Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM ATAS INDIKASI VACUM EKSTRAKSI

I. PENGERTIAN
1.1 Post Partum
Post partun / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik maupun
psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh
menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum hamil ( 6
minggu ).
Masa post partum dibagi dalam tiga tahap:
1.1.1 Immediate post partum dalam 24 jam pertama
1.1.2 Early post partum period (minggu pertama) dan
1.1.3 Late post partum period ( minggu kedua sampai minggu ke enam).
Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate dan early post partum period
sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada late post partum periode.

1.2 Ekstraksi vakum


Adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif
dengan menggunakan ekstraktor vakum.
Persalinan dengan ekstraksi vakum dilakukan apabila ada indikasi persalinan dan syarat
persalinan terpenuhi
Indikasi persalinan dengan ekstraksi vakum adalah
1.2.1 Ibu yang mengalami kelelahan tetapi masih mempunyai kekuatan untuk mengejan
1.2.2 Partus macet pada kala II
1.2.3 Gawat janin
1.2.4 Toksemia gravidarum
1.2.5 Ruptur uteri mengancam.
1.2.6 Persalinan dengan indikasi tersebut dapat dilakukan dengan ekstraksi vakum
dengan catatan persyaratan persalinan pervaginam memenuhi.
Syarat untuk melakukan ekstraksi vakum adalah sebagai berikut:

a) Pembukaan lengkap

b) Penurunan kepala janin boleh pada Hodge II

1.3 Keuntungan ekstraksi vakum

Keuntungan ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi forseps antara lain adalah:

1.3.1 Mangkuk dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, Hodge III atau

kurang dengan demikian mengurangi frekuensi seksio sesare

1.3.2 Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, mangkuk dapat dipasang pada
belakang kepala, samping kepala ataupun dahi

1.3.3Mangkuk dapat dipasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada


pembukaan 8-9 cm, untuk mempercepat pembukaan. Untuk itu

dilakukan tarikan ringan yang ko

ntinu sehingga kepala menekan pada

serviks. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk menghindari robekan

serviks. Disamping itu mangkuk tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam

untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan otak

2.1.3 Kerugian ekstraksi

akum

a)

Memerlukan waktu lebih lama untuk pemasangan mangkuk sampai

dapat ditarik relatif


lebih lama daripada forseps (+

10 menit) cara ini tidak

dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat

seperti misalnya pada fetal distres

(gawat janin).

b)

Kelainan janin yang tidak segera terlihat (neurologis).

14

c)

Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.

10

d)

Memerlukan kerjasama dengan ibu yang bersalin

untuk mengejan

14

2.1.4 Beberapa ketentuan mengenai ekstraksi v

akum

1)
Mangkuk tidak boleh dipasang pada ubun

ubun besar

2)

Penurunan tekanan harus berangsur

angsur

3)

Mangkuk dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam

4)

Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu

mengedan

5)

Apabila kepa

la masih agak tinggi (H III) sebaiknya dipasang mangkuk

yang terbesar

6)

Mangkuk tidak boleh dipasang pada muka bayi

7)

Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi prematur.

1
7

2.1.5 Bahaya ekstraksi v

akum

a)

Terhadap ibu

: robekan serviks atau vagina karena

terjepit antara kepala

bayi dan mangkuk

b)

Terhadap anak : perdarahan dalam otak.

11

2.1.1 Persiapan ekstraksi v

akum

Persiapan ekstraksi vakum untuk mencapai hasil yang optimal yaitu

16

1)

Persiapan untuk ibu


Duk steril untuk menutupi bagian operasi

Desinfektan ringan non iritan di bagian tempat operasi

Pengosongan vesika urinaria.

2)

Persiapan untuk bayi

Alat resusitasi

Partus pak

Tempat plasenta.

15

2.1.6 Susunan ekstraktor vakum

Susunan ekstraktor vakum terdiri dari :

1.

Mangkuk

(cup)

Mangkuk ini digun

akan untuk membuat kaput suksedaneum buatan


sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat

dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari bahan logam dan

plastik. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastik kurang

traumatis d

ibanding dengan mangkuk logam. Mangkuk umumnya

berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm. Pada punggung mangkuk terdapat

12

Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik

Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk

dengan pipa penghubung

Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin

(point of direction)

Pada mangkuk bagian depan terdapat logam/plastik yang berlubang untuk

menghi

sap cairan atau udara.

14

2.

Rantai p

enghubung

Rantai penghubung tersebut dari logam dan berfungsi


menghubungkan

mangkuk dengan pemegang

3.

Pipa pen

hubung

Terbuat dari karet atau plastik yang lentur yang tidak akan berkerut oleh

tekanan negatif. Pipa penghubung berfungsi sebagai penghubung tekanan

negatif mangkuk dengan botol.

4.

Botol

Merupakan tempat cadan

gan tekanan negatif dan tempat penampungan

cairan yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban,

lendir serviks, dan darah)

Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran yaitu :

1.

Saluran manometer

2.

Saluran menuju mangkuk

3.
Saluran menuju ke pompa penghi

sap

aktor

faktor yang berperan dalam proses p
ersalinan
Faktor

faktor yang berperan dalam proses persalinan adalah faktor yang
berasal dari kondisi ibu sendiri dalam
menghadapi persalinan dan kondisi janin
dalam kandungan, yaitu :
1.
Faktor kekuatan his
(power)
His yang baik terdiri dari kontraksi yang simetris, adanya dominasi di
fundus uteri, dan sesudah itu terjadi relaksasi.
Kesulitan dalam proses
p
ersalinan karena ke
lainan his yaitu karena
his yang tidak normal, sehingga
menghambat kelancaran proses persalinan. Faktor yang memegang peran
penting dalam kekuatan his antara lain faktor herediter, emosi, ketakutan,
salah pimpin persalinan.
1,2
5
2.
Faktor Jalan lahir
(passeg
e)
Faktor jalan lahir yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya persalinan
tindakan antara lain: ukuran panggul sempit, kelainan pada vulva, kelainan
vagina, kelainan serviks uteri dan ovarium.
1,2
5
3.
Faktor Bayi (
passenger
)
Faktor bayi atau janin sangat
berpengaruh terhadap proses persalinan.
Penyulit persalinan yang disebabkan oleh bayi antara lain :
1,2
6
a)
Kelainan pada letak kepala
b)
Letak sungsang
c)
Letak melintang
d)
Presentasi ganda
24
e)
Kelainan bentuk dan besar janin
2.4 Karakteristik ibu yang bersalin dengan
ekstraksi vakum dan forsep
A. Faktor i
bu
1.
Umur
Pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim , organ
-
organ
reproduksi belum berfungsi dengan sempurna. Akibatnya apabila ibu
hamil pada umur ini mungkin mengalami persalinan lama atau macet,
karena ukuran ke
pala bayi lebih besar sehingga tidak dapat melewati
panggul. Selain itu, kekuatan otot

otot perinium dan otot

otot perut
belum bekerja secara optimal sehingga sering terj
adi persalinan lama
atau macet
yang memerlukan tindakan seperti ektraksi vakum da
n
forseps.
24
Sedangkan pada umur ibu yang lebih dari 35 tahun,kesehatan ibu
sudah mulai menurun seperti terjadinya tekanan darah tinggi,
gestasional diabetes (diabetes yang berkembang selama kehamilan),
jalan lahir kaku, sehingga rigiditas tinggi.
24
25
2.
Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu. Pada ibu dengan
primipara (wanita yang melahirkan bayi hidup pertama kali)
kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup besar baik
pada kekuatan his
(power),
jalan lahir
(passage)
dan kondisi janin
(passager)
karena pengalaman melahirkan belum pernah dan
informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi
proses pesalinan. Wanita nulipara (belum pernah melahirkan bayi
hidup) mempunyai peningkatan risiko sebesar 5,6 kal
i untuk
persalinan dengan bantuan ekstraksi vakum dibandingkan dengan
wanita multipara dan juga peningkatan risiko sebesar 2,2 kali untuk
terjadinya robekan perinium.
2
5
3.
Jarak kehamilan dengan sebelumnya
Seorang wanita yang hamil dan melahirkan kembali
dengan jarak
yang pendek dari kehamilan sebelumnya, akan memberikan dampak
yang yang buruk terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini
disebabkan, karena bentuk dan fungsi organ reproduksi belum kembali
dengan sempurna. Sehingga fungsinya akan tergang
gu apabila terjadi
kehamilan dan persalinan kembali. Sedangkan jarak kehamilan yang
terlalu jauh berhubungan dengan bertambahnya umur ibu. Sehingga
26
kekuatan fungsi

fungsi otot uterus dan otot panggul melemah , hal
ini sangat berpengaruh pada proses per
salinan apabila terjadi
kehamilan lagi. Kontraksi otot

otot uterus dan panggul yang lemah
menyebabkan kekuatan his pada proses persalinan tidak adekuat,
sehinnga banyak terjadi partus lama.
21
4. Penyulit kehamilan dan persalinan
Seorang ibu yang memilik
i penyakit

penyakit kronik sebelum
kehamilan, seperti paru,ginjal,jantung,diabetes militus dan lainnya
akan sangat mempengaruhi proses kehamilan dan memperburuk
keadaan pada saat proses persalinan. Ibu yang hamil dengan kondisi
penyakit ini termasuk dala
m kehamilan resiko tinggi.
2
B.
Pemeriksaan Kehamilan
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan.
Standa
rd pelayanan antenatal
menurut D
epkes RI pada pemeriksaan dan
pemantauan baik pada kunjungan pertama atau kunjungan ulang, apabila
dilakukan dengan baik dan dicatat semua temuan pada buku KIA atau
kartu ibu maka faktor risiko dapat diketahui. Oleh karena itu, apabila
pelayanan d
an perawatan antenatal baik sesuai standard WHO, maka
27
faktor resiko pada kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga
penyulit dalam proses persalinan dapat diminimalkan.
2
6
C.
Status Ekonomi
Status ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dengan
p
enghasilan keluarga, yang berkaitan dengan kemampuan masyarakat dari
segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan
kesehatannya. Sehingga penghasilan keluarga akan mempengaruhi
kemampuan dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
D.
Rujukan
Upaya rujukan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh petugas
kesehatan (bidan) untuk menyerahkan tanggung jawab atas timbulnya
masalah dari suatu kasus kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan
rasional. Rujukan yang rasional adalah rujukan yang dilakuka
n dengan
mempertimbangkan daya guna (efisien) dan hasil guna.
2
7
Macam kasus rujukan dalam bidang obstetri adalah :
1)
Rujukan Ibu Hamil R
esiko Tinggi atau Gawat Obstetri adalah proses
yang ditujukan kepada ibu hamil dengan resiko tinggi dengan kondisi
ibu
dan janin masih sehat, penderita tidak perlu segera dirujuk.
28
2)
R
ujukan Gawat Darurat Obstetri (e
mergensi) adalah rujukan yang
harus dilakukan saat itu juga dengan tujuan upaya penyelamatan ibu
atau bayi.
Menurut penelitian yang dilakukan Rusydi di RS M.
Hoesin
Palembang menyimpulkan bahwa persalinan tindakan dengan
ekstraksi vakum adalah dengan indikasi kala II lama dan forseps
indikasi terbanyak adalah preeklamsia.
7
29
BAB III
KERANGKA TEOR
I DAN KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Teori
A. Faktor Ibu
1. Umur
2. Paritas
3. Jarak kehamilan
sebelumnya
4. Penyulit
kehamilan dan
persalinan
B. Pemeriksaan
kehamilan
C. Status ekonomi
D. Rujukan
D. Kasus rujukan
Faktor yang
berperan dalam
persalinan
1. Kekuatan his
2. Jalan lahir
3. Bayi
Ekstraksi Vakum &
Forsep
DAFTAR PUSTAKA

1. Mocht

ar R. Sinopsis Obstetri. Jilid I

Edisi 2. Jakarta : EGC; 1998

2. Mose C.J

, Alamsyah M. Ilmu K

ebidanan

Sarwono Prawirohardjo: Persalinan

ama.

Jakarta: PT Bina Pustaka; 2010

3. Pacarda M, Zeqiri F, Hoxha S, Dervishi Z, Kongjeli N, Qavdarbasha H, et al.

Impact of parity and intrauterine fetal condition during vacuum extraction.

Med

rh

[Internet

] 2010 [cited 2010 Oct 5]; 64(3):175 .Avai


lable from : Scopemed

4. Martinus G. B

edah Kebidanan M

artinus. Jakarta: EGC; 1997

5. Al

Azzawi F. Atlas Teknik K

ebidanan. Jakarta : EGC; 2002

6. Cunningham G.F., Gant F.N., Levono J.K., Gilstrap III, C. Larry, Hayth C.J.,

Wesnstrom D.K. Obstetri William

s. Vol.1 Edisi 21. Jakarta: EGC; 2006

7. Rusydi S.D. Tindakan Ekstraksi Vakum dan Forsep di Departemen Obstetri dan

Ginekologi di RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang selama 5 tahun ( periode

Agustus 1999

Juli 2004). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan [Interne

t]. 2005

[cited 2011 Oct 5]. Available from: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
50

8. Darmayanti A.R., Pramono B.A. Luaran Maternal dan Perinatal pada Wanita Usia

Lebih dari 35 Tahun di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2008. Eprints Undip

[Internet] . 2010

[cited 2011 Oct 8]; Available from :

http://eprints.undip.ac.id/4733/1/Luaran_maternal.pdf

9.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jaminan persalinan upaya terobosan

kementerian keseha

tan dalam percepatan pencapaian target MDGs[Internet]. C2011

[cited 2011 Oct 5]. Available from :

http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/99

10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan efektif turunkan angka kematian ibu di Indonesia[ Internet ]. C2010

[cited 2011 Oct 5]. Available from:

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press

release/1076

pertolongan

-
persalinan

oleh

tenaga

kesehatan

efektif

turunkan

aki

di

indonesia.html

11. American Family Physican. Assisted vaginal delivery using

the vacuum extractor

[Inte

rnet]. C2000 [cited 2011 Oct 30


]. Available from :

http://www.aafp.org/afp/2000/0915/p1316.html

12. Hadi R. Persalinan dengan cara ekstraksi vakum oleh bidan di RSUD DR

oedono Madiun tahun 1998. Cermin Dunia Kedokteran [Internet]. 2001 [cited

51

2011 Oct]: 37(2):966

970. Available from:

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_133_obst

etri_dan_ginekologi.pdf

13.Kusumawati Y. Faktor

faktor risiko yang berpengaruh terhadap persalinan

tindakan di RS Dr. Moewardi Surakarta [Thesis]. Semarang: Universitas

Diponegoro; 2006.

14.Ilmu Fantom Bedah Obstetri. Semarang: Bagian Obstetri dan Gyneko

logi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro; 1999.

15.Angsar D.M. Ilmu Bedah Kebidanan: Ekstraksi Vakum dan Forsep. Jakarta: PT

Bina Pustaka, 2010.


16.Manuaba I.B.G. Operasi Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana untuk

Dokter Umum. Jakarta: EGC,

1999.

17.Obstetri Operatif. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Padjadjaran; 2000

18. Specialty Surgical Instrumentation, Elliot Obstetrical Forcep [Internet]. USA :

Specialty Surgical Instrumentation; c2010 [ cited 2012 Feb 6]. A

vailable from:

http://www.specsurg.com/products/p

2881

elliot

obstetrical

forcep.aspx

19. Bioteque America Ine, Simpson Obstetrical Forceps [Internet]. USA: Bioteque

Ameri

ca Ine; c2006 [cited 2011 Dec 12]. Available from:

52
http://www.bioteque.com/images/products/ul/fc310_311_simpson_obstetrical_forc

eps.jpg

20.Codman & Shurtleff

Ine, Piper Obstetrical Forceps [Internet]. USA: Codman &

Shurtleff Ine; c2010 [cited 2011 Dec 12]. Available from:

http://photos.codman.com/images/prodLineId_6/30

5680.jpg

21.Mochtar R

. Sinopsis Obstetri. Jilid II Edisi 2. Jakarta : EGC; 1998.

22.British Medical Journal . Forcep Delivery In Modern Obstetric Practice [Internet]

c2004[ cited 2012 Feb 10]. Available from :

http://

www.bmj.com/content/328/7451/1302.full

23.Fraser W.D., Cayer M., Soeder B.M., Turcot L., Marcoux S. Risk factor for

difficult delivery in nulliparas with epidural analgesia in second stage of labor.

American Collage of Obstetrician and Gynecologist [Intern

et]. 2002 [ cited 2012

Feb 10]: 99(3) : 409

418. Available from: journals.lww.


24. Merck. Risk factor present before pregnancy [Internet]. c2010 [

cited 2012 feb 10]. Available from:

http://www.merckmanuals.com/home/womens_health_issues/pregnancy_at_high

risk/risk_factors_present_before_pregnancy.html

25.Rode L., Nilas, Sei, Wojdemann K., Tabor A. O

besity related complications in

danish single cephalic term pregnancies. American Collage of Obstetrician and

LAPORAN PENDAHULUAN VAKUM EKSTRAKSI

22.  Definisi • Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan
ekstraksi tenaga negatif (vakum) di kepalanya. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau
ventouse. • Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu,
kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat
penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama.

23. Keuntungan dan Kerugian  Keuntungan : • Pemasangan mudah (mengurangi bahaya


trauma dan infeksi). • Tidak diperlukan narkosis umum. • Mangkuk tidak menambah besar
ukuran kepala yang harus melalui jalan lahir. • Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang
masih tinggi dan pembukaan serviks belum lengkap. • Trauma pada kepala janin lebih ringan 
Kerugian : • Persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama. • Tenaga traksi tidak sekuat
seperti pada cunam. Sebenarnya hal ini dianggap sebagai keuntungan, karena kepala janin
terlindung dari traksi dengan tenaga yang berlebihan. • Pemeliharaannya lebih sukar, karena
bagian-bagiannya banyak terbuat dari karet dan harus selalu kedap udara.

24. Penatalaksanaan Persiapan Tindakan : Persiapkan ibu dalam posisi litotomi, kosongkan
kandung kemih dan rektum, bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik, dan beri infus bila
diperlukan.

25. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VAKUM EKSTRAKSI

26. PENGKAJIAN A. IDENTITAS • Nama : • Umur : • Agama : • Pendidikan : • Pekerjaan :


• Alamat : • Suku/ bangsa : • Tanggal MRS : • Tanggal Pengkajian : • No. Register : • Nama
Suami : • Umur : • Agama : • Pendidikan : • Pekerjaan : • Alamat :

27. RIWAYAT KESEHATAN • Riwayat Kesehatan Dahulu : Adanya riwayat abortus, SC


pada persalinan sebelumnya. • Riwayat Kesehatan Sekarang : Distosia (kesulitan persalinan),
Penyakit jantung, eklampsia, Fetal distres , Janin berhenti berotasi, Posisi janin oksiput posterior
atau oksiput transverse, Ketidakmampuan mengejan, Keletihan, Kala II yang lama. • Riwayat
Kesehatan Keluarga : Adanya penyakit keturunan (jantung)

28. PEMERIKSAAN FISIK • Tanda-tanda vital : Tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu.
• Eliminasi : Retensi urine, Makanan/cairan. • Seksualitas : adanya laserasi servik uteri dan
vagina Pada janin/bayi : • DJJ sebelum forsep dipasang. • DJJ sebelum traksi dipasang setelah
forsep dipasang. • Fraktur tengkorak, subdural hematoma, edema. • Perdarahan intrakranial •
Adanya lecet dan abrasi pada pemasangan bilah/laserasi kulit kepala. • Paralisis facial

29. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskular


berlebihan. 2. Resti infeksi b.d prosedur invasif, kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan
terhadap patogen. 3. Resti cedera b.d trauma jaringan, perubahan motilitas, efek-efek
obat/penurunan sensasi. 4. Kurang pengetahuan.

30. PERENCANAAN KEPERAWATAN Diagnosa I : Kekurangan volume cairan b.d


kehilangan vaskular berlebihan. Subjektif : Haus Objektif: • Hipotensi • Peningkatan frekuensi
nadi • Penurunan tekanan nadi • Urin menurun/terkonsentrasi • Penurunan pengisian vena •
Perubahan mental
31. Tujuan : Mendemonstrasikan kestabilan/ perbaikan keseimbangan cairan. Kriteria hasil
: • TTV stabil • Pengisian kapiler cepat • Sensorium tepat, dan • Haluaran serta berat jenis urin
adekuat secara individual.

32. INTERVENSI RASIONAL Perhatikan hipotensi atau takikardi, pelambatan pengisian


kapiler, atau sianosis dasar kuku, membrane mukosa, dan bibir. Tanda-tanda ini menunjukkan
hipovolemik dan terjadinya syok. Perubahan pada TD tidak dapat dideteksi sampai volume
cairan telah menurun sampai 30%-50%. Sianosis adalah tanda akhir dari hipoksia. Lakukan tirah
baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh horizontal. Pengubahan posisi yang tepat
meningkatklan aliran balik vena, menjamin persediaan darah ke otak dan organ vital lainnya
lebih besar. Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis. Meningkatkan relaksasi,
menurunkan ansietas dan kebutuhan metabolik. Kaji terhadap nyeri perineal menetap atau
perasaan penuh pada vagina. Hematoma sering merupakan akibat dari perdarahan lanjut pada
laserasi jalan lahir.

33. Diagnosa 2 : Resti infeksi b.d prosedur invasif, kerusakan kulit, penurunan Hb, pemajanan
terhadap patogen. Tujuan : • Bebas dari infeksi. • Pencapaian tepat waktu dalam pemulihan luka
tanpa komplikasi.

34. INTERVENSI RASIONAL Tinjau ulang kondisi/faktor risiko yang ada sebelumnya.
Kondisi dasar ibu, seperti diabetes atau hemoragi, menimbulkan potensial risiko infeksi atau
penyembuhan luka yang buruk. Infeksi dapat mengubah penyembuhan luka. Kaji terhadap
tanda/gejala infeksi (mis. peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas
vagina. Berikan perawatan perineal sedikitnya setiap 4 jam. Menurunkan resiko infeksi asenden.
Catat hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht), catat perkiraan kehilangan darah selama prosedur
pembedahan. Risiko infeksi pasca-melahirkan dan penyembuhan buruk meningkat bila kadar Hb
rendah dan kehilangan darah berlebihan. Berikan antibiotik spektrum luas parenteral pada
praoperasi. Antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencegah terjadinya proses infeksi,
atau sebagai pengobatan pada infeksi yang teridentifikasi.

35. THANK YOU


Ektraksi Vacum adalah persalinan janin dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan
negative pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum ( ventouse ) dari malstrom.

Alat yang umumnya digunakan adalah vacum ekstraktor dari malmstrom.prinsip dari cara ini
adalah bahwa kita mengadakan suatu vacum ( tekanan negative ) melalui suatu cup pada kepala
bayi. Dengan demikian akan timbul kaput secara artivisiil dan cup akan melekat erat pada kepala
bayi.

Pengaturan tekanan harus di turunkan secara perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan


pada kulit kepala, mencegah timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput
succedaneum.

B. Alat-alat Ektraksi Vacum

1. Mangkok ( cup )

Mangkok ini dibuat untuk membuat kaputsuksedenium buatan sehingga mangkuk dapat
mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang
terbuat dari baha logam dan plastic. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk
plastik kurang traumatis disbanding dengan mangkuk logam. mangkuk umumnya
berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm. pada punggung mangkuk terdapat:

1. Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik


2. Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan pipa
penghubung
3. Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin ( point of direction
)

Pada vacuum bagian depan terdapat logam/ plastic yang berlubang untuk menghisap
cairan atau udara.

2. Rantai Penghubung

Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk denga
pemegang.
3. Pipa Penghubung

Terbuat dari pipa karet atau plastic lentur yang tidak akan berkerut oleh tekanan
negative.pipa penghubung berfungsi penghubung tekanan negative mangkuk dengan
botol.

4. Botol

Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan yang
mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir servicks, vernicks kaseosa, darah, dll )

Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran :

1. Saluran manometer
2. Saluran menuju ke mangkuk
3. Saluran menuju ke pompa penghisap
5. Pompa penghisap

Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik

C. Teknik Tindakan Ektraksi Vacum

1. Ibu dalam posisi litotomi dan dilakukan disinfeksi daerah genetalia ( vulva toilet ).
Sekitar vulva ditutup dengan kain steril
2. Setelah semua alat ekstraktor terpasang, dilakukan pemasangan mangkuk dengan
tonjolan petunjuk dipasang di atas titik petunjuk kepala janin. Pada umumnya dipakai
mangkuk dengan diameter terbesar yang dapat dipasang.
3. Dilakukan penghisapan dengan tekanan negative -0,3 kg/cm2 kemudian dinaikkan -0,2 kg
/cm2 tiap 2 menit sampai mencapai -0,7 kg/cm2. maksud dari pembuatan tekanan negative
yang bertahap ini supaya kaput suksedaneum buatan dapat terbentuk dengan baik

4. Dilakukan periksa dalam vagina untuk menemukan apakah ada bagian jalan lahir atau
kulit ketuban yang terjepit diantara mangkuk dan kepala janin.
5. Bila perlu dilakukan anastesi local, baik dengan cara infiltrasi maupun blok pudendal
untuk kemudian dilakukan episiotomi.
6. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan dengan
cara menarik pemegang sesuia dengan sumbu panggul. Ibujari dan jari telunjuk serta jari
tanan kiri operator menahan mangkuk supaya tetap melekat pada kepala janin. Selama
ekstraksi ini, jari-jari tangan kiri operator tersebut, memutar ubun-ubun kecil
menyesuaikan dengan putaran paksi dalam. Bila ubun-ubun sudah berada di bawah
simfisis, arah tarikan berangsur-angsur dinaikan ( keatas ) sehingga kepala lahir. Setelah
kepala lahir, tekanan negative dihilangkan dengan cara membuka pentil udara dan
mangkuk kemudian dilepas. Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan plasenta
umumnya dilahirkan secara aktif.
D. Keuntungan Tindakan Ekstraksi Vacum

1. Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian
mengurangi frekwensi SC
2. Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat di pasang di belakang kepala,
samping kepala ataupun dahi.
3. Tarikan tidak dapat terlalu berat. Dengan demikian kepala tidak dapat dipaksakan melalui
jalan lahir. Apabila tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan sendirinya.
4. Cup dapat di pasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan 8-9
cm, untuk mempercepat pembukaan.untuk ini dilakukan tarikan ringan yang kontinu
sehingga kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk mencegah
robekan cervik. Di samping itu cup tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk
menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan pada otak.
5. Vacum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan fleksi
kepala ( missal pada letak dahi ).

E. Kerugian Tindakan Ekstraksi Vacum

Kerugian dari tindakan vakum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasanga cup sampai dapat
ditarik relative lebih lama ( kurang lebih 10 menit ) cara ini tidak dapat dipakai apabila ada
indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal distress ( gawat janin )
alatnya relative lebih mahal disbanding dengan forcep biasa.

F. Yang Harus Diperhatikan Dalam Tindakan Ektraksi Vacum

1. Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar


2. Penurunan tekanan harus berangsur-angsur
3. Cup dengan tekanan negative tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
4. Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan
5. Apabila kepala masih agak tinggi ( H III ) sebaiknya dipasang cup terbesar (diameter 7
cm)
6. Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi
7. Vacum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi premature

G. Bahaya-Bahaya Tindakan Ekstraksi Vacum

1. Terhadap Ibu
1. Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan cup
2. Terhadap Anak
1. Perdarahan dalam otak. Caput succedaneum artificialis akan hilang dalam
beberapa hari,

Masalah Keperawatan

1. Gangguan pemenuhan ADL


2. Nyeri akut
3. Resti infeksi

H. Pathway

1. Download Pathway Vacum Ekstraksi DISINI

I. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan

1. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik


1. Intervensi Keperawatan :
1. Bimbing pasien melakukan ROM pasif sebelum melakukan ROM aktif
dua kali sehari
2. Ajarkan anggota keluarga cara-cara untuk membantu dalam ADL
3. Ajarkan pasien atau keluarga untuk merencanakan atau melakukan ADL
4. Berikan umpan balik positif untuk pencapaian hal-hal kecil dalam
perawatan diri
5. Identifikasi sumber-sumber dalam sistem dukungan sosial pasien, dan
pada masyarakat yang lebih luas, yang dapat membantu dalam memenuhi
ADL diluar batas kemampuan pasien
2. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
1. Intervensi Keperawatan :
1. Berikan informasi tentang berbagai strategi untuk menambah penurunan
rasa nyeri ( relaksasi, petunjuk imageri )
2. Ajarkan atau awasi pasien menggunakan strategi yang dipilih untuk
menambah penurunan rasa nyeri
3. Ajarkan pasien untuk memakai daftar harian dari nyeri dan aktifitas untuk
menentukan apa yang mencetuskan atau mengurangi rasa nyeri
4. Memberikan perhatian terhadap penggunaan bahasa untuk
menggambarkan rasa nyeri dan kedalamannya.
3. Resti infeksi berhubungan dengan luka jahitan perinium
1. Intervensi Keperawatan :
1. Ajarkan pasien untum memilih makanan yang tinggi kalori, tinggi protein,
tinggi vitamin. Makanan tersebut dapat meningkatkan penyembuhan dan
regenerasi selularserta memproduksi limfosit
2. Ikuti langkah-langkah untuk pencegahan gangguan integritas kulit
3. Cuci tangan selalu sebelum kontak dengan pasien
4. Ganti balut 2 kali sehari

DAFTAR PUSTAKA

1. Azzawi Al Farogk. ( 1991 ). Teknik Kebidanan Penerbit Buku Kedokteran. EGC


2. Bagian Obstetri dan Genokologi. (1997). Ilmu Fantom Bedah Obstetri. Semarang: FKUI
3. Purnawan J. Atiek SS. Husna A. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:FKUI

Anda mungkin juga menyukai