Halim (453042)
Tanggal : 26 Oktober 2020
Topik : Psikologi Bahasa
Penulis : Daisy Jane C. Orcullo and Teo Hui San, Member, IEDRC
Tahun : 2016
Pendahuluan
Fenomena disonansi kognitif telah diteliti melalui jangka waktu yang lama,
karena melibatkan banyak bidang psikologi seperti sikap dan prasangka, kognisi moral,
pengambilan keputusan, kebahagiaan dan terapi. Pengurangan disonansi kognitif
terjadi setelah konsekuensi permusuhan yang dialami dari disonansi tersebut atau
terjadi sebelumnya. Dalam kasus perokok, apakah mereka mengubah keyakinan atau
perilaku setelah menerima dampak pada kesehatan, atau sebelumnya?
Kecanduan rokok selama ini dikenal sebagai kebiasaan yang dapat menjadi
salah satu faktor penyebab terjadinya kanker. Hasil statistik menunjukkan bahwa ada
lebih banyak orang yang meninggal karena penggunaan rokok dan tembakau
dibandingkan dengan AIDS, penyalahgunaan alkohol, penyalahgunaan narkoba,
kecelakaan mobil dan pembunuhan gabungan. Bukti yang lain menunjukkan bahwa
orang-orang mendapat informasi yang baik tentang efek merugikan dari merokok,
namun mereka memilih untuk terus merokok. Oleh karena itu, penting dan mendesak
untuk mengetahui penyebab terjadinya hal tersebut, serta cara penanggulangannya,
sehingga dapat mengurangi laju perokok dan akibat-akibatnya terhadap masyarakat.
Literature Review
Metode
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Kerja
4. Kebiasaan Sehari-hari
5. Rasa Bersalah
Ketika merokok memiliki risiko yang hampir sama untuk semua populasi,
beberapa perokok sebenarnya berpikir bahwa mereka kebal, dan semua penyakit
terkait merokok yang diketahui jarang terjadi pada mereka. Maka, mereka
menunggu apakah akibat buruk benar-benar datang. Daripada berfokus pada
merokok itu buruk, perokok mengubah keyakinannya ke keyakinan lain yaitu,
konsekuensi buruk terhadap kesehatan mungkin tidak datang kepada mereka, atau
tidak akan terjadi sedini mungkin karena mereka masih muda.
8. Penolakan
Kesimpulan
Komentar
Insight