Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

PERUBAHAN PERGAULAN REMAJA DI PANCOR, LOMBOK TIMUR

OLEH

LINDA HERAWATI
X IPS 3
22

SMA Negeri 2 Selong


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pergaulan adalah salah satu kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk
sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain. Pesatnya perkembangan arus
informasi sangat mempengaruhi pergaulan remaja. Informasi media massa yang menyajikan
gaya hidup dan budaya masyarakat modern saat ini sedikit demi sedikit remaja mengadopsi
budaya barat. Globalisasi yang melanda Indonesia saat ini membuat informasi yang dibawa
oleh media massa seperti televisi, internet sangat mudah diakses oleh remaja zaman sekarang,
contohnya seperti ingin merasakan alkohol, narkoba dan lain sebagainya yang ditiru oleh
sebagian besar remaja yang dilihatnya dari media televisi, internet maupun majalah. Dari
mulai melihat sampai rasa ingin tahu dan mencoba.
Remaja saat ini sedang mengalami perubahan sosial yang sangat cepat dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern,yang juga mengubah norma-norma, nilai-
nilai dan gaya hidup mereka. Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga,
adat budaya serta nilai-nilai tradisional yang ada, telah mengalami pengikisan yang
disebabkan oleh pengaruh globalisasi dan modernisasi. Perbuhan-perubahan sosial yang serba
cepat akibat proses modernisasi dan globalisasi telah mengakibatkan perubahan pola
kehidupan, etika dan nilai-nilai moral khususnya penyalahgunaan narkoba dan
mengkonsumsi minuman-minuman keras. Berbagai obat-obatan, ganja, minuman keras
beredar demikian mudah dikalangan remaja, bahkan sangat mudah pula dilihat dan diketahui
oleh anak yang menginjak dewasa, begitu besarnya peranan pengaruh media massa maupun
elektronik dalam membentuk perilaku hidup masyarakat.
Penyalahgunaan narkoba dipengaruhi banyak faktor. Dampak dari penyalahgunaan
narkoba tidak hanya mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja,
namun juga masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia
maupun tingkat pendidikan. Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia, sekarang ini
sudah sangat memprihatinkan. Masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia pada
umumnya saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat
maraknya pemakaian secara illegal bermacam-macam jenis narkoba. Kekhawatiran ini
semakin di pertajam akibat maraknya peredaran gelap narkotika yang telah merebak di segala
lapisan masyarakat, termasuk di kalangan generasi muda. Hal ini akan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.
Selain itu juga, penggunaan minuman keras secara berkepanjangan dapat
menimbulkan berbagai masalah yang terkait dengan kesehatan, sebagai contoh penyakit yang
diakibatkan oleh konsumsi minuman keras secara berlebihan adalah kerusakan jaringan otak,
penyakit hati, gangguan system pencernaan, gangguan kelenjar pancreas, gangguan system
otot, gangguan seksual dan perkembangan janin, gangguan system endokrin, gangguan
system metabolisme nutrisi, resiko kanker dan gangguan metabolism tubuh (Hawari, 2003).
Secara sosiologis, remaja umumnya sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh
eksternal karena proses pencarian jati diri mereka mudah sekali terombang-ambing, dan
masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya
hidup masyarakat disekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil, remaja mudah
terpengaruh dan labil. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak ingin memikirkan
dampak negatifnya, diberbagai komunitas dan kota besar tidak heran jika hura-hura,
menghisap ganja dan zat adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para remaja.
Perkembangan arus informasi yang sangat pesat banyak mempengaruhi remaja, salah satunya
adalah gaya hidup. Melalui media massa timbul perubahan dalam masyarakat yang
bersangkutan. Gaya hidup banyak diikuti para remaja di daerah Pancor, Kecamatan Selong,
Lombok Timur.
Masalah penyalahgunaan narkoba dan minuman keras di daerah Pancor, Kecamatan
Selong, Lombok Timur, sungguh kompleks dan menarik untuk diteliti. Faktor yang
mempengaruhi para remaja dan dampak yang timbul akibat penyalahgunaan narkoba dan
minuman keras merupakan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah
1. Banyaknya remaja yang salah pergaulan
2. Banyaknya remaja yang menyalahgunakan narkoba dan minuman keras
3. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahaya mengkonsumsi narkoba dan
minuman keras

C. Batasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah melalui beberapa uraian diatas maka dalam hal ini
permasalahan yang dikaji perlu dibatasi. pembatasan masalah ini bertujuan untuk
menfokuskan perhatian penelitian ini, agar dapat menghasilkan data yang benar dan
mendalam tentang fenomena penyalahgunaan narkoba dan minuman keras, sehingga akan
diperoleh data tentang fenomena penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka diperoleh rumusan masalah, yaitu
:
1. Faktor apa yang mempengaruhi maraknya fenomena penyalahgunaan narkoba dan
minuman keras pada masyarakat Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok
Timur?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari fenomena penyalahgunaan narkoba dan minuman
keras pada masyarakat Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur?
3. Bagaimana solusi yang diambil masyarakat Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten
Lombok Timur untuk mengurangi masalah penyalahgunaan narkoba dan minuman
keras?
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis
1. Hasil penelitian digunakan sebagai ajang berfikir dalam melengkapi fenomena-fenomena
yang terjadi pada masyarakat.
2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama dibidang sosial kemasyarakatan
khususnya sosiologi.
Manfaat praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil peneltian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan di perpustakaan
sekolah sehingga dapat digunakan sebagai saran acuan dalam meningkatkan wawasan.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para guru yang
ingin mengkaji lebih jauh tentang hal yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba dan
minuman keras
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
menambah wawasan tentang penyalahgunaan narkoba dan minuman keras
d. Bagi Peneliti
Memberi bekal pengalaman untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan saat belajar ke
dalam karya nyata.
e. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan
mengenai penyalahgunaan narkoba dan minuman keras
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
2.1. Penyalahgunaan Narkoba
Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotik, Psikotropika, dan
Zat Aditif (NAPZA) adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau
psikologi seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Narkotika menurut UU RI No 22/1997, yaitu zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Bahaya
menyalahgunakan narkoba sangat besar, bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga masa depan.
Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan rusaknya organ tubuh selain itu juga menimbulkan
penyakit yang berbahaya sulit untuk disembuhkan, seperti kanker, paru, HIV/AIDS, hepatitis,
bahkan penyakit jiwa.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang bukan untuk tujuan
pengobatan dan penelitian, serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar,
sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik, gangguan
kesehatan jiwa, dan kehidupan sosialnya. Ada tiga faktor (alasan) yang dapat dikatakan
sebagai pemicu seseorang dalam penyalahgunakan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah
faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor kesediaan narkoba itu sendiri.
Pertama, faktor individu, diakibatkan rasa penasaran yang menimbulkan keinginan
untuk mencoba, waktu luang atau situasi dan kesempatan untuk menggunakan narkoba dan
tekanan atau jebakan atau rayuan dari pihak pengedar. Kedua, faktor lingkungan, ada
beberapa hal yang mempengaruhi seseorang menggunakan narkoba. Faktor itu antara lain
pengertian yang salah bahwa mencoba sekali-sekali tidak masalah, ajakan teman sebaya dan
tawaran gratis untuk memakai serta lingkungan yang mendukung kebebasan memakai atau
mengedarkan narkoba. Ketiga, faktor ketersediaan narkoba, di mana narkoba semakin mudah
untuk didapatkan dan dibeli.
Hukuman bagi penyalahgunaan narkotika telah diatur secara khusus oleh UU No.22
tahun 1997 tentang narkotika. Dalam pasal-pasal tersebut, UU narkotika dijelaskan ketentuan
pidana dan jenis pidana yang diberikan pada pihak yang menyalahgunakan narkotika secara
ilegal. Adapun sanksi yang diberikan berupa pidana penjara dan denda.
2.2. Minuman Keras
Minuman keras adalah minuman yang mengandung etanol. Etano ladalah bahan psiko aktif
dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagi Negara, penjualan minuman keras
beralkohol dibatasi kesejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati bata susia
tertentu. Alkohol adalahzat yang paling sering disalah gunakan manusia, alkohol diperoleh atas
peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh
alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadaral kohol yang
lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90
menit.Setelahdiserap, alkohol/etanol disebar luaskan kesuluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan
peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya
orang tersebut menjadi depresi.
Ada 3 golongan minuman keras berakohol1 yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir),
golongan B; kadar etanol 5%-20% (anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey,
Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput).
Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap Negara di seluruh dunia.
Tingkat konsumsi alkohol di setiap negara berbedabeda tergantung pada kondisi sosio cultural, pola
religious, kekuata nekonomi, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap Negara. Pada saat ini
terdapat kecenderungan penurunan angka pecandu alkohol di Negara-negara maju namun angka
pecandu alkohol ini justru meningkat pada Negara-negara berkembang. World Health Organization
(WHO) memperkirakan saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang,
dengan angka ketergantungan yang beragam di setiap Negara. Di amerika misalnya, terdapat lebih
dari 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol dengan 25% diantaranya adalah pecandu
dari kalangan wanita.
Produksi minuman beralkohol hasil industri dalam negeri dan berasal dari impor. Di
kelompokan dalam golongan-golongan sebagai berikut :
a. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH)
1% sampai dengan 5%.
b. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH)
lebih dari 5% sampai dengan 20%.
c. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH)
20% sampai dengan 55%.
d. Minuman beralkohol golongan B dan C adalah kelompok minuman keras yang di produksi,
pengedaran dan penjualnya ditetap kan sebagai barang dalam pengawasan.
2.3. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi, maka dalam masa remaja seakan-akan anak
berpijak pada dua kutub, yaitu masa anak yang akan ditinggalkan dan masa
dewasa yang akan dimasuki. Masa remaja juga mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu adanya
perubahan-perubahan yang menonjol baik dalam jasmani dan rohani dalam psikisnya.
Perubahan dalam segi jasmani, pada masa ini mulai bekerjanya hormon-hormon seksual,
sehingga anak, misalnya anak wanita mulai menstruasi dan anak laki-laki mengeluarkan
sperma dan sebagainya.
Aristoteles dan Walgito (dalam Puspita Sari : 2008) membagi umur dan masa dalam
perkembangan manusia sebagai berikut:
1. Masa anak kecil, masa bermain : umur 0 – 7 tahun
2. Masa anak, masa belajar : umur 7 – 14 tahun
3. Masa remaja/masa peralihan kemasa dewasa : umur 14 – 21 tahun
Remaja dalam kamus bahasa Indonesia diartikan dengan mulai dewasa, sudah sampai
pada untuk kawin. Istilah remaja dalam bahasa Indonesia disebut juga pubertas. Pubertas
berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata puberty yang mempunyai arti remaja. Dikatakan
bahwa remaja adalah manusia pada usia tertentu yang sedang dinamik, sehingga dalam usia
tersebut remaja banyak dihadapkan oleh masalah yang timbul baik itu berasal dari dirinya
sendiri maupun dari lingkungannya.
Terjadinya pemakaian narkotika di kalangan remaja sangat banyak disebabkan oleh
pergaulan yang terjadi di kalangan remaja itu sendiri. Hal ini disebabkan karena dalam usia
remajalah seseorang biasanya ingin mengetahui sesuatu, dengan jalan mencoba-coba sesuatu
yang baru tanpa memikirkan akibatnya kelak.
2.4. Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap
tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, atau norma sosial yang berlaku. Secara sederhana,
dapat dikatakan bahwa seseorang berperilaku menyimpang apabila menurut anggapan
sebagian besar masyarakat perilaku atau tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat-istiadat,
aturan, nilai-nilai, atau norma sosial yang berlaku. Dengan kata lain, penyimpangan
merupakan segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity)
terhadap kehendak masyarakat.
Beberapa contoh perilaku orang-orang yang dianggap menyimpang adalah suka
minum-minuman keras atau terlibat narkotika, disebut juga penyimpangan tunggal, atau bila
seseorang mengembangkan berbagai perilaku yang melanggar sejumlah aturan atau norma
yang berlaku, misalnya selain berprofesi sebagai pencuri atau perampok, mereka acap kali
juga seorang alkoholik, gemar melacur, dan suka menggunakan tindak kekerasan. Tindakan
tersebut dapat dikatakan sebagai penyimpangan jamak (Narwoko, 2013:98)
2.4.1. Bentuk Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang dapat dibedakan atas dua bentuk, yakni:
1. Perilaku Menyimpang Primer (Primary Deviance) Penyimpangan yang dilakukan
seseorang dimulai dari penyimpanganpenyimpangan kecil yang mungkin tidak
disadarinya. Penyimpangan ini dialami oleh seseorang mana kala ia belum memiliki
konsep sebagai penyimpang atau tidak menyadari jika perilakunya menyimpang. Bentuk
penyimpangan primer ini biasanya dialami oleh seseorang yang tidak menyadari bahwa
perilakunya dapat menjurus ke arah penyimpangan yang lebih berat.
2. Perilaku Menyimpang Sekunder (Secondary Deviance) Penyimpangan yang lebih berat
akan terjadi apabila seseorang sudah sampai pada tahap Secondary Deviance. Tindakan
menyimpang yang berkembang ketika perilaku dari si penyimpang itu mendapat
penguatan (reinforcement) melalui keterlibatannya dengan orang atau kelompok yang
juga menyimpang. Bentuk penyimpangan sekunder itu juga berasal dari hasil penguatan
penyimpangan primer (Narwoko, 2013:106).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang terkait dalam persoalan kenakalan remaja diantaranya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Hemuto,2011,dengan judul "Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Kenakalan Remaja di Kecamatan Penguyaman Pantai" fokus masalah dalam
penelitian tersebut adalah kenakalan remaja. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis
adalah teori yang dikembangkan oleh suparman dkk{dalam Budininsi, 2008}, yaitu tentang
masyarakat adalah faktor lingkungan terbesar bagi seorang remaja dalam pergaulannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian
tersebut,terungkap bahwa faktor - faktor yang menyebabkan kenakalan remaja adalah faktor
lingkungan,pendidikan dan perilaku sosial dari seorang remaja.
Penelitian lain yang terkait dalam persoalan kenakalan remaja adalah penelitian yang
dilakukan oleh Madang,2010 dengan judul "Kenakalan Remaja di Desa Pasokan Kecamatan
Walea Besar" fokus masalah dalam penelitian tersebut adalah kenakalan remaja, seperti
mengkonsumsi minuman keras sehingga meresahkan masyarakat. Teori yang digunakan
sebagai pisau analisis adalah teori yang dikembangkan oleh Mussen {dalam Dariyo, 2004},
yaitu tentang perilaku dn sikap remaja,dimana sikap dan perilaku remaja sangat dekat dengan
sebuah perubahan, penuh gejolak dan emosional. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa faktor - faktor yang
menyebabkan kenakalan remaja adalah faktor ekonomi rendah ,pergaulan bebas,kurangnya
peran keluarga serta faktor pendidikan.
Dengan demikian, terdapat perbedaan anatar dua penelitian diatas dengan penelitian
ini, diantaranya adalah terdapat pada aspek yang menjadi faktor utama penyebab perilaku
penyimpang anak remaja,diantaranya faktor lingkungan,dan perilaku sosial.
Nama / Judul Penelitian yang relevan Letak perbedaan dalam
penelitian ini
Payen Hemuto, 2011. Masalah dalam penelitian Perilaku menyimpang
Faktor yang mempengaruhi ini adalah Kenakalan remaja contohnya mengkonsumsi
Kenakalan Remaja yaitu masalah yang minuman keras dan
termasuk dalam pelanggaran penyalahgunaan narkoba
hukum misalnya
perkelahian, pencurian, serta
pemerkosaan.
Hamni Madang, 2010. Yang menjadi aspek utama Aspek utama dalam
Kenakalan Remaja dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah faktor
faktor pendidikan lingkungan.

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menggambarkan kerangka berfikir dalam
perolehan data hasil penelitian ini. Hal ini dapat dilihat pada kerangka berfikir sebagai
berikut :
Kerangka Berfikir dalam Perolehan Data

Perilaku Anak Remaja

Perilaku Menyimpang
Anak Usia Remaja

Faktor Penyebab Solusi untuk


Perilaku Menyimpang Mengurangi Perilaku
Anak Usia Remaja Menyimpang

Menghasilkan Remaja yang


Moralitasnya terarah, tingkah laku
yang sesuai, dan masyarakat yang
sadar akan etika
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, dapat di lihat bahwa perilaku anak remaja
menyangkut tentang tindakan penyimpangan yang sering dilakukan kemudian dirumuskan
dengan faktor apa saja yang menyebabkan perilaku menyimpang anak usia remaja. Dengan
mendapatkan penyebab tindakan tersebut, maka dirumuskan kembali solusi apa saja yang
dilakukan untuk mengurangi perilaku penyimpangan sehingga dapat menghasilkan remaja
yang moralitasnya terarah, tingkah laku yang sesuai, dan masyarakat yang sadar akan etika.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2019 di daerah
Pancor, Lombok Timur
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, dari orang-
orang atau perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian, rencana penelitian akan berisi
kutipan-kutipan untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal
dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya. Dengan memilih pendekatan ini diperoleh data berupa tingkah laku
,ucapan,kegiatan dan perbuatan lainnya yang berlangsung dalam suatu penerapan metode saat
proses pembelajaran berlangsung.Pemaparan data byang didapat dari informasi tersebut
dijelaskan sewajarnya.
Dalam penelitian ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan dengan rinci peranan
keluarga dalam menggulangi pengaruh negatif pergaulan anak dimasyarakat linkungan
Pancor Lauq Masjid.
C. SUMBER DATA
1.NARASUMBER {INFORMAN}
Masyarakat Pancor Lauq Masjid
2.PERISTIWA ATAU AKTIVITAS
Data ini diperoleh melalui pengamatan bagaimana aktivitas yang ada di
Pancor Lauq Masjid
3.TEMPAT ATAU LOKASI
Tempat atau lokasi penelitian adalah digang - gang rumah warga
4.DOKUMEN ATAU ARSIP
Perekam suara, gambar dan foto.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.Observasi
2.Wawancara
3.Dokumentasi
E. OBJEK PENELITIAN
Pada penelitian ini yang menjadi objekpenelitiannya adalah pendapat masyarakat
tentang pergaulan remaja di Lingkungan Pancor Lauq Masjid
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai