Oleh:
Setiajeng Putriani
NIM: 2021001801
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Progam Pendidikan Profesi
Ners Departemen Maternitas, yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2021 yang telah
disetujui dan disahkan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 4 Mei 2021
Mengetahui,
(....................................) (..................................)
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). Masa nifas atau puerperium
adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
minggu. Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
Masa nifas atau masa peurperium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira – kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi
seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan (Ilmu kebidanan, 2007). Masa nifas (peurperium) adalah masa
yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selam
kira-kira 6 minggu, wanita yang melalu periode peurperium disebut peurpura.
uterus. Insisi pada bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau
memanjang.
3) Perut uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari
tidak besar karena pada nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak
mengalami kontraksi seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih
sempurna.
Pada Sectio caesarea korporal / klasik ini di buat kepada korpus uteri,
1) Atonia uteri
2) Plasenta accrete
3) Myoma uteri
3. Etiologi
ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi
dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram> Dari beberapa
faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio sebagai
berikut:
a. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalau
akan lahir secara normal. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau
infeksi, pre- eklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternatal dan
perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah
penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi
eklamsi.
c. KDP (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus. Sebagian besar ketuban
d. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara sectio caesarea. Hal ini
karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami
sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
e. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan
lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar
panggul.
yang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-
0,5 %.
c) Presentasi dahi, posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada
posisi terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasnya
dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang
kepala.
kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal
beberapa jenis letak sungsang, yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki
4. Manifestasi Klinis
a. Pusing
b. Mual muntah
5. Patofisiologi
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas
500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan
tindakan sc yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak,
placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar
dan janin lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik
aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dari aspek
fisiologis yaitu produk oxitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang
keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh
karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri
adalah salah satu utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional
dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun
ibu anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnou yang
tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan
pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri
sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas
yang tidak efektif akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia yang
mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka
peristaltik juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpung dan
karena reflek untubatuk juga menurun. Maka pasien sengat motilitas yang menurun
juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi (Saifuddin, Mansjoer
- Panggul Sempit
- Ketuban Pecah Dini
- Pre Eklamsia Berat Section Caesarea
- Bayi Kembar
- Kelainan Letak Janin
- Letak Sungsang
Penurunan Penurunan kerja Jaringan terputus Jaringan terbuka Distensi kandung kemih
medulla oblongata pons
Merangsang area Proteksi kurang Penurunan progesterone dan
Penurunan reflek Penurunan kerja sensorik esterogen
batuk otot eliminasi
Invasi bakteri Kontraksi Merangsang pertumbunhan kelenjar
Gangguan rasa
uterus susu
Akumulasi sekret Penurunan nyaman
peristaltic usus Resiko infeksi involusi Peningkatan hormone prolaktin
Nyeri akut
Bersihan jalan
nafas tidak efektif konstipasi Merangsang laktasi
adekua Tidak adekuat
Gangguan t oksitosin
mobilitas fisik Ejeksi Tidak efektif
Perubahan lochea perdaraha ASI
n
Intoleransi Efektif bengkak
aktifitas HB turun Resiko
ketidakseimangan Nutrisi bayi Nutrisi bayi
cairan kurang dari kurang dari
Kurang
kebutuhan kebutuhan
O2
Defisit
Perawatan diri Kelemahan
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektroensefalogram (EEG)
b. Pemindaian CT
radio, berguna untuk memperlihatkan daerah-daerah otak yang tidak jelas terlihat
d. Uji laboratorium
3) Panel elektrolit
5) AGD
7. Komplikasi
a. Infeksi puerperial: kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas
dibagi atas:
2) Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut
sedikit kembung.
8. Penatalaksanaan
Keperawatan
a. Perawatan awal
1) Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam pertama,
4) Jika tanda vital dan hematikrit turun walau diberikan transfusi, segera
b. Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu di
dengan jumlah yang sedikit sudah bleh dilakukan pada 6-10 jam pasca operasi,
berupa air putih dan air teh.
c. Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi
3) Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukan selama 5 menit dan
4) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler).
duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada
d. Fungsi gastrointestinal
1) Jika urine jernih, kateter dilepas 8 jam setelah pembedahan atau sesudah
semalam.
2) Jika urine tidak jernih biarkan kateter terpasang sampai urine jernih.
5) Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyri dan tidak enak pada
1) Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidak terlalu
2) Jika pembalut luka agak kendor, jangan ganti pembalut, tapi beri plester
untuk mengencangkannya.
5) Jahitan fasia adalah utama dalam bedah abdomen, angka jahitan kulit
Medis
h. Persetujuan ditandatangani
i. Pemasangan kateter fole
9. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea, data yang ditemukan meliputi
diagnosa keperawatan.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk menentukan
c. Riwayat kesehatan
serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat juga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, HT, TBC, DM,
kepada klien.
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
a) Rambut
ada benjolan.
b) Mata
c) Telinga
d) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang- kadang
2) Leher
a) Payudara
Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada payudara, areola hitam
kecoklatan, putting susu menonjol, air susu lancer dan banyak keluar.
b) Paru-paru
pembengkakan.
P : Redup / sonor
c) Jantung
P : Redup / tympani
4) Abdomen
gravidarum
P : Redup
A : Bising usus
5) Genetalia
6) Eksremitas
atau ginjal.
7) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekana darah turun, nadi
meringis.
merasa lemah.
tindakan keperawatan. Tindakan ini dapat dilakukan secara mandiri atau kerjasama
Evaluasi
Evaluasi adalah untuk penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan tujuan.
Jika kriteria yang ditetapkan belum tercapai maka tugas perawat selanjutnya adalah
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Nama : Ny. W Nama Suami : Tn. M
No Reg : 114293
2. KELUHAN
a. Saat MRS
kram, kenceng- kenceng dan keluar lendir sejak jam 00.00 (27-4-2021).
b. Saat Pengkajian (Keluhan Utama)
Pada saat melakukan pengkajian pada hari Rabu tanggal 28 April 2021,
klien post operasi sectio caesar 2 hari yang lalu mengeluh nyeri pada luka bekas
operasi SC, skala nyeri 4, klien mengeluh perutnya terasa kembung, klien
luka jahitan di abdomen, intensitas nyeri ringan (4), klien tampak sesekali
memegang perut jika nyeri terasa, klien mengatakan darah yang keluar dari
keluarganya. Bayi klien dirawat di ruangan yang sama dengan klien dan berat
badan lahir 3000 gram dan ASI klien lancar. Klien terpasang Plug pada tangan
sebelah kiri. Hasil pengkajian tanda – tanda vital : Tekanan Darah :120/80
3. RIWAYAT KESEHATAN
3.1 Penyakit yang lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah melakukan operasi Sectio Caesarea
saat melahirkan anak pertama di RS Prima Husada kurang lebih sekitar 2 tahun
yang lalu.
ataupun turunan seperti : DM, Jantung, Asma, Ginjal, Ht, penyakit kejiwaan
HPHT : 13-08-2020
HPL : 20-04-2021
Keluhan hamil muda : Mual, pusing, nyeri pada pinggang dan kaki
- Alat kontrasepsi
Penolong : Dokter
Plasenta : Lengkap
tali pusat: 40 cm
Epidemiologi
Perdarahan :
Kala I : 50 cc
Kala II : 150 cc
Kala IV : 250 cc
Lama Persalinan :
Kala I : 8 jam
Kala II : 1 jam
Kala IV : 1 jam
Apgar : 7- 9
8. RIWAYAT KB
9. RIWAYAT PERNIKAHAN
Pada tahap ini klien sangat tenang dan sudah menyusui bayinya dan
berada pada tahapTaking Hold. Karena saat ini klienmulai berfokus pada
perawatan bayinya.
11. POLA AKTIFITAS
2) Pola Eliminasi BAB 1x/hari, konsistensi padat, BAB 1 kali setiap 2-3
- - BAB warna dan bau normal. hari, sering mengejan
- - BAK
3) Pola Istirahat & Tidur Pasien tidur selama 1-2 jam untuk Tidur siang 1 jam, dan 6
tidur siang, dan 9-10 jam untuk jam untuk tidur malam.
tidur malam. Apalagi saat hamil tua,
sering terbangun.
B. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM :
- TTV
N: 80 x/ menit
S: 36,7
RR: 20 x/menit
- TB : 160 CM
- BB : Sebelum hamil : 60 Kg
Saat Hamil : 78 kg
2. PEMERIKSAAN FISIK
- Rambut
rambut rontok
Tidak ada
nyeri
tekan
Tidak ada
benjolan
- Mata
Simetris kiri
dan kanan
Konjungtiva
tidak anemis
tekan Sclera
tidak icterik
- Telinga
Simetris
kiri dan
kanan
Pendengara
n baik
Tidak ada
nyeri tekan
Tampak
bersih
- Hidung
Simetris
kiri dan
kanan
Tampak
bersih
Tidak ada
pendarahan pada
lembab
Lidah terlihat bersih
2. Leher
tekan
3. Thorak
- Payudara
Simetris kiri
dan kanan
Tampak bersih
Areola
hiperpikmentas
i Tidak ada
banyak dan
lancar Puting
susu menonjol
- Paru-paru
- Jantung
P: Redup
4. Abdomen
I: Ada luka bekas Sectio Caesarea sepanjang kurang lebih 10 cm, luka tidak
P: Tympani
Fundus Uteri
Kontraksi : Baik
5. Ekstremitas
Atas : Terpasang injecpam di tangan sebelah kiri, simetris kiri dan kanan.
Bawah : Simetris kiri dan kanan,adanya udema pada kedua kaki, tidak ada
kelainan
6. Genetalia
- Lochea : Rubra
Bau : Amis
- Perineum : Utuh
7. Integumen
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium/USG
2. TERAPI
Infus: RL
IV : Ranitidin 2x1
Ketorolac 3x1
ANALISA DATA
DO :
Skala nyeri klien 4
Sesekali klien tampak meringis
Klien tampak berhati-hati bila bergerak
Tampak luka post-op di bagian bawah
abdomen kurang lebih 10 cm yang masih
ditutup verban
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7 ◦c
2. DS : kerusakan integritas Kerusakan
Klien mengatakan perban luka integritas kalit
berdarah kulit proteksi kurang
Klien mengatakan nyeri muncul infasi bakteri
ketika bergerak
Klien tampak sesekali memengangi Resiko infeksi
luka post op Sectio Caesarea
menggunakan tangannya
DO :
Verban luka post op Sactio Caesarea
tampak kotor karena bekas darah
Luka tampak bersih dan mulai
kering
Tampak luka post op Sectio
Caesarea mulai kering
Skala nyeri 3
Tampak luka post-op di bagian
bawah abdomen kurang lebih 10 cm
yang masih ditutup verban
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7 ◦c
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Leukosit tgl 28: 9.690 (10`3/ul)
3. DS : Luka post op Imobilitas
Klien mengatakan merasa lemah
jaringan terputus
Klien mengatakan aktivitasnya
terkadang masih dibantu keluarga imobilitas
Klien mengatakan masih belum bias
berjalan terlalu jauh sendiri Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan masih belum bisa
beraktivitan seperti biasa
DO :
Klien tampak masih mencoba berlatih
berjalan
Tampak luka post op Sactio Caesarea
di bagian bawah abdomen kurang lebih
10 cm
Klien tampak lesu
Tampak Sesekali aktivitas klien
tampak di bantu keluarganya
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7 ◦c
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 20 x/i
RUMUSAN DIAGNOSA
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah dikakukan tindakan keperawatan Observasi :
cedera fisik dibuktikan dengan tampak 1x24 jam diharapkan Tingkat nyeri Identifikasi lokasi, karakteristik,
meringis menurun. frekuensi, intensitas nyeri
DS : Identifikasi skala nyeri
Klien mengeluh nyeri pada luka post Kriteria Hasil : Identifikasi factor penyebab nyeri
op Sectio Caesarea Keluhan nyeri menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
Klien mengatakan nyeri muncul Tampak meringis menurun Terapeutik :
ketika bergerak Sikap protektif menurun Berikan teknik nonfarmakologis (tarik nafas
Klien mengatakan luka jahitan post dalam, kompre hangat atau dingin)
operasi sangat dirasakan saat berjalan
Kontrok lingkungan yang memperberat rasa
Klien mengeluh perut terasa kembung nyeri (suhu, pencahayaan, kebisingan)
DO : Fasilitas istirahat dan tidur
Skala nyeri klien Edukasi :
Sesekali klien tampak meringis Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
Klien tampak berhati-hati bila Jelaskan strategi pereda nyeri
bergerak Anjurkan monitor nyeri secara
Tampak luka post-op di bagian bawah mandiri
abdomen kurang lebih 10 cm yang Anjurkan teknik nonfarkamkologis untuk
masih ditutup verban mengurangi nyeri
TD : 110/80 mmHg Kolaborasi :
Suhu : 36,5 ◦c
Kolaborasi pemberian analgetik
(jika perlu)
2 Resiko infeksi berhubungan dengan Setelah melakukan tindakan keperawatan 1x Observasi :
kerusakan integritas kulit. 8 jam diharapkan Tingkat infeksi menurun. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
DS : sistemik
Klien mengatakan perban luka Kriteria Hasil Terapeutik :
berdarah Kebersihan tangan meningkat (5)
Klien mengatakan nyeri muncul ketika Kebersihan badan meningkat (5) Batasi jumlah pengunjung
bergerak Nyeri menurun (5) Berikan perawatan kulit pada area edema
Klien tampak sesekali memengangi Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
luka post op Sectio Caesarea dengan pasien dan lingkungan pasien
menggunakan tangannya Pertahankan teknik aseptik pada pasein
DO : beresiko tinggi
Verban luka post op Sactio Caesarea Edukasi :
tampak kotor karena bekas darah
Jelaska tanda dan gejala infeksi
Tampak luka post op Sectio Caesarea
mulai kering Ajarkan cuci tangan dengan benar
Skala nyeri 4 Tampak luka post-op di Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
bagian bawah Anjurkan meningkatkan asupan cairan
abdomen kurang lebih 10 cm yang Kolaborasi :
masih ditutup verban Kolaborasi pemberian antibiotok
TD : 110/80 mmHg ataupun imusisasi (jika perlu)
Suhu : 36,5 ◦c
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 20 x/i
A. Kontrol
a. Waktu : 03 Mei 2021
b. Tempat : Poli Obgyn
B. Lanjutkan keperawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dll)
- Melakukan pengobatan yang telah diberikan olehdokter, merawat luka post operasi
C. Aturan diet/nutrisi :
- Makan makanan bergizi agar ASI lancar dan proses penyembuhan cepat pulih
Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya :
- Hasillaboratorium
- Obat
Lain-lain :
- Kontol rutin sesuai waktu yang ditentukan
- Minum obat secara teratur
(…………….…..)
Setiajeng Putriani
NIM: 2021001801
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,. 2009. Buku Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendika Press
Jakarta : EGC
Karina, 2015. Buku Ibu Post Partum. Jogjakarta : Mitra Cendika Press
Jakarta Manuba Ida, Bagus, Gde, Prof. Dr. SpOG, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta