Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak kedewasa, baik

secara psikososial maupun fisik. Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala

primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan psikososial muncul antara lain

akibat perubahan fisik yang terjadi. Pengaruhnya terhadap perkembangan

adalah pertumbuhan tubuh, yang dimulai dengan berfungsinya alat

reproduksi bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang

berhubungan dengan kelenjar endokrin (Sarwono, 2012).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2012, rokok yang

diisap di dunia mencapai 15 milyar setiap harinya, Indonesia menduduki

peringkat ke-5 dalam komsumsi rokok di dunia. Data terakhir yang

dipulikasikan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa Indonesia setiap

tahunnya mengkomsumsi 215 milyar batang rokok, nomor 5 didunia setelah

Cina (1.643 milyar batang), Amerika (451 milyar batang rokok), Jepang (328

milyar batang rokok) dan Rusia (258 milyar batang rokok). Menurut Bank

dunia, komsumsi Indonesia sekitar 6,6 % dari seluruh dunia (Soetjiningsih,

2013).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tingkat ASIA

(2011), Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang

mencapai 146.860.000 jiwa. Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan

1
2

jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta perokok setelah Cina dan

India sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di Indonesia adalah

perokok. Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga terus meningkat

43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif. Tingginya jumlah

perokok aktif tersebut berbanding lurus dengan jumlah non-smoker yang

terpapar asap rokok orang lain (second hand smoke) sebanyak 97 juta

penduduk Indonesia sebanyak 43 juta anak-anak, diantaranya 11,4 juta

diantaranya berusia 0-4 tahun. Berdasarkan Global Tobacco Youth Survey

(GTYS) yang dilakukan di Jakarta, Bekasi dan Medan pada tahun 2006,

didapatkan bahwa prevalensi merokok di Jakarta sebanyak 34% siswi

disekolah usia SMP yang pernah merokok dan 16,6% diantaranya masih

merokok, di Bekasi didapatkan 33% murid usia SMP pernah merokok dan

17,1% diantaranya masih merokok, dan di Medan didapatkan 34,9 % sekolah

usia SMP pernah merokok dan 20,9% diantaranya masih merokok (Aditama,

2011).

Hasil Riset Kesehatan Dasar proporsi penduduk mencatat, 58,6 juta

orang Indonesia berumur 15 tahun ke atas menjadi perokok aktif. Pada

Riskesdas 2010 (34,7%), Riskesdas 2013 (36,3%). Remaja laki-laki yang

merokok sebanyak 64,9% dan remaja perempuan yang merokok sebanyak

2,1% (Riskesda, 2013).

Kebiasaan remaja yang sulit dihindari adalah merokok, karena banyak

dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain karena masa perkembangan anak

yang mencari identitas diri dan selalu ingin teman sebaya merokok, maka
3

sangat memungkinkan untuk diikuti oleh remaja, selain itu tayangan mencoba

hal baru yang ada dilingkungannya. Oleh karena itu, keluarga dan teman

sebaya adalah orang-orang yang sangat mempengaruhi kebiasaan remaja.

Kebiasaan merokok antara lain berhubungan dengan media, pengetahuan

remaja tentang bahaya rokok (Peterson, 2013).

Pengaruh dari merokok terhadap reproduksi dan kesuburan cukup

fatal. Merokok dapat meningkatkan risiko impotensi, kerusakan sperma,

mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kanker testis shingga merokok

dapat menyebabkan rusaknya sistem reproduksi seseorang mulai dari masa

pubertas sampai usia dewasa (Arief, 2013).

Hasil penelitian Suhaimi (2012) pengetahuan remaja tentang bahaya

merokok di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

menunjukkan sebagian besar baik sebanyak 20 orang (74%), cukup 7 orang

(26%). Distribusi sikap remaja yang positif sebanyak 18 orang (67%) dan

sikap negatif 9 orang (33%).

Data dari SMA Negeri 7 Palu, pada tahun 2010 terdapat 76 siswa yang

merokok, pada tahun 2011 sebanyak 54 orang, pada tahun 2012 sebanyak 54

orang, pada tahun 2013 sebanyak 65 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 30

orang. Survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 7 Palu,

dari 10 siswa yang peneliti wawancara secara acak, sebanyak 80% remaja

mengatakan mulai mengenal rokok dari pergaulan teman-teman mereka yang

sudah sering merokok. Jika remaja tidak ikut merokok dengan temannya,

mereka kurang merasa gaul dengan teman-teman mereka.


4

Beradasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Pengetahuan remaja putri tentang bahaya merokok terhadap kesehatan

reproduksi di SMA Negeri 7 Palu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka peneliti dapat

merumuskan masalah “Bagaimanakah pengetahuan remaja putri tentang

bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi di SMA Negeri 7 Palu?”.

C. Tujuan Penelitian

Diketahuinya pengetahuan remaja putri tentang bahaya merokok

terhadap kesehatan reproduksi di SMA Negeri 7 Palu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak Sekolah SMA Negeri 7 Palu

Sebagai bahan masukan tenaga guru agar lebih memberikan

pendidikan tentang bahaya rokok dan infertil dan bagi siswa yang sudah

mulai merokok diberikan pendekatan lebih khusus agar lebih mengetahui

bahaya rokok bagi diri dan orang lain.

2. Bagi institusi Pendidikan

Sebagai tambahan referensi pada perpustakaan dan dapat

dimanfaatkan bagi mahasiswa lain jika melakukan penelitian dengan topik

yang sama.
5

3. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan, pengalaman secara nyata serta

menambah wawasan tentang penerapan ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan dan selama penelitian berlangsung.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan dan data dasar

untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai