Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran PAUD-HI


Pengembangan anak usia dini holistik dan integratif adalah pengembangananakusia dini
yang dilakukan berdasarkan pemahaman untuk memenui kebutuhanesensial anak yang beragam
dan saling berkait secara simultan dan sistimatis. Holistik artinya penanganan anak usia dini
secara utuh (menyeluruh) yangmencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan
pengasuhan, danperlindungan, untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak.
SedangIntegratif/Terpadu artinya penanganan anak usia dini dilakukan secara terpaduoleh
berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat.
Jadi PAUD Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secarautuh(menyeluruh)
yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikandanpengasuhan, dan perlindungan,
untuk mengoptimalkan semua aspekperkembangan anak yang dilakukan secara terpadu oleh
berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat.
Prinsip Pelaksanaan PAUD HI di satuan PAUD antara lain sebagai berikut :
1) Pelayanan yang menyeluruh dan terintegrasi. Satuan PAUD sebagai wadah pemberian
layanan pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak yang mencakup
pendidikan, kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan
anak oleh berbagai pihak dan pemangku kebijakan.
2) Pelayanan yang berkesinambungan yakni layanan dilakukan pada seluruh layanan
PAUD yang dilakukan secara berkelanjutan sejak lahir hingga usia 6 tahun.
3) Pelayanan yang non diskriminasi yakni layanan yang dilaksanakan oleh berbagai pihak
dan pemangku kebijakan diberikan kepada seluruh anak yang ada di satuan PAUD
secara adil tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, status sosial ekonomi, kondisi
tumbuh kembang anak (berkebutuhan khusus), suku, agama, ras, antar golongan
(SARA).
4) Pelayanan yang tersedia, dapat dijangkau dan terjangkau, serta diterima oleh kelompok
masyarakat yakni lokasi layanan PAUD HI diupayakan dekat dengan tempat tinggal
masyarakat dan terjangkau dari aspek biaya.
5) Partisipasi masyarakat, yakni melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi program PAUD HI sehingga rasa memiliki program dari oleh
masyarakat menjadi lebih kuat.
6) Berbasis budaya yang konstruktif yakni pemberian layanan pendidikan, kesehatan, gizi,
perawatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak dilakukan dengan
memanfaatkan potensi lokal dan memperhatikan nilai budaya setempat yang sejalan
dengan prinsip layanan PAUD HI.
7) Tata kelola yang baik yakni pengelolaan program dilakukan secara efektif, efisien,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.2 Pembelajaran PAUD-HI dengan Metode Field Trip
Metode field tripmerupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
sebagai tempat sekaligus sumber belajar bagi siswa. Penerapan metode field trip dalam
pembelajaran bukan semata mengajak siswaberwisata kesuatu tempat. Akan tetapi, mengajak
siswa belajar di luar kelas untukmengetahui atau menyelidiki kebenaran pengetahuan yang
didapat siswa di dalam kelas. Lokasi yang menjadi tujuan field triptidak harus pada tempat
yang jauh, akan tetapi tempat-tempat yang berada di lingkungan sekolah pun dapatmenjadi
lokasi tujuan field trip. Pengertian metode field trip menurut Roestiyah (2001:85) ialah
cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu
di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu,
suatu bengkel mobil, toko serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan bermain dan
sebagainya. Dengan kegiatan field trip yang dilakukan oleh siswa-siswisalah satunya bertujuan
untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum
sekolah.
Pembelajaran dengan metode field trip ini bertujuan untuk :
1. Dengan melaksanakan field trip diharapkan anak dapat memperoleh pengalaman langsung
dari obyek yang dilihatnya.
2. Dapat memuaskan rasa ingin tahu anak dengan memberikan kesempatan pada anak untuk
bertanya langsung pada seseorang yang ditemuinya saat field trip. Juga mereka bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat
mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari banyak
hal.
3. Mengasah kepekaan rasa dan jiwa sosial pada diri anak atas berbagai hal yang ditemui saat
field trip.
Metode karyawisata atau field trip mempunyai beberapa kelebihanantara lain, Menurut
Syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwakelebihan metode field trip adalah :
 Anak didik dapat mengamati kanyataan-kenyataan yang beraneka ragamdari dekat.
 Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru denganmencoba turut serta
di dalam suatu kegiatan.
 Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataan-pernyataandengan
melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikansecara langsung.
 Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakanwawancara atau
mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatanpembelajaran berlangsung.
 Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara intensif dan komprehensif.
Dalam metode field trip selain anak mendapatkan pengetahuan (ranah kognitif) dimana
anak mendapatkan informasi yang menguatkan informasi yang sudah mereka dapatkan di
dalam kelas, anak juga dapat melihat langsung berbagai aktifitas dan hasil yang didapat dari
aktifitas sosial sekitar mereka. Selain kelebihan dari metode field trip di atas ada hal yang tidak
kalah pentingnya yakni melalui kegiatan field trip dapat pula membantu penanaman nilai-nilai
karakter pada anak. Berbagai nilai-nilai karakter dapat ditanamkan sejak dini melalui metode
field trip ini. Dalam suasana yang menyenangkan dan tidak menggurui ternyata metode field
trip dapat menjadi alternatif metode pembelajaran di lembaga PAUD dan sangat sesuai dengan
karakteristik anak usia dini.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menerapkan metode field trip
pada pembelajaran menurut Abimanyu (2008: 7-8) adalah :
1. Kegiatan persiapan
Dalam kegiatan persiapan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah menyiapkan
merumuskan tujuan pembelajaran, menyiapkan materi pelajaran yang sesuai kurikulum,
melakukan studi awal ke lokasi sasaran, dan menyiapkan skenario pelaksanaan field trip.
2. Kegiatan pelaksanaan
Pelaksanaan field trip meliputi kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
2.3 Tujuan Pengembangan Anak dan Pentingnya PAUD-HI
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 60 tahun 2013 tentang PengembanganAnakUsia
Dini Holistik Integratif, maka tujuan PAUD HI dibagi menjadi tujuanumum dan tujuan khusus.
Tujuan umum Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalahterselenggaranya
layanan Pengembangan AnakUsia Dini Holistik-Integratif menuju terwujudnya anak Indonesia
yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
Tujuan khusus Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah: (1)
terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatandan gizi,
rangsangan pendidikan, pembinaan moral-emosional dan pengasuhansehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kelompok umur; (2) terlindunginya anak dari
segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak
berada; (3) terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar
lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah; dan (4) terwujudnya komitmenseluruh unsur
terkait yaitu orang tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah danPemerintah Daerah, dalam upaya
Pengembangan Anak Usia Dini HolistikIntegratif.
Pentingnya PAUD Holistik integratif adalah agar terwujud keterpaduan dari berbagai
aspek yang akan membentuk anak usia dini yang utuh, yaitu aspek:
a. Aspek pendidikan,
Pendidikan yang bermutu dapat mengembangkan semua lingkupperkembangan anak (nilai-
nilai agama dan moral, sosial-emosional, motorik kasar dan motorik halus, kognitif, dan
bahasa), namun jika pendidikan yangdiberikan tidak bermutu, maka semua lingkup
perkembangan anak juga tidak bisa berkembang secara optimal.
b. Aspek kesehatan dan gizi,
Jika kesehatan dan gizi anak rendah, maka akan berdampak kepadarendahnya kognisi anak,
karena perkembangan kognisi anak sangat dipengaruhi oleh kesehatan dan gizi. Hal ini
seiring dengan hasil penelitianErnesto Pollitt dkk tahun 1993 menyatakan bahwa pemberian
makanansehat dan bergizi, akan mempengaruhi perkembangan kognisi anak.
c. Aspek pengasuhan,
Jika pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak tepat, makaakanberpengaruh secara
positif terhadap perkembangan sosialemosional anak, mengingat bahwa orangtua adalah
pendidik yang pertamadanutama bagi anak. Sebagaimana pernyataan Sigmund Freud
“pengalaman di lima tahun pertama kehidupan seseorang sesungguhnya
menentukankesehatan jiwa & kemampuan menyesuaikan diri
dalamkehidupannyakemudian”.
d. Deteksi dini dan tumbuhkembang,
Masalah deteksi dini tumbuh kembang anak, juga memegang peransangat penting, karena
jika anak-anak mengalami penyimpanganpertumbuhan dan perkembangan, namun tidak
terdeteksi sedini mungkin, maka sulit untuk diintervensi yang akhirnya akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Aspek perlindungan.
Apabila masyarakat (lingkungan), terutama orang tua dan pendidik PAUDmengetahui dan
memahami tentang perlindungan anak, makaakanberdampak pada pola pikir, sikap dan
perlakuan positif terhadapanak. Mereka akan bersikap dan berperilaku menghargai,
memotivasi, berpihak, dan memenuhi hak-hak anak. Sebaliknya jika tidak memahami
merekacenderung merendahkan, kurang berpihak, dan kurang menghargai anak. Bahkan
boleh jadi mereka melakukan tindak kekerasan, mengeksploitir, dan tidak melindungi
(membiarkan) anak. Jika hal ini terjadi, makaperkembangan anak pasti akan terganggu.
2.4 Peran Bidan dalam Pembelajaran PAUD-HI
Bidan desa, petugas PLKB, pendidik PAUD, dankader sebagai fasilitator pada
hakekatnya memilikiperan ganda, yaitu sebagai guru, penganalisis,penasehat, dan organisator
(Mardikanto, 2010).
Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan didesa mempunyai tugas pokok dan
fungsimeningkatkan peran serta masyarakat dalampembinaan kesehatan ibu dan anak di
wilayahkerjanya (Depkes, 1997).
Selama ini bidan desa hanya memperhatikan padakegiatan Posyandu saja, sedangkan
program parenting education di PAUD kurang tersentuh oleh bidan desa.
Adapun peran bidan dalam PAUD-HI, antara lain.
1. Memastikan semua ibu hamil, bersalin, bayi dan balita tercatat pada kohort dan sudah
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan hak nya sebagaimana tercantum dan
tercatat dalam Buku KIA.
2. Melaksanakan kerja sama dengan kader Posyandu, kader/pendidik Paud dan kader BKB
serta kader permerhati kesehatan ibu anak dalam rangka meningkatkan akses sasaran
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dan kemampuan mereka menyampaikan pesan
penting pada Buku KIA.
3. Bekerja sama dengan ketua tim penggerak PKK desa untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan anak di wilayah kerjanya melalui PAUD HI
4. Melaporkan semua pelayanan kesehatan serta masalah yang ditemukan pada bidan
coordinator dan kepala Puskesmas untuk mendapatkan jalan keluar dan tindaklanjutnya.
2.5 Contoh Penerapan PAUD-HI
Kebijakan yang telah diterapkan oleh Kepala TK Al-Fadlilah sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang PAUD HI, sebagai bentuk komitmen pemerintah
dalam menjamin terpenuhinya hak tumbuh kembang anak usia dini dalam hal pendidikan,
kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan, serta perlindungan dan kesejahteraan anak.
Adapun dampak positif program holistik integratif yang diterapkan oleh kepala TK Al-Fadlilah
berdasarkan olahan data yang penulis lakukan, yaitu
1) Kesehatan anak-anak terpantau dengan baik, karena ada kegiatan pemeriksaan kesehatan
umum, pemeriksaan kesehatan gigi dan pemeriksaan DDTK terhadap siswa di TK Al-
Fadlilah.
2) Ada rujukan ke puskesmas apabila saat pemeriksaan terdapat anak yang sakit dan perlu
pengobatan lanjutan, sehingga anak-anak bisa mendapatkan pertolongan kesehatan dengan
cepat.
3) Makanan yang dikonsumsi anak terkondisikan dengan baik saat di sekolah, karena ada
kegiatan pemberian makanan tambahan dan pemberian susu sudah terlaksana dengan baik
disetiap hari Sabtu.
4) Anak-anak lebih mengenal lingkungan di luar sekolah sebagai sarana pembelajaran, karena
ada kegiatan field trip ke PT. Museum Dirgantara Mandala dan pengenalan lingkungan
sekolah pada setiap semesternya.
5) Anak-anak terbiasa menyapa guru dan teman-teman dengan sapaan yang baik, karena ada
kegiatan pengasuhan berupa penyambutan, pembiasaan dan penjemputan anak di sekolah.
6) Anak-anak bermain dengan aman dan ceria di sekolah, karena ada kegiatan parenting
perlindungan anak dan pemasangan pagar sekolah sehingga orang tua bisa nyaman melihat
anaknya bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Firman A J. 2018. Penanaman Nilai-Nilai Keislaman Melalui Kebijakan Holistik Integratif


Kepala Tk Al-Fadlilah Sambilegi Kidul Yogyakarta. Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 4,
No. 2.

Nurani Y. 2019. Layanan PAUD Holistik Integratif. Modul 1 PPG Bagi Guru PAUD tahun 2019.
Kemendikbud.

Padmi yati. 2017. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Melalui Metode Field Trip.
https://journal.uinsi.ac.id/index.php/lentera_journal/article/view/578

Anda mungkin juga menyukai