Anda di halaman 1dari 47

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan bahkan

sudah menjadi masalah nasional internasional. Di tinjau dari segi kesehatan

merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan

pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok

harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Ditinjau dari

segi pemerintahan, pemerintah memperoleh pajak pemasukan rokok yang

tidak sedikit jumlahnya, dan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Jika

pabrik rokok ditutup harus mencarikan pemasukan dana dari sumber lain yang

tidak sedikit jumlahnya (sulit pemecahannya). Di pihak perokok sendiri,

mereka merasakan kenikmatan begitu nyata, sampai dirasa memberikan

kesegaran dan kepuasan tersendiri sehingga setiap harinya harus

menyisihkan uang untuk merokok. Kelompok lain, khususnya remaja

pria, mereka menganggap bahwa merokok adalah merupakan ciri

kejantanan yang membanggakan, sehingga mereka yang tidak merokok malah

justru diejek ( Infokes Edisi 25 Desember 2009 ).

Berdasarkan data dari badan kesehatan Dunia WHO (World Healt

Organization), menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa

disebabkan karena kebiasaan merokok, dimana rokok ini membunuh hampir

lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut, maka bisa dipastikan

bahwa 10 juta orang akan meninggal karena rokok pertahunnya pada tahun

1
2

2020, dengan 70% kasus terjadi di negara berkembang seperti Indonesia.

Tahun 2005 terdapat 5,4 juta kematian akibat merokok atau rata-rata satu

kematian setiap 6 detik bahkan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah kematian

mencapai angka 8 juta. Merokok juga merupakan jalur yang sangat berbahaya

menuju hilangnya produktivitas dan hilangnya kesehatan. Menurut tobacco

atlas yang diterbitkan oleh WHO, merokok sebagian penyebab bagi hampir

90% kanker paru, 75% penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan juga

menjadi 25% penyebab dari serangan jantung (Rasti, 2008).

Angka kejadian merokok pada remaja-remaja di Amerika Serikat pada

tahun 2000 melebihi 25% dari angka kejadian merokok pada orang dewasa,

dan dikatakan terdapat peningkatan sekitar 50% dari tahun 1988. Lebih dari

80% perokok dimulai sebelum umur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000

remaja mulai merokok setiap hari. Angka kejadian merokok pada remaja lebih

tinggi di pedesaan dari pada di perkotaan. Variasi etnis dan budaya dalam hal

merokok mencerminkan interaksi yang majemuk antara pendapatan, harga

rokok, budaya, stress, keturunan, umur, jenis reklame dan reklame rokok.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat mendapatkan bahwa pada semua etnis,

kecuali orang Amerika keturunan Afrika, angka kejadian merokok pada

remaja lebih tinggi dari pada angka kejadian merokok pada orang dewasa.

Remaja wanita perokok jumlahnya lebih kecil dari jumlah laki-laki perokok

kecuali pada etnis kulit putih (Soetjiningsih, 2004)

Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan

remaja. Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson (1989) dalam


3

Komalasari (2007) berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang

dialami dalam masa perkembangannya, yaitu masa ketika mereka sedang

mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa

badai dan topan karena ketidak sesuaian antara perkembangan psikis dan

sosial. Upaya-upaya untuk menentukan jati diri tersebut, tidak semua dapat

berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan

perilaku merokok sebagai cara kompensatoris. Perilaku merokok bagi remaja

merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan,

kepemimpinan, dan daya tarik kepada lawan jenis (Komalasari, 2007).

Ada banyak yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja.

Kebiasaan atau perilaku (behaviour) tersebut sudah dimulai saat masa anak –

anak, salah satunya oleh karena mencontoh lingkungan terdekat (ayah, kakak)

maupun teman (Kusmana, 2009). Menurut Hansen dalam Nasution (2007)

faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merok adalah faktor biologis,

psikologis, lingkungan sosial, demografi, faktor sosial kultur, faktor sosial

politik dan faktor pengetahuan (Nasution 2007).

Mayoritas remaja perokok menganggap merokok merupakan lambang

kejantanan,kedewasaan, percaya diri dan gengsi. Pada remaja kalangan sosial

ekonomi bawah, merokok bisa menghilangkan kebosanan, menghindari sters

di rumah dan 80 % mengatakan merokok sebagai kompensasi terhadap rasa

rendah diri. Salah satu faktor resiko yang penting dapat mempengaruhi remaja

merokok adalah karena pengaruh terman. Terkadang remaja menjadi perokok

pemula karena adanya desakan dari teman – taman mereka untuk dapat
4

diterima dalam pergaulan ataupun supaya dapat dipandang lebih keren oleh

lawah jenisnya (Bekti, 2010).

SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo merupakan salah satu SMP negeri yang

ada di Kab. Wonosobo, yang mempunyai jumlah siswa 233 orang , yang

terdiri dari 130 siswa laki – laki dan 103 siswa perempuan. Berdasarkan hasil

studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6 April 2012 dengan

mewawancarai 20 siswa didapatkan 14 anak merokok, dan sebagian besar dari

siswa yang merokok tersebut ternyata di dalam keluarganya ada yang perokok

aktif yaitu ayahnya, dan sebagian kecil perokok lainnya dikarenakan ada

pengaruh dari teman yang merokok sehingga ikut – ikutan merokok. Mereka

yang merokok juga mengatakan akan lebih tenang dan rileks setelah

menghisap rokok.

Berdasarkan data di atas dan dari hasil wawancara penulis ingin

mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi remaja untuk merokok di

SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo. Mengingat bahwa bahaya rokok sangat banyak

dan fatal akibatnya apalagi bila sudah dimulai sejak usia dini.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis membuat

rumusan masalah "Faktor – faktor apakah yang mempengaruhi remaja untuk

merokok di SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo?”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi remaja untuk

merokok di SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan faktor psikologis yang mempengaruhi remaja untuk

merokok di SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo.

b. Mendeskripsikan faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi remaja

untuk merokok di SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo.

c. Mendeskripsikan faktor demografi yang mempengaruhi remaja untuk

merokok di SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam upaya

meningkatkan kesadaran remaja putra di SMP 5 Kaliwiro terhadap bahaya

rokok dan ikut berperan dalam menyesuaikan hari tanpa tembakau

sedunia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan dan menambah

wawasan bagi diri sendiri dari hasil penelitian mengenai faktor – faktor

yang mempengaruhi remaja untuk merokok di SMP 5 Kaliwiro.


6

b. Manfaat bagi remaja di SMP 5 Kaliwiro

Memberikan masukan bagi remaja di SMP 5 Kaliwiro agar tidak

terpengaruh oleh faktor psikologis, lingkungan sosial, demografi yang

menyebabkan remaja untuk merokok.

c. Bagi Institusi Tempat Penelitian

Sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui faktor – faktor yang

menyebabkan remaja untuk merokok.

d. Bagi Institusi Akademik (STIKes Harapan Bangsa Purwokerto)

Manfaat bagi institusi pendidikan adalah menambah khasanah

kepustakaan sehingga dapat digunakan sebagai referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

e. Bagi Peneliti Lainnya

Dapat menjadi bahan acuan untuk melakukan penelitian yang lebih

lengkap tentang merokok


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Remaja

a. Pengertian

Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,

dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder,

tercapainya fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta

kognitif (Soetjiningsih, 2004).

Menurut undang-undang No.4 tahun 1979 mengenai

Kesejahteraan Anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21

tahun dan belum menikah.

b. Tumbuh Kembang Usia Remaja

Menurut Soetjiningsih (2004) dalam tumbuh kembangnya

menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual,

semua remaja akan melewati sebagai berikut:

1) Masa remaja awal /dini (Early adolescence) umur 11 - 13 tahun

ditandai dengan lebih dekat dengan teman sebaya, ingin bebas,

lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir

abstrak.

2) Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 14 - 16

tahun ditandai dengan mencari identitas diri, timbulnya keinginan

7
8

untuk kencan, mempunyai rasa cinta yang mendalam. Mengemban

kemampuan berpikir abstrak, berkhayal tentang aktivitas seks.

3) Masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 17 - 20 tahun ditandai

dengan pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam

mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat

mewujudkan rasa cinta, mampu berpikir abstrak.

Peristiwa terpenting dalam masa remaja adalah pubertas. Masa

ini juga termasuk masa yang mengalami cath up growth. Pada tiap

tahap dalam masa remaja ada tugas perkembangan yang harus

dihadapi, yaitu perkembangan biologis, kognitif, nilai otonom, moral,

spiritual, psikososial.

1) Perkembangan Biologis

Pubertas adalah sebuah periode di mana kematangan fisik

berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh

yang terutama berlangsung pada remaja awal (Dorn, 2004).

Aktifitas neuroendokrin pada pubertas. Terjadi perubahan

hormonal, pertumbuhan fisik dan kematangan seksual. Terjadi

interaksi hormonal antara hipothalamus, pituitary, dan gonads

(cameron, 2004).
9

Perubahan-perubahan dalam hormon reproduksi wanita dan

pria (Soetjiningsih, 2004).

Wanita :

FSH menstimulasi esterogen dari ovarium dalam kadar

endah tapi belum cukup menyababkan ovulasi. Kadar esterogen di

produksi dalam jumlah besar mengakibatkan pembentukan

dinding endometrium dan terjadi menarche (mid puberty).

Perubahan esterogen akan mengakibatkan peetumbuhan

dan perkembangan vagina, uterus, tubafalopi, pembesaran

payudara, pertumbuhan rambut pubis dan aksila, pigmentasi kulit

genetal, pelebaran panggul. Setelah ovulasi maka produksi

esterogen menurun dan FSH menurun sampai dengan siklus mens

baru.

Pria :

Pada pria terjadi pematangan sperma (perkembangan

karakteristik seks primer pria). FSH dan LH menyebabkan

peningkatan produksi dan sekresi testosteron sehingga terjadi

pertumbuhan penis, skortum, prostat dan vesikula seminalis.

2) Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)

Jean Piaget (1896-1980) mengajukan sebuah teori penting

mengenai perkembangan kognitif. Teori Piaget (Piaget’s Teory)

menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman

mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif


10

yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasional konkret,

operasional formal. Dua proses-organisasi dan adaptasi-melandasi

kontrusi kognitifmereka mengenai dunia.

3) Perkembangan Nilai Otonom

Pertentangan antara orang tua dan teman-temannya

menerangkan nilai-nilai yang diciptakan sebagai perkembangan

kebebasan bersikap. Perkembangan sistem nilai personal

merupakan proses yang bertahap membuktikan nilai otonom terjadi

relatif lambat pada remaja usia 18-20 tahun.

Remaja membutuhkan kemampuan untuk melihat

perkembangan nilai. Mereka juga butuh perhatian, dimana

seseorang akan mendengarkan jika ia memimpikan sesuatu yang

menakutkan dan saat ia mendapatkan tekanan.

Pada remaja awal, anak perempuan cenderung bermain

dengan teman sejenisnya begitu sebaliknya. Mereka dapat pula

diidentifikasikan berdasarkan pakaian yang mereka gunakan.

Remaja juga memperhatikan adanya perbedaan dan penyebabnya.

Remaja dengan perbedaan sosioekonomi, bangsa atau latar budaya

dapat membentuk kelompok.

Perilaku ini mungkin merupakan kebutuhan remaja untuk

membentuk identitas diri. Mereka suka berkelompok karena

adanya pemikiran yang sama diantara mereka ( Soetjiningsih,

2004)
11

4) Perkembangan Moral

Perkembangan moral (moral development) melibatkan

pemikiran, perilku, dan persaan dalam pertimbangan mengenai

benar dan salah. Perkembangan moral memiliki dimensi

interpersonal (nilai-nilai dasar dan penghayatan mengenai diri)

serta dimensi interpersonal (fokous menngenai hal-hal yang

sebaiknya dilakukan ketika berinteraksi dengan orang lain) (Gibbs,

2003; Walker & Pitts, 1998)

5) Perkembangan Spiritual

Para peneliti telah menemukan bahwa agama memiliki

sejumlah dampak positif bagi remaja (King & Benson, 2005; Oset,

Scarlet, & Bucher, 2006). Sebagai contoh, dalam sebuah studi yang

melibatkan 9.700 remaja, ditemukan bahwa kunjungan ke greja

berkaitan dengan rankingdi sekolah dari para siswa yang berasal

dari latar belakang penghasilan rendah (Regnerus, 2001).

Mengunjungi gereja dapat menguntungkan para siswa karena

komunitas religius ini mendorong perilaku yang secara sosial dapat

diterima, termasuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan

baik.

6) Perkembangan Psikososial

Memasuki tahap Identityt vs Role confusion. Merupakan

masa banyak terjadi perubahan fisik. Irama suasana hati mudah

berubah, remaja mencoba peran dan memberontak tanpa

pertimbangna perilaku normal dipelajari.


12

c. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Soetjiningsih (2004), tugas perkembangan keluarga

antara lain:

1) Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara

lebih dewasa.

2) Memperoleh peranan sosial.

3) Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakan secara efektif.

4) Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua

5) Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri

sendiri

6) Mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan

7) Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga

8) Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral.

d. Lingkungan Sosial Remaja

Menurut Yusuf (2004), lingkungan sosial remaja meliputi:

1) Di lingkungan Keluarga, yaitu dengan menjalin hubungan baik

dengan para anggota keluarga (orang tua dan saudara), menerima

otoritas orang tua, mau mentaati peraturan yang ditetapkan orang

tua, menerima tanggung jawab dan batasan-batasan atau norma

keluarga, dan berusaha untuk membantu anggota keluarga.

2) Di lingkungan sekolah, meliputi bersikap bertanggung jawab dan

mau menerima peraturan sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan-

kegiatan sekolah, menjalin persahabatan dengan teman–teman di


13

sekolah, bersikap hormat terhadap guru atau pemimpin sekolah dan

staf lainnya, membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan–

tujuanya.

3) Di lingkungan masyarakat, yang terdiri dari mengakui dan

menghornati hak-hak orang lain, memelihara jalinan persahabatan

dengan orang lain, bersikap simpati dan memperhatikan

kesejahteraan orang lain, bersikap menghormati nilai–nilai, hukum,

tradisi, dan kebijakan-kebijakan masyarakat.

2. Rokok

a. Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70

hingga 120mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar

10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok

dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya

dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana

Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang

mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam

Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau

sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan

( Infokes Edisi 25 Desember 2009 )


14

b. Bahaya Rokok

Rokok merupakan zat adikktif yang menyebabkan syndrome

withdrawl atau ketagihan baik sacara fisiologis maupun psikologis

yang menyebabkan penurunan mental dan kualitas seseorang

khususnya remaja yang dikenal sebagai generasi penerus bangsa

(Widianti 2007). Menurut Gondodiputro (2007) bahan utama rokok

adalah tembakau, dimana tembakau mengandung kurang lebih 4000

elemen dan 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama

pada tembakau adalah tar, nikotin, dan Karbon Monoksida (CO).

Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan – bahan

kimia lain yang juga sangat beracun. Kandungan dalam rokok antara

lain : (Gondodiputro, 2007)

1) Karbon Monoksida (CO) adalah unsur yang dihasilkan oleh

pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon.

2) Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif

sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan

berkurang, toleransi dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang


15

terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5 – 3 manogram dan

semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40 –

50 manogram nikotin setiap 1 ml. Nikotin bukan merupakan

komponen karsinogenik.

3) Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam

yang merupakan substansi hidrokoarbon yang bersifat lengket dan

menempel pada paru – paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0,5

– 35 mg / batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat

menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru – paru.

4) Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama

ginjal.

5) Admoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen

dan hydrogen, zat ini mempunyai bau yang tajam dan sangat

merangsang.

6) Asam sianida (HCN) merupakan sejenis gas yang tidak berwarna,

tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang

paling ringan, mudah terbakar, dan sangat efisien untuk

menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan.

7) Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila

terhisap dapat menghilangkan rasa sakit. Zat ini pada mulanya

digunakan dokter sebagai pembius saat melakukan operasi.

8) Formaldehide adalah sejenis gas yang mempunyai bau tajam, gas

ini tergolong sebagai pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun

terhadap semua organisme mahluk hidup.


16

9) Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari beberapa

zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang.

Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke

protein sehingga menghalangi aktifitas enzim.

10) Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap

denagn alkohol.

11) Asam sulfida (H2S) adalah sejenis gas yang beracun yang mudah

terbakar dan bau yang keras, zat ini menghalangi oksidasi enzim.

12) Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat

ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut

dan pembunuh hama.

13) Metil klorida merupakan senyawa yang sangat beracun.

14) Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan

mudah terbakar. Jika meminum atau menghisap methanol

mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.

15) Polycyclic Aromatic Hyddrocarbons (PAH) merupakan senyawa

reaktif yang cenderung bersifat genotosik. Senyawa tersebut

merupakan penyebar tumor.

16) Volatoc Nitrosdamine merupakan jenis asap tembakau yang

diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial.


17

Menurut Gondodiputro (2007) ada beberapa penyakit yang

disebabkan rokok yaitu :

a. Efek tembakau terhadap susunan saraf pusat, hal ini disebabkan karena

nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan gemetar pada tangan dan

kenaikan berbagai hormon dan rangsangan dari sumsum tulang

belakang menyebabkan mual muntah.

b. Penyakit kardiovaskuler, ini disebabkan karena asap tembakau akan

merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam

asap tembakau akan merangsang hormon adrenalin yang akan

menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan

pembuluh darah. Sehingga apabila melakukan aktifitas fisik atau stres,

kekurangan aliran meningkat sehingga menimbulkan sakit dada.

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama dari kematian di

negara – negara industri dan berkembang, yaitu sekitar 20 % dari

semua penyakit jantung berkaitan dengan memakai tembakau.

c. Arteriosklerosis merupakan menebal dan mengerasnya pembuluh

darah, sehingga menyebabkan pembuluh darah kehilangn elastisitas

serta pembuluh darah menyempit. Sekitar 10 % dari seratus pasien

yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah

(Arteriosklerosis Obliteran) 90 % diantaranya adalah perokok.

d. Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari, di dalam perut dan usus

dua belas jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat

mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau

meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan


18

usus dua belas jari. Perokok menderita gangguan dua kali lebih tinggi

dari bukan perokok.

e. Efek terhadap bayi, ibu hamil yang merokok mengakibatkan

kemungkinan melahirkan prematur. Jika kedua orang tuanya perokok

maka mengakibatkan daya tahan bayi menurun pada tahun pertama,

sehingga akan menderita radang paru – paru maupun bronchitis dua

kali lipat dibandingkan yang tidak merokok. Terdapat bukti bahwa

anak yang orang tuanya merokok melanjutkan perkembangan

mentalnya terbelakang.

f. Efek terhadap otak dan daya ingat, akibatnya proses anterosklerosis

yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat

merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen.

g. Impotensi, pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan merokok dapat

meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50 %. Ereksi tidak dapat terjadi

apabila darah tidak mengalir bebas ke penis.

h. Kanker, asap tembakau menyebabkan lebih dari 85 % kanker paru –

paru dan berhubungan dengan kanker mulut, faring, laring, esofagus,

lambung, pankreas, mulut, saluran kencing, ginjal, ureter, kandung

kemih, dan usus.

i. Chronic Obstruktive Pulmonary Diseases (COPD), kebiasaan merokok

mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih

menghilang, saluran meyempit dan membengkak.


19

j. Interaksi dengan obat – obat, perokok metabolisme berbagai jenis obat

lebih cepat daripada non perokok yang disebabkan enzim – enzim di

mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam asap tembakau. Dengan

demikian, efek obat – obat tersebut berkurang, sehingga perokok

membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi daripada non perokok

misalnya obat analgetika.

3. Faktor – faktor Penyebab Remaja Merokok

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Hensen dalam Nasution

(2007) faktor – faktor yang menyebabkan remaja merokok adalah sebagai

berikut :

a) Faktor Biologis

Banyaknya penelitian menunjukan bahwa nikotin dalam rokok

merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada

ketergantungan merokok. Pendapat ini didukung Aditama (2004) yang

mengatakan nikotin dalam darah perokok cukup tinggi.

b) Faktor Psikologis

Remaja dengan gangguan cemas dapat menggunakan rokok

untuk menghilangkan kecemasan yang dialami. Menurut Finkelstein

(dalam Rohman, 2010) menduga bahwa para remaja merokok dapat

membuat mereka menjadi rileks dan tenang.

Merokok dengan motif meringankan ketegangan dan stres

menempati urutan tertinggi, yakni sekitar 54,59 % (Rohman, 2010).

Monks (dalam Nasution 2007) mengatakan masalah yang dialami


20

remaja bersekolah lebih besar dibandingkan dengan remaja yang tidak

bersekolah. Merokok sering dihubungkan nilai sekolah yang jelek,

rendah diri, suka melawan dan pengetahuan akan bahaya merokok yang

rendah.

Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi,

menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa

persaudaraan, rasa bosan, stress dan kecemasan (Mirnet dalam

Nasution, 2007)

c) Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan

dan perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berperilaku

merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya. Studi Mirnet

(dalam Nasution, 2008) mengungkapkan bahwa dari survey terhadap

para perokok, dilaporkan bahwa orang tua, saudara yang merokok dan

perilaku teman sebaya merupakan faktor yang menyebabkan

keterlanjutan perilaku merokok remaja. Berbagai fakta membuktikan

bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar

kemungkinan teman – temannya adalah perokok juga demikian

sebaliknya.

Menurut Baer dab Corrando (dalam Nasution, 2007)

menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah faktor orang

tuanya yang sebagai figur rokok. Menurut penelitian yang pernah

dilakukan oleh Chassin, et al (dalam Nasution, 2007) bahwa kebiasaan


21

merokok berlanjut atau meningkat jika remaja tersebut memiliki salah

satu atau kedua orang tuanya merokok.

d) Faktor Demografis

Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang

merokok pada usia dewasa semakin banyak akan tetapi pengaruh jenis

kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria

maupun wanita sudah merokok.

e) Faktor sosial – kultural

Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, gengsi dan

penghasilan pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada

individu.
22

B. Kerangka Teori

Faktor – faktor yang Rokok Kandungan dalam rokok:


mempengaruhi remaja 1. Karbonmonoksida
merokok 2. Nikotin
1. Faktor biologis 3. Tar
2. Faktor psikologis 4. Admoniak
Akibat buruk rokok :
3. Faktor lingkungan sosial 5. Asam sianida
1. Kanker paru
4. Faktor demografi 6. Nitrous oxide
2. Penyakit Paru
5. Faktor sosial kultural 7. Formaldehid
Obstruktif Kronis
8. Fenol
(PPOK)
9. Asetol
3. Penyakit jantung
Remaja 10. Asam sulfida
11. Piridin
12. Metil klorida
Umur :
10 - 18 tahun untuk anak
perempuan
12 - 20 tahun untuk anak
laki-laki.

Gambar 2.1 Kerangka Teori


(Sumber: Gondodiputro, 2007, Aditama (2004)
(Mirnet dalam Nasution, 2007), (Rasti, 2008), Baer dab Corrando)
23

C. Kerangka Konsep

Faktor – faktor yang


1. Faktor biologis
menyebabkan remaja
2. Faktor sosial
merokok :
1. Faktor psikologis
2. Faktor lingkungan
social
3. Faktor demografi
4.

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dengan rancangan analisis

data hasil penelitian yang telah disiapkan mulai dari penentuan jenis data yang

akan dikumpulkan, kriteria data yang dikehendaki (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan studi cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

suatu dinamika antara faktor – faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(Notoatmojo, 2010). Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahuai faktor –

faktor yang menyebabkan remaja untuk merokok di SMP 5 Kaliwiro.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo pada

1 Agustus 2012.

2. Waktu Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Agustus

2012.

24
25

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

siswa dan siswi remaja di SMP 5 Kaliwiro sebanyak 233 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2010).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster

random sampling, yaitu kelompok subjek atau kesatuan analisis (unit

dasar) yang berdekatan satu sama lain secara geografis (Machfoedz,

2008). Jumlah populasi adalah 233 siswa yang terdiri 6 kelas. Sampel

dalam penelitian sebanyak 70 responden.

Menurut Nursalam (2003) untuk populasi kecil atau lebih dari

10.000 dapat menggunakan rumus :

n =
Keterangan:

N = besar populasi
n =
n = besar sampel
n = d = tingkat kepercayaan/ketepatan

yang diinginkan
n =

= 69,96 dibulatkan menjadi 70


26

Cara pengambilan sampel dengan teknik random sampling dengan

cara menuliskan nomor subyek pada kertas kecil – kecil, satu kertas untuk

satu nomor. Kertas digulung, setelah itu gulungan kertas diambil sebanyak

70 responden, sehingga nomor yang tertera pada gulungan kertas yang

terambil itulah yang merupakan subyek sampel penelitian.

D. Variable Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

variable tunggal, yaitu faktor – faktor yang menyebabkan remaja untuk

merokok di SMP N 5 Kaliwiro.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional sangat dibutuhkan untuk membatasi ruang lingkup

dan pengertian variabel - variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel -

variabel tersebut diberi batasan atau “definisi operasional”. Definisi

operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau

pengamatan terhadap variabel - variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2010).


27

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
a. Faktor Alasan dari Menggunakan Faktor psikologis Nominal
psikologis dalam diri kuisioner dengan dikategorikan
individu yang pertanyaan tertutup menjadi dua yaitu:
mengalami yang berjumlah 11 1) Mempengaruhi
tekanan untuk item, bila jawaban (skor:7 – 11)
berperilaku “ya” akan diberi 2) Tidak
merokok akor 1 dan bila mempengaruhi
jawaban “tidak” (skor:0 – 6)
maka diberi skor 0, 1.
dengan demikian
nilai skor nominal
adalah 0 dan nilai
skor maximalnya
adalah 11 dengan
nilai potongan 5,5
dibulatkan menjadi 6

b. Lingkungan Pola perilaku Menggunakan Lingkungan sosial Nominal


sosial lingkungan kuisioner dengan dikategorikan
sosial seperti pertanyaan tertutup menjadi dua yaitu:
orang tua yang yang berjumlah 11 1) Mempengaruhi
merokok, item, bila jawaban (skor:7 – 11)
saudara serumah “ya” akan diberi 2) Tidak
dan teman akor 1 dan bila mempengaruhi
sebaya yang jawaban “tidak” (skor:0 – 6)
merokok yang maka diberi skor 0,
memungkinkan dengan demikian
mempengaruhi nilai skor nominal
seseorang untuk adalah 0 dan nilai
merokok skor maximalnya
adalah 11 dengan
nilai potongan 5,5
dibulatkan menjadi 6
28

F. Instrumen Penelitian

1. Alat Ukur

Untuk dapat mengukur variabel peneliti menggunakan instrumen

untuk mengumpulkan data. Bahwa yang dimaksud dengan instrumen

penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner (daftar pertanyaan). Kuesioner

adalah alat pengumpulan data yang biasanya dipakai di dalam wawancara

(sebagai pedoman wawancara yang berstruktur) dan angket. Kuesioner di

sini diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

sudah matang, dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam

wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-

tanda tertentu. Dengan demikian kuesioner sering juga disebut “daftar

pertanyaan” (Notoatmodjo, 2010).

Pernyataan pada kuisioner merupakan pernyataan - pernyataan

yang informatif, yang menghendaki jawaban - jawaban dari responden

mengenai apa yang telah diketahui, apa yang telah didengar dan seberapa

jauh apa yang diketahui serta dari mana mereka tahu, dan sebagainya.

Bentuk pernyataan kuesioner dalam penelitan menggunakan pernyataan

tertutup (Close Ended). Pernyataan tertutup adalah bentuk pertanyaan

yang mengarahkan jawaban responden dan memudahkan pengolahan

datanya, akan tetapi kurang mencakup atau mencerminkan semua jawaban

responden serta pernyataan sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih ( arikunto, 2006)


29

2. Kisi - kisi instrumen

Tabel 3.2 kisi – kisi kuesioner penelitian

Item Materi Nomor Soal


1. Faktor psikologi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
2. Faktor lingkungan sosial 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
a. Orang tua 20, 21, 22, 23
b. Saudara serumah
c. Teman

3. Uji Validitas dan Realibitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar – benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah

kuesioner mampu mengukur apa yang diukur., maka perlu diuji dengan uji

korelasi antara skor tiap – tiap item dengan skor total kuesioner (Saryono,

2008). Agar diperoleh distribusi nilai normal, maka sebaiknya jumlah

responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang. Responden yang

digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri – ciri atau karakteristik

yang hampir sama dengan responden dimana tempat penelitian tersebut

dilakukan (Notoatmojo, 2008)

Dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product

momment (Notoatmojo, 2005) yaitu :

Keterangan :
rxy : koefesien korelasi setiap item dengan skor total
x : nilai setiap item
y : nilai total
n : jumlah subjek (arikunto, 2002)
30

Hasil penghitungan tiap – tiap item dibandingkan dengan tabel

nilai product momment.

Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi 5%, zmaka

kuesioner dikatakan valid dan dapat dipakai untuk meneliti. Jika r hitung <

r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari

kuesioner (Sugiyono, 2002).

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di SMP N 6

Wadaslintang karena di SMP N 6 Wadaslintang mempunyai karakteristik

yang hampir sama dengan SMP N 5 Kaliwiro yang nantinya akan

digunakan sebagai tempat penelitian.

Jumlah pernyataan yang valid adalah yang mempunyai nilai hasil

rhitung > rtabel (0,361) dengan menggunakan df = n – 2 = 30 – 2 = 28 dengan

taraf signifikasi 5% ( = 0,05). Kemudian dari 23 butir pernyataan,

didapatkan 3 pernyataan yang tidak valid yaitu no 5 r hasil (0,147), no 15 rhasil

(0,098), no 17 rhasil (0,010), dianggap tidak valid karena nilai rhitung < rtabel

(0,361) sehingga tidak dapat digunakan untuk penelitian. Maka pernyataan

yang tidak valid tersebut dihilangkan.

4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali

dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2008)


31

Sedangkan formula untuk menguji reabilitas, digunakan rumus alfa

cronbach (Sugiyono, 2010), yaitu :

Keterangan:

: reabilitas instrumen

: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: jumlah varian butir

: varian total

Hasil penghitungan tiap – tiap item dibandingakan dengan tabel

nilai product momment. Jika r hitung < r tabel tidak reabel (Arikunto,

2006).

Uji reliabilitas yang telah dilakukan didapatkan hasil 0,927

kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan n = 30 taraf kesalahan

5% diperoleh 0,361, karena rhitung > rtabel untuk taraf kesalahan 5% maka

dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut valid dan dapat

dipergunakan untuk penelitian.

G. Jenis dan Tekhnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung didapat oleh responden


32

pada saat penelitian (Budiarto, 2002). Dalam penelitian ini data yang

diambil yaitu tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya rokok

terhadap kesehatan

2. Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dimulai dari mengumpulkan responden

yang sudah di cluster dalam satu ruangan. Selanjutnya, kuesioner

dibagikan kepada responden untuk diisi sesuai petunjuk pengisian. Setelah

kuesioner diisi oleh responden kemudian dikumpulkan pada saat itu juga.

Sebelum responden meninggalkan ruangan, peneliti melakukan

pengecekan pada kuesioner yang sudah terkumpul, untuk memastikan

adakah data yang belum lengkap atau keliru. Setelah kuesioner dipastikan

sesuai, maka pemberian kode pada lembar awal masing – masing

kuesioner responden sangat penting untuk memudahkan analisis data dan

menghindari kekeliruan akan kemungkinan nama responden yang sama.

Terakhir, hasil diolah secara manual dan komputerisasi.

H. Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi

disajikan dalam bentuk tabel dan dipresentasikan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah peneliti melakukan pengecekan terhadap data


33

yang terkumpul dan memastikan semua data yang telah terkumpul

sesuai dengan data yang diperlukan (Sugiyono, 2010). Peneliti

melakukan pemeriksaan ulang kuesioner di tempat pengumpulan data,

meneliti kembali jawaban yang ada serta kelengkapan data kuesioner

yang diisi oleh responden bila terjadi kekurangan atau ketidaksesuaian

dapat segera dilengkapi atau disesuaikan

b. Coding

Coding merupakan kegiatan memberikan kode numeric

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori untuk

memudahkan dalam analisis data (Sugiyono, 2010). Pemberian kode

ini sangat penting bila pengolahan data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku untuk memudahkan kembali lokasi dari suatu

variabel. Pada penelitian ini dilakukan coding yaitu pemberian nomor

pada kuesioner di tepi kanan lembar kuesioner.

c. Scoring

Pada penelitian ini bentuk jawaban dengan memberikan skor

pada jawaban responden tentanag jawaban “ya” dan “tidak” dengan

memberikan skor 1 (untuk jawaban ya) dan 0 (untuk jawaban tidak).

d. Tabulating

Memperoleh analisa dan pengolahan data serta mengambil

kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi dan

frekuensi (Sugiyono, 2010).


34

e. Clearning

Merupakan pengecekan kembali data yang sudah di entri

apakah ada kesalahan atau tidak (Nursalam, 2003). Mengecek data

yang sudah jadi dan sewaktu ada kekeliruan dapat diperbaiki segera.

2. Analisa Data

Dalam analisa data penulis menggunakan analisis non statistik

atau disebut dengan analisis statistik sederhana. Untuk mencari presentase

faktor dihitung dengan menggunakan rumus menurut (Budiarto, 2002),

yaitu :

Keterangan:

P : presentase

F : frekuensi

N : jumlah sampel

Sebagai langkah awal dari keseluruhan proses analisis kemudian

hasil dinilai ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat deskriptif kuantitatif

untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan remaja untuk

merokok.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam

penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia maka

segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2009).


35

1. Informed consent

Informed consent merupakan cara persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Dalam

penelitian ini, jika responden penelitian bersedia diteliti, maka responden

harus menandatangani lembar persetujuan tersebut tetapi jika menolak

untuk diteliti, maka tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak

reponden.

2. Anonymity

Anonymity merupakan masalah etika dalam penelitian dengan tidak

memberikan nama responden pada lembar alat ukur, hanya menuliskan

kode. Dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa check list.

3. Confidentiality

Confidentiality merupakan masalah etika dengan menjamin

kerahasiaan dari hasil penelitian. Semua informasi yang telah

dikumpulkan pada peneliti dijamin kerahasiaannya. Dalam penelitian ini,

cheklist di simpan di tempat yang aman dan pemusnahan cheklist

dilakukan dalam batas waktu yang telah ditentukan.


36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Untuk

Merokok Di SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo dilakukan pada tanggal 1 Agustus

2012 dengan cara membagikan kuesioner. Keseluruhan responden dalam hal

ini siswa yang dipilih dengan menggunakan metode cluster random sampling

berjumlah 70 orang. Data yang diperoleh kemudian diuji, dan diolah oleh

peneliti.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Untuk Merokok Di SMP

N 5 Kaliwiro Berdasarkan Psikologis

Table 4.1 Distribusi Frekuensi Pengaruh Psikologis Terhadap Remaja


Untuk Merokok Di SMP N 5 Kaliwiro.

Faktor Psikologis Frekuensi Hasil (%)


Mempengaruhi 39 55,7
Tidak mempengaruhi 31 44,3
Jumlah 70 100,0
Sumber: Data primer SMP N 1 5 Kaliwiro Tahun 2012

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa faktor psikologi mempengaruhi

remaja untuk merokok di SMP N 5 Kaliwiro sebanyak 39 orang (55,7%).

Dari 70 orang sebanyak 70% untuk menghilangkan stres, 52% untuk

menghilangkan cemas, 52% karena mendapatkan nilai jelek

36
37

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja untuk Merokok Di SMP

N 5 Kaliwiro Berdasarkan Lingkungan Sosial

Table 4.2 Distribusi Frekuensi Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap


Remaja Untuk Merokok Di SMP N 5 Kaliwiro.

Faktor Lingkungan Sosial Frekuensi Hasil (%)


Mempengaruhi 36 51,4
Tidak mempengaruhi 34 48,6
Jumlah 70 100,0
Sumber: Data primer SMP N 1 5 Kaliwiro Tahun 2012

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa faktor lingkungan sosial

mempengaruhi remaja untuk merokok di SMP N 5 Kaliwiro sebanyak 36

orang (51,4%). Dari 70 orang sebanyak 62% dipengaruhi orang tua, 75%

dipengaruhi saudara serumah, 63% dipengaruhi teman.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja untuk Merokok Di SMP

N 5 Kaliwiro Berdasarkan Demografi

Table 4.3 Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Remaja Untuk Merokok Di SMP N 5 Kaliwiro Berdasarkan
Demografi

Frekuensi
Faktor Demografi Hasil (%)
Ya Tidak
Laki-laki 54 6 90%
Perempuan 0 10 0%
Sumber: Data primer SMP N 1 5 Kaliwiro Tahun 2012

Table 4.3 faktor demografi menunjukkan bahwa sebanyak 0%

siswa perempuan dari 10 responden tidak merokok dan 90% siswa laki-

laki dari 60 respoden pernah merokok.


38

B. Pembahasan

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Untuk Merokok Di SMP

N 5 Kaliwiro Berdasarkan Psikologis

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 menyatakan bahwa faktor psikologis

mempengaruhi remaja untuk merokok dari 70 responden sebanyak 49

responden (70%) untuk menghilangkan stress, 36 responden (52%) untuk

menghilangkan kecemasan, dan 36 responden (52%) mendapatkan nilai

jelek. Hal ini didukung oleh pernyataan Rohman (2010) yang

mengemukakan merokok dengan motif meringankan ketegangan dan

stress menempati urutan tertinggi, yakni sekitar 54,59%.

Remaja dengan gangguan cemas dapat menggunakan rokok untuk

menghilangkan kecemasan yang dialami. Booker dkk. (2004) menemukan

bahwa perilaku merokok pada remaja berhubungan dengan peristiwa

penuh stres dalam kehidupan sehari-hari. Atkinson (dalam Nasution 2007)

mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan

membahayakan kesejahteraan fisik dan pskologi seseorang. Individu yang

sedang dalam keadaan tertekan mempunyai kemungkinan dua kali lebih

besar untuk merokok disbanding individu lainnya. Monks (dalam Nasution

2007) mengatakan masalah yang dialami remaja bersekolah lebih besar

dibandingkan dengan remaja yang tidak bersekolah. Merokok sering

dikaitkan dengan nilai sekolah yang jelek, rendah diri, dan suka melawan.
39

Terbukti bahwa sebagian besar alasan remaja merokok untuk

menghilangkan cemas. Padahal masih banyak cara atau kegiatan positif

lain yang bisa dilakukan remaja untuk mengurangi cemas seperti

mendengarkan musik, bercerita pada orang lain, mendekatkan diri pada

tuhan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja untuk Merokok Di

SMP N 5 Kaliwiro Berdasarkan Lingkungan Sosial

Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 menyatakan bahwa faktor

lingkungan sosial mempengaruhi remaja untuk merokok, dari 70

responden sebanyak 43 responden (62%) dipengaruhi oleh orang tua, 52

responden (75%) dipengaruhi oleh saudara serumah, dan 44 responden

(63%) dipengaruhi oleh teman. Hal ini didukung oleh suatu riset yang

dilakuakan di Amerika Serikat dimana diketahui bahwa 14% anak-anak

yang orang tuanya merokok maka anak tersebut akan merokok, sedangkan

orang tua yang tidak merokok hanya akan mempengaruhi 6% anaknya

untuk merokok (Amelia, 2009).

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan

perhatian individu pada perokok. Studi Minet (dalam Nasution, 2008)

mengungkapkan bahwa dari survey terhadap para perokok, dilaporkan

bahwa orang tua, saudara yang merokok dan perilaku teman sebaya

merupakan faktor yang menyebabkan keterlanjutan perilaku merokok pada

remaja. Menurut Baer dan Corrado (dalam Nasution, 2007) menyatakan

bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah faktor orang tuanya yang
40

sebagai figur perokok. Anak yang memiliki saudara kandung merokok

memiliki resiko 3 kali lipat dibandingkan dengan yang saudara

kandungnya tidak merokok.

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa faktor sosial

yang mendorong remaja merokok adalah karena dipengaruhi oleh saudara

serumah yang juga merokok. Padahal seharusnya orang terdekat bisa

memberi contoh yang baik agar remaja bisa berbuat hal yang positif.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja untuk Merokok Di

SMP N 5 Kaliwiro Berdasar Demografi

Berdasarkan tabel 4.5 menyatakan bahwa faktor demografi

menunjukan sebagian besar siswa yang merokok adalah siswa laki-laki

dari 60 responden (90%) pernah merokok, dan (0%) dari 10 responden

siswa perempuan tidak merokok.

Faktor demografi ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang

merokok pada usia dewasa semakin banyak akan tetapi pengaruh jenis

kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria

maupun wanita sudah merokok.

Dari data yang diperoleh peneliti belum bisa membuktikan adanya

siswa putri di SMP N 5 kaliwiro yang merokok. Sebagian besar siswa

yang merokok yaitu dari siswa laki-laki.


41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi remaja untuk merokok di SMP N 5 Kaliwiro maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor psikologis mempengaruhi remaja di SMP N 5 Kaliwiro untuk

merokok sebesar 55,7%. Faktor psikologis stress (70%) pengaruh terbesar

remaja untuk merokok dibandingkan cemas dan nilai jelek

2. Faktor lingkungan sosial mempengaruhi remaja di SMP N 5 Kaliwiro

untuk merokok sebesar 51,4%. Pengaruh dari saudara serumah (75%)

terbesar dibanding orang tua dan teman

3. Faktor demografi mempengaruhi remaja di SMP N 5 Kaliwiro untuk

merokok sebanyak 0% siswa perempuan dari 10 responden tidak pernah

merokok dan 90% siswa laki-laki dari 60 respoden pernah merokok.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan SMP N 5 Kaliwiro Wonosobo

Pendidikan tentang kesehatan bagi remaja sangat penting terutama

tentang rokok, sehingga disarankan bagi Kepala Sekolah dan para guru

dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk memberikan

konseling tentang kesehatan terutama tentang rokok.

41
42

2. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Harapan Bangsa Purwokerto

Institusi pendidikan STIKes Harapan Bangsa diharapkan untuk

lebih memperbanyak lagi referensi-referensi di perpustakaan agar

mahasiswa bisa menemukan materi-materi yang dibutuhkan dengan

mudah terutama referensi tentang rokok.

3. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat terutama

remaja dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dengan

membaca buku, majalah atau media lainnya terutama tentang rokok.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan

penelitian dengan penelitian analitik sehingga dapat sampai tingkat

memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.


43

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:


Jakarta.

__________. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka


Cipta:Jakarta.

Aditama, Tjandra, dkk (2006 Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia.
http://whoindonesia.healthrepository.org/ bitstream/
123456789/6581/Tjandra%20Yoga%20A0%20Bekasi%20-%20 Youth%
20Tobacco%20Survey%20Jakarta%20%20Bekasi%20-%20 Medan%20
(Final%20Resport)PDF.

Aryadi, Pramudhito Anggied. (2010) Pro Kontra Konsumsi Rokok di Indonesia.


http://anggied91.wiroress.com/2010/11/02/pro-kontra-konsumsi-rokok-di-
Indonesia/.

Amelia, Adisti. (2009) Gambaran Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki.


http:/respository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14536/1/09E00589.pdf

Barber, Sarah, dan Diahhadi. (2008) Aspek Ekonomi Tembakau di Indonesia.


http://www.tobaccofreeunion.org/assets/technical%20resources/Economic
%20Reports/Tobacco%20Taxes%20In%20Indonesia20-%20ID.pdf.2008.

Bekti (2010) Lindungi Remaja dari Bahya Rokok.


http:medicastore.com/artikel/299 /index.html

Budiarto, Eko. (2003) Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.

Gondodiputro, Sharon. (2007) Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan


Tembakau. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.

Nasution, Indri Kemala. (2007). Perilaku Merokok Pada Remaja.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3642/1/132316815.pdf

_______________________. (2007) Stress pada Remaja. http://www.linkpdf.


com/ebookviewer.php?url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/6703 /1/09E02236.pdf.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002) Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan II.


Rineka Cipta: Jakarta.

Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


44

Keperawatan. Salemba Medika:Jakarta.

Rohman, Abdur. (2010) Hubungan Antara Tingkat Stres dan Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Merokok pada Remaja.
http:psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/08/artikel-hubungan-
tingkat-stress-dan-perilaku-merokok-remaja.pdf.

Santrock W. John. (2007) Remaja Edisi 11 Jilid 1. Jakart: erlangga

Saryono. (2008) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.

Soetjiningsih. (2004) Tumbuh Kembang Remaja dan Permalasahannya. Jakarta:


Agung Seto.
45

KUESIONER
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA UNTUK

MEROKOK DI SMP N 5 KALIWIRO WONOSOBO

A. Identitas Responden

No.Responden :

Umur :

Kelas :

B. Petunjuk Pengisian

1. Berikut ini adalah serangkaian pernyataan menggambarkan keadaan anda

2. Bacalah dengan saksama setiap pertanyaan

3. Berilah tanda silang ( x ) pada setiap pertanyaan yang sesuai dengan

keadaan anda

4. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar bila

sesuai dengan keadaan anda

5. Mohon dikrjakan semua tanpa ada yang terlewatkan

6. Jawaban anda merupakan rahasia pribadi

7. Terima kasih atas kerjasama anda

1. Apakah anda pernah merokok? Ya Tidak


46

2. Apakah anda merokok untuk menghilangkan


Ya Tidak
stress?

3. Apakah selalu merokok saat bersama teman –


Ya Tidak
teman anda?

4. Apakah anda merokok saat anda akan menghadapi


Ya Tidak
ujian?

5. Apakah anda merokok saat merasakan pusing


Ya Tidak
mengerjakan tugas sekolah?

6. Apakah anda merokok saat mendapatkan nilai


Ya Tidak
jelek?

7. Apakah semakin banyak masalah yang anda hadapi

akan semakin banyak jumlah rokok yang anda Ya Tidak

hisap?

8. Apakah dengan menghisap rokok anda akan lebih


Ya Tidak
berkonsentrasi belajar?

9. Apakah anda merokok saat mengalami masalah? Ya Tidak

10. Apakah anda merokok setelah ditegur oleh guru


Ya Tidak
karena anda yang melakukan kesalahan

11. Apakah orang tua anda merokok? Ya Tidak

12. Apakah saudara serumah anda merokok? Ya Tidak

13. Apakah saudara serumah anda mempengaruhi anda


Ya Tidak
untuk merokok?

14. Apakah orang tua anda memberi uang saku Ya Tidak


iv

47

tambahan untuk membeli rokok?

15. Apakah orang tua anda pernah membelikan


Ya Tidak
rokok?

16. Apakah anda pernah merokok bersama orang


Ya Tidak
tua/saudara serumah?

17. Apakah anda merokok bersama teman – teman


Ya Tidak
saat pulang sekolah?

18. Apakah anda merokok bersama teman- teman


Ya Tidak
saat jam istirahat?

19. Jika teman menawarkan rokok apakah anda


Ya Tidak
menerimanya?

20. Apakah anda merokok karena pengaruh dari


Ya Tidak
teman?

Anda mungkin juga menyukai