Anda di halaman 1dari 6

Usia inisiasi

Hasil penelitian tentang usia mulai merokok/usia inisiasi menunjukkan bahwa dari 53 subyek
penelitian, 40 orang diantaranya (77.4%) mengatakan bahwa mereka mulai merokok pada
usia remaja (12-25 tahun). Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kesulitan berhenti
merokok pada mahasiswa akper kesdam Medan, yang dilakukan oleh khairani, dkk (2019)
didapatkan 5 dari 12 subyek penelitian (41,66%) mengatakan bahwa mereka mulai merokok
pada usia 12-18 tahun.

Berdasarkan hasil uji statistik untuk melihat korelasi antara usia mulai merokok dengan
kesulitan berhenti merokok dengan pearson chi-square didapatkan hasil p-value = 0.023 ( p <
0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia mulai merokok
dengan kesulitan berhenti merokok.
Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akma, dkk (2017). Dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara umur mulai merokok terhadap
niat berhenti merokok pada siswa SMA di Kota Bima.

Dalam penelitian ini didapatkan sebagian besar subyek mulai merokok yaitu pada saat
remaja. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang anak mengalami transisi dari anak-
anak menuju ke dewasa baik secara fisik maupun secara psikologis. 4 Salah satu perubahan
dari sisi psikologis remaja yang dapat terlihat yaitu dari ketidakstabilan emosi ketika
menghadapi sesuatu, sehingga lebih mudah terpengaruh oleh orang lain terutama orang yang
dikenal dekat dengan mereka, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.2

Semakin tinggi umur seseorang akan semakin kuat niat untuk berhenti merokok, akan tetapi
tidak semua orang seperti ini karena ada banyak faktor yang bisa membuat seseorang susah
untuk berhenti merokok.3 Faktor yang menyebabkan peningkatan konsumsi meorkok pada
masyarakat Indonesia, antara lain perilaku merokok yang sudah menjadi tradisi dan kebiasaan
yang bersifat umum atau perilaku yang normatif.2

Dalam penelitian ini, peneliti melihat bahwa mayoritas penduduk di lingkungan tempat
tinggal subyek penelitian adalah perokok. Lingkungan yang mayoritas perokok ini cenderung
menciptakan kondisi dimana masyarakat yang awalnya bukan perokok cenderung sulit
menolak untuk tidak rokok, sehingga mereka yang tinggal disekitaran pun akan terpengaruh
menjadi seorang perokok.

Hambatan terbesar untuk berhenti merokok pada penelitian ini dikarenakan lingkungan baik
itu lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial yang mana ketika mereka mempunyai
teman yang perokok juga atau bahkan memiliki ayah yang perokok mereka akan cenderung
menjadi perokok. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa subyek yang yang mulai merokok
saat SD akan sangat sulit untuk berhenti merokok yaitu karena kecanduan dan kebiasaan.2

Hal yang membuat seseorang sulit berhenti merokok adalah nikotin.3 Semakin lama
kandungan nikotin yang berada dalam tubuh maka semakin kuat perilaku merokoknya,
sehingga perokok semakin sulit untuk meninggalkan rokoknya. Hal tersebut disebabkan
karena nikotin mampu menimbulkan perasaan menyenangkan yang membuat perokok
ketagihan untuk terus merokok.4

Ketika para perokok berusaha mengurangi atau mencoba berhenti merokok, maka
berkurangnya kadar nikotin dalam tubuh mengakibatkan gejala yang disebut “gejala stop
nikotin”, baik secara fisik maupun mental. Gejala-gejala tersebut antara lain pusing, mulut
kering, cemas, gelisah, sulit tidur, tidak sabaran atau mudah marah, sulit berkonsentrasi, berat
badan naik, dan lain sebagainya. Gejala stop nikotin ini berlangsung ± 2 minggu. Jadi bila
perokok tidak mampu berjuang melawan gejala tersebut maka dapat menyebabkan orang
tersebut akan kembali merokok untuk mengembalikan kadar nikotin dalam tubuhnya.

1. Juliansyah E, Rizal A. Faktor Umur, Pendidikan, Dan Pengetahuan Dengan Perilaku


Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Sintang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 17(1). 2018. P92-107.
2. Rosemary R. Antara Motivasi Dan Tantangan Berhenti Merokok (Studi Kasus
Mahasiswa Di Banda Aceh). Jurnal Komunikologi. 10 (1). 2013. P9-18.
3. Akmal D, Widjanarko B, Nugraha P. Sikap Mempengaruhi Niat Berhenti Merokok
pada Remaja SMA di Kota Bima. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 12 (1).2017.
p78-91.
4. Rosita R, Suswardany DL, Abidin Z. Penentu Keberhasilan Berhenti Merokok Pada
Mahasiswa. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8(1).2012. p1-9.

Pendidikan Terakhir
Hasil penelitian tentang pendidikan terakhir menunjukkan bahwa dari 53 subyek penelitian,
26 orang diantaranya (49.1%) dengan pendidikan terakihir SMA.

Berdasarkan hasil uji statistik untuk melihat korelasi antara pendidikan terakhir dengan
kesulitan berhenti merokok dengan pearson chi-square didapatkan hasil p-value = 3.769 ( p >
0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir
dengan kesulitan berhenti merokok.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawardhani, dkk (2021) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara latar belakang pendidikan dengan perilaku
merokok pegawai dinas kesehatan Kabupaten Grobogan.

Faktor predisposisi dalam teori L. Green merupakan faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang, salah satunya yaitu latar belakang pendidikan.1 Pendidikan adalah
aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina
potensi-potensi pribadi. 2
Pendidikan seseorang akan mempengaruhi cara berfikir dan
bertindak seseorang yang secara aktif mencari berbagai informasi yang ada, terutama
berkaitan dengan dampak negatif yang ditimbulkan oleh rokok bagi kesehatan. 2 Orang yang
memiliki pendidikan yang tinggi akan mudah untuk menyesuaikan diri terhadap dampak
yang timbulkan dari rokok, sehingga ada niatnya untuk berhenti merokok.2

Pendidikan bertujuan untuk mendidik seseorang untuk mengembangkan kepribadian diri


sehingga di masa depanya, ia memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang
berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain.3 Berdasarkan bentuknya, pendidikan terbagi atas
tiga macam, yaitu Pendidikan formal¸pendidikan non formal dan pendidikan informal.3

Pendidikan formal disenggarakan oleh lembaga pendidikan formal baik dari negara atau
swasta yang memiliki jenjang pendidikan yang lebih jelas, yakni pendidikan dasar,
pendidikan menegah, dan pendidikan tinggi.3 Pendidikan non formal merupakan jalur
pendidikan yang diselenggarakan di luar lingkungan pendidikan formal yang biasanya
memiliki kurikulum dan berjenjang sehingga lebih terstruktur. Pendidikan non formal
berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan
yang lebih spesifik.3 Pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dimulai dari keluarga
hingga kegiatan belajar mandiri seperti mengamati lingkungan yang dilakukan secara sadar
dan bertanggung jawab.3

Dalam penelitian ini didapatkan mayoritas pendidikan terakhir subyek penelitian yakni SMA.
Sesuai dengan yang telah disebutkan diatas bahwa berdasarkan bentuknya pendidikan terbagi
atas tiga jenis. Menurut peneliti tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir dengan
kesulitan berhenti merokok disebabkan karena pendidikan tidak hanya berasal dari
pendidikan formal melainkan pendidikan juga bisa berasal dari pendidikan informal.
Lingkungan sekitar turut mempengaruhi terbentuknya pola pikir dan kebiasaan seseorang.
Yang mana hal ini termasuk dalam pendidikan informal. Ketika seseorang terbiasa dengan
lingkungan baik dari keluarga maupun lingkungan sekitar yang mayoritas adalah perokok,
maka kebiasaan merokok itupun bisa menjadi suatu pola kebiasaan untuk orang lain
disekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan walaupun sebagian besar subyek penelitian
berpendidikan terakhir SMA namun kebiasaan sulit untuk tidak merokok tetap dirasakan.
1. Herawardhani A, Widjanarko B, Prabamurti PN. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Merokok Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia. 20(4). 2021. P268-74.
2. Juliansyah E, Rizal A. Faktor Umur, Pendidikan, Dan Pengetahuan Dengan Perilaku
Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Sintang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 17(1). 2018. P92-107.
3. Artikel Ilmiah. Pengaruh Pendidikan Formal, Non Formal, Dan Informal Terhadap
Pengembangan Individu. Diakses dari https://jagojurnal.com/pengaruh-pendidikan-
formal-non-formal-dan-informal-terhadap-pengembangan-individu/. Pada 2 Agustus
2022.

Anda mungkin juga menyukai