Anda di halaman 1dari 9

Vol. 3, No.

3 September 2020
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes

ANALISIS MOTIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEROKOK MELALUI TEORI


HEALTH BELIEF MODEL (HBM) PADA MAHASISWA DI KOTA PAREPARE

Analysis of Smoking Decision Making Motives Through the Health Belief Model (Hbm)
Theory in Students in Parepare City

Asfeby Rusma*, Andi Nuddin, Ayu Dwi Putri Rusman


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare
*(Email : febyrusma@gmail.com)

ABSTRAK
Merokok menjadi trend bagi kalangan mahasiswa saat ini, alasan merokok mahasiswa di
lingkungan kampus agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-
temaan sebayanya yang merokok, istirahat atau santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya,
penampilan diri, ingin tahu, stress, rasa khawatir dan sifat menantang yang merupakan hal-hal dapat
berkontribusi pada mulainya merokok. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional
analitik dengan desain cross sectional study, sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa perokok aktif
dengan jumlah sampel 81 responden. Analisis data digunakan yaitu analisis univariat yang bertujuan
untuk mendeskripsikan keseriussan yang dirasakan, kerentanan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan
dan hambatan yang dirasakan. Hasil penelitian ini mengenai, kerentanan yang dirasakan menunjukan
sebanyak 55,6% menyatakan bahwa sangat tidak merasa rentan terhadap faktor-faktor resiko merokok,
manfaat yang dirasakan menunjukan sebanyak 51,9% tidak merasa meyakini adanya manfaat, hambatan
yang dirasakan menunjukan sebanyak 72,8% tidak meyakini adanya hambatan dalam mengambil
keputusan merokok pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Parepare. Saran dari penelitian ini untuk
merubah gaya hidup mahasiswa kearah yang lebih sehat, terutama dalam mengambil keputusan untuk
berhenti merokok.

Kata Kunci: Merokok, health belief model

ABSTRACT
Smoking is a trend for students today, the reason smoking students in the campus environment so
that they look free and mature when they adjust to their peers who smoke, rest or relax and enjoyment,
peer pressure, appearance, curiosity, stress, worry and challenging nature
which are things that can contribute to the start of smoking. This study used an analytic observational
research method with a cross sectional study design, the sample in this study were students of active
smokers with a total sample of 81 respondents. Data analysis used is univariate analysis which aims to
describe the perceived seriousness, perceived vulnerability, perceived usefulness and perceived obstacles.
The results of this study regarding, perceived vulnerability showed as much as 55.6% stated that very did
not feel vulnerable to smoking risk factors, perceived benefits showed as much as 51.9% did not feel
convinced of the benefits, perceived barriers showed as much as 72.8 % did not believe that there were
obstacles in making smoking decisions to students of Muhammadiyah Parepare Universit. Suggestions
from this research are to change the student's lifestyle towards a healthier one, especially in making the
decision to stop smoking.
Keywords: Smoking, health belief model

354
Vol. 3, No. 3 September 2020

PENDAHULUAN 19 tahun,sedangkan pravelensi Pria pada


Perilaku merokok merupakan perilaku tahun 2013 sebesar 64,9%. 3
yang membakar salah satu produk tembakau Merokok menjadi trend bagi kalangan
yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap mahasiswa saat ini, alasan merokok
atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok mahasiswa di lingkungan kampus agar
putih, cerutu atau bentuk lainya yang mereka tampak bebas dan dewasa saat
dihasilkakn dari tanaman nicotina tabacun, mereka menyesuaikan diri dengan teman-
nicotina rustica dan spesies lainya atau teman sebayanya yang merokok. Istirahat
sintesisnya yang asapnya mengandung atau santai dan kesenangan, tekanan-tekanan
nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan teman sebaya, penampilan diri, ingin tahu,
tambahan. 1 stress, rasa khawatir dan sifat menantang
Menurut World health organization yang merupakan hal-hal dapat berkontribusi
(WHO) terkait presentase penduduk dunia pada mulainya merokok. 4
yang mengkomsumsi tembakau didapatkan Sejalan dengan penelitian sebelumnya
sebanyak 57% penduduk Asia dan Australia, pada universitas yang ada di makassar
14% pada penduduk eropa timur dan mengenai gambaran pengetahuan dan sikap
pecahan uni soviet, 12 % penduduk mahasiswa perokok tersebut diperoleh
Amerika, 9% penduduk eropa barat dan 8% bahwa pada umumnya mahasiswa merokok
pada penduduk Timur Tengah serta Afrika. memiliki pengetahuan yang cukup serta
Sementara ASEAN merupakan sebuah menanggapi dengan sikap positif mengenai
kawasan dengan 10% dari seuluruh kebiasaan merokok dan akibat yang
perokok dunia dan 20% penyebabab ditimbulkan oleh rokok, faktor fisiologis
kematian global akibat tembakau. 2 yang menyebabkan bertambahnya kebiasaan
Perokok di Indonesia saat ini menjadi merokok pada mahasiswa karena
masalah yang serius. Berdasarkan Data Riset kesenangan dan ketenangan lebih besar dari
Kesehatan Dasar (Riskerdas) Nasional tahun pada ketidak nyamanan fisik saat merokok
2013 rerata proporsi perokok saat ini di dan lingkungan dimana mereka berada
Indonesia adalah 24,3% dari jumlah kondusif untuk membentuk individu-
penduduk. Sebanyak 11,2% dari perokok individu perokok. 5
mulai merokok sejak usia Remaja yaitu 15- Berdasarkan fenomena yang terjadi
pada Mahasiswa di Universitas

355
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

Muhammadiyah Parepare ada banyak Teori HBM mengasusmsikan bahwa


Mahasiswa yang merokok di lingkungan agar seseorang termotivasi untuk mengambil
kampus. Mahasiswa tersebut ada yang dari langkah sehat ia perlu diyakini secara
kalangan mahasiswa kesehatan dan non pribadi bahwa kesehatanya rentan terhadap
kesehatan. Sebenanrnya mereka sadar akan penyakit (perceived susceptibility) dan
hal bahaya rokok tetapi prilaku merokok penyakit tersebut tergolong serius (perceived
pada mahasiswa sulit dihindari. Hal ini seriousness) lebih besar dibanding aspek
terjadi karena dikalangan mahasiswa negative (perceived barries) dan aspek
tersebut ada yang sudah ketergantungan positif (perceived benefits) manffat yang
dengan rokok sehingga bisa saja mahasiswa dirasakan yang diperoleh ketika melakukan
sebelumnya tidak merokok menjadi ikut prilaku sehat. Keempat jenis belief dari
merokok atau terpengaruh oleh perilaku HBM ini mempengaruhi keputusan individu
merokok. apabila akan mengambil langkah-langkah
Dalam kajian psikologi kesehatan, untuk berperilaku sehat atau tidak.
persepsi individu dalam melakukan atau Mempertimbangkan kenyataan bahwa
memilih perilaku sehat dikaji dalam teori sebagian besar mahasiwa mengalami
Health Belief Model (HBM). HBM adalah masalah merokok, maka peneliti melakukan
model kepercayaan kesehatan individu penelitian untuk mengukur keyakinan
dalam menentukan sikap melakukan atau individu mahasiswa ditinjau dari teori HBM
tidak melakukan perilaku kesehatan.6 berdasarkan kebiasaan mereka dalam
HBM merupakan teori yang paling mengkomsumsi rokok. Maka dari itu peneliti
sering diguanakan dalam analisis perubahan tertarik mengambil judul penelitian tentang
prilaku kesehatan. Teori ini menegaskan Analisis Motif Pengambilan Keputusan
bahwa umumnya prilaku seseorang Merokok Melalui Teori Health Belief Model
tergantung pada tingkat kepentingan yang (HBM) Pada Mahasiswa di Kota Parepare.
dipikirkan sehingga memungkinkan
BAHAN DAN METODE
seseorang untuk mencapai suaru tujuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian
Tujuan yang dimaksud adalah untuk
ini adalah observasional analitik dengan
menghindari masalah kesehatan dengan
menggunakan metode cross sectional study.
tingkat keparahan potensial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
perilaku para perokok aktif menggunakan

356
Vol. 3, No. 3 September 2020

konsep dari Health Belief Model. Variabel responden (44,4%) menyatakan tidak rentan dan
dalam penelitian ini adalah kerentanan yang 45 responden (55,6%) menyatakan sangat tidak
dirasakan, manfaat yang dirasakan dan hambatan rentan. Sedangkan mengenai pernyataan manfaat
yang dirasakan. yang dirasakan pada mahasiswa perokok di
Instrumen yang digunakan dalam Universitas Muhammadiyah Parepare
penelitian ini adalah kuesioner sebagai alat bantu menunjukkan sebanyak 39 responden (48,1%)
yang dipilih dan digunakan dalam menyatakan tidak bermanfaat dan 42 responden
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut (51,9%) menyatakan sangat tidak bermanfaat.
menjadi sistematis dan lebih mudah. Peneltian Pernyataan mengenai hambatan yang dirasakan
ini mengunakan jenis penelitian kuantitaif yang pada mahasiswa perokok Universitas
digunakan dalam meneliti pada kondisi objek Muhammadiyah Parepare menunjukkan
yang dialami, maka penelitian ini menggunakan sebanyak 1 responden (1,2%) menyatakan
kuesioner dan dokumnetasi sebagai instrumen. terhambat, 59 responden (72,8%) menyatakan
tidak terhambat dan 21 responden (25,9%)
HASIL menyatakan sangat tidak terhambat.
Hasil penelitian dapat digambarkan bahwa
seluruh responden berusia 19-21 Tahun PEMBAHASAN
sebanyak 10 responden (12,3%), 22-25 Tahun Berangkat dari teori health belief model
sebanyak 65 (80,2%), > 25 tahun sebanyak 6 (HBM) yang dijadikan sebagai acuan dalam
responden (7,4%) seperti pada Tabel 1. melihat motif pengambilan keputusan merokok
Frekuensi responden berdasarkan umur pertama mahasiswa. Ada empat hal yang menjadi kunci
kali merokok mahasiswa sebanyak < 11 tahun dalam melakukan suatu tindakan tersebut. Dalam
sebanyak 9 responden (11,1%), 12-16 tahun penelitian ini terbentuknya suatu perilaku
sebanyak 35 responden (43,2%) dan 17-21 melihat dari alur HBM tersebut, mulai dari
Tahun sebanyak 37 responden (45,7%). kerentanan yang dirsakan (perceived
Sedangkan frekuensi responden berdasarkan susceptibility), manfsat yang dirasakan
jenis rokok yang dikonsumsi mahasiswa (perceived benefits) dan hambatan yang
sebanyak 74 responden (91,4%) mengkonsumsi dirasakan (Perceived barries).
sigaret dan 7 responden (8,6%) mengkonsumsi Kerentanan yang dirasakan (Perceived
vapor. Susceptibility) adalah merupakan keyakinan
Distribusi pernyataan responden mengenai individu atas kerentanan penyakit yang
kerentanan yang dirasakan pada mahasiswa dirasakaan mahasiswa dalam merokok.
perokok di Universitas Muhammadiyah Parepare Berdasarkan hasil penelitian persepsi kerentanan
seperti pada Tabel 2 menunjukkan sebanyak 36 yang dirasakan dalam mengambil keputusan

357
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

merokok pada mahasiswa Universitas rentan terhadap penyakit atau berkeyakinan


Muhammadiyah Parepare tahun 2019 diketahui kesehatan yang lemah. 7
sebagian besar 45 responden atau 55,6% Penelitian ini juga sejalan yang telah
menyatakan bahwa tidak merasa rentan terhadap dilakukan oleh (Kumboyono,2011) sebagian
faktor-faktor resiko merokok, seperti merokok besar responden memiliki persepsi 50% bahwa
tidak akan mudah membuat seseorang terkena penyakit akibat rokok tidak rentan dibanding
hipertensi, merokok tidak membuat suatu saat persepsi rentan yang hanya 6%. Responden yang
mereka mudah akan terkena kanker, merokok memiliki persepsi tidak rentan menurut teori
tidak akan membuat seseorang menderita health belief model memiliki gambaran tidak
penyakit jantung, TB, impotensi dan tepat dalam memandang bahaya suatu penyakit.
sebagainya. Sebagian besar responden memiliki persepsi
Berdasarkan hasil penelitian persepsi bahwa penyakit yang mengancam kesehatan
kerentanan yang dirasakan dalam mengambil perokok hanyalah penyakit jantung, impotensi,
keputusan merokok pada mahasiswa Universitas gangguan kehamilan dan janin. Sebagian besar
Muhammadiyah Parepare tahun 2019 diketahui responden memililiki persepsi bahwa penyakit
sebagian besar 45 responden atau 55,6% akibat merokok tidak berbahaya dibanding
menyatakan bahwa tidak merasa rentan terhadap dengan penyakit lainya. Di samping itu, banyak
faktor-faktor resiko merokok, seperti merokok responden juga tidak menyetujui peryataan
tidak akan mudah membuat seseorang terkena bahwa dengan merokok tidak dapat
hipertensi, merokok tidak membuat suatu saat mempercepat kematian. 8
mereka mudah akan terkena kanker, merokok Dari hasil penelitian ini juga tidak
tidak akan membuat seseorang menderita didapatkan kekhawatiran perokok terhadap
penyakit jantung, TB, impotensi dan kesehatanya, karena hampir seluruhnya
sebagainya. responden menyatakan tidak merasa rentan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil terhadap penyakit akibat rokok. Mereka pada
penelitian yang pernah dilakukan oleh Yuli umumnya belum memiliki kesadaran bahwa
Kartika Yesa dan Endah Nawangsih pada tahun merokok merupakan perilaku yang kurang baik
2017 mengenai studi deskriktif di Kota Bandung yang dapat merugikan kesehatan.
mengenai Health Belief berat yang diketahui Berdasarkan dari beberapa hasil penilitian
sebagian besar 82,61% berada pada kategori tersebut Peneliti memberikan kesimpulan dan
health belief yang lemah dari jumlah berpendapat bahwa mahasiswa menilai perilaku
keseluruhan responden yang tidak meyakini merokok tidak dapat mengakibatkan orang
bahwa prilaku merokok memiliki resiko dan menjadi rentan atau mudah terkena penyakit.
Mereka beranggapan bahwa kesehatan orang

358
Vol. 3, No. 3 September 2020

yang merokok sama saja atau tidak lebih buruk keuntungan yang memiliki hubungan positif
dari tidak merokok dan merokok bukan sebuah dalam merokok. Individu yang sadar akan
prilaku yang rentan menyebabkan penyakit. keuntungan yang dirasakan dalam merokok
Adapun pendapat peneliti mengenai susah untuk menghidari tindakan merokok.
pengaruh peraturan pemerintah terhadap Contoh lain yaitu kalau tidak merokok, maka dia
peningkatan health belief pada perokok tidak tidak akan merasa rileks atau santai.
terlepas dari subtansi peraturan pemerintah, Berdasarkan hasil penelitian persepsi
terutama yang berkaitan dengan penyelengaraan manfaat dalam mengambil dalam keputusan
pembinaan serta pengawasan atas pelaksanaan merokok pada Mahasiswa Universitas
pengamanan rokok. Dalam PP 19/2003 tentang Muhammadiyah Parepare Tahun 2019 diketahui
pengamanan rokok bagi kesehatan dijelaskan sebagian besar 42 responden atau sebanyak
mengenai peraturan pemberian informasi 51,9% tidak merasa meyakini adanya manfaat
mengenai kandungan nikotin dan tar serta dalam mengambil keputusan merokok.
peringatan bahaya kesehatan dalam kemasan Berdasarkan beberapa penelitian tersebut peneliti
rokok. Persyaratan iklan dan promosi rokok juga menyimpulkan, jika tidak ada dirasakan manfaat
diatur. Materi iklan dilarang merangsang dan seperti merokok dapat mengurangi stress,
menyarankan orang untuk merokok, sebaliknya merokok menghilangkan rasa gelisah, merokok
iklan tersebut harus mencantumkan bahaya menghilangkan kejenuhan dan sebagainya maka
rokok bagi kesehatan, sementara itu pembinaan timbul kecenderungan pada mahasiswa untuk
dan pengawasan atas pelaksanaan pengamanan berpeluang menghindari tindakan merokok
rokok bagi kesehatan melalui pemberian begitupun sebaliknya jika mereka merasakan
informasi, penyuluhan dan pengembangan adanya manfaat dalam merokok maka timbul
kemampuan seseorang untuk berperilaku sehat. kecenderungan pada mahasiswa untuk sulit
Hal ini upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghindari tindakan.
mengurangi dan mencegah persepsi individu Hambatan yang dirasakan (Perceived
seseorang untuk bertindak dalam mengambil barriers) adalah keyakinan individu dalam
keputusan merokok terutama terhadap mengambil keputusan merokok bahwa merokok
kerentanan yang dirasakan individu bahwa sukar dilakukan dan mengeluarkan biaya yang
merokok suatu saat akan menyebabkan penyakit. banyak. Persepsi hambatan dalam hal ini yang
Manfaat yang dirasakan (Perceiveds dimaksud adalah pikiran, perasaan atau
benefits) adalah keyakinan individu mahasiswa pengalaman seseorang dalam mengambil
bahwa merokok dapat mendatangkan keputusan merokok seperti merokok dapat
keuntungan. manfaat yang dirasakan atau mengalami kerugian ekonomi, merokok
perceived benefits secara ringkas berarti persepsi dipandang orang negatif, merokok menyebabkan

359
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

dijauhi oleh teman dan dicelah semua orang, merokok memberikan keluhan seperti sehabis
merokok biasanya dapat membuat tenggorokan merokok biasanya tenggorokan berlendir,
berlendir, warna gigi menjadi kecoklatan dan kehilangan nafsu makan, warna gigi kecoklatan
sebagainya yang dapat menghambat seseorang dan menyebabkan bau pada rongga mulut. 7
merokok. Dalam konstruk health belief model
Berdasarkan hasil penelitian persepsi (HBM) persepsi perceived barries merupakan
hambatan dalam mengambil dalam mengambil salah satu persepsi paling signifikan dalam
keputusan merokok pada mahasiswa Universitas menentukan perubahan perilaku. Apabila
Muhammadiyah Parepare tahun 2019 diketahui dirasakan tidak adanya hambatan Maka timbul
sebagian besar 59 responden atau 72,8% tidak kecenderungan mahasiswa untuk susah
meyakini adanya hambatan. Dilihat dari menghindari tindakan merokok. 9
banyaknya responden memilih tidak meyakini
adanya hambatan mempersepsikan bahwa kalau KESIMPULAN DAN SARAN

ia tidak merokok, maka ia tidak keren seperti Berdasarkan hasil penelitian yang telah

teman-temanya dan merokok tidak dipandang dilakukan mengenai analisis motif pengambilan

negatif dan dicelah semua orang. keputusan merokok melelalui teori Health Belief

Penelitian ini tidak sejalan yang telah Model (HBM) pada mahasiswa di Kota Parepare

dilakukan Yuli Kartika Yesa dan Endah tidak didapatkan kekhawatiran perokok terhadap

Nawangsih pada tahun 2017 mengenai studi kesehatannya, karena hampir seluruhnya

deskriktif di Kota Bandung mengenai Health responden menyatakan tidak merasa rentan

Belief berat yang diketahui sebagian besar terhadap penyakit akibat rokok. Mereka pada

67,53% berada pada kategori health belief yang umumnya belum memiliki kesadaran bahwa

Kuat dari jumlah keseluruhan responden yang merokok merupakan perilaku yang kurang baik

tidak meyakini bahwa hambatan dalam merokok yang dapat merugikan kesehatan. Masih banyak

berpengaruh terhadap kerugian ekonomi, yang belum meyakini dan beranggapan bahwa

merokok dipandang orang negatif, menyebabkan kesehatan orang yang merokok sama saja atau

dijauhi dan mempersulit bergaul dengan teman tidak lebih buruk dari tidak merokok dan bukan

dan dicelah semua orang, bahkan jika seseorang merupakan sebuah perilaku yang rentan
menyebabkan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada


1. Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Kemasan Produk Tembakau. Jakarta.
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 Kemenkes RI; 2013.
Tentang Pencantuman Peringatan 2. Alamsyah, A, dan Nopianto.

360
Vol. 3, No. 3 September 2020

Determinan Prilaku Merokok Pada 8. Kumboyono. Analisis Faktor Pengambat


Remaja. Journal Endurance; 2017: 25- Motivasi Berhenti Merokok Berdasarkan

30.[Diakses 27 JunI 2019] Health Belief Model pada Mahasiswa

3. Badan Penelitian Dan Pengemabangan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Malang [Skripsi]. Malang. Universitas

Kesehatan Dasar (Riskerdas 2013). Jakarta: Brawijaya Malang; 2016.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 9. Orlowski M. 2016. Introduction To


2013. Health Behavior: A Guide For
4. Purni Rahayu. Hubungan Pengetahuan Managers, Practitians And Educators.
Bahaya Merokok Dengan Prilaku Merokok Cengage Learning.
Pada Mahasiswa Di Universitas 10. Mardjun, Y. Perbandingan Keadaan Tulang
Muhammadiyah Surakarta [Skripsi]. Alveloar Antara Perokok Dan Bukan
Surakarta. Universitas Muhammadiyah Perokok [Skripsi]. Makassar. Universitas
Surakarta; 2017. Hasanuddin Makassar; 2016.
5. Mush’ab Ibnu Munir. Gambaran Kebiasaan 11. Octafrida M,D. Hubungan Merokok
Merokok PadaMahasiswa Fakultas Ilmu Dengan Katarak Di Poliknik Mata Rumah
Kesehatan UIN Alauddin Makassar Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
[Skripsi]. Makassar. UIN Alauddin Medan.[Skripsi]. Medan. Sumatera Utara;
Makassar; 2014. 2011.
6. Fanani, Syaikhul dan Dewi, Triana 12. Mustikaningrum. Perbedaan Kadar
Kusuma. Health Belief Model pada Trigliserida Darah Pada Perokok Dan
Pasien Pengobatan Alternatif Bukan Perokok[Skripsi]. Semarang.

Supranatural Dengan Bantuan Dukun; Universitas Sebelas Maret; 2010.


13. Bustan. M. N. Epidemiologi Penyakit Tidak
2014.
Menular. Edisi Kedua. Jakarta: Rineka
7. Yuli Kartika dan Endah Nawangsih. Studi
Cipta; 2017
Deskriktif Di Kota Bandung Mengenai
14. Alfiatur Rizqi. Health Belief Model Pada
Health Belief Model Pada Perokok Berat;
Diabetes Melitus; 2018.
2016

361
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan

LAMPIRAN

Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Umur, Umur Pertama Kali Merokok, dan Jenis Rokok
Pada Mahasiswa Perokok Universitas Muhammadiyah Parepare

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)


Umur
19-21 10 12,3
22-24 65 80.2
>25 6 7,4
19-21 10 12,3
Umur pertama kali merokok
<11 9 11,1
12-16 35 43,2
17-21 37 45,7
Jenis Rokok
Sigaret 74 91,4
Pavor 7 8,6
Total 81 100,0

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Mengenai Kerentanan Yang Dirasakan, Manfaat
Yang dirasakan dan hambatan yang dirasakan Pada Mahasiswa
Perokok Universitas Muhammadiyah Parepare

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)


Kerentanan yang dirasakan
Tidak Rentan 36 44,4
Sangat Tidak Rentan 45 55,6
Manfaat yang dirasakan
Tidak Bermanfaat 39 48,1
Sangat Tidak Bermanfaat 42 51,9
Hambatan yang dirasakan
Terhambat 1 1,2
Tidak Terhambat 59 72,8
Sangat Tidak Terhambat 21 25,9
Total 81 100,0

362

Anda mungkin juga menyukai