Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY. N UMUR 25 TAHUN


G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 41 MINGGUDENGAN
PERSALINAN VAKUM EKSTRAKSI
DI RUANG MAWAR RSUD KOTA
KOTAMOBAGU

DISUSUN OLEH :

NAMA : TIKA ASTUTI BACHTIAR

NIM : 0160602026

KELAS : KEBIDANAN REG. A

STIKES GRAHA MEDIKA KOTA KOTAMOBAGU


PTOGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Asuhan Kebidanan Patologi Pada
Ny.N Umur 25 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 41 Minggu Dengan Persalinan Vakum Ekstraksi
Di Ruang Mawar RSUD RA. Kartini Jepara” tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari pembimbing guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Kotamobagu, 06 Maret 2018

Tika Astuti Bachtiar


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI VAKUM EKSTRAKSI
B. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI VAKUM EKSTRAKSI
C. SYARAT VAKUM EKSTRAKSI
D. KRITERIA KEGAGALAN VAKUM EKSTRAKSI
E. KOMPLIKASI VAKUM EKSTRAKSI
F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN VAKUM EKSTRAKSI
G. PROSEDUR DALAM VAKUM EKSTRAKSI
H. PERAWATAN PASCA TINDAKAN
BAB III. KASUS
BAB IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Dalam Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer di Indonesia 2001-2010 disebut
bahwa dalam Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, Making
Pregnancy Safer mempunyai misi dan visi untuk mencapai Indonesia sehat 2010. Visi Making
Pregnancy Safer adalah semua perempuan di Indosenia dapat menjalani kehamilan dan
persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup sehat. Sedangkan misinya adalah menurunkan
kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk
menjamin ASKES terhadap intervensi yang cost-effective berdasarkan bukti ilmiah yang
berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat dan mempromosikan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan
nasional. Dan tujuan Making Pregnancy Safer adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu
dan bayi baru lahir di Indonesia (Depkes RI, 2011).
Vakum esktraksi merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan ekstraksi menggunakan
tekanan negatif dengan alat vakum. Adanya beberapa faktor ibu maupun janin menyebabkan
tindakan
Alasan pemilihan alat vakum ekstraksi (alat bantu persalinan pervaginam) adalah untuk
menghindari tingginya angka operasi caesaryang sudah membutuhkan biaya relatif lebih besar
dan resiko dari tindakan operasi terhadap ibu bila dibandingkan dengan tindakan vakum
ekstraksi, selain itu komplikasi yang terjadi pada partus buatan dengan vakum ekstraksi biasanya
timbul akibat terlalu lama dan terlalu kuatnya tarikan kadang juga operator sering  menemukan
kendala dari pihak keluarga akibat sikap keluarga yang tidak siap operasi dan meminta dokter
untuk mencoba tetap lahir pervaginam.

B.       RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan pada persalinan patologis dengan vakum ekstraksi?
C.     TUJUAN PENULISAN
Mengetahui asuhan kebidanan yang diberikan pada persalinan patologi dengan vakum ekstraksi.

D.      MANFAAT PENULISAN


1) Bagi Instansi
Sebagai bahan referensi terkait pemberian asuhan kebidanan patologi pada persalinan dengan
vakum ekstraksi, serta perbedaan implementasi kasus berdasarkan teori atau praktek.
2) Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi bahan pustaka untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
3) Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan konsep, teori, dan ilmu yang telah diperoleh dalam
melaksanakan asuhan kebidanan kepada klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI VAKUM EKSTRAKSI


Vakum ekstraksi adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan ekstraksi
tenaga negatif (vacum) di kepalanya (Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. 2001: 331).Vakum
ekstraksiadalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran
dengan sinergi tenaga mengejan ibu dan ekstraksi pada bayi (Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2009: 495.)
Vakum ekstraksi adalah suatu tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vacum ekstraktor (Standar Pelayanan
Kebidanan: 60). Vaccum is an operation for the delivery of the fetal head from the mother by
use of a vacuum extractor applied to the fetal scalp on presence of maternal effort
(Hughes).Vakum ekstraksi adalah suatu instrumen obstetrik untuk melahirkan bayi. Aplikasi
ekstraktor vakum: outlet, rendah dan tengah seperti pada ekstraksi forsep.
Vakum ekstraksi adalah suatu persalinan buatan dengan prinsip antara kepala janin dan
alat penarik mengikuti gerakan alat vakum ekstraktor.Vakum ekstraktor adalah alat yang
menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif) untuk melahirkan bayi dengan tarikan pada
kepala (Sarwono Prawirohardjo.2014. Ilmu Kebidanan: 831). Prinsip dari cara ini adalah
mengadakan suatu vakum (tekanan negatif) melalui suatu cup pada kepala bayi, dengan
demikian akan timbul caput secara artificiil dan cup akan melekat erat pada kepala bayi.
Penurunan tekanan harus diatur perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit
kepala, mencegah timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput
succedaneum. Jadi, prinsip kerja vakum ekstraksi yaitu membuat suatu caput succedaneum
artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat
ekstraktor vakum dan caput ini akan hilang dalam beberapa hari.
B. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI VAKUM EKSTRAKSI
1) Indikasi Ibu
a. Power Ibu Menurun
Tanda: frekuensi his semakin menurun, nadi ibu cepat > 100 x/mnt, napas cepat >
40x/mnt.
b. Decom Tingkat I
Tanda: sesak napas yang dialami ibu setelah ibu mengejan.
c. Tekanan Darah Naik
Tanda: ibu pusing, ada kenaikan tekanan sistole dan diastole
d. Tidak Kuat Mengejan
Penurunan kepala janin statis, saat ibu mengejan dua kali kepala tidak mengalami
penurunan.
e. Adanya Kenaikan Suhu
Suhu naik lebih dari normal, > 37,5
2) Indikasi Janin
a. Gawat Janin
DJJ janin 160x/mnt
3) Indikasi Waktu
a. Kala II Memanjang
Tanda: pada primi peralinan kala II > 2 jam, pada multi > 1 jam.
4) Kontraindikasi Vakum Ektraksi
Ibu: ibu yang menderita rupture uteri membakat, ibu yang tidak boleh
mengejan (ibu dengan penyakit jantung, asma, hipertensi).
Janin : Mal presentasi kepala janin (dahi, muka, bokong, puncak kepala), bayi prematur,
gawat janin, caput succedaneum yang sudah besar.
(Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan, 2010).

C. SYARAT VAKUM EKSTRAKSI


Syarat-syarat dilakukan vakum ekstraksi
1.         Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
2.         Presentasi kepala.
3.         Janin cukup bulan (tidak prematur).
4.         Tidak ada kesempitan panggul (disproporsi sefalo pelvik).
5.         Anak hidup dan tidak gawat janin.
6.         Penurunan H III/III + (puskesmas H IV/dasar panggul).
7.         Kontraksi baik.
8.         Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengejan.
9.         Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.
Yang harus diperhatikan dalam tindakan vakum ekstraksi:
1.         Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar.
2.         Penurunan tekanan harus berangsur-angsur.
3.         Cup dengan tekanan negatif tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam.
4.         Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan.
5.         Apabila kepala masih agak tinggi (H III) sebaiknya dipasang cup terbesar (diameter
7 cm)
6.         Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi
7.         Vakum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi premature.

D. KRITERIA KEGAGALAN VAKUM EKSTRAKSI


1) Kriteria kegagalan
a.         Dalam 30 menit traksi tidak berhasil
b.        Mangkuk terlepas 3x
2) Penyebab kegagalan
a.        Tenaga vakum terlalu rendah, tekanan negatif dibuat terlalu cepat.
b.      Selaput ketuban melekat, bagian jalan lahir terjepit, koordinasi tangan kurang baik,
traksi terlalu kuat, cacat otot yang sebelumnya tidak diketahui.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal Edisi 1 Cetakan 13,
2014).

E. KOMPLIKASI VAKUM EKSTRAKSI


Menurut Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal Edisi 1
Cetakan 13, 2014. Komplikasi yang akan terjadi pada vakum ekstraksi:
1.        Ibu : perdarahan akibat atonia uteri / trauma, trauma jalan lahir.
2.        Bayi : ekstraksi kulit kepala, sefal hematoma, nekrosis kulit kepala, perdarahan
intracranial, fraktur klavikula.
F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN VAKUM EKSTRAKSI
1) Keuntungan tindakan vakum ekstraksi:
a. Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian
mengurangi frekuensi SC. Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat
di pasang di belakang kepala, samping kepala ataupun dahi, tarikan tidak dapat terlalu
berat. Dengan demikian kepala tidak dapat dipaksakan melalui jalan lahir. Apabila
tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan sendirinya.
b. Cup dapat di pasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan
8-9 cm, untuk mempercepat pembukaan. Untuk ini dilakukan tarikan ringan yang
kontinu sehingga kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk
mencegah robekan cervik. Di samping itu cup tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan pada otak.
c. Vakum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan
fleksi kepala (misal pada letak dahi).
(Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan, 2010).
2) Kerugian tindakan vakum ekstraksi:
Kerugian dari tindakan vakum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasangan cup
sampai dapat ditarik relatif lebih lama (kurang lebih 10 menit).Cara ini tidak dapat dipakai
apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal
distress (gawat janin) alatnya relatif lebih mahal dibanding dengan forcep biasa (Ilmu
Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan, 2010).

G. PROSEDUR DALAM MELAKUKAN VAKUM EKSTRAKSI


1) Ibu tidur dalam posisi litotomi
2) Persiapan alat vakum
3) Setelah persiapan vakum selesai, dipilih mangkuk yang sesuai dengan pembukaan
serviks, pada pembukaan lengkap, biasanya ukuran mangkuk yang dipilih adalah
mangkuk nomor 5
4) Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi miring, kemudian dipasang di
bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar
5) Setelah mangkuk terpasang, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah ada jalan lahir/
jaringan yang terjepit.
6) Setelah itu pompa vakum dinyalakan, dimulai dengan tekanan -0,2kg/cm2 selama 2
menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,4kg/cm2 selama 2 menit, kemudian
dinaikkan lagi menjadi -0,6kg/cm2.
7) Setelah itu, dilakukan traksi percobaan, dilihat apakah saat dilakukan traksi , kepala
janin ikut turun. Jika tidak, pemasangan mangkuk diulangi lagi.
8) Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah
dengan sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan , harus ada koordinasi yang
baik antara tangan kiri dan kanan penolong.
9) Ibu jari dan telunjuk tangan kiri penolong menahan mangkuk,agar mangkuk selalu
dalam posisi yang benar, sehingga tidak terlepas. sedangkan tangan kanan melakukan
tarikan dengan memegang pada pemegang.
10) Traksi dilakukan selama ada his, dan harus mengikuti putaran paksi dalam , sampai
occiput terlihat sebagai hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas, dan tangan
kiri menahan perineum saat kepala meregang perineum, hinggal lahirlah dahi, mata,
hidung, mulut, dan dagu janin.
11) Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan , dan mangkuk dilepaskan, janin dilahirkan
seperti persalinan normal biasa.

H. PERAWATAN PASCA TINDAKAN


1) Periksa kembali tanda vital pasien, lakukan tindakan dan beri instruksi lanjut bila
diperlukan.
2) Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang tersedia
dalam status pasien.
3) Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan
perawatan serta laporkan segara bila pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan-
perubahan yang harus diwaspadai.
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Register : 000593515 Tanggal : 04 Juni 2016


Tempat : Ruang Mawar Jam : 21.00 WIB
IDENTITAS
KLIEN SUAMI/PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. N Nama : Tn. R
Umur : 25 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Status : Menikah Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Mogolaing Alamat : Mogolaing

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1) Keluhan utama dan alasan datang
Ibu mengatakan kenceng-kenceng serta keluar lendir dari vagina jam 11.00 WIB.
2) Riwayat kesehatan
a.         Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM (Diabetes
Melitus), malaria,ataupun HIV/AIDS.
b.        Riwayat kesehatan saat ini
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit jantung,hipertensi, DM
(Diabetes Melitus), malaria, maupun HIV/AIDS.
c.         Riwayat kesehatan keluarga
Ibumengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, penyakit keturunan seperti DM maupun hipertensi, dan tidak memiliki
riwayat kembar maupun cacat.
3) Riwayat perkawinan
Menikah pada usia : 23 tahun
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 2 tahun
4) Riwayat obstetric
a.         Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Jumlah : 3 kali ganti pembalut
Warna darah : merah
Keluhan : dismenorhea
b.        Riwayat kehamilan sekarang
G1P0A0
HPHT : 20 Agustus 2015
HPL : 27 Mei 2016
Umur kehamilan menurut klien : 9 bulan lebih
ANC : 12 kali
Dimana : Bidan
Tablet Fe : > 90 tablet
Imunisasi TT : 2 kali
Kebiasaan ibu
Merokok : tidak
Jamu : tidak
Obat-obatan : tidak
Gerakan janin 1 kali : Pada umur kehamilan 4 bulan
Kekhawatiran yang dirasakan : Ibu gelisah dengan persalinannya.
Rencana persalinan dimana : rumah sakit
c.         Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu: -
5) Riwayat KB
Pernah KB : tidak pernah
Rencana KB yang akan datang : suntik 3 bulan
6) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Kebutuhan
Selama Hamil Mendekati Persalinan
Sehari –Hari
Pola Nutrisi Makan : 3x sehari Makan : 3x
Minum : 5-6 gelas sehari Minum : 2-3 gelas
Pola Eliminasi BAB : 1x sehari BAB : -
BAK : 5-6x sehari BAK : 5 sehari
Pola Istirahat Tidur malam : 6 jam Tidur malam : 4 jam
Tidur siang : 2 jam Tidur siang :30 menit
disela-sela kontraksi
Pola Aktivitas Bersih-bersih, memasak Berbaring
Personal Mandi : 2-3 x sehari Mandi : -
Hygiene Ganti pakaian : 2-3 x Ganti pakaian : 1x
sehari
Pola Seksual 1 x 2 minggu Belum pernah

7) Psikososio –spiritual
a.         Tanggapan ibu terhadap dirinya secara fisik
Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan tubuhnya.
b.        Tanggapan ibu terhadap persalinannya
Ibu mengatakan gelisah dengan persalinannya.
c.         Respon keluarga terhadap persalinan ibu
Ibu mengatakan keluarga bahagia dengan persalinannnya.
d.        Dukungan apa yang di berikan kepada ibu
Ibu mengatakan keluarga selalu mendampingi ibu dan telah mempersiapkan
perlengkapan bayi.
e.         Siapa yang membantu pekerjaan/aktivitas sehari –hari ibu
Ibu mengatakan keluarga membantu aktivitas ibu selama bersalin.
f.         Pengambilan keputusan dalam keluarga,siapa yang lebih dominan
Ibu mengatakan suami sebagai pengambil keputusan dominan.
g.        Pemecahan masalah
Ibu mengatakan musyawarah adalah jalan keluar dalam memecahkan permasalahan
yang ada dalam keluarganya.
h.        Punya hewan peliharaan : Tidak

B. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Compos mentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/rmenit
S : 360C
RR : 24 x/menit
BB sebelum hamil : 65 kg
BB saat ini : 86 kg
TB : 156 cm
LILA : 29,5 cm
2) Status present
Kepala
Rambut : Lurus, bersih dan tidak ada ketombe.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Hidung : Bersih, tidak ada polip
Mulut : Bibir tidak kering, gigi tidak caries, rongga mulut bersih
Telinga : Simetris, ada serumen, pendengaran baik.
Muka : Tidak ada oedema, pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Simetris, tidak ada benjolan.
Mammae : Simetris, tidak ada benjolan.
Perut : Tidak ada bekas operasi, tidak ada benjolan.
Ekstermitas Atas & Bawah : Simetris, tidak oedema, tidak varises.
Genetalia : Ada lendir darah.
Anus : Tidak Haemoroid.
Tulang Belakang : Normal
3) Status obstetric
a.         Inspeksi
Muka : Tidak ada cloasmagravidarum
Mammae
Aerola Mammae : Hyperpigmentasi.
Kelenjar Montogomery: Terlihat
Putting Susu : Menonjol
Colustrum : Belum Keluar.
Perut
Pembesaran perut : Sesuai umur kehamilan, linea nigra.
Genetalia : Ada lendir, tidak ada tanda chadwick.
b.        Palpasi
Leopold I : TFU 2 jari dibawah px Mc Donald : 41 cm
Di bagian fundus uteri teraba bulat, lunak, tidak melenting.
Leopold II : di bagian kiri teraba tahanan memanjang.
: di bagian kanan teraba kecil-kecil/ekstermitas.
Leopold III : di bagian bawah teraba bulat, keras, melenting.
Leopold IV : Divergen.
TBJ : (TFU- 11) x 155
(41 – 11) x155
= 4650 gram
c.         Auskultasi
DJJ : 140 x/menit.
d.        Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri: +/+
e.         Vaginal Thoucer (VT)
Pembukaan : 3 cm
Effisement : 30 %
Kk :+
Presentasi : Kepala
Penurunan : H 1, 4/5
4.         Data penunjang
Hasil pemeriksaan laborat :
HB : 12 gr %
HBsAG : - (negatif)
Protein urin : - (negatif)

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


Diagnosa : Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu. Janin tunggal,
hidup, intrauterine, letak membujur, presentasi belakang kepala, punggung kiri, divergen.
Inpartu kala I fase laten.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Diagnosa : Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu.Janin tunggal,
hidup intrauterine, letak membujur, presentasi belakang kepala, punggung kiri, divergen.
Inpartu kala I fase laten.
Masalah Potensial : Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu dengan
kehamilan serontinus dapat menyebabkan kesejahteraan janin berkurang. Janin akan
kekurangan nutrisi dan oksigen karena plasenta yang tidak berfungsi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN TINDAKAN SEGERA
Ny. N umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41 minggu dengan Serotinus :
1.      Dilakukan pemantauan keadaan ibu dan janin.

V. PERENCANAAN ASUHAN MENYELURUH


Tanggal : 04 Juni 2016 Jam : 21.30 WIB
1.      Memantaukeadaan ibu dan janin
2.      Menyarankan ibu bernapas panjang saat kontraksi
3.      Menyarankan ibu untuk tidak mengejan
4.      Menyarankan ibu untuk berjalan-jalan jika masih kuat
5.      Memberikan asupan nutrisi dan cairan
6.      Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan
7.      Mengisi partograf

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 04 Juni 2016 Jam : 21.35 WIB
1.      Memantau keadaan ibu dan janin
Observasi DJJ setiap 30 menit
Observasi his setiap 30 menit
Observasi tanda-tanda vital setiap 30 menit
Observasi kemajuan persalinan setiap 4 jam
2.      Menyarankan ibu bernapas panjang saat kontraksi. Untuk mengurangi rasa sakit.
3.      Menyarankan ibu untuk tidak mengejan. Agar tidak terjadi pembengkakan pada jalan
lahir ibu.
4.      Menyarankan ibu untuk berjalan-jalan jika masih kuat. Untuk membantu
penambahan pembukaan.
5.      Memberikan asupan nutrisi dan cairan. Sebagai sumber tenaga untuk meneran ketika
pembukaan sudah lengkap.
6.      Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan bahwa pembukaan sudah 3 cm,
ibu tidak meneran dulu, menunggu pembukaan lengkap.
7.      Mengisi partograf
VII. EVALUASI
Tanggal : 04 Juni 2016 Jam : 22.00 WIB
1.      Telah dilakukan pemantauan keadaan ibu dan janin.
DJJ : 140 x/menit
His : Frekuensi : 2x dalam 10 menit
Lamanya : 15 detik
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 360C
RR : 24 x/menit
Vaginal Thoucer (VT)
Pembukaan : 3 cm
Effisement : 30 %
Kk :+
Presentasi : Kepala
Penurunan : H 1, 4/5
2. Telah disarankan pada ibu untuk bernapas panjang saat kontraksi. Dan ibu
melakukannya.
3.      Telah disarankan ibu untuk tidak mengejan. Dan ibu terus mengejan.
4.     Telah disarankan ibu untuk berjalan-jalan jika masih kuat. Dan ibu tidak
melakukannya, ibu tetap berbaring.
5.     Telah diberikan asupan nutrisi dan cairan. Dan ibu hanya makan dan minum dengan
porsi sedikit.
6.      Telah diberikan informasi tentang kemajuan persalinan bahwa pembukaan sudah 3
cm, ibu tidak meneran dulu, menunggu pembukaan lengkap. Dan ibu paham.
7.      Telah dilakukan pengisian partograf
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Vakum ekstraktor adalah alat yang menggunakan daya hampa udara (tekanan negatif) untuk
melahirkan bayi dengan tarikan pada kepala. Prinsip dari cara ini adalah mengadakan suatu
vakum (tekanan negatif) melalui suatu cup pada kepala bayi, dengan demikian akan timbul caput
secara artificiil dan cup akan melekat erat pada kepala bayi. Penurunan tekanan harus diatur
perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah timbulnya
perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput succedaneum. Jadi, prinsip kerja vakum
ekstraksi yaitu membuat suatu caput succedaneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan
negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum. Dan caput ini akan hilang dalam
beberapa hari.
Pasien datang pada tanggal 04 Juni 2016 dengan keluhan kenceng-kenceng dan telah
mengeluarkan lendir pukul 11.00 WIB. Pasien dilakukan pengkajian pada tanggal 04 Juni 2016
pukul 21.00 WIB. Dengan keluhan pasien tersebut, dilakukan pemantauan keadaan ibu dan janin.
Diketahui pembukaan baru 3 cm dengan keadaan ketuban masih utuh. Dan DJJ 140 x/menit.
Asuhan yang diberikan pada persalinan vakum ekstraksi:
Asuhan kala 1 fase laten:
1) Menyarankan ibu bernapas panjang saat kontraksi untuk mengurangi rasa sakit selama
kontraksi.
2) Menyarankan ibu untuk tidak mengejan untuk mengurangi terjadinya pembengkakan
pada jalan lahir.
3) Menyarankan ibu untuk berjalan-jalan jika masih kuat untuk menambah pembukaan.
4) Memberikan asupan nutrisi dan cairan untuk menambah tenaga ibu ketika meneran.
Asuhan kala 1 fase aktif:
Pemantauan keadaan ibu dan janin.
1.        Observasi DJJ setiap 30 menit
2.        Observasi his setiap 30 menit
3.        Observasi tanda-tanda vital setiap 30 menit
4.        Observasi kemajuan persalinan setiap 4 jam
Asuhan kala II: Pengeluaran janin yang aman.
Asuhan kala III: Pengeluaran plasenta dengan lengkap.
Asuhan kala IV: Pemantauan 2 jam setelah kelahiran bayi

B. SARAN
Diharapkan setelah membaca makalah ini, bidan mampu melakukan tindakan vakum
ekstraki sesuai prosedur. Sehingga dapat menurunkan AKI maupun AKB, serta meminimalkan
trauma pada ibu dan bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo. 2009. Buku Acuan Nasional Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal Edisi 1 Cetakan 13. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2014.
Harry Oxorn & William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.

Anda mungkin juga menyukai