Anda di halaman 1dari 5

POIN POIN PPT bagian lina

Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
4 tahap persalinan
 Kala I, dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
 Kala II, pada kala ini terjadi proses pengeluaran janin oleh karena kekuatan his dan
kekuatan mengedan dari ibu.
 Kala III, pada kala ini plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
 Kala IV, dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian.

Partus Lama (Persalinan Lama)


Definisi
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida. Menurut Saifuddin (2010)
persalinan lama adalah persalinan yang berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum
lahir. Sementara ahli lain berpendapat bahwa persalinan lama merupakan persalinan
yang berlangsung lebih dari 24 jam, biasanya kala I lebih lama, fase aktif dan laten
menjadi lebih lama dan terjadi kegagalan dilatasi serviks dalam waktu yang dapat
diterima.
Ganti slide..
Partus lama terjadi karena abnormalitas dari dilatasi serviks. Pembukaan
serviks berlangsung lambat, karena tidak terjadinya penurunan kepala untuk menekan
serviks. Pada saat yang sama terjadi edema pada serviks sehingga akan lebih sulit
terjadi dilatasi serviks, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya tindakan sectio
secarea. Sebagian ibu mengalami persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan
ibu-ibu yang lain. Beberapa persalinan berlangsung lambat karena ukuran janin yang
besar dan letaknya yang tidak lazim.
Etiologi
Menurut Rustam Mochtar (Sinopsis Obstetri, 2010) pada dasarnya fase laten
memanjang pada partus lama dapat disebabkan oleh:
1) His tidak efisien (adekuat).
2) Tali pusat pendek.
3) Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).
4) Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah masuk dalam
persalinan (inpartu) atau belum.

Klasifikasi Partus Lama


1) Fase Laten Memanjang
Fase laten memanjang apabila lama fase ini berlangsung lebih dari 20 jam
pada nulipara dan 14 jam pada ibu multipara. Keadaan yang mempengaruhi
durasi fase laten antara lain keadaan serviks yang memburuk dan persalinan
palsu.
2) Fase Aktif Memanjang
Friedman membagi masalah fase aktif menjadi gangguan protraction
(berkepanjangan/ berlarut-larut) dan arrest (macet/tidak maju).
 Protraksi didefenisikan sebagai kecepatan pembukaan dan penurunan yang
lambat yaitu untuk nulipara adalah kecepatan pembukaan kurang dari 1,2
cm/jam atau penurunan kurang dari 1 cm/jam. Untuk multipara kecepatan
pembukaan kurang dari 1,5 cm/jam atau penurunan kurang dari 2 cm/jam.
 Arrest didefenisikan sebagai berhentinya secara total pembukaan atau
penurunan ditandai dengan tidak adanya perubahan serviks dalam 2 jam
(arrest of dilatation) dan kemacetan penurunan (arrest of descent) sebagai
tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam.
3) Kala II Memanjang
Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan
keluarnya janin. Kala II persalinan pada nulipara dibatasi dua jam sedangkan
untuk multipara satu jam.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Partus Lama
1) Disproporsi Sefalopelvik
2) Malpresentasi dan Malposisi
3) Kerja Uterus yang Tidak Efisien
4) Primigravida
5) Ketuban Pecah Dini
6) Analgesik dan Anastesi yang Berlebihan dalam Fase Laten

Faktor-faktor Penyebab Partus Lama


1) Kelainan Tenaga (Power)
His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya akan menyebabkan
penyulit pada jalan lahir yang umumnya terdapat pada setiap persalinan dengan
tenaga yang kurang dari ibu bersalin, sehingga persalinan mengalami hambatan
atau kemacetan.
2) Kelainan Janin (Passanger)
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam
letak atau bentuk janin.
3) Kelainan Jalan Lahir (Passage)
Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan yang menyebabkan kemacetan.

Dampak Persalinan Lama


1) Ruptur Uteri
2) Pembentukan Fistula
3) Sepsis Puerperalis
4) Cedera Otot-Otot Dasar Panggul
5) Kaput Suksedaneum
6) Molase Kepala Janin
7) Kematian Janin

Komplikasi Akibat Partus Lama


1. Atonia uteri, merupakan suatu keadaan dimana uteri tidak berkontraksi dalam 15
detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir) sehingga
dapat menimbulkan perdarahan. Pada partus lama, uterus akan berada pada
posisi sangat lelah sehingga otot-otot rahim tidak mampu melakukan kontraksi
segera setelah plasenta lahir sehingga menyebabkan terjadinya atonia uteri.
2. Perdarahan, terjadi karena uteri tidak dapat berkontraksi dengan baik akibat
partus lama yang menyebabkan uteri sangat kelelahan.
3. Asfiksia, merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika bayi tidak mendapatkan
cukup oksigen selama proses kelahiran salah satunya disebabkan karena
terjadinya persalinan yang lama.
4. Trauma cerebri pada bayi, ialah segala bentuk trauma fisik atau benturan yang
terjadi pada kulit kepala, tengkorak, otak, serta jaringan dan pembuluh darah di
kepala bayi. Adapun salah satu faktor penyebab terjadinya trauma cerebri pada
bayi ialah karena persalinan lama.
5. Infeksi, adalah bahaya serius yang dapat mengancam ibu dan janin pada partus
lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Sebab bakteri dalam cairan
amnion akan dapat menembus dan menginvasi desidua serta pembuluh korion
sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.
6. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi.

Penanganan Partus Lama


 Mengawasi keadaan ibu dengan seksama.
 Tekanan darah diukur setiap empat jam, bahkan pemeriksaan perlu dilakukan lebih
sering apabila ada gejala preeklampsia.
 Denyut jantung janin dicatat setiap setengah jam dalam kala I dan lebih sering dalam
kala II.
 Memastikan ibu tidak mengalami dehidrasi dan asidosis.
 Ibu hendaknya tidak diberi makanan biasa namun diberikan dalam bentuk cairan.
 Sebaiknya ibu diberikan infuse larutan glukosa 5% dan larutas NaCl isotonik secara
intravena berganti-ganti.
 Untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan petidin 50 mg yang dapat di ulangi, pada
permulaan kala I dapat diberikan 10 mg morfin.
 Apabila persalinan berlangsung 24 jam tanpa kemajuan, maka perlu diadakan penilaian
seksama tentang keadaan.
 Apabila ketuban sudah pecah, maka keputusan untuk menyelesaikan persalinan tidak
boleh ditunda terlalu lama untuk mengantisipasi bahaya infeksi. Sebaiknya dalam 24
jam setelah ketuban pecah, sudah dapat diambil keputusan apakah perlu dilakukan
seksio sesarea dalam waktu singkat atau persalinan dapat dibiarkan terus berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai