Anda di halaman 1dari 9

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31
Prosiding 1st International Scientific Meeting on Public Health and Sports (ISMOPHS 2019)

Pengaturan Rokok Elektronik: Analisis Isi


Artikel Berita Indonesia
Zahratul Laili1, Suci Puspita Ratih2,* Dien Anshari3, Rita
Damayanti4, Hilal Salim Al Shamsi5, Abdullah Ghthaith
Almutairi6, Sulaiman7
1
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia
2
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia
3
Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,
Depok, Indonesia
4
Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
Depok, Indonesia
5
Direktorat Perencanaan dan Pengkajian Direktorat Jenderal Perencanaan dan Pengkajian Kementerian Kesehatan Al-Buraimi,
Oman
6
Departemen Kualitas Rumah Sakit Prinice Nasser Kementerian Kesehatan Al-Ghat, Arab Saudi
7
Direktorat Perencanaan dan Pengkajian Direktorat Jenderal Perencanaan dan Pengkajian Kementerian Kesehatan Al-Buraimi,
Oman
*
Penulis yang sesuai Email: puspita.ratih.fik@um.ac.id
ABSTRAK
Rokok elektrik (e-cigarettes) tidak berbahaya seperti yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Beberapa negara telah menerapkan peraturan tentang rokok elektrik dan beberapa negara lainnya telah melarang
penjualan rokok elektrik. Indonesia telah menerapkan pajak atas e-liquid namun belum ada regulasi yang
komprehensif mengenai perangkat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Media Indonesia
menggambarkan regulasi rokok elektrik. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten kuantitatif pada artikel
berita online yang diterbitkan oleh empat media berita online terpopuler di Indonesia dari tahun 2012 hingga 2017.
Artikel berita tersebut diperoleh dari website media dan Google Advance Search, menghasilkan 418 artikel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa di antara semua artikel yang membahas tentang rokok elektrik, 26,6% artikel (n=85)
berfokus pada regulasi rokok elektrik. Cerita tentang peraturan rokok elektrik meningkat secara signifikan dalam
artikel yang berbicara tentang peristiwa domestik selama periode penelitian. Jenis regulasi terkait rokok elektrik yang
disebutkan dalam pasal-pasal tersebut antara lain hanya menyerukan regulasi rokok elektrik 26,7%, (pajak (25,7%),
larangan total (18,1%), kebijakan bebas rokok/pembatasan vaping (14,3%) dan pembatasan. akses remaja/anak-anak
(13,3%) Kesimpulannya, media berita online Indonesia sering berbicara tentang peraturan ketika menggambarkan
cerita tentang rokok elektronik, peraturan tentang rokok elektrik yang disebutkan dalam pasal-pasal bervariasi dan
banyak ditemukan pada artikel dengan bingkai negatif terhadap perangkat. larangan total (18,1%), kebijakan bebas
rokok/pembatasan vaping (14,3%) dan pembatasan akses remaja/anak-anak (13,3%). Kesimpulannya, media berita
online Indonesia sering membicarakan regulasi ketika menayangkan berita tentang rokok elektrik. Peraturan rokok
elektrik yang disebutkan dalam pasal-pasal tersebut beragam dan kebanyakan terdapat pada pasal-pasal yang
berbingkai negatif terhadap perangkat tersebut.

Kata kunci:Vaping, Merokok, Regulasi, Pembingkaian media, Analisis konten.


1. PENGANTAR rokok elektrik mungkin kurang berbahaya daripada rokok
tembakau. Beberapa orang bahkan menggunakan rokok
Rokok elektronik adalah salah satu kategori produk elektrik sebagai pengganti rokok mereka. Namun, nikotin
yang paling umum dari Electronic Nicotine Delivery dalam rokok elektrik seperti halnya rokok konvensional
Systems (ENDS). ENDS adalah alat yang memanaskan adalah cairan adiktif. Penelitian yang dilakukan oleh
suatu cairan untuk membuat aerosol yang akan dihirup Sleiman, dkk. menyatakan bahwa e-liquid yaitu
oleh pengguna. Cairan tersebut mengandung propilen
glikol atau gliserol (gliserin) dan nikotin [1]. Jenis rokok
elektronik yang umum adalah yang dapat mengisi ulang
dan menghirup cairan yang diuapkan. Itu disebut Vape.
Vaping hampir menyerupai metode merokok tembakau
tetapi tidak mengandung tar tembakau dan karbon
monoksida [2].
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31
diuapkan oleh pengguna mengandung berbagai (2019), melaporkan bahwa terjadi peningkatan
bahan kimia beracun yang menyebabkan karsinogen penggunaan rokok elektrik pada remaja sebesar 1,5%
dan iritasi pernapasan [3]. E-cigarette, yang menjadi 20,8% antara tahun 2011 dan 2018.
merupakan pengganti rokok tembakau, telah Penggunaan rokok elektrik pada remaja yang terpapar
dibantah oleh studi kohort yang dilakukan oleh nikotin dapat menyebabkan efek jangka panjang pada
Weaver et al. Studi tersebut menyatakan bahwa tidak perkembangan otak dan risiko kecanduan [5]. Berbagai
ada bukti dari penggunaan rokok elektrik di kalangan aroma yang terdapat pada rokok elektrik dapat menarik
perokok dewasa untuk menghentikan aktivitas minat anak muda untuk mencobanya. Andrea
merokok [4]. menyatakan bahwa penggunaan produk tembakau
memiliki keragaman aroma tertinggi pada remaja. Itu
WHO Report on The Global Tobacco Epidemic
sama dengan 80% dalam rentang usia 12-17

Copyright © 2020 Penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Press BV


Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah lisensi CC BY-NC 4.0-http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/.
36
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31

tahun [6]. Para remaja menyatakan bahwa ada beberapa 3) Kompas.com, dan 4) Tempo.co. Pada awal identifikasi,
efek menarik dalam penggunaan rokok elektrik. peneliti melakukan pencarian terstruktur terhadap artikel di
Pertama, rokok elektrik bisa menghasilkan uap kental situs media terpilih dan Google
(63%). Kemudian dapat meningkatkan rasa (38,7%),
dan menghasilkan tiupan tenggorokan yang lebih kuat
bersamaan dengan munculnya perasaan menyenangkan
yang ditimbulkan uap saat tenggorokan berkontraksi
(27,7%) [7].
Indonesia merupakan negara dengan konsumsi
tembakau tertinggi di dunia, kini menghadapi tantangan
baru. Tren konsumsi rokok elektrik sebagai pengganti
rokok konvensional tidak menurunkan prevalensi
penyakit tidak menular akibat rokok [8]. Rokok elektrik
dipasarkan melalui berbagai media seperti televisi,
internet, dan media cetak lainnya. Ini menunjukkan
alternatif yang lebih sehat untuk merokok tembakau.
Rokok elektrik berguna untuk menghentikan kebiasaan
merokok dan mengurangi konsumsi rokok [9] Internet
merupakan media tercepat untuk menyebarkan
informasi tentang rokok elektrik. Emery dkk. (2014)
melaporkan bahwa internet merupakan media yang
paling banyak digunakan untuk mencari rokok elektrik,
yaitu sebesar 80%. Platform lainnya adalah media sosial
seperti Facebook (15%), sumber berita online (12%),
youtube (11%), dan Twitter (7%)
[10].
Rokok elektrik telah menjadi salah satu topik
diskusi publik yang paling kontroversial. Ini
menghasilkan perdebatan kebijakan dan tanggapan
regulasi yang bervariasi di seluruh dunia. Pendapat
tentang kebaikan rokok elektrik dapat mempengaruhi
sebagian orang untuk mendukungnya. Ini juga dapat
mempengaruhi orang-orang yang menentang rokok
elektrik. Menurut WHO, bahaya rokok elektrik sudah
jelas [5]. Namun, beberapa negara menyatakan bahwa
rokok elektrik legal. Beberapa negara lain percaya
bahwa itu ilegal. Regulasi ini tergantung pada berbagai
aturan dan kondisi di masing-masing negara.
Pernyataan WHO di atas dapat menjadi dasar suatu
negara dalam membuat regulasi dan mempertimbangkan
dampak jangka panjang dari rokok elektrik. Di
Indonesia, rokok elektrik telah banyak diperjualbelikan
dan dipromosikan tanpa kontrol yang tepat dari
pemerintah. Apakah opini-opini dari media arus utama
bisa menjadi dasar bagi Indonesia dalam membuat
regulasi? Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih
lanjut mengenai konten rokok elektrik di media
mainstream untuk menjawab beberapa keraguan
masyarakat Indonesia.

2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode analisis isi
kuantitatif. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini mirip dengan penelitian sebelumnya yang
menganalisis bagaimana isu rokok elektrik dibingkai
dalam media berita di AS dan Korea Selatan [11][12]
[13].

Data diperoleh dari artikel yang diterbitkan oleh


media online Indonesia yang kredibel. Ada empat media
berita online teratas yang memenuhi kriteria dan terpilih
untuk penelitian ini: 1) Liputan6.com, 2) Detik.com,
37
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31
Pencarian Lanjutan menggunakan istilah pencarian
kunci paling populer yang diadopsi dari penelitian
sebelumnya oleh Kim et al., sebagai berikut: (“rokok
elektrik” ATAU “e-cigarette” ATAU “vape” ATAU
“vaping” ) [13]. Pencarian terbatas pada artikel yang
diterbitkan pada 1 Januari 2012 hingga 15 November
2017 karena kami berhenti mencari dan memulai
fase berikutnya. Pencarian sistematis ini
menghasilkan 600 artikel yang disaring lebih lanjut
berdasarkan duplikasi, halaman rusak, situs khusus
foto/video, fokus cerita. Tahap ini menghasilkan 320
artikel.

Ada empat coder yang mereview dan


mengkodekan isi artikel menggunakan coding sheet
sebagai panduan. Variabel pengkodean dalam
penelitian ini ditentukan berdasarkan kombinasi
pendekatan deduktif dan induktif yang mirip dengan
metode pengkodean oleh Kim et al. [13]. Secara
deduktif, variabel awal dikembangkan dari variabel
pengkodean yang digunakan oleh Kim et al. dan
diidentifikasi melalui tinjauan literatur tentang rokok
elektrik [13]. Uji reliabilitas intercoder dilakukan
untuk mengevaluasi reliabilitas data. Pengujian
menunjukkan bahwa semua variabel yang diukur
dianggap reliabel dengan Krippendorff's alpha 0,7
atau lebih.

3. HASIL DAN DISKUSI


Tren Regulasi Mengenai Rokok Elektronik
Regulasi rokok elektrik menjadi topik yang
paling menonjol dan banyak dibicarakan dari pesan-
pesan dalam artikel serta menjadi titik sentral dalam
permasalahan ini sehingga diperlukan analisis lebih
lanjut dalam pengukuran regulasi. Dalam penelitian
ini, dari 320 artikel, 105 artikel fokus pada
penyebutan regulasi, rencana regulasi, atau yang
disebut regulasi rokok elektronik di Indonesia,
negara lain, baik negara atau lokasi yang tidak
ditentukan/tidak diketahui. Berita tentang peraturan
yang berlaku, rencana peraturan, atau yang disebut
peraturan rokok elektronik yang menunjukkan berita
dalam negeri meningkat drastis dari nol pada 2012-
2013 menjadi 37 artikel pada 2016-2017 (63,8%).
Juga, jumlah artikel yang memuat topik yang
berkaitan dengan regulasi rokok elektronik baik di
media domestik maupun internasional atau lokasi
yang tidak ditentukan meningkat secara signifikan
dari hanya 1 artikel menjadi 10 artikel selama
periode penelitian. Selain itu, jumlah artikel yang
menampilkan regulasi rokok elektronik di media
internasional berfluktuasi dari tahun 2012 hingga
2017. Pada 2012-2013, berita internasional dominan
(80%), dan tidak ada berita dalam negeri. Pada tahun
2014-2015, proporsi artikel internasional dan
domestik lebih seimbang (masing-masing 46,7% dan
42,2%). Sedangkan pada tahun 2016-2017, artikel
yang menyajikan berita internasional mengalami
penurunan signifikan (14,5%). Tren artikel yang
menyebutkan regulasi rokok elektrik selama periode
penelitian dapat dilihat pada gambar.

38
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31

Tabel 1. Jenis peraturan yang disebutkan dalam pasal-


pasal selama periode penelitian

Jenis dari 2012- 2014- 2016- Total


Peraturan 2013 2015 2017
n (%) n (%) n (%) n (%)
Cukup
menyerukan
regulasi rokok 3 (60.0) 15 (33.3) 10 28
Angka. 1 Tren regulasi rokok elektrik yang elektrik
(18.2) (26.7)
disebutkan di dalam negeri, internasional, baik (tidak ditentukan)
asal maupun sumber yang tidak diketahui selama
periode penelitian Pajak 0 (0.0) 0 (0.0) 27 27
(49.1) (25.7)
Jenis Regulasi
Larangan total 2 15 (33.3) 2 (3.6) 19
Secara keseluruhan, jenis peraturan yang disebutkan
dalam artikel selama periode penelitian adalah antara (40.0) (18.1)
2012 dan 2017 artikel yang diterbitkan tentang zonasi bebas
peraturan rokok elektronik (26,7%), aplikasi pajak asap rokok;
pembatasan
(25,7%), larangan lengkap rokok elektronik (18,1%),
vaping di dalam
bebas asap rokok. pembatasan zonasi dan vaping di ruangan 0 (0.0) 8 (17.8) 7 (12.7) 15
dalam ruangan dan/atau ruang publik (14,3%), dan dan/atau publik (14.3)
pembatasan akses bagi remaja/anak-anak (13,3%). spasi
Peraturan rokok elektrik disebutkan secara merata
dalam artikel domestik dan internasional (39,3%).
Namun, pemberlakuan pajak rokok elektrik lebih Membatasi
banyak disebutkan dalam pasal dalam negeri (96,3%). akses ke
Sementara itu, pelarangan total terhadap rokok elektrik remaja/ch 0 (0.0) 7 (15.6) 7 (12.7) 14
mewakili 47,4% barang internasional dan 26,3% barang anak-anak (13.3)
domestik. Demikian pula, zonasi bebas rokok dan
pembatasan vaping di dalam ruangan dan/atau ruang Mengaturni
publik disebutkan masing-masing 53,3% dan 33. kotin
0 (0.0) 4 (8.9) 4 (7.3) 8 (7.6)
Pada tahun 2012 dan 2013, topik regulasi yang cairan
hanya dibahas dalam pasal tersebut hanya berkisar pada
penerapan larangan total rokok elektrik (40%) dan Luas 0 (0.0) 5 (11.1) 3 (5.5) 8 (7.6)
regulasi rokok elektrik (60%). Demikian pula periode
peraturan
2014 hingga 2015 didominasi oleh topik yang sama
(33%) diikuti oleh artikel tentang zonasi bebas rokok Pemasaran/Promosi 0 (0.0) 4 (8.9) 2 (3.6) 6 (5.7)
atau pembatasan vape di kamar dan ruang publik ion
(17,8%) dan pembatasan akses kepada remaja/anak- Isilabel dan
anak (15,6%). Mengenai pembatasan vape atau rokok kemasan
elektrik di beberapa artikel rokok elektrik, beberapa 0 (0.0) 1 (2.2) 2 (3.6) 3 (2.9)
negara termasuk Inggris, Wales dan California telah
membatasi penggunaan rokok elektronik atau perangkat
serupa di kantor, restoran, pantai dan bar atau pub. Yang lain 0 (0.0) 1 (2.2) 3 (3.6) 3 (2.9)
Sedangkan selama periode 2016 hingga 2017, pajak Total 5 45 55 105
(49,1%), regulasi rokok elektrik (18,2%), dan (100,0) (100.0) (100.0) (100.0)
membatasi akses ke remaja/anak-anak adalah topik yang
paling banyak dibahas dalam artikel yang diterbitkan.
Periode 2016 hingga 2017 adalah periode di mana PeraturanRokok elektronik
diskusi tentang pajak rokok elektronik dimulai. Jenis Perdebatan kontroversial tentang rokok elektrik
peraturan yang disebutkan dalam pasal-pasal selama disertai dengan artikel-artikel yang menyajikan berbagai
periode penelitian dapat dilihat pada tabel 1. pendapat di kalangan pembuat kebijakan, pakar, dan
konsumen rokok elektrik. Peraturan tersebut setiap
tahunnya menjadi trending topic dalam artikel-artikel
yang dikaji baik di dalam negeri, internasional, dan
keduanya. Setiap negara memiliki peraturan unik yang
mengikuti kebiasaannya. Kontrol Tembakau Global
menjelaskan daftar peraturan tentang

39
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31

rokok elektrik dari masing-masing negara salah satunya mengkonsumsi rokok elektrik karena mereka dapat
Brazil. Brazil mengklasifikasikan rokok elektrik sebagai menggunakannya di tempat-tempat yang
produk tembakau yang dalam peraturannya melarang
penjualan, promosi dan periklanan, distribusi dan impor
rokok elektrik. Setidaknya jika regulasi itu ada, suatu
negara bisa menyaring kegiatan mana yang berdampak
negatif bagi kesehatan masyarakat. Sementara di
Indonesia, regulasi mengenai rokok elektrik belum ada
secara spesifik, dan hanya ada Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 146 Tahun 2017 tentang Tarif
Cukai Hasil Tembakau.
Pajak
Artikel yang membahas tentang peraturan pajak
rokok elektronik baru muncul antara tahun 2016 hingga
2017 sesuai dengan tinjauan literatur. Hal ini
disebabkan oleh berita dalam negeri yang
menginformasikan pembaruan kebijakan baru mengenai
pajak yang dikenakan pada e-liquid. Dalam dunia
perpajakan, beberapa negara ternyata telah
memberlakukan pajak rokok elektronik dengan tujuan
untuk mengendalikan prevalensi perokok elektronik.
Penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2018)
melaporkan bahwa menyiarkan kenaikan pajak
membantu mempertahankan penghentian rokok
elektronik (AOR = 12,3, 95% CI 7,5-20,1). Hasil studi
menunjukkan bahwa kenaikan pajak yang signifikan
efektif dalam mendorong berhenti merokok bahkan jika
dibandingkan dengan langkah-langkah pengendalian
tembakau yang kuat, seperti melarang merokok di
dalam ruangan, kampanye media massa, dan akses
universal untuk dukungan penarikan [15].
Larangan Total
Larangan rokok elektrik juga merupakan trending
article yang selalu hadir pada masa penelitian dan
ditemukan di dalam negeri, internasional, atau
keduanya. Di sisi lain, organisasi nirlaba seperti WHO
dan FDA banyak ditemukan dalam artikel dengan
kerangka negatif. Organisasi-organisasi ini telah
mengenali rokok elektrik ini sejak periode awal ketika
produk-produk ini memasuki pasar secara berlebihan.
FDA telah menyatakan keprihatinan serius tentang
keamanan konsumsi rokok elektronik sejak 2010 [16].
Dapat disimpulkan bahwa ada kekhawatiran besar
tentang prevalensi rokok elektronik. WHO bahkan
mendukung larangan e-merokok di Asia Tenggara yang
mengakui efek buruk ENDS pada kesehatan manusia
yang mempertahankan dan melanggengkan kecanduan
nikotin dan memutuskan untuk mengambil tindakan
sesuai dengan kewajiban berdasarkan Pasal 5. 2 (b)
WHO FCTC untuk mencegah dan mengurangi
kecanduan nikotin dengan melarang ENDS [17].
Namun, di Indonesia, tidak ada larangan terhadap rokok
elektrik karena belum adanya regulasi hukum dari
pemerintah.

zonasi bebas asap rokok; pembatasan vaping di


dalam ruangan dan/atau ruang publik
zonasi bebas asap rokok; pembatasan vaping di
dalam ruangan dan/atau ruang publik sangat penting
untuk diterapkan oleh setiap pemerintah. Penelitian
yang dilakukan oleh Hanna (2018) melaporkan bahwa
anak muda California Selatan dengan bebas
40
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31
dilarang merokok [18]. Masalah itu juga terjadi di [Diterima
Indonesia, regulasi tentang rokok elektrik belum ada, darihttps://www.fda.gov/tobaccoproducts/product
hanya ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun s-
2009 pasal 115 tentang Kawasan Tanpa Rokok tanpa
menjelaskan secara eksplisit tentang zona e-merokok
atau pembatasan Vaping. Oleh karena itu, pengguna
rokok elektrik akan bebas mengkonsumsi rokok
elektrik sesuka hati meskipun mereka menggunakan
rokok elektrik di tempat-tempat yang seharusnya
dilarang merokok (30,7% vs 18,3%; semua p<0,05)
[18].

Membatasi akses untuk remaja/anak-anak


Pembatasan akses kepada remaja/anak-anak
harus disertai dengan pengawasan yang intensif
karena media promosi atau iklan dapat
mempengaruhi remaja dan anak-anak untuk
mencoba rokok elektrik. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa aktor yang paling terpapar
rokok elektrik adalah kelompok remaja. Di Australia,
jumlah remaja laki-laki mencapai 76% sebagai
konsumen rokok elektrik. Laporan WHO On The
Global Tobacco Epidemic (2019), melaporkan
bahwa ada peningkatan penggunaan rokok elektrik di
kalangan anak muda sebesar 1,5% menjadi 20,8%
antara tahun 2011 dan 2018 [1].
Faktor yang mempengaruhi remaja untuk
mengkonsumsi rokok elektrik adalah variasi rasa
yang terdapat pada rokok elektrik (56,6%), dengan
anggapan rokok elektrik tidak berbahaya
dibandingkan dengan rokok tembakau (50,1%),
dapat langsung dikonsumsi oleh bukan pengguna
tembakau (38%), dan tidak adanya larangan
merokok di tempat-tempat tertentu (ruang publik)
(30,7%) [18]. Remaja mengklaim bahwa mereka
mengkonsumsi rokok elektronik karena pengaruh
teman sebaya, iklan, keluarga, teman sebaya, media
sosial, internet, dan menganggap rokok elektronik
sebagai alternatif yang aman untuk tembakau.

4. KESIMPULAN
Media berita online Indonesia sering
membicarakan regulasi ketika memaparkan berita
tentang rokok elektrik. Jenis regulasi yang paling
banyak disebutkan dalam pasal-pasal yang dikaji
hanyalah menyerukan regulasi terhadap rokok
elektrik. Diikuti dengan pajak rokok elektronik,
larangan total, zonasi bebas asap rokok, pembatasan
vaping di dalam ruangan dan/atau ruang publik dan
pembatasan akses remaja/anak-anak juga menjadi
trending topik di bawah artikel yang dipelajari. Hasil
penelitian ini merupakan tantangan baru dalam
memunculkan titik terang bagi masyarakat Indonesia
dalam mengambil tindakan terhadap rokok elektrik
untuk melindungi kesehatan masyarakat warganya.
Informasi ini juga dapat menjadi referensi bagi
media untuk memahami lebih dalam bagaimana
berita online mereproduksi cerita mereka.

REFERENSI
[1] S Food and Drug Administration, “Vaporizers,
E-Cigarettes, and Other Electronic Nicotine
Delivery Systems (ENDS)” dalam Laporan
oleh FDA, 2019 Juni 19,

41
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31

bahan- komponen/vaporizer-e-rokok- dan- [9] Grana,RA, Pamela M. Ling, Neal Benowitz,dan


nikotin-elektronik lainnya- sistem pengiriman-
berakhir,pada 2019, 3 Agustus]
[2] Tembakau Gratis Prakarsa (TFI),
"ElektronikSistem Pengiriman Nikotin dan
Sistem Pengiriman Non-Nikotin Elektronik
(ENDS/ENNDS)” dalam Laporan oleh WHO,
2017 23 Januari [Diambil
darihttps://www.who.int/tobacco/communications
/stat elemen/elektronik- rokok-januari-2017/id/,
pada 2019, 1 Agustus]
[3] Sleiman M, Logue JM, Montesinos VN, Russell
ML, Litter MI, Gundel LA, Destaillats H., “Emisi
dari Rokok Elektronik: Parameter Utama yang
Mempengaruhi Pelepasan Bahan Kimia
Berbahaya” dalam Peredaran 6 September 2016;
PMID: 27461870 DOI: 10.1021/acs.est.6b01741
[4] Weaver SR, Huang J, Pechacek TF, Heath JW,
Ashley DL,Eriksen MP.,“Apakah sistem
pengiriman nikotin elektronik membantu perokok
berhenti? Bukti dari studi kohort prospektif
perokok dewasa AS, 2015-2016” dalam
Circulation 2018 9 Juli; PMID : 29985947;
PMCID:PMC6037369;DOI:10.1371/journal.pone
.0198047
[5] Organisasi Kesehatan Dunia, “Laporan WHO
Tentang Epidemi Tembakau Global” dalam
Laporan oleh WHO, 2019
[Diambil kembali

darihttps://www.who.int/tobacco/global_report/en
/ pada 2019, 1 Agustus]
[6] Andrea C.Villanti, Amanda L. Johnson,
MHS,Bridget K.Ambrose, K Michael mani
muncrat, Cassandra A.Stanton, Syanika W.
Mawar, Syari P. Feirman, Cindy Tworek,
Allison
M. Glasser, Jennifer L.Pearson,PhD,Amy M.
Cohn, Kevin P.Conway, , Raymond S.Niaura,
Maansi Bansal-melintasi, ,danAndrew
.,
Hyland, “Penggunaan Produk Tembakau
Flavored pada Remaja dan Dewasa: Temuan Dari
Gelombang Pertama Studi PATH (2013–2014)”
dalam Sirkulasi 2017 1 Agustus; PMCID:
PMC5522636 NIHMSID:
NIHMS859968 PMID:28318902
[7] Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba,
“Rokok Elektronik (E-rokok)”, 2018 [Diambil
darihttps://www.drubuse.gov/publications/drugfac
ts
/rokok elektronik- rokok elektrik#ref pada 2019,
1 Agustus]
[8] Organisasi Kesehatan Dunia, Lembaga Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Nasional
Kementerian Kesehatan, dan Yayasan CDC,
“Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report
2011”, 2012 [ Diambil kembali

dariwww.searo.who.int/tobacco/data/gats_indone
sia_ 2011.pdf pada 20193 Agustus]

42
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Kesehatan,
volume 31
Stanton Glantz., "Elektronik rokok” di
Sirkulasi 2014 28 Jun; PMCID:
PMC4074376;
NIHMSID:NIHMS595094; PMID: 24821830

[10] Amril,TL., Vera,L, Huang,Saya danSzczypka,


G., “Mau tahu tentang vaping? Pola ekspos
pesan, mencari dan berbagi informasi tentang
e-rokok di seluruh platform media” dalam
Sirkulasi 2014 Jul 23; PMCID: PMC4078680
NIHMSID: NIHMS608205PMID: 24935893
[11] Yates, K., Friedman, K., Slater, MD, Berman,
M., Paskett, E., & Ferketich, AK “Analisis isi
penggambaran rokok elektronik di surat
kabar” Tob Regul Sci, 1(1), 94- 102, 2015
[12] Wu, L., & Gibson, R., "Frame kontrol
mendominasi artikel berita rokok elektrik"
Jurnal Penelitian Surat Kabar, 38 (2), 245-
258, 2017
[13] Kim, S.-H., Thrasher, JF, Kang, M.-H., Cho,
YJ, & Kim, JK, “Presentasi Media Berita
Rokok Elektronik: Analisis Isi Liputan Berita
di Korea Selatan” Jurnalisme & Massa
Komunikasi
Triwulanan,1077699017696881, 2017
[14] Institute for Global Tobacco Control, “
Country Laws Regulation E-cigarettes: A
Policy Scan” dalam Laporan oleh Global
Tobacco Control [Diambil
darihttps://www.globaltobaccocontrol.org/e-
rokok/hukum negara/tampilan pada Agustus
2019,4
[15] Boylea, RG, Stantonb, CA, Sharma, E., Tang,
Z., "Memeriksa upaya berhenti dan berhasil
berhenti setelah kenaikan pajak rokok baru-
baru ini" Pengobatan Pencegahan
Jurnalberanda:
www.elsevier.com/locate/ypmed,118, 226-
231, 2019
[16] Flouris, AD, & Oikonomou, DN (2010).
Rokok elektronik: keajaiban atau ancaman?.
BMJ, 340, c311
[17] Organisasi Kesehatan Dunia, "Posisi WHO
pada ENDS (rokok elektrik) Sebuah kritik
terhadap penggunaan ilmu pengetahuan dan
komunikasi risiko" dalam Laporan oleh
WHO, 2014 [Diambil kembali
darihttps://www.who.int/fctc/publications/en/,
pada 2019, Agustus 2]
[18] Hong, H., McConnell, R,. Liu, F., Urman, R.,
Barrington, JL-Trimis, “Dampak Perda
tentang Alasan Penggunaan Rokok Elektronik
di Kalangan Selatan California
muda dewasa”,Ketagihan Perilaku

Jurnalberanda:www.elsevier.com/locate/addic
tbeh, 2018
[19] Fraser, D., Weier, M., Keane, H., Gartner, C.,
"Perspektif Vapers tentang regulasi rokok
elektronik di Australia", International Journal
of Drug Policy, 26, 589-594, 2015

43

Anda mungkin juga menyukai