Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENNDAHULUAN
A.Latar Belakang

Di tengah perkembangan gaya hidup yang modern dan mewah seperti

sekarang ini salah satu kelompok yang mudah terbawa arus adalah remaja. Masa

remaja merupakan masa peralihan di mana terdapat perubahan secara fisik dan

psikologis dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Perilaku remaja dalam

menentukan pandangannya terhadap suatu objek bergantung pada emosinya.

Remaja mudah terpengaruh oleh dunia luar yang akan membentuk kepribadian

mereka kelak.

Pada era globalisasi ini kebiasaan remaja yang fenomena umum yang

sering ditemui adalah perilaku merokok dikalangan remaja. Sebagaimana

dikatakan oleh Brigham dalam komalasari (2000) bahwa perilaku remaja perokok

merupakan bentuk simbolis, sebagai symbol dari kematangan, kedewasaan,

kekuatan, kepemimpinan, daya tarik terhadap lawan jenisnya Mereka juga

beranggapan bahwa dengan merokok, mereka menjadi orang yang menolak norma

dari masyarakat konvensional, menegaskan keangotaan mereka dalam suatu

kelompok, menyimbolkan kebabasan dari peraturan orang tua serta merasa dirinya

lebih dewasa dibandingkan remaja lainnya.

Umumnya perokok memulai kebiasaan ini di usia belia diantara 10 tahun

sampai 18 tahun. Merokok di usia ini merupakan tahap “coba-coba” tetapi karna

rokok mempunyai sifat adiktif yang menbuat kecanduan sehingga pada awalnya
hanya mencoba tetapi menjadi ketergantungan dan mengakibatkan terjadinya

peningkatan komsumsi di usia remaja.

Menurut (WHO,2015) Perilaku remaja perokok terjadi dengan rentang

usia antara 15 sampai 19 tahun sebanyak 50.30%. Angka kejadian perilaku remaja

perokok tersebut diakibatkan karena lemahnya pengawasan orang tua, terhadap

anaknya, pengawasan yang kurang dari pihak sekolah dan pola pergaulan dari

remaja itu sendiri.

Data dari Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang

berjudul The Tobacco Control Atlas ASEAN Region, menunjukkan persentase

remaja Indonesia berusia 13-15 tahun yang merokok sebesar 19,4%. Angka

tersebut merupakan yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya. Adapun

negara dengan persentase remaja yang merokok terbanyak selanjutnya terdapat di

Malaysia sebesar 14,8% dan Filipina sebesar 14,5%. Thailand menduduki posisi

keempat dengan persentase remaja yang merokok sebesar 11,3%, kemudian

diikuti oleh Brunei Darussalam sebesar 8,9%. Selisih tipis dengan Brunei,

Myanmar menempati posisi keenam dengan persentase sebesar 8,3%. Sementara

itu, persentase terkecil remaja yang merokok terdapat di Kamboja sebesar 2,4%.

Jumlah perokok aktif terbanyak pada usia remaja (10-18 tahun)

mengalami peningkatan dari 7,2% di tahun 2013 menjadi 9,1 % di tahun 2018.

Provinsi Jawa timur menempati peringkat ke-16 se-Indonesia sebagai wilayah

dengan tingkat perokok usia remaja yang cukup tinggi (Kemenkes RI, 2018).
Remaja yang memiliki orang tua dan teman sebaya dengan perilaku

merokok, akan sangat memungkinkan untuk meniru kebiasaan tersebut. media

yang menayangkan tokoh idola remaja yang menghisap rokok akan mendorong

remaja untuk mengikutinya (Poltekkes Depkes I, 2010).

Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat

menimbulkan dampak buruk bagi Kesehatan, diantaranya penyakit jantung,

penyakit paru, kanker paru dan kanker lainnya, diabetes, impotensi menimbulkan

kebutaan, penyakit mulut, dan gangguan janin. (Baharuddin, 2017 : oktavian,

avianty, & mawati, 2019). Meskipun merokok memiliki dampak buruk/negative,

akan tetapi merokok juga memiliki beberapa dampak positif dari merokok yaitu

mengurangi sters, menimbulkan rasa nikmat dan mempererat pergaulan antar

remaja ( wati, bahtiar & anggriani, 2018).

Dalam penelitian ahmad rifai (2017) ada beberapa alasan usia remaja

mulai merokok karena berbagai hal, diantaranya meniru orang dewasa, melihat

orang yang lebih besar darinya merokok membuat para remaja terpengaruh dan

ingin melakukan hal yang serupa hingga itu menjadi suah kebiasaan yang sulit

dihilangkan. Masalah keluarga seorang remaja yang kondisi keluarga tidak baik

maka cenderung stress memikirkan hal itu, teman sebaya dalam lingkungan

berpengaruh besar terhadap seorang remaja yang belum merokok, sebab teman

akan selalu mempengaruhi untuk merokok karna biasanya kalau tidak merokok,

mereka selalu merasa ketagihan untuk melanjutkan kebiasaan sehingga sulit

menghentikannya.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk menanggulangi atau menurunkan

jumlah perokok. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan Pendidikan

Kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahun mengenai bahaya rokok bagi

Kesehatan. Program tsb berdasarkan asumsi bahwa yang menyebabkan merokok

dan bentuk lain penggunaan za tzar tertentu adalah kurang inteligensi personal dan

sosial dan harga diri ( soetjiningsih,2010).

SMAN 10 Makassar merupakan instansi Pendidikan yang berada di

jl.tamangapa raya, instansi Pendidikan ini merupakan sekolah negeri. Berdasarkan

pengambilan data awal dengan cara observasi didapatkan bahwa masih banyak

siswa yang merokok, siswa ini merokok baik dikantin, maupun d luar sekolah,

mereka merokok d kantin karna kurangnya pengawasan oleh guru d sekolah dan

merokok Ketika pulang sekolah. Siswa yang merokok terbagi atas dua tipe yaitu

siswa yang merokok karna kecanduan dan siswa yang merokok karna ikut-ikutan

oleh temannya. Mereka merokok seakan akan tidak memperdulikan efek negative

yang ditimbulkan dari rokok.

Oleh karna itu Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul gambaran perilaku remaja perokok di SMAN 10

Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat

diambil rumusan masalah yaitu :


Bagaimanakah gambaran perilaku remaja perokok di SMA NEGERI 10

Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umun

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

perilaku remaja perokok

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

perilaku remaja perokok .

D. MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat teoritis

maupun manfaat praktis kepada pihak-pihak yang terkait bermanfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan Pustaka atau kontribusi

pengembangan ilmu penerapannya, khususnya mengenai bagaimana

perilaku remaja perokok.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sekaligus untuk

mengetahui gambaran deskriptif mengenenai perilaku remaja perokok di

SMAN 10 Makassar.

E. Bidang Ilmu
Materi yang dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah berbagai jurnal

dan proposal dalam bidang keperawatan.

F.Keaslian Tulisan

Anda mungkin juga menyukai