3 September 2020
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
Analysis of Smoking Decision Making Motives Through the Health Belief Model (Hbm)
Theory in Students in Parepare City
ABSTRAK
Merokok menjadi trend bagi kalangan mahasiswa saat ini, alasan merokok mahasiswa di
lingkungan kampus agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman-
temaan sebayanya yang merokok, istirahat atau santai dan kesenangan, tekanan-tekanan teman sebaya,
penampilan diri, ingin tahu, stress, rasa khawatir dan sifat menantang yang merupakan hal-hal dapat
berkontribusi pada mulainya merokok. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional
analitik dengan desain cross sectional study, sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa perokok aktif
dengan jumlah sampel 81 responden. Analisis data digunakan yaitu analisis univariat yang bertujuan
untuk mendeskripsikan keseriussan yang dirasakan, kerentanan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan
dan hambatan yang dirasakan. Hasil penelitian ini mengenai, kerentanan yang dirasakan menunjukan
sebanyak 55,6% menyatakan bahwa sangat tidak merasa rentan terhadap faktor-faktor resiko merokok,
manfaat yang dirasakan menunjukan sebanyak 51,9% tidak merasa meyakini adanya manfaat, hambatan
yang dirasakan menunjukan sebanyak 72,8% tidak meyakini adanya hambatan dalam mengambil
keputusan merokok pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Parepare. Saran dari penelitian ini untuk
merubah gaya hidup mahasiswa kearah yang lebih sehat, terutama dalam mengambil keputusan untuk
berhenti merokok.
ABSTRACT
Smoking is a trend for students today, the reason smoking students in the campus environment so
that they look free and mature when they adjust to their peers who smoke, rest or relax and enjoyment,
peer pressure, appearance, curiosity, stress, worry and challenging nature
which are things that can contribute to the start of smoking. This study used an analytic observational
research method with a cross sectional study design, the sample in this study were students of active
smokers with a total sample of 81 respondents. Data analysis used is univariate analysis which aims to
describe the perceived seriousness, perceived vulnerability, perceived usefulness and perceived obstacles.
The results of this study regarding, perceived vulnerability showed as much as 55.6% stated that very did
not feel vulnerable to smoking risk factors, perceived benefits showed as much as 51.9% did not feel
convinced of the benefits, perceived barriers showed as much as 72.8 % did not believe that there were
obstacles in making smoking decisions to students of Muhammadiyah Parepare Universit. Suggestions
from this research are to change the student's lifestyle towards a healthier one, especially in making the
decision to stop smoking.
Keywords: Smoking, health belief model
354
Vol. 3, No. 3 September 2020
355
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
356
Vol. 3, No. 3 September 2020
konsep dari Health Belief Model. Variabel responden (44,4%) menyatakan tidak rentan dan
dalam penelitian ini adalah kerentanan yang 45 responden (55,6%) menyatakan sangat tidak
dirasakan, manfaat yang dirasakan dan hambatan rentan. Sedangkan mengenai pernyataan manfaat
yang dirasakan. yang dirasakan pada mahasiswa perokok di
Instrumen yang digunakan dalam Universitas Muhammadiyah Parepare
penelitian ini adalah kuesioner sebagai alat bantu menunjukkan sebanyak 39 responden (48,1%)
yang dipilih dan digunakan dalam menyatakan tidak bermanfaat dan 42 responden
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut (51,9%) menyatakan sangat tidak bermanfaat.
menjadi sistematis dan lebih mudah. Peneltian Pernyataan mengenai hambatan yang dirasakan
ini mengunakan jenis penelitian kuantitaif yang pada mahasiswa perokok Universitas
digunakan dalam meneliti pada kondisi objek Muhammadiyah Parepare menunjukkan
yang dialami, maka penelitian ini menggunakan sebanyak 1 responden (1,2%) menyatakan
kuesioner dan dokumnetasi sebagai instrumen. terhambat, 59 responden (72,8%) menyatakan
tidak terhambat dan 21 responden (25,9%)
HASIL menyatakan sangat tidak terhambat.
Hasil penelitian dapat digambarkan bahwa
seluruh responden berusia 19-21 Tahun PEMBAHASAN
sebanyak 10 responden (12,3%), 22-25 Tahun Berangkat dari teori health belief model
sebanyak 65 (80,2%), > 25 tahun sebanyak 6 (HBM) yang dijadikan sebagai acuan dalam
responden (7,4%) seperti pada Tabel 1. melihat motif pengambilan keputusan merokok
Frekuensi responden berdasarkan umur pertama mahasiswa. Ada empat hal yang menjadi kunci
kali merokok mahasiswa sebanyak < 11 tahun dalam melakukan suatu tindakan tersebut. Dalam
sebanyak 9 responden (11,1%), 12-16 tahun penelitian ini terbentuknya suatu perilaku
sebanyak 35 responden (43,2%) dan 17-21 melihat dari alur HBM tersebut, mulai dari
Tahun sebanyak 37 responden (45,7%). kerentanan yang dirsakan (perceived
Sedangkan frekuensi responden berdasarkan susceptibility), manfsat yang dirasakan
jenis rokok yang dikonsumsi mahasiswa (perceived benefits) dan hambatan yang
sebanyak 74 responden (91,4%) mengkonsumsi dirasakan (Perceived barries).
sigaret dan 7 responden (8,6%) mengkonsumsi Kerentanan yang dirasakan (Perceived
vapor. Susceptibility) adalah merupakan keyakinan
Distribusi pernyataan responden mengenai individu atas kerentanan penyakit yang
kerentanan yang dirasakan pada mahasiswa dirasakaan mahasiswa dalam merokok.
perokok di Universitas Muhammadiyah Parepare Berdasarkan hasil penelitian persepsi kerentanan
seperti pada Tabel 2 menunjukkan sebanyak 36 yang dirasakan dalam mengambil keputusan
357
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
358
Vol. 3, No. 3 September 2020
yang merokok sama saja atau tidak lebih buruk keuntungan yang memiliki hubungan positif
dari tidak merokok dan merokok bukan sebuah dalam merokok. Individu yang sadar akan
prilaku yang rentan menyebabkan penyakit. keuntungan yang dirasakan dalam merokok
Adapun pendapat peneliti mengenai susah untuk menghidari tindakan merokok.
pengaruh peraturan pemerintah terhadap Contoh lain yaitu kalau tidak merokok, maka dia
peningkatan health belief pada perokok tidak tidak akan merasa rileks atau santai.
terlepas dari subtansi peraturan pemerintah, Berdasarkan hasil penelitian persepsi
terutama yang berkaitan dengan penyelengaraan manfaat dalam mengambil dalam keputusan
pembinaan serta pengawasan atas pelaksanaan merokok pada Mahasiswa Universitas
pengamanan rokok. Dalam PP 19/2003 tentang Muhammadiyah Parepare Tahun 2019 diketahui
pengamanan rokok bagi kesehatan dijelaskan sebagian besar 42 responden atau sebanyak
mengenai peraturan pemberian informasi 51,9% tidak merasa meyakini adanya manfaat
mengenai kandungan nikotin dan tar serta dalam mengambil keputusan merokok.
peringatan bahaya kesehatan dalam kemasan Berdasarkan beberapa penelitian tersebut peneliti
rokok. Persyaratan iklan dan promosi rokok juga menyimpulkan, jika tidak ada dirasakan manfaat
diatur. Materi iklan dilarang merangsang dan seperti merokok dapat mengurangi stress,
menyarankan orang untuk merokok, sebaliknya merokok menghilangkan rasa gelisah, merokok
iklan tersebut harus mencantumkan bahaya menghilangkan kejenuhan dan sebagainya maka
rokok bagi kesehatan, sementara itu pembinaan timbul kecenderungan pada mahasiswa untuk
dan pengawasan atas pelaksanaan pengamanan berpeluang menghindari tindakan merokok
rokok bagi kesehatan melalui pemberian begitupun sebaliknya jika mereka merasakan
informasi, penyuluhan dan pengembangan adanya manfaat dalam merokok maka timbul
kemampuan seseorang untuk berperilaku sehat. kecenderungan pada mahasiswa untuk sulit
Hal ini upaya yang dilakukan pemerintah untuk menghindari tindakan.
mengurangi dan mencegah persepsi individu Hambatan yang dirasakan (Perceived
seseorang untuk bertindak dalam mengambil barriers) adalah keyakinan individu dalam
keputusan merokok terutama terhadap mengambil keputusan merokok bahwa merokok
kerentanan yang dirasakan individu bahwa sukar dilakukan dan mengeluarkan biaya yang
merokok suatu saat akan menyebabkan penyakit. banyak. Persepsi hambatan dalam hal ini yang
Manfaat yang dirasakan (Perceiveds dimaksud adalah pikiran, perasaan atau
benefits) adalah keyakinan individu mahasiswa pengalaman seseorang dalam mengambil
bahwa merokok dapat mendatangkan keputusan merokok seperti merokok dapat
keuntungan. manfaat yang dirasakan atau mengalami kerugian ekonomi, merokok
perceived benefits secara ringkas berarti persepsi dipandang orang negatif, merokok menyebabkan
359
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
dijauhi oleh teman dan dicelah semua orang, merokok memberikan keluhan seperti sehabis
merokok biasanya dapat membuat tenggorokan merokok biasanya tenggorokan berlendir,
berlendir, warna gigi menjadi kecoklatan dan kehilangan nafsu makan, warna gigi kecoklatan
sebagainya yang dapat menghambat seseorang dan menyebabkan bau pada rongga mulut. 7
merokok. Dalam konstruk health belief model
Berdasarkan hasil penelitian persepsi (HBM) persepsi perceived barries merupakan
hambatan dalam mengambil dalam mengambil salah satu persepsi paling signifikan dalam
keputusan merokok pada mahasiswa Universitas menentukan perubahan perilaku. Apabila
Muhammadiyah Parepare tahun 2019 diketahui dirasakan tidak adanya hambatan Maka timbul
sebagian besar 59 responden atau 72,8% tidak kecenderungan mahasiswa untuk susah
meyakini adanya hambatan. Dilihat dari menghindari tindakan merokok. 9
banyaknya responden memilih tidak meyakini
adanya hambatan mempersepsikan bahwa kalau KESIMPULAN DAN SARAN
ia tidak merokok, maka ia tidak keren seperti Berdasarkan hasil penelitian yang telah
teman-temanya dan merokok tidak dipandang dilakukan mengenai analisis motif pengambilan
negatif dan dicelah semua orang. keputusan merokok melelalui teori Health Belief
Penelitian ini tidak sejalan yang telah Model (HBM) pada mahasiswa di Kota Parepare
dilakukan Yuli Kartika Yesa dan Endah tidak didapatkan kekhawatiran perokok terhadap
Nawangsih pada tahun 2017 mengenai studi kesehatannya, karena hampir seluruhnya
deskriktif di Kota Bandung mengenai Health responden menyatakan tidak merasa rentan
Belief berat yang diketahui sebagian besar terhadap penyakit akibat rokok. Mereka pada
67,53% berada pada kategori health belief yang umumnya belum memiliki kesadaran bahwa
Kuat dari jumlah keseluruhan responden yang merokok merupakan perilaku yang kurang baik
tidak meyakini bahwa hambatan dalam merokok yang dapat merugikan kesehatan. Masih banyak
berpengaruh terhadap kerugian ekonomi, yang belum meyakini dan beranggapan bahwa
merokok dipandang orang negatif, menyebabkan kesehatan orang yang merokok sama saja atau
dijauhi dan mempersulit bergaul dengan teman tidak lebih buruk dari tidak merokok dan bukan
dan dicelah semua orang, bahkan jika seseorang merupakan sebuah perilaku yang rentan
menyebabkan penyakit.
360
Vol. 3, No. 3 September 2020
361
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Umur, Umur Pertama Kali Merokok, dan Jenis Rokok
Pada Mahasiswa Perokok Universitas Muhammadiyah Parepare
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Mengenai Kerentanan Yang Dirasakan, Manfaat
Yang dirasakan dan hambatan yang dirasakan Pada Mahasiswa
Perokok Universitas Muhammadiyah Parepare
362