Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

EKSTRAKSI VAKUM DAN FORCEPS

TUGAS MATA KULIAH MATERNITAS

KELOMPOK 8 :

1. SONIA RATNASARI 10/1629/PD/0074


2. TITO HUSODO 10/1634/PD/0079
3. TRI MULYANI 10/1635/PD/0080
4. TWIN MARLINDA 10/1636/PD/0081
5. WISNU TATOYANI 10/1638/PD/0083

PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2012

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persalinan merupakan suatu diagnosa klinis yang terdiri dari dua unsur yaitu kontraksi
uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat serta dilatasi dan
pembukaan serviks secara progesif. Persalinan tindakan merupakan suatu prosedur
dimana tindakan aktif diambil oleh penolong untuk menyelesaikan persalinan, apabila
proses persalinan tidak dapat berjalan secara normal. Kelahiran pervagina dengan
bantuan alat merupakan prosedur operasi yang dirancang untuk mempercepat proses
kelahiran pervagina dan mencakup persalinan dengan bantuan forcep dan ekstraksi
vakum.
Beberapa hal yang menjadi perhatian penting dalam persalinan adalah kemampuan
mengejan ibu. Apabila pada waktu persalinan ibu tidak mampu lagi untuk mengejan
maka tindakan yang dapat dilakukan oleh penolong persalinan adalah penggunaan alat
seperti forsep dan vakum ekstraksi, namun penggunaan alat tersebut tidaklah
dipungkiri memiliki kelemahan sendiri-sendiri yang tentunya akan sangat berakibat
pada bayi apabila penggunaannya tidak dilakukan secara hati-hati. Persalinan
tindakan pervagina dengan forsep atau ekstraksi vakum dilakukan apabila syarat
persalinan pervagina dipenuhi dan apabila ada indikasi gawat janin, kelelahan ibu,
partus tidak maju pada kala II, pre eklamsia berat dan eklamsia mengancam.
Oleh karena itu, sebagai perawat penting kiranya untuk mengetahui bagaimana
tindakan yang tepat dalam pemakaian alat bantu persalinan di setiap prosedur
tindakan. Pilihan alat mana yang akan digunakan dalam persalinan akan sangat
bergantung pada kecenderungan dan pengalaman dari penolong persalinan itu sendiri.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang Ekstraksi Vakum dan Forceps pada
persalinan.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi dari tindakan ekstraksi vakum dan forsep.
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari tindakan ekstraksi vakum dan
forsep.
3. Mengetahui syarat-syarat dan komplikasi dari tindakan ekstraksi vakum
dan forsep
4. Mengetahui teknik tindakan ekstraksi vakum dan forsep.

BAB II
PEMBAHASAN

A. VAKUM EKSTRAKSI
a. Definisi
Vakum adalah suatu tindakan bantuan persalinan di mana janin dilahirkan dengan
ekstraksi menggunakan tekanan negatif dengan alat vakum (negative-pressure vacuum
extractor) yang dipasang di kepalanya. Pada ekstraksi vakum, keadaan fisiologis yang
diharapkan adalah terbentuknya kaput suksadeneum pada kepala janin sebagai kompensasi
akibat penghisapan/tekanan negatif. Kemudian setelah kepala menempel pada mangkuk
vakum, tarikan dilakukan dengan bantuan tenaga dari ibu (bersamaan dengan saat his/gerakan
mengejan) mengandalkan penempelan kaput tersebut pada mangkuk vakum.
Alat ekstraktor vakum terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Pompa/mesin penghisap dengan tekanan negatif.
2. Botol/tabung udara dilengkapi dengan manometer untuk membuat dan mengatur tekanan
udara negatif.
3. Pipa/selang penghubung antara mesin / botol dengan mangkuk ekstraktor vakum.
4. Rantai/gagang penarik yang terpasang pada mangkuk ekstraktor vakum.
5. Mangkok ekstraktor vakum (mangkok penghisap) yang terpasang pada kepala bayi.
Mangkok penghisap mempunyai tiga ukuran berbeda dengan lubang 30, 40 dan 50 mm.
Perlekatan adekuat dicapai dengan kaput suksedaneum artificial mengisi mangkok sewaktu
diberikan tekanan negatif. Bentuk khusus pola mangkok bahwa diameter terbesarnya bukan
pada lubangnya seperti dalam suatu corong, tetapi agak di atas tepinya. Ini merupakan faktor
penting untuk kekuatan system ini selama tegangan ekstraksi.
b. Indikasi
Indikasi ekstraksi vakum pada persalinan antara lain:
1. Kelelahan ibu
2. Partus tidak maju
3. Gawat janin yang ringan
4. Toksemia gravidarum
5. Ruptura uteri iminens
6. Untuk mempersingkat kala II pada ibu-ibu yang tidak boleh mengejan lama, seperti ibu-
ibu yang menderita asma bronchial dan lain-lain, karena jika terlambat dapat
membahayakan keadaan ibu dan/atau janin.
c. Kontraindikasi
Kontraindikasi pelaksanaan ekstraksi vakum antara lain:
1. Disproporsi sefalopelfi.
2. Ruptura uteri membakat
3. Fetal distress
4. Prematuritas
5. Keadaan ibu di mana ibu tidak boleh mengejan, misalnya penyakit jantung berat,
preeklampsia berat, asma berat dan sebagainya

d. Syarat – syarat
Syarat-syarat dilakukannya ekstraksi vakum yaitu:
1. Janin aterm.
2. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi)
3. Pembukaan serviks sudah lengkap (pada multigravida, dapat pada pembukaan minimal 7
cm).
4. Kepala janin sudah engaged.
5. Selaput ketuban sudah pecah, atau jika belum, dipecahkan.
6. Harus ada kontraksi uterus (his) dan tenaga mengejan ibu.

Anda mungkin juga menyukai