seperti tidak berhenti mencetak prestasi. Dari
gelaran Olimpiade yang pernah diikuti, pesenam tangguh ini berhasil mengumpulkan total 4
medali emas, 3 perak dan 2 perunggu. Sepanjang kejuaraan dunia senam, Tourischeva adalah
pendulang 7 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Dalam ajang final piala dunia, pesenam elit ini
merajai berbagai nomor dengan 5 medali emas. Dan untuk tingkat Eropa, hanya segelintir
pesenam tangguh lain yang bisa menandingi perolehan Tourischeva dengan 8 emas, 2 perak dan
4 perunggu.
Hingga akhir karir sebagai atlit dan kemudian menjadi pelatih senam terkemuka di mantan
negara tirai besi ini, nama Ludmilla Ivanovna Tourischeva tercatat sebagai 1 dari 2 wanita
(seorang lagi adalah pesenam Yelena Shushunova) yang berhasil memenangi Grand Slam semua
kejuaraan tingkat dunia.
3. Yulianti
Nama: Yulianti
Lahir: Tanjungkarang, 26 Juni 1980
Pendidikan: - SDN 4 Kampung Sawah Lama
- SMP Ragunan Jakarta
- SMA Ragunan Jakarta
- Sarjana Manajemen UBL
Zalfaa Khoziinah Irsyaad merupakan salah satu atlet muda asal Kota Balikpapan yang memiliki
segudang prestasi. Gadis kelahiran Balikpapan, 21 Juli 2002 silam ini merupakan atlet senam
lantai Balikpapan.
Prestasi:
- Juara 3 : Alat palang bertingkat Artistik Putri Kejuaraan Nasional Surabaya tahun 2012.
- Juara 2 : alat palang bertingkat Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) tahun 2014.
- Juara 3 : Alat palang bertingkat Kejuaraan Nasional Antar PPLP tahun 2015.
- Juara 2 : Alat Balok Keseimbangan dalam kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Provinsi
(POPPROV) tahun 2016.
- Juara 3 Alat Lantai, Juara 3 Alat Meja Lompat, Juara harapan 2 Alat Palang Bertingkat, Juara
harapan 3 Alat Balok keseimbangan dalam kegiatan Gavrila Gymnastic Festival 2016.
- Juara 3 : Alat palang bertingkat dalam kejuaraan POPDA tahun 2017. (m03)
5. Vitaly Venediktovich Scherbo
Alias : No Alias
Profesi : Olahragawan
Scherbo diperkenalkan dengan dunia senam saat ia berusia tujuh tahun oleh ibunya dalam upaya
untuk menyalurkan energi tak terkendali yang dimiliki putranya yang masih kecil. Para pelatih di
klub setempat mengakui bakatnya, dan mengatur agar Scherbo dapat dikirim ke sekolah asrama
negara untuk atlet muda. Di sana ia membuat kemajuan besar sebagai pesenam, tetapi menolak
untuk tunduk kepada setiap disiplin. Hal ini membuat para pelatih di asrama merasa senang dan
marah pada saat bersamaan.
Scherbo tampil pertama kali di ajang internasional pada 1990-1991, ketika dia berkompetisi
untuk tim Uni Soviet di Kejuaraan Dunia dan Piala Dunia. Dia meraih medali perak bersama
rekan setimnya Grigori Misutin; mencetak 10,0 sempurna di lemari besi di Kejuaraan Eropa
tahun 1990; dan menjadi bintang di Goodwill Games di Seattle. Tetapi karena perilakunya yang
kurang baik dan tidak disiplin, pelatih Tim menganggapnya tidak akan mampu meraih medali
dari rekan tim yang lebih berpengalaman dan dapat diandalkan.